Hasil Analisis dan Pembahasan

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

Untuk mengetahui potensi pembangunan ekonomi tingkat kecamatan di Kabupaten Sragen, maka pada bab ini akan membahas hasil analisis data mengenai sektor-sektor yang merupakan sektor basis di tingkat kecamatan Untuk mengetahui potensi pembangunan ekonomi tingkat kecamatan di Kabupaten Sragen, maka pada bab ini akan membahas hasil analisis data mengenai sektor-sektor yang merupakan sektor basis di tingkat kecamatan

1. Sektor Basis

Analisis Location Quotient digunakan untuk mengetahui sektor basis di suatu wilayah. Berdasarkan hasil perhitungan LQ dari PDRB atas dasar harga konstan 2000 tingkat kecamatan di Kabuptaen Sragen tahun 2005- 2010, didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Kecamatan Kalijambe Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.8 selama periode waktu 2005- 2010 di Kecamatan Kalijambe dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Kalijambe dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Kalijambe tahun 2005-2010: Tabel 4. 8 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Kalijambe Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ

NON BASIS

02 Pertambangan dan Penggalian

0,066

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

0,724

NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

0,367

NON BASIS 08

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

0,857

NON BASIS

09 Jasa-Jasa

0,647

NON BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Kalijambe adalah Sektor Industri (1,708) dan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,212). Sektor Pertanian, Sektor Penggalian, Sektor Banguanan, Sektor Perdagangan dan Hotel, Sektor Pengangkutan, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Industri dan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih termasuk sektor basis karena sektor yang tersebut di Kecamatan Kalijambe berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kedua sektor ini memiliki keunggulan komparatif.

b. Kecamatan Plupuh Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.9 selama periode waktu 2005- 2010 di Kecamatan Plupuh dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Kalijambe dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Plupuh tahun 2005-2010:

Tabel 4. 9 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Plupuh Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ

NON BASIS

02 Pertambangan dan Penggalian

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

NON BASIS

05 Bangunan

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

NON BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

NON BASIS

09 Jasa-Jasa

NON BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Plupuh adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian (1,191), Sektor Industri (1,450), dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (1,021). Sektor Pertanian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran termasuk sektor basis karena sektor yang tersebut di Kecamatan Plupuh berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga ketiga sektor ini memiliki keunggulan komparatif.

c. Kecamatan Masaran Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.10 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Masaran dengan menggunakan data PDRB c. Kecamatan Masaran Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.10 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Masaran dengan menggunakan data PDRB

Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

N0

Lapangan Usaha

Hasil LQ

NON BASIS

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

NON BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

NON BASIS

09 Jasa-Jasa

NON BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Masaran adalah Sektor Industri (1,821), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,165), dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (1,121). Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Industri, Sektor Litrik, Gas, dan Air Bersih, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran termasuk sektor basis karena sektor yang tersebut di Kecamatan Masaran berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga ketiga sektor ini Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Masaran adalah Sektor Industri (1,821), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,165), dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (1,121). Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Industri, Sektor Litrik, Gas, dan Air Bersih, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran termasuk sektor basis karena sektor yang tersebut di Kecamatan Masaran berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga ketiga sektor ini

d. Kecamatan Kedawung Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.11 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Kedawung dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Kedawung dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Kedawung tahun 2005-2010: Tabel 4. 11 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Kedawung Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

0,955

NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

1,164

BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

0,894

NON BASIS

09 Jasa-Jasa

0,987

NON BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ

Pertambangan dan Penggalian (2,072), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,171), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1,164). Sektor Industri, Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi termasuk sektor basis karena sektor yang tersebut di Kecamatan Kedawung berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga keempat sektor ini memiliki keunggulan komparatif.

e. Kecamatan Sambirejo Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.12 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Sambirejo dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Sambirejo dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Sambirejo tahun 2005-2010

Tabel 4. 12 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Sambirejo Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ

02 Pertambangan dan Penggalian

2,814 BASIS

03 Industri

0,244 NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

0,965 NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

1,200 BASIS 08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,939 NON BASIS 09 Jasa-Jasa

0,887 NON BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Sambirejo adalah Sektor Pertanian (1,491), Sektor Pertambangan dan Penggalian (2,814), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,238), Sektor Bangunan (1,11), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1,2). Sektor Industri, Sektor Pedagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi termasuk sektor basis karena sektor yang tersebut di Kecamatan Sambirejo berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kelima sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Sambirejo kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

f. Kecamatan Gondang Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.13 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Gondang dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Gondang dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Gondang tahun 2005-2010: Tabel 4. 13 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Gondang Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ Keterangan

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

NON BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

NON BASIS

09 Jasa-Jasa

BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Gondang adalah Sektor Pertanian (1,388), Sektor Pertambangan dan Penggalian (1,976), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,002), Sektor Bangunan (1,35), dan Sektor Jasa-jasa (1,1). Sektor Industri, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dan Sektor Keuangan termasuk sektor

Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor yang tersebut di Kecamatan Gondang berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kelima sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Gondang kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

g. Kecamatan Sambungmacan Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.14 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Sambungmacan dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Sambungmacan dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Sambungmacan tahun 2005-2010: Tabel 4. 14 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Sambungmacan

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ Keterangan

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

0,960

NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

1,243

BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

0,938

NON BASIS

09 Jasa-Jasa

0,859

NON BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Sambungmacan adalah Sektor Pertanian (1,207), Sektor Pertambangan dan Penggalian (1,91), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,219), Sektor Bangunan (1,149), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1,243). Sektor Industri, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Sambungmacan berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kelima sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Sambungmacan kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

h. Kecamatan Ngrampal

D Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.15 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Ngrampal dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Ngrampal dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Ngrampal tahun 2005-2010:

Tabel 4. 15 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Ngrampal Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ Keterangan

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

03 Industri

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

NON BASIS

09 Jasa-Jasa

BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Ngrampal adalah Sektor Pertanian (1,516), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,149), Sektor Bangunan (1,524), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1,279), dan Sektor Jasa-jasa (1,016). Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, dan Sektor Keuangan termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Ngrampal berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kelima sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Ngrampal kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

i. Kecamatan Karangmalang Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.16 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Karangmalang dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Karangmalang dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Karangmalang tahun 2005-2010: Tabel 4. 16 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Karangmalang

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ Keterangan

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

NON BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Karangmalang adalah Sektor Pertanian (1,253), Sektor Pertambangan dan Penggalian (1,21), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,35), Sektor Bangunan (1,704), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1,192), dan Sektor Keuangan (1,347). Sektor Industri, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor

Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan, dan Sektor Keuangan termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Karangmalang berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga keenam sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Karangmalang kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

j. Kecamatan Sragen Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.17 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Sragen dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Sragen dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Sragen tahun 2005-2010: Tabel 4. 17 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Sragen Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010 No

Lapangan Usaha

Hasil LQ Keterangan

01 Pertanian

0,271

NON BASIS

02 Pertambangan dan Penggalian

0,076

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

0,942

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

0,924

NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

2,241

BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ

> 1 di Kecamatan Sragen adalah Sektor Industri (1,019), Sektor Bangunan (1,161), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (2,241), Sektor Keuangan (1,956), dan Sektor Jasa-jasa (2,485). Sektor Pertanian, Sektor Peertambangan dan Penggalian, Sektor Listrik, gas, dan Air Bersih, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Industri, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Sragen berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kelima sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Sragen kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

k. Kecamatan Sidoharjo Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.18 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Sidoharjo dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Sidoharjo dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Sidoharjo tahun 2005-2010:

Tabel 4. 18 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Sidoharjo Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ

NON BASIS

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

NON BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

NON BASIS

09 Jasa-Jasa

NON BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Sidoharjo adalah Sektor Industri (2,21), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,022), dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (1,187). Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Sidoharjo berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga ketiga sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Sidoharjo kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

l. Kecamatan Tanon Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.19 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Tanon dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Tanon dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Tanon tahun 2005-2010: Tabel 4. 19 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Tanon Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ Keterangan

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

03 Industri

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

NON BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Tanon adalah Sektor Pertanian (1,455), Sektor Bangunan (1,095), Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan (1,13), Sektor Jasa-jasa (1,084). Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoan, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Bangunan, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Tanon berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga keempat sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Tanon kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

m. Kecamatan Gemolong Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.20 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Gemolong dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Gemolong dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Gemolong tahun 2005-2010: Tabel 4. 20 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Gemolong

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ Keterangan

01 Pertanian

0,868

NON BASIS

02 Pertambangan dan Penggalian

0,091

NON BASIS

03 Industri

0,885

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

1,153

BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

0,909

NON BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Gemolong adalah Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (1,193), Sektor Bangunan (1,219), Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (1,153), Sektor Keuangan (1,227), dan Sektor Jasa-jasa (1,227). Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Indsutri, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Gemolong berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kelima sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Gemolong kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

n. Kecamatan Miri Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.21 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Miri dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Miri dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Miri tahun 2005-2010:

Tabel 4. 21 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Miri Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

NON BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Miri adalah Sektor Pertanian (1,495), Sektor Pertambangan dan Penggalian (2,708), Sektor Bangunan (1,255), Sektor Keuangan, Persewaan, dan Sektor Jasa Perusahaan (1,042), Sektor Jasa- jasa (1,221). Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Miri berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kelima sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Miri kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

o. Kecamatan Sumberlawang Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.22 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Sumberlawang dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Sumberlawang dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Sumberlawang tahun 2005-2010: Tabel 4. 22 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Sumberlawang

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ Keterangan

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

03 Industri

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

NON BASIS

05 Bangunan

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

NON BASIS

09 Jasa-Jasa

NON BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Sumberlawang adalah Sektor Pertanian (1,703), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1,050). Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor

Komunikasi termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Sumberlawang berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga kedua sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Sumberlawang kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

p. Kecamatan Mondokan Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.23 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Mondokan dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Mondokan dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Mondokan tahun 2005-2010: Tabel 4. 23 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Mondokan

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ Keterangan

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

0,690

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

1,203

BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

0,715

NON BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

0,734

NON BASIS

09 Jasa-Jasa

0,862

NON BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,

> 1 di Kecamatan Mondokan adalah Sektor Pertanian (1,436), Sektor Pertambangan dan Penggalian (1,951), Sektor Bangunan (1,007), dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (1,203). Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Mondokan berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga keempat sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Mondokan kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

q. Kecamatan Sukodono Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.24 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Sukodono dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Sukodono dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Sukodono tahun 2005-2010:

Tabel 4. 24 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Sukodono Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

NON BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Sukodono adalah Setor Pertanian (1,427), Sektor Pertambangan dan Penggalian (2,174), Sektor Bangunan (1,134), Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (1,032), Sektor Pengankutan (1,051), dan Sektor Keuangan (1,138). Sektor Industri, Sektor Lisstrik, Gas, dan Air Bersih, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ <

1. Setor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Pengankutan dan Komunikasi, dan Sektor Keuangan termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Sukodono berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga keenam sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Sukodono kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.25 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Gesi dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Gesi dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Gesi tahun 2005-2010: Tabel 4. 25 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Gesi Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ Keterangan

01 Pertanian

NON BASIS

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Gesi adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian (3,397), Sektor Bangunan (1,452), Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (1,274), Sektor Pengangkutan (1,069), Sektor Keuangan (1,054), dan Sektor Jasa-jasa (1,062). Sektor Pertanian, Sektor Industri, dan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan, Sektor

Komunikasi, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Gesi berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga keenam sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Gesi kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

s. Kecamatan Tangen Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.26 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Tangen dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Tangen dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Tangen tahun 2005-2010: Tabel 4. 26 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Tangen Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ Keterangan

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

0,780

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

0,801

NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

1,811

BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010,

> 1 di Kecamatan Tangen adalah Sektor Pertanian (1,34), Sektor Pertambangan dan Pengangkutan (4,789), Sektor Bangunan (1,75), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1,811), Sektor Keuangan (1,307), dan Sektor Jasa-jasa (1,051). Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Pengangkutan, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Tangen berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen, sehingga keenam sektor ini memiliki keunggulan komparatif. Sedangkan sektor yang lainnya di Kecamatan Tangen kurang dominan dibandingkan dengan perekonomian di wilayah Kabupaten Sragen.

t. Kecamatan Jenar Berdasarkan perhitungan LQ tabel 4.27 selama periode waktu 2005-2010 di Kecamatan Jenar dengan menggunakan data PDRB Kecamatan Jenar dan PDRB Kabupaten Sragen sebagai reverensi, dapat diketahui sektor-sektor yang termasuk sektor basis dan non basis. Hal ini berarti penentuan sektor basis dan non basis didasarkan nilai bruto sektoral atas dasar harga konstan 2000. Berikut hasil perhitungan LQ Kecamatan Jenar tahun 2005-2010:

Tabel 4 27 Hasil Analisis Location Quotien Kecamatan Jenar Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Hasil LQ Keterangan

02 Pertambangan dan Penggalian

NON BASIS

04 Listrik, Gas dan Air Bersih

NON BASIS

06 Perdagangan, Hotel & Restoran

NON BASIS

07 Pengangkutan & Komunikasi

BASIS

08 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

NON BASIS Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata LQ pada tahun 2005-2010, dapat diketahui bahwa yang menjadi sektor basis atau hasil rata-rata LQ > 1 di Kecamatan Jenar adalah Sektor Pertanian (1,516), Sektor Pertambangan dan Penggalian (4,234), Sektor Bangunan (1,401), Sektor Pengangkuatan dan Komunikasi (1,807), dan Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaah (1,103). Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, dan Sektor Jasa-jasa termasuk sektor non basis karena LQ < 1. Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkuatan, dan Sektor Keuangan termasuk sektor basis karena sektor tersebut di Kecamatan Jenar berspesialisasi atau lebih dominan dibandingkan dengan perekonomian di Kabupaten Sragen.

Dari hasil analisis location quotient (LQ) 20 kecamatan di Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 di atas dapat disederhanakan dalam bentuk ringkasan yang disajikan dalam tabel 4.28:

Tabel 4. 28 Hasil Ringkasan Location Quotient 20 Kecamatan di

Kabupaten Sragen Tahun 2005-2010

13 12 5 10 14 7 11 9 8 Catatan : + = Sektor Basis

- = Sektor Non Basis

1 Pertanian

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran

2 Pertambangan

7 Pengangkutan dan Komunikasi

3 Industri

8 Keuangan, Persewaan

4 Listrik, Gas, dan Air

9 Jasa-jasa

5 Bangunan

Sumber: BPS Kabupaten Sragen (Data Diolah) Dari hasil ringkasan di atas, sektor basis tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Sektor Bangunan merupakan sektor basis yang tersebar di 14 kecamatan, Sektor Pertanian merupakan sektor basis yang tersebar di 13 kecamatan, Sektor Pertambangan merupakan sektor basis yang tersebar di 12 kecamatan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi merupakan sektor basis yang tersebar di 11 kecamatan, Sektor Sumber: BPS Kabupaten Sragen (Data Diolah) Dari hasil ringkasan di atas, sektor basis tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Sektor Bangunan merupakan sektor basis yang tersebar di 14 kecamatan, Sektor Pertanian merupakan sektor basis yang tersebar di 13 kecamatan, Sektor Pertambangan merupakan sektor basis yang tersebar di 12 kecamatan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi merupakan sektor basis yang tersebar di 11 kecamatan, Sektor

2. Perubahan dan Perkembangan Struktur Ekonomi

Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan dan perkembangan struktur ekonomi di daerah atau wilayah tertentu dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkannya. Berdasarkan hasil perhitungan SS dari PDRB atas dasar harga konstan 2000 tingkat kecamatan di Kabuptaen Sragen tahun 2005-2010, didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Kecamtan Kalijambe Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.29 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Kalijambe sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Kalijambe.

Tabel 4. 29 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Kalijambe Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

-149.014,95 148.284,79 37.866,20 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Kalijambe naik Rp. 37.866,20 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Kalijambe sebesar Rp. 38.596,36 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Kalijambe salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Kalijambe menurun sebesar Rp. 149.014,95 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Kalijambe pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Kalijambe menurun sebesar Rp. 149.014,95 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Kalijambe pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Kalijambe tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp. 148.284,79 juta. Hal ini berarti, Kecamatan Kalijambe sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

b. Kecamatan Plupuh Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.30 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Plupuh sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Plupuh. Tabel 4. 30 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Plupuh Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

45.749,40 -175.601,39 172.711,70 42.859,71 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Plupuh naik sebesar Rp.42.859,71 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Plupuh sebesar Rp.45.749,40 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Plupuh salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Plupuh menurun sebesar Rp.175.601,39 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Plupuh pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Plupuh mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Plupuh tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.172.711,70 juta. Hal ini berarti,

Kecamatan Plupuh sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

c. Kecamatan Masaran Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.31 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Masaran sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Masaran. Tabel 4. 31 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Masaran Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

Nij

Mij

Cij Dij 1 Pertanian

-107.266,11 115.144,19 41.359,50 4 Listrik, Gas dan Air

9.022,85 2.294,70 6 Perdagangan, Hotel

-300.352,17 305.584,12 90.736,62 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Masaran naik sebesar Rp.90.736,62 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Masaran sebesar Rp.85.504,67 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Masaran salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Masaran menurun sebesar Rp.300.352,17 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Masaran pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Masaran mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Masaran tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.305.584,12 juta. Hal ini berarti, Kecamatan Masaran sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

d. Kecamatan Kedawung Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.32 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Kedawung sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Kedawung. Tabel 4. 32 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Kedawung Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

-135.516,32 129.574,94 28.911,64 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Kedawung naik sebesar Rp.28.911,64 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Kedawung sebesar Rp.34.853,02 juta. Hal ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Kedawung sebesar Rp.34.853,02 juta. Hal ini menunjukkan bahwa

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Kedawung menurun sebesar Rp.135.516,32 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Kedawung pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Kedawung mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Kedawung tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.129.574,94 juta. Hal ini berarti, Kecamatan Kedawung sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

e. Kecamatan Sambirejo Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.33 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Sambirejo sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Sambirejo.

Tabel 4. 33 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sambirejo Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

-94.721,44 88.444,74 17.651,65 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Sambirejo naik sebesar Rp.17.651,65 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Sambirejo sebesar Rp.23.928,34 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Sambirejo salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sambirejo menurun sebesar Rp.94.721,44 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan

Sambirejo pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Sambirejo mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Sambirejo tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.88.444,74 juta.

f. Kecamatan Gondang Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.34 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Gondang sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Gondang. Tabel 4. 34 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Gondang Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

-118.273,01 115.548,89 27.448,78 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Gondang naik sebesar Rp.27.448,78 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Gondang sebesar Rp.30.172,90 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Gondang salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Gondang menurun sebesar Rp.118.273,01 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Gondang pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Gondang mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Gondang tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.115.548,89 juta. Hal ini berarti,

Kecamatan Gondang sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

g. Kecamatan Sambungmacan Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.35 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Sambungmacan sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Sambungmacan. Tabel 4. 35 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sambungmacan Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

