TUGAS AKHIR - Peran Sistem Transportasi dalam Mendorong Perkembangan Wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 - 2010

TUGAS AKHIR PERAN SISTEM TRANSPORTASI DALAM MENDORONG PERKEMBANGAN WILAYAH SURAKARTA BAGIAN UTARA TAHUN 2001 - 2010

Disusun Oleh : UNIN RESTRIANA S

I 0608046

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

commit to user

PERAN SISTEM TRANSPORTASI DALAM MENDORONG PERKEMBANGAN WILAYAH SURAKARTA BAGIAN UTARA TAHUN 2001- 2010 UNIN RESTRIANA S

I 06080046

Menyetujui, Surakarta, Oktober 2012

Pembimbing I

Ir. Soedwiwahjono, MT NIP. 19620306 199003 1 001

Pembimbing II

Istijabatul Aliyah, ST, MT NIP. 19690923 199702 2 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT NIP. 19620610 199103 1 001

Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Ir. Galing Yudana, MT NIP. 19620129 198703 1 002

commit to user

“Allahuma yassir wa laa tu’assir”

Ya Allah mudahkanlah, jangan dipersulit

“Menuntut ilmu yang sungguh-sungguh dan menjadi orang yang berguna karena hanya itu harapan dan kebanggaan orang tua.”

-Mamah Papah-

“1% inspirasi 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja

keras.”

-Penulis-

“First, they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win.”

-Mahatma Gandhi-

commit to user

Kecenderungan perkembangan Kota Surakarta di dalam wilayah kota mengarah pada disparitas pertumbuhan antara wilayah Surakarta Bagian Selatan yang sudah sangat intensif berupa pembangunan infrastruktur dibandingkan dengan wilayah Surakarta Bagian Utara yang kurang memiliki daya tarik untuk berkembang. Hal ini merupakan dampak dari ketidakmerataan pengalokasian program pembangunan di Kota Surakarta. Salah satu infrastruktur yang dapat mendorong perkembangan wilayah adalah sistem transportasi karena pengembangan transportasi sangat penting artinya dalam menunjang dan menggerakkan dinamika pembangunan, transportasi berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.

Penelitian ini adalah penelitian deskripsi yaitu penelitian yang bersifat mendeskripsikan (menggambarkan) suatu hal yang spesifik dari situasi tertentu (masalah/subjek) tertentu yaitu sistem transportasi dan perkembangan wilayah di Surakarta bagian Utara dari tahun 2001 hingga 2010. Analisis dilakukan terhadap komponen sistem transportasi yaitu prasarana transportasi, sarana transportasi serta sistem organisasi transportasi dan perkembangan wilayah yang meliputi perkembangan tata guna lahan, perkembangan perekonomian, serta perkembangan sosial demografi.

Analisis korelasi berganda sistem transportasi terhadap perkembangan wilayah Surakarta bagian Utara dari tahun 2001 hingga 2010 menunjukkan bahwa sistem transportasi mempunyai peran dalam mendorong perkembangan fisik lingkungan wilayah, kemudian mendorong perkembangan sosial demografi wilayah tersebut dan yang terakhir mendorong perkembangan perekonomian wilayah. Perkembangan wilayah tersebut berupa peningkatan luas lahan permukiman, kemudahan dalam mobilitas barang hasil produksi baik dalam wilayah maupun ke luar wilayah, kemudahan tenaga kerja maupun penduduk dalam menjangkau tempat bekerja di industri maupun sarana perdagangan, dan aksesibilitas penduduk yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan dasar berupa pendidikan dan kesehatan.

Kata kunci : sistem transportasi, perkembangan wilayah

commit to user

Development trend of Surakarta within the city led to the disparity between the growth in the Southern region of Surakarta which is already very intensive form of infrastructure development compared to the Surakarta Northern lacking appeal to thrive. This is the impact of inequality in the allocation of development programs in Surakarta. One of the infrastructures that encourage the development of the region is due to the development of the transportation system because it is very important to support and drive the dynamics of the construction, transportation, served as a catalyst in supporting economic growth and regional development.

This research is a description that described the specific terms of the particular situation (problem / subject) transportation systems and the development of the northern region of Surakarta from 2001 to 2010. The analysis conducted on the components of transportation system and development areas include the development of land use, economic development, social and demographic developments.

Multiple correlation analysis on the development of the transportation system Surakarta northern region from 2001 to 2010 showed that the transportation system has a role in encouraging the development of physical environment areas, and encourage the development of the social demographics of the area and the latter encourages the development of regional economy. The development of the region by increasing land settlements, ease the mobility of manufactured goods both within and outside the region, ease of labor and population in reach of employment in industry and trade facilities, and accessibility of high population to meet basic needs such as education and health.

Keywords: transportation systems, the development of the region.

commit to user

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir “Peran Sistem Transportasi

Dalam Mendorong Perkembangan Wilayah Surakarta bagian Utara Tahun 2001 -

2010” ini. Adapun tugas akhir ini diselesaikan dan diajukan sebagai syarat untuk mencapai jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam tugas akhir ini penulis mencoba untuk mendeskripsikan bagaimana peran sistem transportasi dalam mendorong perkembangan suatu wilayah yaitu Surakarta bagian Utara dari tahun 2001-2010. Penelitian ini dilakukan atas dasar terjadinya disparitas pertumbuhan antara wilayah Surakarta Bagian Selatan yang sudah sangat intensif berupa pembangunan infrastruktur dibandingkan dengan wilayah Surakarta Bagian Utara yang kurang memiliki daya tarik untuk berkembang.

Penyelesaian tugas akhir ini tidak dapat terlepas dari dukungan berbagai pihak. Melalui inilah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala perhatian dan bantuan yang diberikan. Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada :

1. Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr.Ir.Mohamad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ir. Widharyatmo, MSi selaku pembimbing akademik atas bimbingan dan saran yang diberikan selama proses perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir ini.

