KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali) SKRIPSI

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH

(Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI

Oleh :

ISTIQOMAH SETIYANINGRUM H0407045 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/ Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Oleh :

ISTIQOMAH SETIYANINGRUM

H0407045

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Kebutuhan Dan Perilaku Pencarian Informasi Peternak Sapi Perah (Kasus Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali)

yang dipersiapkan dan disusun oleh Istiqomah Setiyaningrum H0407045

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 29 Februari 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Ir. Supanggyo, MP NIP. 19471007 198103 1 001

Anggota I

Hanifah Ihsaniyati, SP, M.Si. NIP. 19800302 200501 2 001

Anggota II

Agung Wibowo, SP, MSi NIP. 19760226 200501 1 003

Surakarta, Februari 2012 Mengetahui Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 19560225 198601 1001

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Peternak Sapi Perah (Kasus

Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali) ”. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dwiningtyas Padmaningrum, SP, M.Si selaku Ketua Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian dan Ketua Komisi Sarjana Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS selaku Ketua Komisi Sarjana Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ir. Supanggyo, MP pembimbing utama penulisan skripsi yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Hanifah Ihsaniyati, SP, MSi selaku pembimbing akademik dan pembimbing pendamping penulisan yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi.

6. Agung Wibowo, SP, MSi selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan serta saran dan masukan yang membangun yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

7. Seluruh karyawan Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas kemudahan dalam menyelesaikan administrasi penulisan skripsi.

8. Kepala kantor KESBANG POL dan LINMAS Kabupaten Boyolali, atas izin

penelitian di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali yang telah diberikan.

selaku penyuluh peternakan dan Pengurus BPP Kecamatan Musuk, Kepala beserta pengurus KUD Musuk yang telah memberikan perizinan penelitian, informasi, serta bantuan dalam pengumpulan data di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali.

10. Ketua Kelompok Tani Subur Desa Sruni (Bp. Marjono), Bp. Yanto, dan peternak sapi perah Desa Sruni yang telah memberikan banyak informasi yang dibutuhkan penulis.

11. Kedua orang tuaku tercinta (Ayahanda Jamil dan Ibunda Srihastuti), adik tercinta (Fuad Sidiq), Mbak Umi dan Titik, Mas Yatno serta seluruh keluarga besar Amat Duki atas kasih sayang, kepercayaan, dukungan, doa, perhatian, dan nasehatnya.

12. Sahabat terbaikku dengan penuh semangat kebersamaan dan ceria kita (Ari Listiana, Galih, Nuryanti, Nur Lailani, Mbk Santi dan Mbk Rohmiyasti), Khoirunisa, Ratih, Shohibun, Lukman, Sixtus, dan seluruh keluarga besar PKP 2007 yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala dukungan dan perjuangan bersama kita.

13. Sahabat terindahku ”Kos Fatiha” ( Dek Lilis, Mbk Ika, Mbak Fais)“Kos Rini” (Mbak Ita dan Ita Kaerani) atas segala hal indah yang telah diberikan dan kenangan berharga yang kita lalui bersama.

14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan secara keseluruhan, yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan baru bagi yang memerlukan.

Surakarta, Februari 2012

Penulis

C. Informasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Sapi

Perah .............................................................................................

59

D. Ikhtisar ......................................................................................... 61

VI. PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI

A. Perilaku Pencarian Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah ......... 63

B. Perilaku Pencarian Informasi Permodalan Usaha Sapi Perah ...... 72

C. Perilaku Pencarian Informasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Produksi Sapi Perah .....................................................................

77

D. Ikhtisar ......................................................................................... 85

VII. KENDALA PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI

A. Kendala Pencarian Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah ......... 87

B. Kendala Pencarian Informasi Permodalan Usaha Sapi Perah ...... 91

C. Kendala Pencarian Informasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Produk Olahan Susu ......................................................................

92

D. Ikhtisar ......................................................................................... 96

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 98

B. Saran ............................................................................................. 99 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 101 LAMPIRAN ................................................................................................ 105

Halaman Tabel

Tabel Tabel

Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel

Data Statistik Susu Nasional ................................................................ Komponen Kandungan dan Nilai Gizi Susu Sapi ................................ Data Populasi Sapi Perah dan Produksi Susu Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2011 ................................................................ Tabel Jenis Data dan Sumber Data yang Dibutuhkan ................................ Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data .................................................. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sruni ........................ Jumlah Penduduk Desa Sruni Menurut Umur ............................................ Jumlah Penduduk Desa Sruni Menurut Tingkat Pendidikan ..................... Jumlah Penduduk Desa Sruni Menurut Mata Pencaharian ........................ Jumlah Komoditas Tanaman Desa Sruni ................................................... Peternakan di Desa Sruni ........................................................................... Keadaan Lembaga Perekonomian di Desa Sruni ................................ Keadaan Sarana Pendidikan di Desa Sruni ................................................ Sarana Transportasi di Desa Sruni ............................................................. Matrik Kebutuhan Informasi Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah oleh Peternak Sapi Perah Desa Sruni ................................................ Matrik Jenis Kebutuhan Informasi Permodalan Usaha Peternak Sapi Perah Desa Sruni ................................................................................ Matrik Jenis Kebutuhan Informasi Pengolahan dan Pemasaran Susu Sapi Perah oleh Peternak Sapi di Desa Sruni ................................ Matrik Perilaku Pencarian Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah ........................................................................................................... Perilaku Pencarian Informasi Permodalan Usaha Sapi Perah Matrik ................................................................................................ Matrik Perilaku Pencarian Informasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Sapi Perah ................................................................ Matrik Kendala Pencarian Informasi Teknis Budidaya Sapi Perah ........................................................................................................... Matrik Kendala Pencarian Informasi Permodalanm Usaha Sapi Perah ........................................................................................................... Matrik kendala Pencarian Informasi Pengolahan Dan Pemasaran Produk Olahan Susu ...................................................................................