8 Keuangan, Persewaan

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Sambungmacan naik sebesar Rp.32.775,67 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Sambungmacan sebesar Rp.34.077,09 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Sambungmacan salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sambungmacan menurun sebesar Rp.133.418,08 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Sambungmacan pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Sambungmacan mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Sambungmacan tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.132.116,67 juta. Hal ini berarti, Kecamatan Sambungmacan sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

h. Kecamatan Ngrampal K Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.36 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Ngrampal sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Ngrampal. Tabel 4. 36 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Ngrampal Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

-106.175,83 104.566,89 25.417,32 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Ngrampal naik sebesar Rp.25.417,32 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Ngrampal sebesar Rp.27.026,26 juta. Hal ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Ngrampal sebesar Rp.27.026,26 juta. Hal ini menunjukkan bahwa

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Ngrampal menurun sebesar Rp.106.175,83 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Ngrampal pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Ngrampal mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Ngrampal tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.104.566,89 juta. Hal ini berarti, Kecamatan Ngrampal sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

i. Kecamatan Karangmalang Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.37 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Karangmalang sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Karangmalang.

Tabel 4. 37 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Karangmalang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

31.386,87 -122.863,40 123.086,78 31.610,25 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Karangmalang naik sebesar Rp.31.610,25 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Karangmalang sebesar Rp.31.386,87 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Karangmalang salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Karangmalang menurun sebesar Rp.122.863,40 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan

Karangmalang pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Karangmalang mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Karangmalang tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.123.086,78 juta.

j. Kecamatan Sragen Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.38 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Sragen sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Sragen. Tabel 4. 38 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sragen Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

96.655,84 -306.214,79 348.854,06 139.295,11 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Sragen naik sebesar Rp.139.295,11 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Sragen sebesar Rp.96.655,84 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Sragen salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sragen menurun sebesar Rp.306.214,79 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Sragen pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Sragen mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Sragen tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.348.854,06 juta. Hal ini berarti,

Kecamatan Sragen sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

k. Kecamatan Sidoharjo Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.39 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Sidoharjo sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Sidoharjo. Tabel 4. 39 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sidoharjo Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

-315.440,39 312.161,83 91.974,41 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Sidoharjo naik sebesar Rp.91.974,41 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Sidoharjo sebesar Rp.95.252,98 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Sidoharjo salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sidoharjo menurun sebesar Rp.315.440,39 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Sidoharjo pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Sidoharjo mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Sidoharjo tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.312.161,83 juta. Hal ini berarti, Kecamatan Sidoharjo sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

l. Kecamatan Tanon Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.40 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah l. Kecamatan Tanon Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.40 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

8 Keuangan, Persewaan

34.691,90 -135.077,41 129.579,34 29.193,83 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Tanon naik sebesar Rp.29.193,83 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Tanon sebesar Rp.34.691,90 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Tanon salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Tanon menurun sebesar Rp.135.077,41 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Tanon pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Tanon mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Tanon tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.129.579,34 juta. Hal ini berarti, Kecamatan Tanon sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

m. Kecamatan Gemolong Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.41 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Gemolong sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Gemolong.

Tabel 4. 41 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Gemolong Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

33.605,14 -131.495,55 133.811,95 35.921,54 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Gemolong naik sebesar Rp.35.921,54 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Gemolong sebesar Rp.33.605,14 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Gemolong salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Gemolong menurun sebesar Rp.131.495,55 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan

Gemolong pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Gemolong mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Gemolong tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.133.811,95 juta.

n. Kecamatan Miri Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.42 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Miri sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Miri. Tabel 4. 42 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Miri Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

18.849,74 -75.150,23 71.357,30 15.056,82 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Miri naik sebesar Rp.15.056,82 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Miri sebesar Rp.18.849,74 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Miri salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Miri menurun sebesar Rp.75.150,23 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Miri pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Miri mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Miri tahun 2005- 2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.71.357,30 juta. Hal ini berarti,

Kecamatan Miri sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

o. Kecamatan Sumberlawang Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.43 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Sumberlawang sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Sumberlawang. Tabel 4. 43 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sumberlawang Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

32.825,74 -127.504,41 121.266,19 26.587,52 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Sumberlawang naik sebesar Rp.26.587,52 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Sumberlawang sebesar Rp.32.825,74 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Sumberlawang salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sumberlawang menurun sebesar Rp.127.504,41 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Sumberlawang pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Sumberlawang mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Sumberlawang tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.121.266,19 juta. Hal ini berarti, Kecamatan Sumberlawang sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

p. Kecamatan Mondokan Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.44 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah p. Kecamatan Mondokan Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.44 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah

Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

21.511,03 -85.490,11 81.686,11 17.707,03 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Mondokan naik sebesar Rp.17.707,03 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Mondokan sebesar Rp.21.511,03 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Mondokan salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Mondokan menurun sebesar Rp.85.490,11 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Mondokan pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Mondokan mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Mondokan tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.81.686,11 juta. Hal ini berarti, Kecamatan Mondokan sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

q. Kecamatan Sukodono Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.45 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Sukodono sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Sukodono.

Tabel 4. 45 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Sukodono Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

8 Keuangan, Persewaan

20.661,83 -82.187,58 79.390,65 17.864,90 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Sukodono naik sebesar Rp.17.864,90 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Sukodono sebesar Rp.20.661,83 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Sukodono salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Sukodono menurun sebesar Rp.82.187,58 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan

Sukodono pada tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Sukodono mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Sukodono tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.79.390,65 juta.

r. Kecamatan Gesi Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.46 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Gesi sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Gesi. Tabel 4. 46 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Gesi Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

8 Keuangan, Persewaan

14.268,24 -57.413,34 56.245,84 13.100,74 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Gesi naik sebesar Rp.13.100,74 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Gesi sebesar Rp.14.268,24 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Gesi salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Gesi menurun sebesar Rp.57.413,34 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Gesi tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Gesi mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Gesi tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.56.245,84 juta. Hal ini berarti,

Kecamatan Gesi sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

s. Kecamatan Tangen Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.47 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Tangen sebagai daerah studi, pengaruh bauran industri, dan keunggulan kompetitif terhadap perekonomian di Kecamatan Tangen. Tabel 4. 47 Hasil Analisis Shift Share Kecamatan Tangen Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

-55.176,68 53.390,41 11.956,45 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diola)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Tangen naik sebesar Rp.11.956,45 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Tangen sebesar Rp.13.742,71 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Tangen salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij)

Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Tangen menurun sebesar Rp.55.176,68 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Tangen tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Tangen mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Tangen tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.53.390,41 juta. Hal ini berarti, Kecamatan Tangen sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen.

