Pengujian Antibakteri Ekstrak Gorgonian

D. Pengujian Antibakteri Ekstrak Gorgonian

Pengujian awal ekstrak yang diperoleh terhadap bakteri uji memperlihatkan yang baik. Sembilan sampel terindikasi mampu berperan sebagai antibakteri dengan menunjukkan adanya zona bening. Hasil kegiatan pengujian awal ekstrak terhadap bakteri disampaikan dalam Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6 berikut ini: Tabel 3. Hasil uji antibakteri ekstrak metanol dengan konsentrasi ekstrak 20mg/ml (Hasil pengamatan 15

jam)

No. Sampel

Bakteri (Me-15)

S. aureus P. aeruginosa

1. Annella sp1.

- 6 2. Annella sp2.

8 7 8 11 3. Annella sp3.

6 9 4. Annella sp4.

- 7 5. Verucella sp.

- - 6. Anthogorgia sp.

- 8 7. Viminella sp.

9. Paraplexaura sp.

10 - 10. Melithea sp1.

- - 11. Melithea sp2.

- - 12. Methanol

- - 13. Chlorampenicol

Tabel 4. Hasil uji Antibakteri ekstrak metanol dengan konsentrasi ekstrak 20mg/ml (Hasil pengamatan 18 jam)

No. Sampel

Bakteri (Me-18)

S. aureus P. aeruginosa

1. Annella sp1.

8 - 6 2. Annella sp2.

8 7 8 10 3. Annella sp3.

6 7 4. Annella sp4.

- 7 5. Verucella sp.

- - 6. Anthogorgia sp.

- 7 7. Viminella sp.

- - 8. Wrightella sp.

- - 9. Paraplexaura sp.

8 - 10. Melithea sp1.

- - 11. Melithea sp2.

- - 12. Methanol

- - 13. Chlorampenicol

Tabel 5. Hasil uji Antibakteri ekstrak etill asetat derngan konsentrasi ekstrak 20mg/ml (Hasil pengamatan 15 jam)

No. Sampel

Bakteri (Ea-15)

S. aureus P. aeruginosa

1. Annella sp1. 14 6 9 - - 2. Annella sp2.

- - 3. Annella sp3.

- - 4. Annella sp4.

- - 5. Verucella sp.

- - 6. Anthogorgia sp.

15 11 - - 7. Viminella sp.

9 - 8. Wrigthella sp.

- - 9. Paraplexaura sp.

- - 10. Melithaea sp1.

7 - - 11. Melithea sp2.

6 - - 12. Metanol.

- - 13. Chloramphenicol

Tabel 6. Hasil uji antibakteri ekstrak etil asetat dengan konsentrasi ekstrak 20mg/ml (Hasil pengamatan 18 jam)

No. Sampel

Bakteri (Ea-15)

S. aureus P. aeruginosa

1. Annella sp1. 14 7 9 - - 2. Annella sp2.

- - 3. Annella sp3.

- - 4. Annella sp4.

- - 5. Verucella sp.

- - 6. Anthogorgia sp.

15 9 - - 7. Viminella sp.

10 - 8. Wrigthella sp.

- - 9. Paraplexaura sp.

- - 10. Melithaea sp1.

7 - - 11. Melithea sp2.

6 - - 12. Metanol.

- - 13. Chloramphenicol

31 40 29 31 27

Anggota cnidaria beberapa dilaporkan memiliki aktifitas biologis (Kim et al., 2000; Kelman et al.,2006). Beberapa gorgonian dilaporkan menghasilkan senyawa metabolisme sekunder yang memiliki aktifitas biologis (Pawlik and Fenical, 1992; Rho et al. , 1996; Epifanio et al., 1998; Epifanio et al., 2000; Fuganti and Serra, 2000; Koh et al., 2000; Gutiérrez et al., 2005; Fenical,2006; Gutie´rrez et al., 2006; Gutiérrez et al., 2006; Iwamaru et al., 2007; Correa et al., 2009). Beberapa laporan sebelumnya merupakan dasar dan memberikan informasi bahwa gorgonian memiliki aktifitas biologis.

Medium yang digunakan dalam uji antibakteri berupa medium muller. Medium ini terdiri atas ekstrak daging, pati dan asam hidrolisat dari kasein. Medium ini

mempunyai pH optimal pada 7.3 ± 0.1 dan suhu 25 o

C. Pemakaian medium muller karena medium ini cocok untuk sebagian besar biakan mikroorganisme dalam kegiatan

antibakteri (Atlas, 1993). Bakteri yang telah ditanami ekstrak di inkubasi pada suhu 35 o C semalam. Ekstrak yang digunakan sebesar 20 mg/ml merupakan konsentrasi untuk

mendeteksi ada tidaknya aktifitas antibakteri secara umum (Melo et al., 1998; Adeloye et al ., 2007). Ada tidaknya aktivitas dari senyawa yang berfungsi sebagai antibakteri