Halaman Gambar

Gambar

Gambar Gambar

Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar

Current Model Used in Sense-Making studies ................................ Diagram Kerangka Berpikir Mengenai Penelitian Perilaku Peternak dalam Pencarian Informasi Usaha Sapi Perah Di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali ...................................................... Kegiatan Wawancara dengan Pegawai PPL Musuk dan Pegawai ............... Kegiatan Wawancara dengan Informan Peternak Sapi Perah di

Desa Sruni ................................................................................................ Skema Trianggulasi Sumber (Data) ............................................................. Kegiatan Diskusi Kelompok (Review Informan) ................................ Model Analisis Interaktif ................................................................ (a), (b), (c) dan (d) Kondisi Wilayah Desa Sruni ................................ (a) dan (b) Jenis Komoditas Tanaman Desa Sruni ................................ Kondisi Ternak Kambing dan Ternak Sapi Perah Desa Sruni ..................... Bangunan Koperasi Gapoktan “Karya Manunggal” Desa Sruni ................. Pasar Hewan di Kabupaten Boyolali .......................................................... Sarana Transportasi Desa Sruni ................................................................ Kegiatan Peternak Sapi Perah Memulai Mencari Informasi

dengan Menemui Sesama Peternak ............................................................. Peternak Mencari Informasi dengan Menelusuri ke Teman Sesama Peternak yang Ditemui di TPS KUD Musuk ................................ Kegiatan MonitoringInformasi Harga Pakan oleh Peternak dengan Menemui Pemilik Toko Pakan Ternak ................................ Kegiatan Monitoring Perkembangan Harga Kambing oleh Peternak dengan Menemui Pedagang Ternak di Pasar ............................... Peternak Melakukan Verifikasi Informasi Pinjaman Modal dengan Petugas Keuangan Bank BRI Cabang Musuk ................................ Peternak Mencari Informasi Variasi Tambahan Perasa kepada

Pembeli Susu Olahan yang Ditemui Ketika Membeli Susu ........................ Informan Melakukan Kegiatan Monitoring Perkembangan Harga Bahan Baku Pembuatan Susu Pasteriusisasi dengan Menemui Pedagang di Pasar ................................................................ Peternak Sapi Perah Melakukan Monitoring Perkembangan Produksi Sabun Susu dan Susu Pasteurisasidengan memilih Berdiskusi bersama Istri ................................................................

Halaman

Lampiran 1 . Pedoman Wawancara Penelitian ......................................... 105 Lampiran 2 . Matrik Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi

Peternak Sapi Perah Desa Sruni ............................................. 107

Lampiran 3 . Peta Daerah Penelitian ......................................................... 126 Lampiran 4 . Surat Perijinan Penelitian .................................................... 127

Istiqomah Setiyaningrum, H0407045 “KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PETERNAK SAPI PERAH (Kasus Desa Sruni

Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali )”. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dibawah bimbingan Ir.Supanggyo, MP dan Hanifah Ihsaniyati, SP, MSi.

Masyarakat membutuhkan informasi untuk mengembangkan segala bidang usaha.Ketersediaan pelayanan informasi bagi peternak sapi perah sangat diperlukan dari lembaga informasi dengan menggali dari kebutuhan informasi yang sangat dirasakan peternak sapi perah dan sesuai dengan masalah dan kondisi yang dialami. Lembaga peternakan dan lembaga informasi diharapkan dapat bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan informasi. Dari hasil penelitian terdahulu kebutuhan dan perilaku pencarian informasi peternak sapi perah belum diketahui. Selain itu juga kendala yang ditemui peternak sapi perah perlu ditemukan guna mendapatkan solusi. Sehingga, penelitian ini dapat mendorong pemerintah setempat untuk meningkatkan akses informasi peternak serta para peternak semakin memperluas akses pencarian informasi.Tujuan penelitian Kebutuhan Informasi dan Perilaku Pencarian Informasi Peternak Sapi Perah di Desa Sruni untuk (1) menemukan kebutuhan informasi (2) menemukan perilaku peternak sapi perah dalam pencarian informasi(3) mengungkapkan kendala pencarian informasi dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan informasi usaha sapi perah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Menggunakan informan penelitian peternak sapi perah, PPL Desa Sruni, Kepala Desa Sruni, dan orang yang terlibat dalam pencarian informasi, serta melihat kebutuhan dan perilaku pencarian informasi peternak sapi perah. Penelitian berlokasi di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode, review informan dengan cara diskusi kelompok (FGD). Analisis data menggunakan analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan informasi peternak sapi perah meliputi teknis budidaya sapi, permodalan, serta pengolahan dan pemasaran. Perilaku pencarian informasi peternak sapi perah meliputi tahapan pola Ellis dan bersifat siklik (berputar). Kendala pencarian informasi budidaya sapi yang ditemui peternak lebih berasal dari personal peternak yaitu keterbatasan ekonomi, karakteristik/sifat peternak yang pasif dan malas untuk menelusuri informasi, usia, dan kesibukan kegiatan peternak. Kendala yang berasal dari lingkungan berasal keterbatasan dalam mengakses informasi dari media audio (tv, radio) dan media cetak (buku-buku, majalah). Kendala pencarian informasi permodalan berasal dari personal seperti ketidakaktifan peternak dengan KUD musuk dan ketidaktahuan peternak. Kendala pencarian informasi pengolahan dan informasi pemasaran susu berasal dari personal seperti rasa sungkan, kesibukan kegiatan peternak. Kendala interpersonal ini seperti ketidakterbukaan dari sumber informasi. Kendala lingkungan seperti keterbatasan akses informasi terhadap informasi dan untuk kendala lingkungan yang ditemui adalah keterbatasan akses