t. Kecamatan Jenar Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.48 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Jenar sebagai daerah studi, pengaruh t. Kecamatan Jenar Berdasarkan hasil analisis Shift Share tabel 4.48 diketahui pengaruh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi terhadap Kecamatan Jenar sebagai daerah studi, pengaruh

Harga Konstan 2000 Tahun 2005-2010

No

Lapangan Usaha

4 Listrik, Gas dan Air

6 Perdagangan, Hotel

14.151,67 -56.688,33 56.112,14 13.575,48 Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil analisis Shift Share di atas menunjukkan bahwa besarnya kinerja perekonomian (Dij) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Jenar naik sebesar Rp.13.575,48 juta. Peningkatan PDRB tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten (Nij)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 telah mempengaruhi perubahan atau peningkatan PDRB Kecamatan Jenar sebesar Rp.14.151,67 juta. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kecamatan Jenar salah satunya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sragen.

2) Pengaruh Bauran Industri (Mij) Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Jenar menurun sebesar Rp.56.688,33 juta. Hal ini karena kegiatan ekonomi di Kecamatan Jenar tahun 2005-2010 tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat, sehingga nilai Mij negatif. Oleh karena itu, pengaruh bauran industri dari semua sektor di Kecamatan Jenar mengalami perkembangan yang lebih rendah dari perkembangan sektor yang sama di Kabupaten Sragen.

3) Pengaruh Keunggulan Kompetitif (Cij)

Pengaruh keunggulan kompetitif di Kecamatan Jenar tahun 2005-2010 meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap nilai keseluruhan sektor sebesar Rp.56.112,14 juta. Hal ini berarti, Kecamatan Jenar sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen. Dari hasil analisis shift share (SS) 20 kecamatan di Kabupaten Sragen

tahun 2005-2010 di atas dapat disederhanakan berdasarkan ringkasan di tabel 4. 49.

Tabel 4. 49 Hasil Ringkasan Analisis Shift Share 20 Kecamatan di

Kabupaten Sragen Tahun 2005-2010

No

Kecamatan

Perubahan Struktur Ekonomi

Nij

Mij

Cij Dij 01 Kalijambe

747.511,73 -2.763.774,50 2.763.775,34 747.512,57 Sumber: BPS Kabupaten Sragen (Data Diolah)

Berdasarkan hasil ringkasan analisis shift share di atas, dari 20 kecamatan di Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 mengalami perubahan dan perkembangan PDRB. Perubahan dan perkembangan PDRB kecamatan dipengaruhi besarnya pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen (Nij) dan keunggulan kompetitif (Cij) masing-masing kecamatan yang berbeda-beda di 20 kecamatan. Pengaruh bauran industri (Mij) bernilai negatif di 20 kecamatan yang menurunkan PDRB di tingkat kecamatan Kabupaten Sragen. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen mempengaruhi 747.511,73

juta (12,9%), Kecamatan Sidoharjo sebesar 95.252,98 juta (12,7%), Kecamatan Masaran sebesar 85.504, 67 juta (11,4%), dan Kecamatan Tangen sebesar 13.742,71 juta (1,8%). Pengaruh bauran industri secara keseluruhan terhadap 20 kecamatan di Kabupaten Sragen pada tahun 2005- 2010 mengalami penurunan sebesar 2.763.774,50 juta, hal ini mengandung arti bahwa kegiatan di 20 kecamatan tidak berkembang karena bernilai negatif. Kecamatan Masaran mengalami penurunan sebesar 300.352,17 juta (12,3%), Kecamatan Sidoharjo mengalami penurunan sebesar 315.440,39 juta (11,4%), Kecamatan Sragen mengalami penurunan sebesar 306.214,79 juta (11,1%), Kecamatan Tangen mengalami penurunan sebesar 55.176,68 juta (2,3%). Pengaruh keunggulan kompetitif 20 kecamatan meningkat atau memberikan kontribusi positif terhadap perubahan dan perkembangan PDRB tingkat kecamatan, hal ini berarti tingkat kecamatan di Kabupaten Sragen sudah mempunyai daya saing yang kuat dibandingkan dengan Kabupaten Sragen yang secara keseluruhan kecamatan mengalami peningkatan sebesar 2.763.775,34 juta. Kecamatan Sragen mengalami kenaikan sebesar 348854,06 juta (12,6%), Kecamatan Sidoharjo mengalami kenaikan sebesar 312161,83 juta (11,3%), Kecamatan Masaran mengalami kenaikan sebesar 305584,12 juta (11,1%%), Kecamatan Tangen mengalami kenaikan sebesar 53390,41 juta (1,9%).

3. Status Perekonomian

Analisis Klassen Typologi dapat digunakan untuk mengetahui status perekonomian masing-masing kecamatan di Kabupaten Sragen.

konstan 2000 tingkat kecamatan di Kabuptaen Sragen, didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Kecamatan Kalijambe Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.50, Kecamatan Kalijambe pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Kalijambe lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi. Tabel 4. 50 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Kalijambe Atas

Dasar Harga Konstan 2000

4,41 Relatif Tertinggal 2007

6,01 Berkembang Cepat 2008

5,13 Relatif Tertinggal 2009

6,29 Berkembang Cepat 2010

6,38 Berkembang Cepat

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006 Kecamatan Kalijambe termasuk ke dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Kalijambe lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Pada tahun 2007 termasuk ke dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Kalijambe lebih tinggi dari Kabupaten Sragen tetapi pendapatan per kapita di Kecamatan Kalijambe lebih kecil dari Kabupaten Sragen. Tahun 2008 di Kecamatan Kalijambe kembali lagi ke dalam klasifikasi Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006 Kecamatan Kalijambe termasuk ke dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Kalijambe lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Pada tahun 2007 termasuk ke dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Kalijambe lebih tinggi dari Kabupaten Sragen tetapi pendapatan per kapita di Kecamatan Kalijambe lebih kecil dari Kabupaten Sragen. Tahun 2008 di Kecamatan Kalijambe kembali lagi ke dalam klasifikasi

b. Kecamatan Plupuh Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.51, Kecamatan Plupuh pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah maju tapi tertekan karena laju pertumbuhan PDRB lebih kecil dari Kabupaten Sragen, tetapi pendapatan per kapita Kecamatan Plupuh lebih tinggi dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi. Tabel 4. 51 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Plupuh Atas