5. Ir. Soedwiwahjono, MT dan Istijabatul Aliyah, ST, MT selaku dosen pembimbing seminar dan tugas akhir, atas semua masukan, kritik, saran, support dan kesabaran dalam membimbing penyusunan tugas akhir sampai selesai.

6. Ir. Galing Yudana, MT dan Isti Andini, ST, MT selaku dosen penguji, atas setiap kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

7. Orangtuaku Bapak H. Hadi Suparno dan Ibu H. Sri Rohmani, S.Pd dan ketiga kakakku Mas Uut Novia Suparno S.Si, Mbak drg. Nilasary Rochmanita Suparno dan Mbak Tantia Sari S.Pd yang telah memberikan restu dan dukungan baik secara moril maupun materil serta doa yang tak habis-habisnya dalam menyelesaikan tugas akhir

commit to user commit to user

8. Mas Agung Tri Kuncoro atas doa terbaik, senyum terindah, kesabaran dan kesetiaan yang tak pernah lelah, serta dukungan dan semangat yang luar biasa. Thank you, thank you and thank you. Loving you is always red J.

9. Saudara-saudaraku terkasih Sendikasari Artianto, Fitria Nur Diatna, Fitri M Sinaga, Agnies Putri, Nour Eka Djayanti, Brilliantie Italiana, Setyorini, Anis Yuniarta, dan Inarotu Duja yang setia mendukung dan memberikan nasehat dan pelukan yang penuh dengan rasa persaudaraan.

10. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2008 yang telah memberikan dukungan dan bantuan sampai terselesaikannya tugas akhir ini.

11. Semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi kepentingan praktis maupun akademis. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam tulisan ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan tulisan dan penelitian berikutnya. Semoga tugas akhir ini bermanfaat. Penulis mengucapkan terimakasih.

Surakarta, September 2012

Unin Restriana S

commit to user

PERKEMBANGAN WILAYAH SURAKARTA BAGIAN UTARA………

86

5.1 Analisis Sistem Transportasi Wilayah Surakarta bagian Utara……………….. 86

5.1.1 Analisis Prasarana Transportasi Wilayah Surakarta bagian Utara………. 86

5.1.1.1 Jalan Arteri Primer……………………………………………….. 87

5.1.1.2 Jalan Kolektor Primer ……………………………………………. 89

5.1.1.3 Jalan Kolektor Sekunder…………………………………………. 92

5.1.2 Analisis Sarana Transportasi Wilayah Surakarta bagian Utara…………. 94

5.1.3 Analisi Sistem Organisasi Transportasi Surakarta Bagian Utara………... 97

5.1.3.1 Kelembagaan Sistem Transportasi……………………………….. 97

5.1.3.2 Kebijakan Sistem Transportasi…………………………………… 97

5.2 Analisis Perkembangan Wilayah Surakarta bagian Utara……………………... 97

5.2.1 Analisis Perkembangan Fisik dan Lingkungan………………………….. 98

5.2.2 Analisis Perkembangan Kondisi Perekonomian………………………… 99

5.2.3 Analisis Perkembangan Kondisi Sosial Demografi……………………… 101

5.3 Analisis Peran Sistem Transportasi dalam mendorong Perkembangan Wilayah 104

5.3.1 Analisis Peran Sistem Transportasi terhadap Perkembangan Fisik Lingkungan wilayah Surakarta bagian Utara……………………………. 104

5.3.2 Analisis Peran Sistem Transportasi terhadap Perkembangan Kondisi Perekonomian wilayah Surakarta bagian Utara………………… 106

5.3.3 Analisis Peran Sistem Transportasi terhadap Perkembangan Kondisi Sosial Demografi wilayah Surakarta bagian Utara………………………. 108

BAB VI PENUTUP……………………………………………………………………… 111

6.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….. 111

6.2 Saran…………………………………………………………………………… 112

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 113

LAMPIRAN

commit to user

Tabel 2.1 Tingkat Pelayanan Jalan……………………………………………………….. 16 Tabel 2.2 Hubungan Kajian Teori Sistem Transportasi dan Perkembangan Wilayah…... 27 Tabel 3.1 Variabel Penelitian…………………………………………………………….. 29 Tabel 3.2 Hubungan antar Variabel Penelitian berdasarkan kajian teori………………… 29 Tabel 3.3 Kebutuhan Data……………………………………………………………….. 30 Tabel 3.4 Tahapan Analisis Penelitian…………………………………………………… 32 Tabel 3.5 Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Y……………………………….. 35 Tabel 4.1 Jenis, Panjang, dan Lebar Jalan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001-2005. 40 Tabel 4.2 Jenis, Panjang, dan Lebar Jalan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2006-2010. 40 Tabel 4.3 Volume Lalu Lintas di wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010.. 44 Tabel 4.4 Kapasitas Jalan di wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2001–2005………. 47 Tabel 4.5 Kapasitas Jalan di wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2006 –2010……... 47 Tabel 4.6 Level of Services Jalan di wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2001–2010 48 Tabel 4.7 Kecepatan perjalanan di wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 –2005.. 51 Tabel 4.8 Kecepatan perjalanan di wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2006–2010... 51 Tabel 4.9 Kepadatan Lalu Lintas di wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2001-2010.. 52 Tabel 4.10 Jumlah kendaraan bermotor di wilayah Surakarta Bagian Utara……………. 53 Tabel 4.11 Jumlah armada angkutan kota di wilayah Surakarta Bagian Utara………….. 57 Tabel 4.12 Jumlah armada bus kota kota di wilayah Surakarta Bagian Utara…………... 58 Tabel 4.13 Tarif angkutan kota berdasarkan jalur di wilayah Surakarta Bagian Utara…. 59 Tabel 4.14 Tarif bus kota kota berdasarkan jalur di wilayah Surakarta Bagian Utara…... 59 Tabel 4.15 Penggunaan Lahan Kota Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010………. 62 Tabel 4.16 Tenaga Kerja di wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010……… 67 Tabel 4.17 Jumlah Sarana Perdagangan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010.. 68 Tabel 4.18 Aktivitas Industri wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010…….. 70 Tabel 4.19 Kepadatan Penduduk wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010… 76 Tabel 4.20 Pertumbuhan Penduduk Alami Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010.. 77 Tabel 4.21 Migrasi Penduduk wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010….. 78 Tabel 4.22 Jumlah Sarana Pendidikan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010… 79 Tabel 4.23 Jumlah Sarana Kesehatan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010…. 81 Tabel 5.1 Data Ordinal Analisis Peran Sistem Transportasi terhadap Perkembangan