Istiqomah Setiyaningrum,

H0407045. “THE NEEDS AND INFORMATION SEEKING BEHAVIOR OF FARMERS DAIRY COWS

(The Case of Sruni Village, Musuk Subdistrict, Boyolali Regency )”. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University. Under the guidance of Ir. Supanggyo, MP and Hanifah Ihsaniyati, SP, MSi.

People need information to develop all areas of business. Availability of service information for farmers dairy cows is indispensable from the agency information by digging from the need of information perceived farmer dairy cows and in accordance with the conditions and problems encountered. Institute of animal husbandry and the information expected to be collaborating institutions in meeting the needs of the information. From the results of previous research and behavioral information retrieval needs dairy is not yet known. In addition also the constraints encountered farmers need to be found to get the solution. Thus, this research can encourage local governments to enhance access to information as well as the farmers dairy are increasingly expanding access search information. The purpose of the research The Needs And Seeking Behavior Information Of Farmer Dairy Cows in the village of Sruni to (1) find the information needs (2) find the behavior of farmers dairy cows in information retrieval (3) discover information search constraints in an effort to meet the needs of dairy business information.

This research uses qualitative approaches with case studies. Village of Sruni, and who were involved in the search for information, as well as looking at the needs and information search behavior of farmers. Using the informant farmers, PPL Sruni, head of the Sruni Village, Village and people involved in the search for information, as well as looking at the needs and information search behavior of farmers. The validity of the data using triangulation source and triangulation methods, review the informant by means of FGD. Data analysis using interactive analysis.

The results showed that the information needs farmers dairy cows cultivation, covering technical capital, as well as processing and marketing. Information seeking behavior of farmers covers the stages pattern of Ellis and of the cyclic nature (spinning). Information search constraints encountered cow cultivation farmers more comes from personal economic limitations, the farmers dairy cows that is characteristic of passive characteristics and lazy to search information, age, and the flurry of activity farmers. The constraints that come from the environment comes limitations in accessing information of audio media (tv, radio) and printed media (books, magazines). Search constraints derived from personal information such as capital inactivity farmers dairy with KUD Musuk and ignorance farmers. Search constraints information processing and information marketing milk comes from personal taste like further clarification, the flurry of activities. Interpersonal barriers such as this from undisclosed sources of information. Environmental constraints such as limited access to information and farmers information to environmental constraints encountered farmers information

Istiqomah Setiyaningrum. 1 Ir.Supanggyo, MP. 2

Hanifah Ihsaniyati, SP, M.Si.. 3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menemukan kebutuhan informasi (2) menemukan perilaku peternak sapi perah dalam pencarian informasi (3) mengungkapkan kendala- kendala pencarian informasi dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan informasi usaha sapi perah Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali.

Metode dasar penelitian ini adalah metode kualitatif dengan studi kasus. Validitas data menggunakan triangulasi sumber (data) dan triangulasi metode, review informan dengan cara diskusi kelompok (FGD) Penelitian berlokasi di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan informasi peternak sapi perah dilakukan dengan dengan menemui sumber informasi. Perilaku pencarian informasi peternak sapi perah meliputi beberapa tahapan seperti pola Ellis dan bersifat siklik (berputar). Kendala yang ditemui peternak ketika mencari informasi teknis budidaya sapi perah berasal dari personal peternak yaitu keterbatasan ekonomi, karakteristik/sifat peternak yang pasif dan malas untuk menelusuri informasi, usia, dan kesibukan kegiatan peternak. Untuk kendala yang berasal dari lingkungan berasal keterbatasan dalam mengakses informasi dari media audio (tv, radio) dan media cetak (buku-buku, majalah). Kendala pencarian informasi permodalan berasal dari personal seperti ketidakaktifan peternak dengan KUD musuk dan ketidaktahuan peternak. Kendala pencarian informasi pengolahan

dan informasi pemasaran susu berasal dari personal seperti rasa sungkan, kesibukan kegiatan peternak. Kendala interpersonal ini seperti ketidakterbukaan dari sumber informasi. Kendala

lingkungan seperti keterbatasan akses informasi peternak terhadap informasi pengolahan dan untuk kendala lingkungan yang ditemui peternak adalah keterbatasan akses informasi peternak terhadap informasi pengolahan dan pemasaran pada media audio dan cetak, dan jarak dengan informasi.