Dasar Harga Konstan 2000

2006 2.836.583,11 5,18 3.219.966,86 3,93 Maju tapi Tertekan 2007

2.982.964,40 5,73 3.390.685,29 5,82 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh 2008

3.138.157,70 5,69 3.578.689,42 5,84 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh 2009

3.306.501,85 6,01 3.787.921,23 6,06 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh 2010

3.484.046,03 6,09 3.961.834,79 5,44 Maju tapi Tertekan

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006 Kecamatan Plupuh termasuk ke dalam klasifikasi daerah maju tapi tertekan, karena pendapatan per kapita di Kecamatan Plupuh lebih tinggi dari Kabupaten Sragen sebagai referensi tetapi laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Plupuh lebih kecil dari pertumbuhan Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Pada tahun 2007-2009 Kecamatan Plupuh termasuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Plupuh Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006 Kecamatan Plupuh termasuk ke dalam klasifikasi daerah maju tapi tertekan, karena pendapatan per kapita di Kecamatan Plupuh lebih tinggi dari Kabupaten Sragen sebagai referensi tetapi laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Plupuh lebih kecil dari pertumbuhan Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Pada tahun 2007-2009 Kecamatan Plupuh termasuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Plupuh

c. Kecamatan Masaran Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.52, Kecamatan Masaran pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah maju tapi tertekan karena laju pertumbuhan PDRB lebih kecil dari Kabupaten Sragen, tetapi pendapatan per kapita Kecamatan Masaran lebih tinggi dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi. Tabel 4. 52 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Masaran Atas

Dasar Harga Konstan 2000

2006 2.836.583,11 5,18 4.108.564,64 5,68 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh 2007

2.982.964,40 5,73 4.340.997,44 6,06 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh 2008

3.138.157,70 5,69 4.594.202,67 6,25 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh 2009

3.306.501,85 6,01 4.851.501,72 5,49 Maju tapi Tertekan 2010

3.484.046,03 6,09 5.081.023,34 6,79 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2008 Kecamatan Masaran termasuk ke dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Masaran lebih tinggi dibandingkan di Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Sedangkan pada tahun 2009 menurun ke klasifikasi daerah maju tapi tertekan karena pendapatan per kapitanya lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Sragen dan laju Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2008 Kecamatan Masaran termasuk ke dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Masaran lebih tinggi dibandingkan di Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Sedangkan pada tahun 2009 menurun ke klasifikasi daerah maju tapi tertekan karena pendapatan per kapitanya lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Sragen dan laju

d. Kecamatan Kedawung Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.53, Kecamatan Kedawung pada tahun 2005-2010 masuk pada klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Kedawung lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi. Tabel 4. 53 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Kedawung

Atas Dasar Harga Konstan 2000

1.997.053,61 4,55 Relatif Tertinggal

2.036.397,60 4,48 Relatif Tertinggal

2.107.384,26 4,00 Relatif Tertinggal

5,09 Relatif Tertinggal

2.287.211,57 6,13 Berkembang Cepat

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2009 Kecamatan Kedawung termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Kedawung lebih kecil dibandingkan Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Akan tetapi, pada tahun 2010 masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat karena laju pertumbahan PDRB Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2009 Kecamatan Kedawung termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Kedawung lebih kecil dibandingkan Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Akan tetapi, pada tahun 2010 masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat karena laju pertumbahan PDRB

e. Kecamatan Sambirejo Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.54, Kecamatan Sambirejo pada tahun 2005-2010 masuk pada klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Sambirejo lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi. Tabel 4. 54 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Sambirejo Atas

Dasar Harga Konstan 2000

2.064.867,09 2,83 Relatif Tertinggal 2007

2.132.048,27 3,19 Relatif Tertinggal 2008

2.241.235,24 5,19 Relatif Tertinggal 2009

4,97 Relatif Tertinggal 2010

2.468.484,10 5,62 Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006-

2010 Kecamatan Sambirejo termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Sambirejo lebih kecil dibandingkan Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi.

f. Kecamatan Gondang Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.55, Kecamatan Gondang pada tahun 2005-2010 masuk pada klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita

Kecamatan Gondang lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi. Tabel 4. 55 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Gondang Atas

Dasar Harga Konstan 2000

4,35 Relatif Tertinggal

4,28 Relatif Tertinggal

6,41 Berkembang Cepat

5,98 Relatif Tertinggal

5,35 Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2007 Kecamatan Gondang termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Gondang lebih kecil dibandingkan Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Pada tahun 2008 masuk dalam klasifikasi daearah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan yang tinggi dan pendapatan perkapita yang kecil dibandingkan di daerah referensi. Akan tetapi, pada tahun 2009-2010 Kecamatan Gondang kembali masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Gondang lebih kecil dibandingkan Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi.

g. Kecamatan Sambungmacan Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.56, Kecamatan Sambungmacan pada tahun 2005-2010 masuk pada klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per g. Kecamatan Sambungmacan Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.56, Kecamatan Sambungmacan pada tahun 2005-2010 masuk pada klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per

Analisis

Klassen

Typologi Kecamatan Sambungmacan Atas Dasar Harga Konstan 2000

KECAMATAN SAMBUNG MACAN

4,85 Relatif Tertinggal 2007

5,86 Berkembang Cepat 2008

5,18 Relatif Tertinggal 2009

6,07 Berkembang Cepat 2010

5,76 Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006 Kecamatan Sambungmacan termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Sambungmacan lebih kecil dibandingkan Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Tahun 2007 Kecamatan Sambungmacan masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan yang tinggi dan pendapatan perkapita yang kecil dibandingkan di daerah referensi. Tahun 2008 kembali ke klasifikasi daerah relatif tertinggal, dan tahun 2009 ke klasifikasi daerah berkembang cepat. Pada tahun 2010 masuk lagi ke dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Sambungmacan lebih kecil dibandingkan Kabupaten Sragen.

h. Kecamatan Ngrampal Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.57, Kecamatan Ngrampal pada tahun 2005-2010 masuk pada klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Ngrampal lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi. Tabel 4. 57 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Ngrampal Atas

Dasar Harga Konstan 2000

2.422.658,38 5,62 Berkembang Cepat 2007

2.576.970,87 6,25 Berkembang Cepat 2008

2.708.050,69 4,87 Relatif Tertinggal 2009

5,67 Relatif Tertinggal 2010

2.996.077,46 4,75 Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2007 Kecamatan Ngrampal termasuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Ngrampal lebih tinggi dari Kabupaten Sragen tetapi pendapatan per kapita lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Akan tetapi, pada tahun 2008-2010 Kecamatan Ngrampal masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Ngrampal lebih kecil dibandingkan Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi.