Fisik Lingkungan Surakarta bagian Utara……………………………………... 104 Tabel 5.2 Data Ordinal Analisis Peran Sistem Transportasi terhadap Perkembangan Kondisi Sosial Demografi Surakarta bagian Utara …………………………… 106 Tabel 5.3 Data Ordinal Analisis Peran Sistem Transportasi terhadap Perkembangan Kondisi Ekonomi Surakarta bagian Utara…………………………………..…. 109

commit to user

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian…………………………………………………… 8 Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian………………………………………………….. 26 Gambar 3.2 Kerangka Analisis………………………………………………………….. 33 Gambar 4.1-4.2 Jalan Arteri Primer di Surakarta Bagian Utara……….........................

40

Gambar 4.3-4.4 Jalan Kolektor Primer dan Sekunder di Surakarta Bagian Utara……… 41 Gambar 4.5 Grafik Level of Services Jalan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2006–2010 49 Gambar 4.6 Grafik Kepadatan Lalu Lintas di Surakarta Bagian Utara Tahun 2006 –2010 53 Gambar 4.7-4.8 Angkutan Kota dan Bus Kota di Surakarta Bagian Utara……………… 54 Gambar 4.9 Grafik Penggunaan Lahan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 –2010… 63 Gambar 4.10-4.11 Permukiman dan Perdagangan/Jasa di Surakarta Bagian Utara……. 64 Gambar 4.12-4.13 Industri dan Kuburan di Surakarta Bagian Utara …………………… 64 Gambar 4.14-4.15 Sawah dan Tegalan di Surakarta Bagian Utara……………………… 64 Gambar 4.16 Grafik Jumlah Tenaga Kerja di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 –2010 67 Gambar 4.17 Grafik Sarana Perdagangan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001–2010 69 Gambar 4.18 Grafik Jumlah Industri di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001–2010…… 70 Gambar 4.19-4.20 Industri dan Pertokoan di wilayah Surakarta Bagian Utara…………. 71 Gambar 4.21 Grafik Kepadatan Penduduk di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001–2010 76 Gambar 4.22 Grafik Pertumbuhan Penduduk di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001–201077 Gambar 4.23 Grafik Migrasi Penduduk di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010.. 78 Gambar 4.24 Grafik Sarana Pendidikan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010.. 80 Gambar 4.25-4.26 Sarana Pendidikan di Surakarta bagian Utara………………………... 80 Gambar 4.27 Grafik Sarana Kesehatan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001 – 2010.. 81 Gambar 5.1 Ketentuan Penampang Jalan Arteri Primer…………………………………. 87 Gambar 5.2 Penampang Jalan Arteri Primer di Surakarta bagian Utara…………………. 87 Gambar 5.3 Ketentuan Penampang Jalan Koektor Primer……………………………….. 89 Gambar 5.4 Penampang Jalan Kolektor Primer di Surakarta bagian Utara……………… 89 Gambar 5.5 Ketentuan Penampang Jalan Koektor Sekunder……………………………. 92 Gambar 5.6 Penampang Jalan Kolektor Sekunder di Surakarta bagian Utara…………… 92 Gambar 5.7 Analisis perkembangan tata guna lahan Surakarta bagian Utara……………. 98 Gambar 5.8 Analisis perkembangan kondisi perekonomian Surakarta bagian Utara……. 100 Gambar 5.9 Analisis perkembangan kondisi sosial demografi Surakarta bagian Utara…. 102 Gambar 5.10 Keterkaitan antar variabel peran sistem transportasi terhadap

perkembangan fisik lingkungan wilayah Surakarta bagian Utara…………… 105 Gambar 5.11 Keterkaitan antar variabel peran sistem transportasi terhadap perkembangan perekonomian wilayah Surakarta bagian Utara………..……. 107 Gambar 5.12 Keterkaitan antar variabel peran sistem transportasi terhadap perkembangan sosial demografi wilayah Surakarta bagian Utara……….….. 109

commit to user

Peta 4.1 Administrasi Surakarta Bagian Utara…………………………………………... 10 Peta 4.2 Jalan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2001-2005…………………………….. 42 Peta 4.3 Jalan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2006-2010…………………………….. 43 Peta 4.4 Jalur Angkutan Kota di Surakarta Bagian Utara………………………………... 55 Peta 4.5 Jalur Bus Kota di Surakarta Bagian Utara……………………………………… 56 Peta 4.6 Tata Guna Lahan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2005……………………… 65 Peta 4.7 Tata Guna Lahan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2010……………………… 66 Peta 4.8 Persebaran Sarana Perdagangan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2005……… 72 Peta 4.9 Persebaran Sarana Perdagangan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2010……… 73 Peta 4.10 Persebaran Industri di Wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2005………... 74 Peta 4.11 Persebaran Industri di Wilayah Surakarta Bagian Utara Tahun 2010………... 75 Peta 4.12 Persebaran Sarana Pendidikan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2005………. 82 Peta 4.13 Persebaran Sarana Pendidikan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2010………. 83 Peta 4.14 Persebaran Sarana Kesehatan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2005……….. 84 Peta 4.15 Persebaran Sarana Kesehatan di Surakarta Bagian Utara Tahun 2010……….. 85 Peta 5.1 Analisis Jalan Arteri Primer di wilayah Surakarta bagian Utara………………. 88 Peta 5.2 Analisis Jalan Kolektor Primer di Surakarta bagian Utara Tahun 2001-2005… 91 Peta 5.3 Analisis Jalan Kolektor Primer di Surakarta bagian Utara Tahun 2006-2010… 91 Peta 5.4 Analisis Jln Kolektor Sekunder di Surakarta bagian Utara Tahun 2001-2010... 93 Peta 5.5 Overlapping jalur di wilayah Surakarta bagian Utara Tahun 2001-2010……… 94 Peta 5.6 Analisis Jalur Angkutan Kota di Surakarta bagian Utara Tahun 2001-2010…... 95 Peta 5.7 Analisis Jalur Bus Kota Kota di Surakarta bagian Utara Tahun 2001-2010…… 96 Peta 5.8 Analisi perkembangan kondisi tata guna lahan Tahun 2001-2010……………… 99 Peta 5.9 Analisis perkembangan kondisi perekonomian Tahun 2001-2010……………... 101 Peta 5.10 Analisis perkembangan kondisi sosial demografi Tahun 2001-2010…………. 103 Peta 5.11 Perubahan status jalan dan tata guna lahan Tahun 2001-2010………………… 106