Kata Kunci : Kebutuhan Informasi, Perilaku Pencarian Informasi, Peternak

1. Mahasiswa Jurusan/ Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Dosen Pembimbing Utama

3. Dosen Pembimbing Pendamping

Ir.Supanggyo, MP.

Hanifah Ihsaniyati, SP, M.Si.. 3

ABSTRAK

This research aims to (1) find the information needs (2) find the behavior of dairy farmers in information retrieval (3) disclose information search constraints in an effort to meet the needs of dairy business information Sruni Village sub district Musuk Boyolali Regency

The basic method of research is qualitative methods with case studies. The validity of the data using triangulation source (data) and the triangulation methods, review the informant by means of group discussion (FGD) research is located in the village of Sruni District Musuk Boyolali Regency.

The results showed that the information needs of dairy farmers do with with meet information sources. Information seeking behavior of dairy farmers covers several stages such as the pattern of Ellis and the cyclic nature of the (rotating). Obstacles encountered breeder when seeking technical information cultivation dairy came from personal economic limitations, the breeder that is characteristic of passive breeder characteristics and lazy to

search information, age, and the flurry of activities a breeder. For constraints that come from

the environment comes limitations in accessing information of audio media (tv, radio) and printed media (books, magazines). Search constraints derived from personal information such as capital inactivity breeder with KUD musuk and ignorance breeders. Search constraints information processing and information marketing milk comes from personal taste like further clarification, the flurry of activities a breeder. Interpersonal barriers such as this from undisclosed sources of information. Environmental constraints such as limited access to information the breeders to information processing and to environmental

constraints encountered are the breeders breeder information access limitations to information processing and marketing in audio and print media, and the distance with

information.

Keywords: Information Needs, Information Seeking Behavior, Breeders

1. Students / Study Program of Agricultural Extension and Communication Faculty of Agriculture, University of Surakarta of March

2. Main Supervisor

3. Accompanying Supervisor

A. Latar Belakang

Masyarakat membutuhkan informasi untuk mengembangkan segala bidang usaha. Van den Ban dan Hawkins (1999) mengemukakan bahwa mengakses informasi dari berbagai sumber akan membuka wawasan dan membangkitkan motivasi dan kinerja berdasarkan ide-ide baru yang diperoleh. Rachmadi (1988) juga mengemukakan setiap manusia harus hidup dengan informasi yang lebih baik. Informasi merupakan kebutuhan yang penting dalam memfasilitasi masyarakat, bagi perannya di bidang pembangunan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan informasi itu maka masyarakat terdorong melakukan pencarian informasi terkait dengan kebutuhan informasi untuk menjalankan usahanya. Adanya sarana media informasi pada masyarakat pedesaan dapat meningkatkan akses terhadap informasi pembangunan khususnya di bidang peternakan.

Ketepatan informasi yang diambil dapat menjadi sarana pendidikan yang efektif, karena informasi juga membuka peluang memperbaiki nasib seseorang. Dengan memiliki akses informasi akan mempermudah seseorang mendapatkan keuntungan (Haryatmoko, 2007). Memperoleh keuntungan dalam usahanya masyarakat tidak boleh miskin informasi. Liliweri (2001) manyatakan masyarakat perlu memiliki alat dalam bentuk teknologi agar dia mudah mendapatkan dan mengolah informasi. Menurut Margono (2000) informasi sangat penting bagi masyarakat yang ingin mengembangkan usahanya di bidang tertentu sesuai dengan permintaan pasar.

Mukson (2009) mengungkapkan usaha ternak sapi perah ke depan merupakan salah satu usaha peternakan yang mempunyai nilai strategis, mengingat produk susu yang dihasilkan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu usaha ternak sapi perah sangat membantu mempertahankan kehidupan masyarakat. Terutama dalam hal sumber ekonomi keluarga, pemasok bahan baku industri, penyediaan lapangan kerja, dan membantu Mukson (2009) mengungkapkan usaha ternak sapi perah ke depan merupakan salah satu usaha peternakan yang mempunyai nilai strategis, mengingat produk susu yang dihasilkan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu usaha ternak sapi perah sangat membantu mempertahankan kehidupan masyarakat. Terutama dalam hal sumber ekonomi keluarga, pemasok bahan baku industri, penyediaan lapangan kerja, dan membantu