i. Kecamatan Karangmalang Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.58, Kecamatan Karangmalang pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat karena laju pertumbuhan PDRB lebih tinggi dari Kabupaten Sragen, tetapi pendapatan per kapita Kecamatan Karangmalang lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi. Tabel 4. 58 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Karangmalang

Atas Dasar Harga Konstan 2000

KECAMATAN KARANG MALANG

1.814.860,59 6,41 Berkembang Cepat 2007

1.896.414,50 5,07 Relatif Tertinggal 2008

1.976.467,72 4,80 Relatif Tertinggal 2009

2.088.346,79 6,33 Berkembang Cepat 2010

2.200.854,14 6,28 Berkembang Cepat

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006 Kecamatan Karangmalang termasuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Karangmalang lebih tinggi dari Kabupaten Sragen tetapi pendapatan per kapita lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Tahun 2007-2008 termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Karangmalang lebih kecil dari Kabupaten Sragen. Akan tetapi, pada tahun 2009-2010 kembali pada klasifikasi daerah berkembang cepat.

j. Kecamatan Sragen Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.59, Kecamatan Sragen pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Sragen lebih tinggi dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi. Tabel 4. 59 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Sragen Atas

Dasar Harga Konstan 2000

2006 2.836.583,11 5,18 5.084.355,68 9,97 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh 2007

2.982.964,40 5,73 5.444.717,47 7,39 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh 2008

3.138.157,70 5,69 5.811.403,74 7,32 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh 2009

3.306.501,85 6,01 6.226.158,58 7,61 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh 2010

3.484.046,03 6,09 6.653.175,77 7,34 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2010 Kecamatan Sragen termasuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Sragen lebih tinggi dari Kabupaten Sragen dan pendapatan per kapita lebih tinggi dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi.

k. Kecamatan Sidoharjo Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.60, Kecamatan Sambirejo pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah maju tapi tertekan karena laju pertumbuhan PDRB lebih kecil dari Kabupaten Sragen, tetapi pendapatan per kapita Kecamatan Sambirejo lebih tinggi dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi.

Tabel 4. 60 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Sidoharjo Atas

Dasar Harga Konstan 2000

2006 2.836.583,11 5,18 6.116.045,46 4,47 Maju tapi Tertekan 2007

2.982.964,40 5,73 6.479.004,04 6,79 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh 2008

3.138.157,70 5,69 6.762.679,44 4,65 Maju tapi Tertekan 2009

3.306.501,85 6,01 7.092.947,14 5,03 Maju tapi Tertekan 2010

6,9 Cepat Maju dan Cepat Tumbuh

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006 Kecamatan Sidoharjo masuk dalam klasifikasi daerah maju tapi tertekan, karena pendapatan per kapita di Kecamatan Sidoharjo lebih tinggi dibandingkan di Kabupaten Sragen tetapi laju pertumbuhan PDRBnya lebih kecil dibandingkan Kabupaten Sragen. Tahun 2007 termasuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Sidoharjo lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Tahun 2008- 2009 kembali termasuk dalam klasifikasi daerah maju tapi tertekan dan tahun 2010 termasuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh.

l. Kecamatan Tanon Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.61, Kecamatan Tanon pada tahun 2005-2010 masuk pada klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Tanon lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi.

Tabel 4. 61 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Tanon Atas

Dasar Harga Konstan 2000

3,24 Relatif Tertinggal

4,32 Relatif Tertinggal

5,65 Relatif Tertinggal

5,97 Relatif Tertinggal

5,39 Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2010 Kecamatan Tanon termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Tanon lebih kecil dari Kabupaten Sragen dan pendapatan per kapita lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi.

m. Kecamatan Gemolong Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.62, Kecamatan Gemolong pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat karena laju pertumbuhan PDRB lebih tinggi dari Kabupaten Sragen, tetapi pendapatan per kapita Kecamatan Gemolong lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi.

Tabel 4. 62 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Gemolong Atas

Dasar Harga Konstan 2000

4,7 Relatif Tertinggal

2.577.101,43 6,43 Berkembang Cepat

2.723.598,31 6,78 Berkembang Cepat

6,8 Berkembang Cepat

2.931.887,58 5,76 Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006 Kecamatan Gemolong termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita di Kecamatan Gemolong lebih kecil dari Kabupaten Sragen. Tahun 2007- 2009 termasuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Gemolong lebih tinggi dari Kabupaten Sragen tetapi pendapatan per kapita lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Tahun 2010 Kecamatan Gemolong kembali masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal.

n. Kecamatan Miri Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.63, Kecamatan Miri pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Miri lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi.

Tabel 4. 63 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Miri Atas

Dasar Harga Konstan 2000

KECAMATAN MIRI

1.857.414,35 2,49 Relatif Tertinggal

1.923.831,88 3,64 Relatif Tertinggal

2.027.560,45 5,54 Relatif Tertinggal

2.143.523,18 6,34 Berkembang Cepat

2.240.290,01 5,44 Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2008 Kecamatan Miri termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita di Kecamatan Miri lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Tahun 2009 masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Miri lebih tinggi dari Kabupaten Sragen tetapi pendapatan per kapita lebih kecil dari Kabupaten Sragen. Tahun 2010 Kecamatan Miri kembali masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal.

o. Kecamatan Sumberlawang Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.64, Kecamatan Sumberlawang pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Sumberlawang lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi.

Tabel 4. 64 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Sumberlawang

Atas Dasar Harga Konstan 2000

KECAMATAN SUMBERLAWANG

3,47 Relatif Tertinggal 2007

5,07 Relatif Tertinggal 2008

6,42 Berkembang Cepat 2009

4,58 Relatif Tertinggal 2010

4,2 Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2007 Kecamatan Sumberlawang termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita di Kecamatan Sumberlawang lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Tahun 2008 Kecamatan Sumberlawang masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Sumberlawang lebih tinggi dari Kabupaten Sragen tetapi pendapatan per kapita lebih kecil dari Kabupaten Sragen. Tahun 2009- 2010 Kecamatan Sumberlawang kembali masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal.

p. Kecamatan Mondokan Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.65, Kecamatan Mondokan pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Mondokan lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi.