ditunjukkan dengan adanya clear zone atau zona bening. Hasil uji antibakteri ekstrak metanol dan etil asetat dari Annella sp.1-4, Anthogorgia sp., Viminella sp., Paraplexaura sp. dan Melithaea sp.1-2 memiliki aktifitas sebagai antibakteri yang ditunjukkan dengan adanya zona hambat dalam bentuk zona bening (clear zone). Dari dua jenis ekstrak yang digunakan terdapat 2 sampel yang sama sekali tidak menandakan adanya aktifitas antibakteri yaitu gorgonian Verucella sp. dan gorgonian Wrightella sp. (untuk analisis pada tahap berikutnya kedua sampel tersebut tidak digunakan karena pada deteksi awal tidak ada hasil yang menunjukkan sebagai antibakteri kecuali pada fitokimia). Pada penelitian Puglisi et al. (2000) dan Puglisi et al. (2002) disebutkan bahwa Annella spp.(Subergorgiidae), Viminella sp (Elliselidae), Astrogorgia sp. dan Villogorgia sp. (Plexauriidae) memiliki aktifitas penghambatan pada uji variasi pakan pada ikan secara laboratorium dan in situ.

ak tifitas Ek strak Me tanol pada Bakte ri Aerom onas hydrophila

Spes ie s

Gambar 32. Grafik yang menunjukkan hasil uji antibakteri ekstrak metanol terhadap bakteri Aeromonas hydrophila . Me-15 merupakan waktu pengamatan pertama (15 jam) dan Me-18 merupakan waktu pengamatan kedua (18 jam). Konsentrasi ekstrak yang digunakan 20mg/ml.

Ekstrak metanol gorgonian yang aktif pada uji antibakteri berasal dari Annella sp.1-4, Anthogorgia sp. dan Paraplexaura sp. (Tabel 3 dan 4). Pada ekstrak metanol dari gorgonian memiliki kemampuan penghambatan aktif pada bakteri Pseudomonas aeruginosa , Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Vibrio harveyii. Hasil keseluruhan ekstrak metanol gorgonian pada pengujian ini tidak menunjukkan adanya aktifitas penghambatan terhadap bakteri Aeromonas hydrophila. Ekstrak metanol dari gorgonian ini memiliki aktifitas penghambatan terhadap bakteri gram-negatif (Vibrio harveyii, Aeromonas hydrophila dan Pseudomonas aeruginosa) dan bakteri gram-positif (Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis). Hasil ini menggambarkan luasnya kemampuan ekstrak metanol dari gorgonian dalam kemampuannya sebagai antibakteri. Ukuran diameter zona bening yang tampak dapat diketahui bahwa ekstrak metanol memiliki kemampuan daya hambat yang sama besar pada bakteri gram-negatif dan gram- positif.

Pada penelitian Fuganti dan Serra (2000) ekstrak metanol anggota gorgonian (Pseudopterogorgia rigida) memiliki aktifitas terhadap Staphylococcus aureus dan Vibrio anguillarum . Senyawa hasil analisis dari Pseudopterogorgia rigida merupakan anggota terpenoid. Senyawa yang terdeteksi aktif dalam uji antibakteri tersebut berupa curcuphenol, curcuquinone dan curcuhydroquinone. Pada pengujian kali ini ekstrak metanol mempunyai daya hambat terhadap Staphylococcus aureus dan Vibrio harveyii. Hasil pengujian selaras dengan penelitian sebelumnya. Besar dugaan senyawa yang berfungsi sebagai antibakteri pada pengujian kali ini juga merupakan terpenoid. Hal ini karena pelarut yang digunakan sama dengan penelitian yang sebelumnya.

Ekstrak metanol tidak aktif terhadap bakteri Aeromonas hydrophila (Gambar 32) Ekstrak metanol tidak aktif terhadap bakteri Aeromonas hydrophila (Gambar 32)

Ekstrak metanol ditemukan memiliki aktifitas penghambatan terhadap Pseudomonas aeruginosa (Gambar 33). Ekstrak metanol umumnya mengandung senyawa yang bersifat polar. Senyawa yang mengandung gugus glikosida umumnya dapat terisolasi dengan ekstraksi menggunakan pelarut metanol. Pseudomonas aeruginosa mampu dihambat oleh senyawa yang memiliki gugus glikosida. Hal ini selaras dengan hasil pengujian yang menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki aktifitas penghambatan pada Pseudomonas aeruginosa.

Aktifitas Ekstrak Metanol pada Bakteri Pseudom onas aeruginosa

Gambar 33. Hasil pengujian ekstrak metanol terhadap Pseudomonas aeruginosa. Ekstrak Annella spp. dan Anthogorgia sp. menunjukkan adanya aktifitas penghambatan dengan adanya zona bening. Konsentrasi ekstrak yang digunakan 20mg/ml.