Sudono (2002) yang menyatakan bahwa produksi susu sapi perah jenis peranakan Fries Holland (PFH) yang diternakkan di Indonesia hanya menghasilkan 10-12 liter susu/ekor/hari, sedangkan di beberapa negara tetangga sudah mencapai 20 liter/ekor/hari . Boyolali merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah, yang memiliki potensi besar di bidang peternakan sapi, hal itu ditunjukkan dengan besarnya jumlah peternak sapi di kabupaten tersebut. Sekitar 256.560 warga atau (mencapai 30.000 dari 1 juta jiwa atau 25,66 persen) warga Boyolali yang mencapai 1 juta berprofesi sebagai peternak sapi. Peternak tersebut memelihara sekitar 62.130 ekor sapi perah dan 88.910 ekor sapi potong. Dari jumlah sapi perah tersebut, Boyolali dapat menghasilkan sekitar 12.000 liter susu per hari (Anonim, 2010). Selama tiga tahun terakhir, produksi susu nasional meningkat 40 persen. Namun dari hasil susu itu belum dapat mencukupi kebutuhan konsumen, seperti yang dinyatakan oleh Ratnasari (2011) dalam Fortune Indonesia bahwa populasi sapi perah di Indonesia baru mampu memasok 30 persen kebutuhan pasar, sehingga 70 persen permintaan susu harus didatangkan dari luar negeri (New Zealand dan Australia). Kondisi kebutuhan susu 3 tahun ini dapat dilihat pada tabel statistik susu nasional :

Tabel 1.1 Data Statistik Susu Nasional

Data

Nilai

2007 Satuan 2008 2009 2010 Produksi susu

927,838 Ribu ton Konsumsi susu

11,820 Kg/tahun Kebutuhan

2.768,244 Ton Populasi sapi perah

Sumber: Departemen Pertanian Peternakan merupakan salah satu sub sektor yang berkembang paling pesat di negara-negara berkembang. Ternak seringkali merupakan aset non lahan terbesar dalam rumah tangga di pedesaan. Beternak merupakan salah satu strategi hidup yang menguntungkan bagi rumah tangga dan kesejahteraannya bergantung banyak ternak yang dimiliki (Anonim, 2008).

peternakan yang memadai dan tepat waktu dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk pengembangan usaha sapi perah lebih lanjut. Adanya informasi peternakan, peternak akan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi penyebab-penyebab sapi perah tidak berproduksi maksimal.

Era informasi yang semakin maju pada saat ini, keterbatasan akses peternak terhadap informasi sangat memprihatinkan. Adanya keterbatasan ini membuat peternak sulit mengembangkan usaha sapi perah. Sehingga ketersediaan pelayanan informasi bagi peternak perlu dilakukan.

Hasil surve awal penelitian ini peternak di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali masih memerlukan adanya berbagai macam informasi mengenai penanganan penyakit sapi perah, permodalan, dan pemasaran. Produksi susu di kecamatan musuk rata-rata setiap hari menghasilkan 10 – 15 liter tiap ekor. Susu sapi yang berkualitas rendah disebabkan karena pemilihan ransum yang kurang baik dan terjangkitnya penyakit, sehingga peternak hanya bisa menjual kepada pedagang yang harganya tidak sesuai dengan keinginan peternak. Adanya penyediaan layanan informasi dan pemenuhan kebutuhan informasi dari pemerintah setempat (Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali dan BPP Musuk) diharapkan peternak dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susu sapi.

Kondisi riil di lokasi penelitian menunjukkan bahwa kebijakan komunikasi yang dijalankan pemerintah daerah Kecamatan Musuk (BPP Musuk) sebagai lembaga informasi peternakan belum memberikan informasi yang efektif bagi peternak. Programa penyuluhan pertanian BPP Musuk tidak disusun bersama peternak secara khusus selain itu kegiatan penyuluhan mengenai ternak sapi perah masih kurang karena pelaksanaan kegiatan penyuluhan lebih mementingkan bidang pangan, holtikultura dan perkebunan. Hal ini disampaikan oleh penyuluh Balai Penyuluh Pertanian Musuk sebagai berikut:

“Untuk pertemuan kelompok ternak itu tidak dijadwalkan setiap “Untuk pertemuan kelompok ternak itu tidak dijadwalkan setiap

perkeb unan atau holtikultura itu....”. “Kalau ternak sapi masalah produksi itu mereka sudah banyak yang

bisa dari pengalaman-pengalaman...namun untuk penyakit sapi itu ya bisa dikatakan belum baik karena kebersihan kandang tidak

diperhatikan peternak...” Berdasarkan pernyataan di atas menunjukkan bahwa peternak sapi

perah di Desa Sruni kebutuhan informasi mengenai masalah usaha sapi perah tidak terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu agar peternak sapi perah mengatasi keterbatasan pengetahuan dalam menjalankan usaha sapi perah, perlu adanya penyediaan berbagai sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka.