commit to user

Lampiran A Instrument Survey………………………………………………………….. 115 Lampiran B Penghitungan Analisis Korelasi Berganda………………………………… 124

commit to user

PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan kerangka awal dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan penelitian. Dalam bab ini menerangkan mengenai latar belakang yang menjadi gambaran dan dasar pelaksanaan penelitian, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup penelitian baik secara substansial maupun secara wilayah, posisi penelitian, urgensi penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian Peran Sistem Transportasi dalam mendorong Perkembangan Wilayah Surakarta bagian Utara tahun 2001-2010.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengembangan wilayah merupakan serangkaian kegiatan yang perlu dilakukan agar pembangunan dapat mengarah pada pembentukan struktur ruang wilayah dan pencapaian tujuan pembangunan yang diinginkan. Intervensi ini dituangkan dalam rencana pembangunan sektor yang meliputi pengembangan sektor produksi, infrastruktur serta kebijakan moneter dan fiskal terkait.

Perkembangan adalah proses perubahan dari suatu keadaan ke keadaan lain dalam waktu yang berbeda yang berjalan secara alami atau secara artifisial akibat campur tangan manusia dalam menentukan perubahan keadaan tersebut. Perkembangan wilayah dapat berupa perubahan luas wilayah (pemekaran) dan dapat pula berupa perubahan fisik wilayah (pembangunan). Perkembangan wilayah meliputi aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya, politik, dan teknologi. Pembangunan infrastruktur yang intensif untuk mendukung pemanfaatan potensi sumber daya alam dan akan mampu mempercepat proses pembangunan suatu wilayah (Yunus, 2004 dalam Hanzen Saruksuk, Johannes. 2006).

Pengembangan transportasi sangat penting artinya dalam menunjang dan menggerakkan dinamika pembangunan, karena transportasi berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah. Keberhasilan pembangunan salah satunya sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Sistem jaringan transportasi dapat dilihat dari segi efektivitas, dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi serta segi efisiensi dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan sistem transportasi. (Ahmad Munawar, 2007).

Transportasi sebagai sistem mencakup sub sistem prasarana berupa jalur dan simpul tempat pergerakan, sub sistem sarana berupa kendaraan atau alat pergerakan, dan sub sistem

commit to user commit to user

Konteks penting dalam pembangunan wilayah di Indonesia ialah desentralisasi yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah yang direvisi dengan Undang-Undang No. 32 dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, sudah dilakukan sejak tanggal 1 Januari 2004. Otonomi daerah sebagai salah satu proses desentralisasi di Indonesia mengemukakan kabupaten/kota dan desa sebagai wilayah- wilayah otonom.

Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu, melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah. Dalam menjalankan otonomi daerah, Pemerintah Daerah dituntut untuk menjalankan roda pemerintahan secara efisien dan efektif, mampu mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan, serta meningkatkan pemerataan dan keadilan dengan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh masing- masing daerah.

Keberhasilan otonomi daerah tidak lepas dari kemampuan dalam bidang keuangan yang merupakan salah satu indikator penting dalam menghadapi otonomi daerah. Aparat Pemerintah Daerah perlu mengelola dana yang relative jauh lebih besar dan prioritas pembangunan daerah bisa jadi berbeda daripada prioritas pembangunan menurut Pemerintah Pusat, terutama ketika dana dialirkan melalui mekanisme DAU (Dana Alokasi Umum). Oleh sebab itu, otonomi daerah berpeluang dalam meningkatkan ketimpangan pembangunan wilayah atau minimal tidak mengurangi ketimpangan tersebut, karena kapasitas teknis aparat Pemda masih lemah dalam mengelola prasarana dan sarana (Sularmi dan Suwarno, 2006 dalam Suryaningrum, Sagita Dini. 2011).

Ketimpangan adalah suatu bentuk tidak seimbangnya pertumbuhan sektor-sektor primer, sekunder, tersier dan sektor-sektor sosial antara daerah satu dengan yang lain (Rustiadi, 2006 dalam Rezeki, Rina. 2007). Secara umum beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya peningkatan disparitas antarwilayah tersebut menurut

commit to user commit to user

Menurut Lay (1993 : 53 dalam Rezeki, Rina. 2007) indikator ketidakmerataan wilayah adalah secara fisik tersedia sarana sosial ekonomi seperti sarana kesehatan, pendidikan dan sarana ekonomi, secara ekonomi memiliki kemampuan ekonomi penduduk yang terlihat dari tingkat kesejahteraan keluarga pada masing-masing kecamatan, serta secara sosial adalah jumlah penduduk dan kualitas penduduk berdasarkan pendidikan.