Ekstrak etil asetat yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri berasal dari Annella sp.1 dan 3, Anthogorgia sp., Viminella sp., dan Melithaea sp.1-2. (Tabel 5 dan 6). Ekstrak etil asetat dari gorgonian tersebut memiliki kemampuan penghambatan aktif pada bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Vibrio harveyii dan Aeromonas hydrophila . Ekstrak etil asetat yang berperan dalam penghambatan terhadap bakteri Aeromonas hydrophila adalah Annella sp.1 (Gambar 34). Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dari Annella sp.1 mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, steroid, dan flavanoid yang memiliki kemampuan besar dalam penghambatan bakteri Aeromonas hydrophila . Hal ini berkaitan dengan resistensi Aeromonas hydrophila terhadap senyawa antibiotik yang sangat luas. Hasil keseluruhan ekstrak etil asetat gorgonian pada pengujian ini tidak menunjukkan adanya aktivitas penghambatan terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Pada ekstrak etil asetat kemampuan daya hambat terhadap bakteri gram-negatif lebih besar dari pada bakteri gram-positif. Ini ditunjukkan dengan besarnya diameter zona bening yang dihasilkan.

Aktifitas Ekstrak Etil asetat pada Bakteri Aerom onas

Gambar 34. Grafik yang menunjukkan aktivitas penghambatan oleh ekstrak etil asetat terhadap bakteri Aeromonas hydrophila . Ea-15 merupakan waktu pengamatan pertama (15 jam) dan Ea-18 merupakan waku pengamatan kedua (18 jam). Konsentrasi ekstrak yang digunakan 20mg/ml.

Ekstrak etil asetat tidak memiliki kemampuan dalam penghambatan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Ekstrak etil asetat secara umum memperoleh senyawa yang bersifat semi-polar. Pseudomonas aeruginosa dilaporkan mampu dihambat oleh senyawa yang memiliki gugus glikosida. Ekstrak etil asetat umumnya memperoleh senyawa semi- polar yang sangat sedikit mempunyai gugus glikosida. Hasil pengujian selaras dengan penelitian yang telah ada sebelumnya.

Perbedaan aktivitas penghambatan terhadap bakteri gram-positif dan bakteri gram-negatif dipengaruhi oleh perbedaan struktur dinding sel bakteri. Permukaan sel bakteri gram-negatif tersusun atas membran sel, ruang periplasmik dan membran luar. Membran sel gram-negatif terdiri atas fosfolipid, protein terbenam, dan protein tepi. Ruang periplasmik gram-negatif tersusun atas protein periplasmik dan peptidoglikan. Membran luar gram-negatif terdiri atas fosfolipid, lipoprotein murein, porin, dan Perbedaan aktivitas penghambatan terhadap bakteri gram-positif dan bakteri gram-negatif dipengaruhi oleh perbedaan struktur dinding sel bakteri. Permukaan sel bakteri gram-negatif tersusun atas membran sel, ruang periplasmik dan membran luar. Membran sel gram-negatif terdiri atas fosfolipid, protein terbenam, dan protein tepi. Ruang periplasmik gram-negatif tersusun atas protein periplasmik dan peptidoglikan. Membran luar gram-negatif terdiri atas fosfolipid, lipoprotein murein, porin, dan

Aktifitas Ekstrak Etil asetat pada Bakteri Pseudomonas

Gambar 35. Hasil pengujian ekstrak etil asetat terhadap Pseudomonas aeruginosa yang tidak

memperlihatkan aktivitas penghambatan. Konsentrasi ekstrak yang digunakan 20mg/ml

Lücker (2002) menjelaskan bahwa senyawa terpenoid hasil metabolisme bersifat lipofilik. Melihat struktur membran bakteri dan senyawa yang dihasilkan, besar kemungkinan aktivitas pada bakteri gram-negatif terlihat lebih jelas. Namun demikian, adanya struktur peptidoglikan membuat pertahanan bakteri gram-negatif semakin besar. Pada ekstrak metanol besarnya zona bening yang terbentuk rata-rata hampir sama. Adapun pada ekstrak etil asetat zona bening lebih besar pada bakteri gram-negatif. Hal ini memperlihatkan adanya korelasi antara senyawa yang berhasil diekstrasi dan Lücker (2002) menjelaskan bahwa senyawa terpenoid hasil metabolisme bersifat lipofilik. Melihat struktur membran bakteri dan senyawa yang dihasilkan, besar kemungkinan aktivitas pada bakteri gram-negatif terlihat lebih jelas. Namun demikian, adanya struktur peptidoglikan membuat pertahanan bakteri gram-negatif semakin besar. Pada ekstrak metanol besarnya zona bening yang terbentuk rata-rata hampir sama. Adapun pada ekstrak etil asetat zona bening lebih besar pada bakteri gram-negatif. Hal ini memperlihatkan adanya korelasi antara senyawa yang berhasil diekstrasi dan