Penelitian mengenai kebutuhan dan perilaku pencarian informasi, telah dilakukan oleh Belkin, Ellis, Krikelas, Kuhlthau pada tahun 1980-an. Budiyanto (2000) yang mengkaji Mengenai Kebutuhan Informasi dan Perilaku Pencarian Informasi di Pusat Pelayanan Informasi, Kurniadi (2004) yang mengkaji Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi di Peneliti di Bidang Ilmu Sosial dan Kemanusiaan, dan Ihsaniyati (2010) yang mengkaji mengenai Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Petani Gurem. Penelitian-penelitian tersebut, Budiyanto menggunakan pendekakatan kuantitatif. Kurniadi dan Ihsaniyati menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian Kurniadi menggunakan para peneliti pada bidang ilmu sosial, sedangkan Ihsaniyati menggunakan subyek penelitian petani gurem. Penelitian Nawangsari (2011) dengan subjek petani terong kopek. Untuk menambah khasanah keilmuan diperlukan penelitian serupa dengan obyek penelitian yang berbeda. Sejauh ini kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi peternak sapi perah belum jelas diketahui. Selain itu juga kendala yang ditemui peternak sapi perah perlu ditemukan guna mendapatkan solusi. Sehingga, penelitian ini akan bermanfaat dan mendorong pemerintah setempat untuk meningkatkan layanan akses informasi peternak serta para

Akses masyarakat terhadap informasi sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas sapi perah. Peternak sapi perah memerlukan informasi untuk menjalankan usaha sapi perah. Dengan mengakses informasi mengenai teknologi dalam usaha ternak sapi perah, permodalan, dan pemasaran maka peternak sapi perah dapat mengembangkan usaha sapi perah untuk mendapatkan produksi susu yang maksimal dan berkualitas baik.

Susu sapi perah merupakan komoditas peternakan yang unggul di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali, sehingga para peternak tidak akan lepas dari kebutuhan informasi untuk mengembangkan produksi sapi perah. Peternak sapi perah masih mengalami kendala dalam usaha ternak sapi, permodalan dan pemasaran, sehingga perlu ditemukannya informasi yang benar-benar dibutuhkan oleh peternak sapi perah untuk mengatasi masalah

yang dihadapinya. Sejauh ini kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi peternak sapi perah di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali belum jelas diketahui. Berdasarkan uraian di atas, masalah yang dapat dirumuskan antara lain:

1. Bagaimana kebutuhan informasi peternak sapi perah di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali?

2. Bagaimana perilaku peternak sapi perah dalam pencarian informasi di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali?

3. Bagaimana kendala yang dialami dalam pencarian informasi peternak sapi perah di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali?

Tujuan penelitian Kebutuhan Informasi dan Perilaku Pencarian Informasi Peternak Sapi Perah di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali yaitu:

1. Menemukan kebutuhan informasi peternak sapi perah dalam kegiatan usaha sapi perah di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali.

2. Menemukan perilaku peternak sapi perah dalam pencarian informasi di Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali.

Desa Sruni Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali.

C. Kegunaan Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan proses belajar yang harus ditempuh sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi Dinas Peternakan dan Perikanan di Kabupaten Boyolali dan bagi Balai Penyuluh Pertanian di Kecamatan Musuk, diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan- kebijakan selanjutnya serta pemerintah meningkatkan fasilitas layanan akses informasi dalam bidang peternakan.

3. Bagi peternak sapi perah, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbanyak akses dan mencari informasi perkembangan kegiatan usaha sapi perah sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan kualitas susu sapi perah dan meningkatkan harga jual yang tinggi.

4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.

A. Tinjauan Pustaka

1. Informasi

Davis (1997) dalam Ihsaniyati (2010) mendefinisikan informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Sebuah pesan memiliki informasi hanya bila ia relevan bagi sesuatu keputusan yang akan diambil saat ini atau di masa mendatang pada penerimanya. Yusup (1995) memaknai informasi dapat berupa data atau fakta, tetapi juga bisa bukan. Oleh karena itu informasi tidak sama dengan data atau fakta. Informasi bisa jadi hanya berupa kesan pikiran seseorang atau bisa sebagai data yang tersusun rapi. Estabrook dalam Yusup (1995) mengartikan informasi suatu rekaman atau fenomena yang diamati, atau bisa berupa putusan-putusan yang dibuat. Yusup (2009) menyatakan bahwa hasil kesaksian atau rekaman dari orang yang melihat peristiwa atau fenomena tertentu merupakan informasi yang lebih bermakna berita. Berita adalah bentuk-bentuk dari pesan komunikasi.

Wersig dan Neveling dalam Pendit (2003) melihat informasi sebagai struktur, proses, pesan, pengetahuan, makna dan efek. Sedangkan pengertian informasi menurut Margono (2000) yang berdasarkan konsep dari Institut Komunikasi Internasional UNESCO, adalah kumpulan dari berbagai keanekaragaman produk dan jasa yang dikemas menjadi suatu aktivitas baru, salah satunya adalah pendayagunaan informasi melalui sumber-sumber informasi yang ada guna menunjang proses produksi dan distribusi produk dan jasa kepada pihak lain. Budiyanto (2000) mendefinisikan informasi merupakan kumpulan data yang terstruktur, saling berkaitan dan dapat dipahami.

Information/knowledge could describe and fix reality and that transferring that valuable resource into the minds of participating humans would enable them to act effectively in their work and life

(Dervin, 1992).

Dervin (1992) mendefinisikan informasi yang mengartikan informasi sebagai sebuah jawaban yang diperlukan individu disaat mengalami situasi bermasalah dalam melintasi ruang dan waktu. Informasi pada definisi ini dipandang dalam paradigma kognitif yaitu sebagai sesuatu yang diciptakan dalam pikiran individu dan berada di dalam individu internal.