Tabel 4. 65 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Mondokan

Atas Dasar Harga Konstan 2000

3,75 Relatif Tertinggal

3,9 Relatif Tertinggal

4,18 Relatif Tertinggal

6,13 Berkembang Cepat

6,13 Berkembang Cepat

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2008 Kecamatan Mondokan termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita di Kecamatan Mondokan lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Tahun 2009-2010 Kecamatan Mondokan masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Mondokan lebih tinggi dari Kabupaten Sragen tetapi pendapatan per kapita lebih kecil dari Kabupaten Sragen.

q. Kecamatan Sukodono Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.66, Kecamatan Sukodono pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Sukodono lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi.

Tabel 4. 66 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Sukodono Atas

Dasar Harga Konstan 2000

2.193.118,55 4,09 Relatif Tertinggal

2.256.435,33 4,52 Relatif Tertinggal

2.345.574,56 5,04 Relatif Tertinggal

2.483.345,40 6,54 Berkembang Cepat

2.582.084,77 4,98 Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2008 Kecamatan Sukodono termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita di Kecamatan Sukodono lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Tahun 2009 masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Sukodono lebih tinggi dari Kabupaten Sragen tetapi pendapatan per kapita lebih kecil dari Kabupaten Sragen. Tahun 2010 Kecamatan Sukodono kembali masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal.

r. Kecamatan Gesi Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.67, Kecamatan Gesi pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Gesi lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi.

Tabel 4. 67 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Gesi Atas

Dasar Harga Konstan 2000

KECAMATAN GESI

2.139.856,87 4,23 Relatif Tertinggal

2.252.691,18 5,39 Relatif Tertinggal

2.361.860,73 5,39 Relatif Tertinggal

2.493.403,06 6,14 Berkembang Cepat

2.625.946,77 5,43 Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2008 Kecamatan Gesi termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita di Kecamatan Gesi lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Tahun 2009 masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Gesi lebih tinggi dari Kabupaten Sragen tetapi pendapatan per kapita lebih kecil dari Kabupaten Sragen. Tahun 2010 Kecamatan Gesi kembali masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal.

s. Kecamatan Tangen Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.68, Kecamatan Tangen pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Tangen lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi.

Tabel 4. 68 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Tangen Atas

Dasar Harga Konstan 2000

1.656.603,97 3,77 Relatif Tertinggal

1.721.271,96 4,34 Relatif Tertinggal

1.808.836,29 5,48 Relatif Tertinggal

6,7 Berkembang Cepat

2.009.779,34 5,04 Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006- 2008 Kecamatan Tangen termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita di Kecamatan Tangen lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Tahun 2009 masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan PDRB di Kecamatan Tangen lebih tinggi dari Kabupaten Sragen tetapi pendapatan per kapita lebih kecil dari Kabupaten Sragen. Tahun 2010 Kecamatan Tangen kembali masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal.

t. Kecamatan Jenar Berdasarkan hasil analisis klassen typologi tabel 4.69, Kecamatan Jenar pada tahun 2005-2010 masuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal karena laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Kecamatan Jenar lebih kecil dari Kabupaten Sragen sebagai daerah reverensi.

Tabel 4. 69 Hasil Analisis Klassen Typologi Kecamatan Jenar Atas Dasar

Harga Konstan 2000

4,52 Relatif Tertinggal

6,27 Berkembang Cepat

5,68 Relatif Tertinggal

6,18 Berkembang Cepat

5,01 Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kab. Sragen (Data Diolah) Berdasarkan analisis klassen typologi di atas, pada tahun 2006 Kecamatan Jenar termasuk dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Jenar lebih kecil dibandingkan Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi. Tahun 2007 Kecamatan Jenar masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, karena laju pertumbuhan yang tinggi dan pendapatan perkapita yang kecil dibandingkan di daerah referensi. Tahun 2008 kembali ke klasifikasi daerah relatif tertinggal, dan tahun 2009 ke klasifikasi daerah berkembang cepat. Pada tahun 2010 masuk lagi ke dalam klasifikasi daerah relatif tertinggal, karena karena pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Jenar lebih kecil dibandingkan Kabupaten Sragen sebagai daerah referensi.

Dari hasil analisis klassen typologi 20 kecamatan di Kabupaten Sragen tahun 2005-2010 di atas dapat disederhanakan berdasarkan ringkasan pada tabel 4.70.

Tabel 4. 70 Hasil Ringkasan Analisis Klassen Typologi 20 Kecamatan di Kabupaten Sragen Berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan

No.

Kecamatan

Status Perekonomian Rata-rata Keterangan

Pendapatan Per

Kapita (X)

Rata-rata Pertumbuhan

Kuadran 4 02 Plupuh

Kuadran 2 03 Masaran

Kuadran 2 04 Kedawung

Kuadran 4 05 Sambirejo

Kuadran 4 06 Gondang

Kuadran 4 07 Sambungmacan

Kuadran 4 08 Ngrampal

Kuadran 4 09 Karangmalang

Kuadran 3 10 Sragen

Kuadran 1 11 Sidoharjo

Kuadran 2 12 Tanon

Kuadran 4 13 Gemolong

Kuadran 3 14 Miri

Kuadran 4 15 Sumberlawang

Kuadran 4 16 Mondokan

Kuadran 4 17 Sukodono

Kuadran 4 18 Gesi

Kuadran 4 19 Tangen

Kuadran 4 20 Jenar

Keterangan: Kuadran 1 = Daerah Cepat Maju dan Cepat Tumbuh

Kuadran 2 = Daerah Maju tapi Tertekan Kuadran 3 = Daerah Berkembang Cepat Kuadran 4 = Daerah Relatif Tertinggal

Sumber: BPS Kabupatem Sragen (Data Diolah) Dari hasil rigkasan klassen typologi di atas bahwa hanya 1 (satu) kecamatan saja yang temasuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh di Kabupaten Sragen, 3 (tiga) kecamatan masuk dalam klasifikasi daerah maju tapi tertekan, 2 (dua) kecamatan masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, dan 14 (empat belas) kecamatan masuk dalam Sumber: BPS Kabupatem Sragen (Data Diolah) Dari hasil rigkasan klassen typologi di atas bahwa hanya 1 (satu) kecamatan saja yang temasuk dalam klasifikasi daerah cepat maju dan cepat tumbuh di Kabupaten Sragen, 3 (tiga) kecamatan masuk dalam klasifikasi daerah maju tapi tertekan, 2 (dua) kecamatan masuk dalam klasifikasi daerah berkembang cepat, dan 14 (empat belas) kecamatan masuk dalam

PDRB

Per

Kapita (X)