Kota Surakarta sudah menerapkan implementasi otonomi daerah di tahun 2001 hingga sekarang. Kota ini terus berkembang menjadi wilayah modern, akan tetapi tidak semua wilayah di kota ini mengalami pembangunan yang setara. Ketidakmerataan pengalokasian program pembangunan di Kota Surakarta telah berdampak kecenderungan perkembangan Kota Surakarta di dalam wilayah kota yang mengarah pada disparitas pertumbuhan antara wilayah Surakarta Bagian Selatan yang sudah sangat intensif berupa pembangunan infrastruktur dibandingkan dengan wilayah Surakarta Bagian Utara yang kurang memiliki daya tarik untuk berkembang (RUTRK Surakarta tahun 2006-2026).

Perbedaan pertumbuhan antara kedua bagian kota ditandai dengan luasan wilayah Surakarta Utara mencapai 18,90 km² (hampir separuh dari luas total Kota Surakarta 44,06 km²), namun kepadatan penduduk di wilayah ini hanya 10.000 jiwa/km² sedangkan di wilayah Surakarta bagian selatan mencapai 15.000 jiwa//km².

Ketertinggalan pembangunan di wilayah Surakarta bagian Utara erat kaitannya dengan sejarah masa lalu. Perjalanan sejarah dinasti Mataram sangat mempengaruhi perkembangan Kota Surakarta. Pemerintahan yang dipusatkan di selatan menjadikan seluruh fasilitas dan infrastruktur disediakan di wilayah tersebut. Sedangkan di wilayah utara menjadi tempat persembunyian sekaligus bermukimnya kawanan begal sehingga penduduk lebih memilih membuka usaha di daerah selatan lantaran daerah utara kerap diganggu perompak. Jika sejak awal infrastruktur bisnis memang sudah kokoh berada di suatu daerah, maka proses

commit to user commit to user

Infrastruktur di wilayah Surakarta bagian Utara berupa utilitas, fasilitas sosial, serta sistem transportasi. Utilitas di wilayah Surakarta bagian Utara memiliki kondisi yang sama dengan wilayah Surakarta bagian Selatan. Utilitas meliputi jaringan listrik, air bersih, drainase, dan persampahan.

Ketersediaan fasilitas sosial di wilayah Surakarta bagian Utara masih kurang jika dibandingkan wilayah Surakarta bagian Selatan. Fasilitas sosial meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan fasilitas perdagangan. Jenjang fasilitas pendidikan di wilayah Surakarta bagian Utara mulai dari SD hingga SMU sudah tersebar di setiap kelurahan. Akan tetapi fasilitas tersebut dirasa kurang mampu menciptakan arus pergerakan penduduk Kota Surakarta menuju wilayah ini sebab kualitas pendidikan yang ditawarkan masih kurang. Fasilitas kesehatan di wilayah Surakarta bagian Utara hanya terdiri dari Posyandu, Klinik Pengobatan dan Puskesmas. Belum adanya Rumah Sakit Umum di wilayah ini membuat penduduk harus keluar wilayah jika hendak mengunjungi RSU. Fasilitas perdagangan di wilayah Surakarta bagian Utara terdiri dari pasar tradisional, pertokoan/ritel, warung dan belum terdapat pasar modern berupa supermarket atau hipermarket. Pasar Nusukan yang terletak di Kelurahan Nusukan merupakan pasar tipe IIA yang cukup padat terutama untuk melayani masyarakat Kota Surakarta bagian Utara sedangkan Pasar Mojosongo yang terletak di Kelurahan Mojosongo merupakan tipe pasar IIIA yang hanya melayani penduduk di kelurahan tersebut. Kedua pasar ini belum cukup kuat dalam menciptakan efek ganda sampai ke perbatasan kota.

Dalam sistem transportasi dan jaringan jalan di Jawa Tengah, Kota Surakarta merupakan simpul pergerakan yang sangat strategis. Dari wilayah hinterland menuju Kota Surakarta dihubungkan oleh jalur jalan Provinsi Jawa Tengah yang berfungsi sebagai jalan Kolektor Primer, salah satunya yaitu jalur Semarang - Purwodadi – Surakarta yang melewati wilayah Surakarta bagian Utara di Jalan Kolonel Sugiono. Wilayah Surakarta Bagian Utara juga dilewati oleh jalan arteri primer yang ditandai oleh lalu lintas kendaraan besar (bus dan truk), yaitu ruas Jalan Jend. A. Yani – Jalan Ki Mangun Sarkoro – Jalan Sumpah Pemuda – Jalan Brigjend Katamso – Ringroad. Keberadaan ruas jalan tersebut berpotensi memacu perkembangan wilayah Surakarta bagian Utara karena tingginya arus lalu lintas yang melintas di wilayah ini. Wilayah Surakarta bagian Utara masih minim jangkauan angkutan umum. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan wilayah Surakarta bagian Selatan yang sudah dilewati oleh berbagai jenis angkutan umum serta memiliki sarana transportasi berupa terminal dan stasiun.

commit to user commit to user

Bandara Adi Sumarmo secara administrasi terletak di wilayah Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, meskipun secara fungsional merupakan bandara bagi pelayanan kegiatan Kota Surakarta. Dari Bandara Adi Sumarmo menuju Kota Surakarta dihubungkan melalui Jl. Adi Sucipto yang mengakibatkan pada ruas jalan tersebut menjadi daya tarik beberapa kegiatan yang menunjang sesuai karakter pergerakannya, yaitu perhotelan, industri, rumah makan dan jasa lainnya.

Asrama Haji Donohudan terletak di Kecamatan Ngemplak yang terletak di sebelah Barat Kota Surakarta. Asrama tersebut merupakan fasilitas tingkat wilayah Provinsi Jawa Tengah yang diperuntukkan bagi para jamaah haji yang transit di asrama tersebut sebelum diberangkatkan menuju Kota Mekah. Meskipun pemanfaatan asrama tersebut bersifat insidental, namun skala kegiatan yang ditimbulkan cukup besar pengaruhnya terhadap kegiatan sosial ekonomi di Kota Surakarta, khususnya jumlah pengantar yang sangat besar jumlahnya.