Kaniki (2003) menyatakan informasi membawa kesadaran bagi penerima data yang relevan dalam konteks tertentu dan mengatasi ketidak pastian. Pengertian informasi menurut Ihsaniyati (2010) merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di saat petani gurem berada dalam situasi bermasalah, yang mengurangi ketidakpastian, dan bermanfaat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya.

Pengertian informasi dalam penelitian ini merupakan jawaban yang berguna bagi peternak sapi perah untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha ternak sapi perah sehingga dapat memberikan manfaat dan dapat meningkatkan produktivitas hasil sapi perah.

2. Kebutuhan Informasi

Masyarakat membutuhkan informasi, dimana kebutuhan informasi berkaitan erat dengan masalah yang dihadapi, kesenjangan atau ketidak berdayaan seseorang dari tuntutan pekerjaan, kehidupan atau lingkungan.

Kebutuhan informasi merupakan kesenjangan dalam pengetahuan pengguna saat ini (Devadason dan Lingam, 1996). Menurut Krikelas (1983) dalam Ihsaniyati (2010) mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai pengakuan tentang adanya ketidakpastian dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari informasi. Belkin (1982) dalam Pendit (2003) menyatakan bahwa upaya menemukan informasi selalu berkaitan dengan tugas dan masalah yang dihadapi seseorang dalam pekerjaan.

Information need as an anomalous state of knowledge (ASK).

general, the user is unable to specify precisely what is needed to resolve that anomaly. Wersig has characterized as rooted in a problematic situation. The problematic situation, and other related suggestion emphasize that information need is in fact not a need in itself, but rather a means toward satisfying some more basic need, typically, in the situations with which information science is concerned, the resolution of a problem (Belkin, Oddy, and Brooks, 1982).

Gambar 2.1 Current Model Used in Sense-Making studies Sense-Making studies and applications, thus, have all incorporated

two or more of the following: Situations:The time-space contexts at which sense is constructed. Gap: The gap seen as needing bridging, translated in most studies as "information needs" or the questions people have as construct sense and move through time space. Use: The uses to which the individual puts newly created sense, translated in most studies as information helps and hurts (Dervin, 1983).

Nicholas (2000) dalam Ihsaniyati (2010) menyatakan kebutuhan informasi terdiri dari tiga macam. Pertama kebutuhan yang tidak disadari dimana kebutuhan ini dialami oleh mereka yang seringkali tidak mengetahui informasi apa yang mereka butuhkan. Kedua, kebutuhan informasi yang tidak diekspresikan, dimana kebutuhan ini tidak dialami oleh mereka yang sadar membutuhkan informasi tertentu, tetapi tidak dapat atau tidak mau melakukan sesuatu untuk memenuhinya. Ketiga, kebutuhan informasi yang diekspresikan yaitu kebutuhan yang disadari dan diupayakan dipenuhi oleh mereka yang sadar akan kesenjangan antara pengetahuan dan keinginan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

Setiap orang memiliki watak, kebiasaan, kemampuan, kecerdasan, dan minat yang berbeda, baik dilihat dari segi psikologi umum, sosial, maupun dari segi-segi lainnya. Orang dengan pendidikan lebih tinggi,

GAP

USE

SITUATIONS

berpendidikan lebih rendah (Yusup, 1995). Setiap orang mempunyai kebutuhan dan keinginan tertentu sesuai dengan harapan-harapannya memperoleh keuntungan dari pencapaian tujuan-tujuan yang ditetapkannya (Yusup, 2009).

Menurut Belkin (1986) dalam Budiyanto (2000) perilaku penemuan informasi dimulai dari adanya kesenjangan dalam diri pencari informasi antara pengetahuan dan kebutuhan informasi yang diperlukannya. Kuhltau (1991) dalam Budiyanto (2000) menyatakan kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada dalam diri seseorang dengan kebutuhan informasi yang diperlukan kondisi kesenjangan tersebut mendorong orang untuk mencari informasi guna mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

Nicholas (2000) menyatakan bahwa seseorang dapat bekerja lebih efektif dengan informasi yaitu sebagai berikut: One can build upon these definitions by adding that it is the

information that individuals ought to have to do their job effektively, solve a problem satisfactorily or pursue a hobby or interet happi ly. The operative word is surely „ought‟. There is an implied value judgement here – the meeting of need is beneficial or necessary to open to the person – and would be recognised as such. We all make assumptions that for people to perform efficiently, effectively, happily etc. They need to be well informed.

i.e. that their information needs should be met.

Kebutuhan informasi peternak sapi perah dalam penelitian ini diartikan sebagai keinginan peternak untuk mengakses informasi terkait usaha ternak sapi perah, meliputi informasi teknis usaha ternak, permodalan dan pemasaran, yang muncul karena peternak memiliki masalah dalam kegiatan usaha ternak namun tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

3. Perilaku Pencarian Informasi

Krikelas (1983) dalam Kurniadi (2004) menyatakan perilaku informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan Krikelas (1983) dalam Kurniadi (2004) menyatakan perilaku informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan

Perilaku informasi merupakan perilaku manusia dalam mencari yang berkaitan dengan sumber dan saluran informasi, baik pengguna informasi yang pasif dan aktif dalam mencari informasi hal ini seperti perilaku informasi yang didefinisikan Wilson (2000) yaitu:

Information Behavior is the totality of human behavior in relation to sources and channels of information, including both active and passive information seeking, and information use. Thus, it includes face to-face communication with others, as well as the passive reception of information as in.

Kuhlthau (2011) menguraikan bahwa pola pencarian informasi sifatnya berjenjang, dimulai dari sesuatu yang tidak jelas, sampai pada tahap kejelasan dari informasi yang dicarinya. Kuhlthau (1999) mengungkapkan model proses pencarian informasi meliputi enam tahap:

a) Initiation, when a person first becomes aware of lack of knowledge, information and understanding to solve a complex problem or accomplish an involved project.

b) Selection is the second stage, when the task is to identify and select

the general area or topic to be investigated.

c) Exploration, when which is often the most difficult stage for users and the one most misunderstood by providers of information

services and designers of information systems.

d) Formulation, which is the turning point of the process when feelings of uncertainty diminish as understanding increases. e) Collection, when interaction between the user and the system

functions most effectively and efficiently. f) Presentation, when the task is to complete the search and resolve

the problem.

Tahapan ini mengungkapkan bahwa seseorang mengalami proses pencarian informasi secara holistik sebagai interaksi pikiran, perasaan dan tindakan.

delapan kategori perilaku pencarian informasi yang dimulai dari:

a. Memulai (starting) yaitu kegiatan awal menandakan dimulainya pencarian informasi.

b. Merangkaikan (chaining) yaitu kegiatan yang mengikuti mata rantai yang menghubungkan alat penelusuran berupa sitasi, indeks, abstrak, dan alat lainnya dengan bahan acuan.

c. Menelusur (browsing) yaitu kegiatan penelusuran pada bidang potensial yang diminati.

d. Membedakan (differentiating) yaitu penggunaan sumber-sumber informasi yang beragam sebagai alat untuk menyeleksi isi dan kualitas bahan.

e. Mengawasi (monitoring) yaitu kegiatan untuk mengikuti dan mengetahui perkembangan-perkembangan dalam bidang tertentu melalui sumber-sumber informasi yang terpilih.

f. Menyarikan (extracting) yaitu kegiatan yang lebih bersifat sistematis melalui sumber-sumber yang terpilih untuk menemukan informasi yang diminati.

g. Memverifikasi (verifying) atau pengujian ketepatan, yaitu tahap dimana pencari informasi mengecek apakah informasi yang didapat tepat atau sesuai dengan minatnya .

h. Mengakhiri (ending) atau pengakhiran, yaitu tahap dimana pencari informasi mengakhiri proses kegiatan pencariannya pada saat

berakhirnya topik yang ditulisnya. Perilaku pencarian informasi peternak dalam penelitian ini adalah aktivitas perilaku peternak untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dibutuhkan oleh peternak sapi perah yang berguna untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha ternak sapi perah dan mengurangi ketidak pastian sehingga dapat memberikan manfaat dan dapat meningkatkan produktivitas hasil sapi perah. Model berakhirnya topik yang ditulisnya. Perilaku pencarian informasi peternak dalam penelitian ini adalah aktivitas perilaku peternak untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dibutuhkan oleh peternak sapi perah yang berguna untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha ternak sapi perah dan mengurangi ketidak pastian sehingga dapat memberikan manfaat dan dapat meningkatkan produktivitas hasil sapi perah. Model

4. Kendala Pencarian Informasi

Kendala pencarian informasi dapat muncul dari berbagai faktor baik dari kondisi lingkungan maupun kondisi politik. Kendala pencarian disampaikan dari beberapa pendapat.

Wilson (2000) mengungkapkan bahwa kendala pencarian informasi muncul dari satu set, berikut pernyataannya: “Wilson‟s then suggests that the barriers that impede the search for

information will arise out of the same set of contexts ”. Wilson (1981) dalam Wilson (2000) menyatakan:

” information need was not a fundamental need such as the need for shelter or the need for sustenance, but rather a secondary order

need which arose out of the desire to satisfy the primary needs ”. Wilson (1981) dalam Wilson (1999) mengusulkan:

”...that the basic needs can be defined as physiological, cognitive or affective. He goes on to note that the context of any one of these needs may be the person him or herself, or the role demands of the

person‟s work or life, or the environments (political, economic, technological, etc.) within which that life or work takes place. He

then suggests that the barriers that impede the search for information will arise out of the same set of contexts. ..”

Hampir dapat dipastikan bahwa menurut Wersig (1993) dalam Kurniadi (2004) setiap orang akan mengalami suatu kendala dalam pencarian informasi. Kendala tersebut disebabkan oleh faktor internal pencari informasi sendiri atau disebabkan oleh keduanya yaitu faktor internal dan eksternal. Hanya saja berat ringannya kendala tersebut bagi setiap orang tentu berbeda. Segala tindakan manusia didasarkan pada suatu keadaan yang dipengaruhi oleh lingkungan, pengetahuan, situasi dan tujuan yang ada pada diri manusia.