Kedua faktor eksternal di atas dapat mengurangi ketimpangan antara wilayah Surakarta bagian Utara dengan Selatan jika dikembangkan dengan baik. Perkembangan wilayah Surakarta bagian Utara menuju arah Barat memiliki karakteristik kegiatan perhotelan, perkantoran, perumahan, industri, perdagangan dan jasa sedangkan perkembangan wilayah Surakarta bagian Utara menuju arah Utara memiliki karakteristik kegiatan industri, perdagangan dan jasa (RUTRK Surakarta Tahun 2007-2026).

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peran sistem transportasi di

wilayah Surakarta bagian Utara dalam mendorong perkembangan wilayah pada tahun 2001 hingga 2010?”

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah Menjelaskan bagaimana peran sistem transportasi di wilayah Surakarta bagian Utara dalam mendorong perkembangan wilayah tersebut.

1.3.2 Sasaran Penelitian

Sedangkan sasaran yaitu alat untuk mencapai tujuan dari penulisan ini adalah :

commit to user commit to user

2. Mengidentifikasi perkembangan tata guna lahan, kondisi sosial demografi dan kondisi perekonomian di wilayah Surakarta bagian Utara tahun 2001 hingga 2010.

3. Menganalisis bagaimana peran sistem transportasi dalam mendorong perkembangan wilayah di Surakarta bagian Utara tahun 2001 hingga 2010.

1.4 Keluaran Penelitian

Penelitian ini akan menghasilkan output berupa peran sistem transportasi dalam mendorong perkembangan wilayah Surakarta Bagian Utara tahun 2001 hingga 2010.

1.5 Urgensi Penelitian

Terjadinya disparitas pertumbuhan antara wilayah Surakarta Bagian Selatan yang sudah sangat intensif berupa pembangunan infrastruktur dibandingkan dengan wilayah Surakarta Bagian Utara yang kurang memiliki daya tarik untuk berkembang (RUTRK Surakarta Tahun 2006 - 2026) memunculkan salah satu arahan pengembangan internal Kota Surakarta yaitu Kota Surakarta bagian utara akan dikembangkan jaringan infrastrukturnya serta pengalokasian kegiatan baru yang mampu merangsang dan menjadi daya tarik terhadap kegiatan lainnya.

Dalam rangka mendorong wilayah Surakarta bagian Utara mengejar ketertinggalan dibandingkan dengan bagian Selatan maka timbul pertanyaan sistem transportasi yang bagaimana yang seharusnya terdapat di Surakarta bagian Utara. Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan suatu penelitian mengenai bagaimana peran sistem transportasi mendorong perkembangan wilayah Surakarta Bagian Utara melalui identifikasi sistem transportasi dan perkembangan wilayah yang terjadi pada saat ini sehingga dapat disimpulkan sistem transportasi yang cocok untuk dikembangkan di wilayah ini.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Pengembangan wilayah merupakan upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan antarwilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah. Pada dasarnya pengembangan wilayah harus disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan permasalahan wilayah bersangkutan (Ambardi & Priharwantoro, 2002:47). Demikian pula dengan salah satu arahan pengembangan Kota Surakarta, yaitu “Kota Surakarta bagian utara akan dikembangkan jaringan infrastrukturnya serta pengalokasian kegiatan baru yang mampu merangsang dan menjadi daya tarik terhadap kegiatan lainnya” .

commit to user commit to user

Perlu diketahui sistem transportasi yang cocok untuk dikembangkan di wilayah Surakarta bagian Utara. Untuk itu maka dilakukan kajian mendalam mengenai bagaimana kondisi sistem transportasi yang saat ini terdapat di wilayah Surakarta bagian Utara dan bagaimana sistem transportasi mendorong perkembangan wilayah.

Sebagai langkah pertama, pada kerangka yang merupakan gambaran umum alur berpikir dari penelitian ini adalah mendiskripsikan isu, fenomena dan permasalahan sebagai latar belakang pemilihan tema, yaitu mencari ketimpangan pembangunan infrastruktur di wilayah Surakarta baik dari segi teoritis maupun empiris melalui studi kepustakaan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang terjadinya ketimpangan antar wilayah.

Langkah kedua adalah mengidentifikasi sistem transportasi yang ada di wilayah penelitian. Aspek-aspek tersebut meliputi prasarana, sarana dan sistem organisasi transportasi. Langkah ketiga adalah menentukan kondisi sistem transportasi yang ada dengan menggunakan analisis deskriptif yang meliputi analisis sistem organisasi transportasi, analisis prasarana dan sarana transportasi.

Langkah keempat yaitu mengidentifikasi kondisi wilayah penelitian. Aspek-aspek tersebut meliputi kondisi tata guna lahan, kondisi sosial dan demografi serta kondisi perekonomian. Langkah kelima yaitu menentukan perkembangan wilayah yang terjadi di wilayah penelitian dengan menggunakan analisis deskiptif yang meliputi analisis tata guna lahan, analisis sosial dan demografi serta analisis perekonomian.

Langkah terakhir yaitu menjelaskan bagaimana sistem transportasi mendorong perkembangan wilayah yaitu dengan menggunakan analisis korelasi berganda yang meliputi peran sistem transportasi terhadap perkembangan fisik lingkungan wilayah, peran sistem transportasi terhadap perkembangan sosial dan ekonomi wilayah.

commit to user

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian Sumber : Penulis

Topik : Infrastruktur mendorong perkembangan wilayah Surakarta bagian Utara

Rumusan masalah : Bagaimana peran sistem transportasi di wilayah Surakarta bagian Utara dalam mendorong perkembangan wilayah ?

Tujuan

Menjelaskan bagaimana sistem transportasi di wilayah Surakarta bagian Utara mendorong perkembangan wilayah.

Sasaran

1. Mengidentifikasi prasarana, sarana dan sistem organisasi transportasi yang terdapat di wilayah Surakarta bagian Utara.

2. Mengidentifikasi perkembangan tata guna lahan, perekonomian dan sosial dan demografi di wilayah Surakarta bagian Utara.

3. Menganalisis peran sistem transportasi dalam mendorong perkembangan fisik lingkungan, perkembangan ekonomi, perkembangan sosial demografi di wilayah Surakarta bagian Utara.

Identifikasi Kondisi Sistem Transportasi

Prasarana Transportasi

Sarana Transportasi

Sistem Organisasi

Transportasi

Kondisi sistem

transportasi

Kesimpulan

Kajian Empiris

1. Bagaimana sistem transportasi dari tahun 2001-2010?

2. Bagaimana perkembangan wilayah di Surakarta bagian Utara dari tahun 2001-2010? 3. Bagaimana peran sistem transportasi dalam mendorong perkembangan wilayah?

Peran sistem transportasi dalam mendorong perkembangan wilayah

Analisis Korelasi Berganda

Kajian Pustaka Sistem Transportasi Yang Dapat

Mendorong Perkembang an Wilayah

Identifikasi Perkembangan Wilayah

Tata Guna

Lahan

Sosial dan demografi

Analisis Deskriptif

Perkembangan fisik lingkungan

Latar Belakang :

1. Terjadinya disparitas pertumbuhan antara wilayah Surakarta Bagian Selatan yang sudah sangat intensif berupa pembangunan infrastruktur dibandingkan dengan wilayah Surakarta Bagian Utara yang kurang memiliki daya tarik untuk berkembang.

2. Terdapat permasalahan dan potensi sistem transportasi di wilayah Surakarta bagian Utara.

3. Keberhasilan perkembangan wilayah salah satunya sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan.

Perekonomian

Perkembangan sosial demografi

Perkembangan ekonomi

commit to user

Penelitian dengan Judul Peran Sistem Transportasi dalam mendorong Perkembangan Wilayah di Surakarta Bagian Utara ini merupakan penelitian awal atau penelitian baru yang sebelumnya belum pernah ada penelitian yang sejenis.

1.8 Batasan Penelitian

Batasan penelitian terdiri atas batasan substansial yaitu berisikan batasan-batasan substansi yang dibahas dalam studi dan batasan spasial yaitu berisikan batasan-batasan administrasi dari wilayah penelitian.

1.8.1 Batasan Substansial Batasan substansi penelitian ini dijabarkan dalam upaya untuk mengetahui kondisi dari

sistem transportasi di wilayah Surakarta bagian Utara dan bagaimana sistem transportasi mendorong perkembangan dan kemajuan wilayah.

Dalam batasan substansial ini permasalahan yang dikaji menyangkut kondisi sistem transportasi yang ada serta perkembangan wilayah Surakarta bagian Utara.

1. Kondisi sistem transportasi wilayah Surakarta bagian Utara yang meliputi prasarana transportasi, sarana transportasi serta sistem organisasi transportasi dari tahun 2001 hingga 2010.

2. Perkembangan wilayah Surakarta bagian Utara yang meliputi perkembangan tata guna lahan, perkembangan kondisi sosial demografi dan perkembangan kondisi perekonomian dari tahun 2001 hingga 2010.

1.8.2 Batasan Spasial Wilayah Surakarta bagian Utara merupakan wilayah di Kota Surakarta bagian utara

yang dibatasi oleh Sungai Pepe dan terdiri dari lima kelurahan yaitu Kelurahan Mojosongo di Kecamatan Jebres dan Kelurahan Kadipiro, Kelurahan Nusukan, Kelurahan Banyuanyar, serta Kelurahan Sumber di Kecamatan Banjarsari. Luas wilayah ini sebesar 1506,28 Hektar.

Secara administratif wilayah ini berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali Sebelah Selatan : Kelurahan Jebres, Kelurahan Tegalharjo, Kelurahan Gilingan, Kelurahan

Kestalan, dan Kelurahan Manahan.

Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar

commit to user

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan proses pemahaman terhadap teori dan peraturan yang mendasari proses penelitian. Dalam bab ini dikaji mengenai teori dan peraturan sistem transportasi, teori dan peraturan perkembangan wilayah serta teori dan peraturan peran sistem transportasi dalam mendorong perkembangan wilayah. Tinjauan pustaka membantu dalam perumusan variabel penelitian dan arah penelitian dalam kerangka pemikiran.

2.1 Sistem Transportasi

Associated General Contractors of America (AGCA, 1982 dalam modul kuliah Konsep Pembangunan Infrastrukur ITB 2006) mendefinisikan infrastruktur sebagai sistem fasilitas publik yang didanai dalam menyediakan pengiriman layanan penting untuk standar hidup yang berkelanjutan. Sementara itu Hudson, et al (1997 dalam modul kuliah Konsep Pembangunan Infrastrukur ITB 2006) mengelompokkan infrastruktur menjadi tujuh kategori yaitu Transportasi, Air dan air limbah, Pengelolaan Limbah, Produksi dan Distribusi Energi, Bangunan Gedung, Fasilitas Rekreasi dan Komunikasi.

2.1.1 Pengertian Sistem Transportasi Tamin (1997) mendefinisikan transportasi adalah suatu sistem jaringan yang secara fisik

menghubungkan suatu ruang dengan ruang kegiatan lainnya. Papacostas (1987) mendefinisikan transportasi sebagai suatu sistem yang terdiri dari fasilitas tetap (fixed facilities) /prasarana, besaran arus (flow entities)/sarana dan sistem pengendalian (control system) yang memungkinkan barang atau orang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain secara efisien setiap waktu untuk mendukung aktivitas manusia.

Transportasi sebagai sistem mencakup sub sistem prasarana berupa jalur dan simpul tempat pergerakan, sub sistem sarana berupa kendaraan atau alat pergerakan, dan sub sistem pengendalian atau pengaturan yang memungkinkan pergerakan tersebut efisien, lancar, aman, dan teratur (Kodoatie, 2003).

Secara umum dapat disimpulkan bahwa transportasi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk memindahkan sesuatu (orang atau barang) dari suatu tempat ke tempat lain yang terpisah secara spasial, baik dengan atau tanpa sarana/alat angkut. Perpindahan tersebut melalui jalur perpindahan yaitu prasarana baik alami (udara, sungai, laut) maupun man made (jalan raya, jalan rel, pipa), obyek yang diangkut dapat berupa orang maupun barang, alat/sarana angkutan (kendaraan, pesawat, kapal, kereta, pipa), dengan sistem

commit to user commit to user

a. Prasarana transportasi seperti jalan raya, jalan kereta api, terminal bus, bandar udara, pelabuhan dan lain sebagainya.

b. Kendaraan yang menggunakan prasarana tersebut (sarana transportasi).

c. Sistem organisasi yang menjamin kendaraan dan prasarana tersebut digunakan secara baik dan benar.

2.1.2 Prasarana Transportasi Prasarana transportasi merupakan jaringan lalu lintas berupa jalan termasuk jembatan (Warpani, Suwardjoko 2002 dalam Watiningrum, Fajar. 2005). Ciri utama prasarana transportasi adalah melayani pengguna berupa barang atau akomodasi. Oleh karena itu, prasarana tersebut tidak mungkin di simpan dan digunakan hanya pada saat diperlukan. Pada dasarnya prasarana transportasi mempunyai dua peran penting yaitu sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan barang yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan perkotaan (Tamin, 1997)

Pengertian jalan sesuai dengan Undang-Undang No. 38 tahun 2004 tentang jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Jaringan jalan terdiri dari ruas-ruas jalan yang menghubungkan satu lokasi dengan lokasi yang lain pada titik pertemuan yang merupakan simpul-simpul transportasi. Jaringan jalan akan dapat memberikan berbagai alternatif pilihan bagi pengguna jalan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Secara umum sistem jaringan jalan dibedakan berdasarkan sistem pelayanan penghubung, yakni : sistem jaringan jalan primer, adalah sistem jaringan jalan yang menghubungkan kota/wilayah tingkat nasional. Sistem jaringan jalan sekunder, adalah sistem jaringan jalan yang menghubungkan zona-zona, kawasan-kawasan (titik simpul didalam kota) atau pusat kegiatan masyarakat di dalam kota.

Jaringan jalan berdasarkan peran atau fungsinya (Miro, 1997 dalam Hanzen Saruksuk, Johannes. 2006) yaitu: · Jalan arteri adalah jalan yang melayani angkutan jarak jauh dengan kecepatan rata-rata

tinggi dan jumlah masuk dibatasi secara efisien. · Jalan kolektor adalah jalan yang melayani angkutan jarak sedang dengan kecepatan

rata-rata sedang dan jumlah masuk yang masih dibatasi.

commit to user

· Jalan lokal adalah jalan yang melayani angkutan jarak dekat (angkutan setempat) dengan kecepatan rata-rata rendah dan jumlah masuk yang tidak dibatasi. Berdasarkan SNI 03-6967-2003 tentang Geometri Jalan Perkotaan :

1. Jalan Arteri Primer

a. Didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60km/jam dan dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 8 meter.

b. Mempunyai kapasitas lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata.

c. Lalu lintas jalan arteri primer tidak boleh diganggu oleh lalu lintas ulang-alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal.

d. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi.

e. Jalan arteri primer tidak terputus walaupun memasuki kota dan desa.

2. Jalan Kolektor Primer

a. Didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40km/jam dan dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 7 meter.

b. Mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar daripada volume lalu lintas rata- rata.

c. Jalan kolektor primer tidak terputus walaupun memasuki desa.

3. Jalan Lokal Primer

a. Didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20km/jam dan dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 6 meter.

b. Jalan lokal primer tidak terputus walaupun memasuki desa.

4. Jalan Arteri Sekunder

a. Didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30km/jam dan dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 8 meter.

b. Mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar daripada volume lalu lintas rata- rata.

c. Lalu lintas cepat pada jalan arteri primer tidak boleh diganggu oleh lalu lintas lambat.

5. Jalan Kolektor Sekunder Didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20km/jam dan dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 7 meter.

6. Jalan Lokal Sekunder Didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10km/jam dan dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 5 meter

commit to user commit to user

1. Tingkat pelayanan A, dengan kondisi:

a. Arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi

b. Kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang dapat dikendalikan oleh pengemudi berdasarkan batasan kecepatan maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan;

c. Pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan.

2. Tingkat pelayanan B, dengan kondisi:

a. Arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas;

b. Kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum mempengaruhi kecepatan;

c. Pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan.

3. Tingkat pelayanan C, dengan kondisi:

a. Arus stabil tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan dikendalikan oleh volume lalu lintas yang lebih tinggi;

b. Kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas meningkat;

c. Pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan, pindah lajur atau mendahului.

4. Tingkat pelayanan D, dengan kondisi:

a. Arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan kecepatan masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh perubahan kondisi arus;

b. Kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang besar;

c. Pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam menjalankan kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini masih dapat ditolerir untuk waktu yang singkat.

5. Tingkat pelayanan E, dengan kondisi:

a. Arus lebih rendah daripada tingkat pelayanan d dengan volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan dan kecepatan sangat rendah;

b. Kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi;

c. Pengemudi mulai merasakan kemacetan-kemacetan durasi pendek.

commit to user commit to user

b. Kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta terjadi kemacetan untuk durasi yang cukup lama;

c. Dalam keadaan antrian, kecepatan maupun volume turun sampai 0. Tingkat pelayanan yang diinginkan pada ruas jalan pada sistem jaringan jalan primer sesuai fungsinya, untuk:

· Jalan arteri primer, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya b; · Jalan kolektor primer, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya b; · Jalan lokal primer, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya c; · Jalan tol, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya b.

Tingkat pelayanan yang diinginkan pada ruas jalan pada sistem jaringan jalan sekunder sesuai fungsinya untuk: · Jalan arteri sekunder, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya c; · Jalan kolektor sekunder, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya c; · Jalan lokal sekunder, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya d; · Jalan lingkungan, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya d.

Kondisi prasarana jaringan jalan atau tingkat pelayanan jalan dapat diketahui berdasarkan: