Gambaran Umum Obyek Penelitian

Tabel 4.2 luas wilayah, jumlah penduduk, kepadatan penduduk per Km2 di Jawa Tengah Tahun 1999 – 2003.

Jumlah Kepadatan Luas Wilayah Tahun

2 Penduduk Penduduk

(Km )

(jiwa) 2 (per Km )

32.052.840 984.90 Sumber BPS Propinsi Jawa Tengah, Jawa Tengah Dalam Angka 2004

32.544.12

Berdasarkan tabel 4.2 diatas tersebut, terjadi kecenderungan peningkatan kepadatan penduduk, terutama di kota-kota besar (Surakarta, Semarang dll), yang antara lain disebabkan oleh meningkatnya arus urbanisasi masyarakat di daerah pedesaan menuju ke kota untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik. Pertambahan jumlah penduduk juga menyebabkan terjadinya kenaikan tingkat kepadatan jumlah penduduk. Tingkat kepadatan penduduk tahun 2001-2003 mengalami peningkatan.semula pada tahun 2001 kepadatan penduduk

sebesar 954,51 jiwa/ Km 2 , kemudian meningkat menjadi 973,81 jiwa/ Km 2 pada tahun 2002 dan meningkat lagi pada tahun 2003 menjadi 984,90 jiwa/ Km 2 .

c. Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil survey BPS, angkatan kerja di Jawa Tengah pada tahun 2003 mencapai 15,08 juta orang, mengalami kenaikan 2,37 persen bila dibandingkan dengan tahun 2002 yang mencapai 15,03 juta orang. Tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk Jawa Tengah mencapai 60,83 dan angka pengangguran terbuka mencapai 5,66 persen. Menurut status pekerjaan utama sebagian besar pekerja menjadi buruh/ karyawan, yakni mencapai 39,53 persen. Sedangkan yang menjalankan usaha dengan dibantu oleh anggota rumah tangga/ buruh tetap/ tidak sebesar 20,58 persen, bekerja sendiri tanpa dibantu orang lain sebesar 3,11 persen, dan pekerja yang tidak dibayar sebesar 17,45 persen. Menurut jenis lapangan usaha sektor pertanian menyerap paling banyak tenaga kerja (44,66 persen). Sektor lainnya yang banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (18,77 persen),sektor industri (16,25 persen) dan sisanya sektor-sektor yang lainnya.

d. Pemerintahan Secara administratif, Jawa Tengah terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota. Wilayah tersebut terdiri dari 563 kecamatan dan 8.553 desa / kelurahan. Pada tahun 2003, jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah sebanyak 19.863 orang, yang terdiri dari 14.521 serta 5.342 perempuan. Jumlah pegawai menurut pendidikan yang d. Pemerintahan Secara administratif, Jawa Tengah terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota. Wilayah tersebut terdiri dari 563 kecamatan dan 8.553 desa / kelurahan. Pada tahun 2003, jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah sebanyak 19.863 orang, yang terdiri dari 14.521 serta 5.342 perempuan. Jumlah pegawai menurut pendidikan yang

e. Aspek Sosial

1) Pendidikan Pentingnya peran pendidikan dalam meningkatkan kecerdasan kemampuan berfikir, dan memperbaiki kualitas kehidupan penduduk, mengharuskan pemerintah untuk berupaya semaksimal mungkin dalam meningkatkan dan memperluas fasilitas pendidikan. Jumlah sekolah untuk jenjang pendidikan Taman Kanak- kanak sebanyak 11.433 sekolah, Sekolah Dasar (20.236 sekolah) Sekolah lanjutan Tingkat Pertama (2.721 sekolah), Sekolah Menengah Umum (1.624 sekolah) dan Sekolah Menengah Kejuruan (213 sekolah), untuk jenjang Perguruan Tinggi terdapat 227 Perguruan Tinggi di Jawa Tengah.

2) Kesehatan Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana di bidang kesehatan akan membawa pengaruh positif bagi perkembangan kualitas penduduk pada khususnya dan kualitas kehidupan masyarakat pada umumnya. Kesehatan merupakan salah satu modal masyarakat untuk dapat melakukan aktivitas kehidupan mereka dengan baik. Pada 2) Kesehatan Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana di bidang kesehatan akan membawa pengaruh positif bagi perkembangan kualitas penduduk pada khususnya dan kualitas kehidupan masyarakat pada umumnya. Kesehatan merupakan salah satu modal masyarakat untuk dapat melakukan aktivitas kehidupan mereka dengan baik. Pada

48 buah, rumah sakit khusus dan rumah sakit umum swasta 137 buah, dengan didukung pula oleh kesehatan masyarakat sebanyak 845 buah. Fasilitas kesehatan lainnya meliputi apotek, toko obat, distributor obat tradisional. Tahun 2003 terdapat 824 apotek, 24 industri farmasi, dan 181 pedagang besar farmasi.

f. Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi

1) Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Pembangunan ekonomi dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

masyarakat serta mengupayakan agar terjadi pergeseran struktur ekonomi yang lebih baik. Keberhasilan pembangunan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat secara nominal,sehingga pada akhirnya akan dapat menaikkan taraf hidup masyarakat. Pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah pasa tahun 2003 secara agregat cukup dinamis. Sejak terjadinya krisis ekonomi pertumbuhan ekonomi tahun 1998 minus 11,74 persen. Namun demikian pada periode 1999 sampai dengan 2003 perekonomian Jawa Tengah menunjukkan adanya perbaikan, yaitu rata- rata mengalami pertumbuhan berkisar di atas 3 persen. Pada tahun 2003 pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mencapai

kesejahteraan

3,52 persen mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2002 (3,48 persen), yang antara lain disebabkan oleh membaiknya kondisi perekonomian.

2) Struktur Ekonomi Jawa Tengah Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Jawa Tengah. Gambaran mengenai distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di Jawa Tengah pada tahun 1998- 2003 dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3 Distribusi presentase PDRB atas dasar harga berlaku menurut laporan usaha di Propinsi Jawa Tengah Tahun 1998-2003 (dalam persen)

9 9.93 9.49 8.66 8.44 8.50 8.52 Sumber : BPS Propinsi Jawa Tengah PDRB Propinsi Jawa Tengah Tahun 2004

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa peranan sektor industri pengolahan pada tahun 2003 mengalami kenaikan dari tahun 2002 sebesar 29,62 persen menjadi 30,30 persen pada tahun 2003. Sektor kedua yang memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa peranan sektor industri pengolahan pada tahun 2003 mengalami kenaikan dari tahun 2002 sebesar 29,62 persen menjadi 30,30 persen pada tahun 2003. Sektor kedua yang memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor

Tabel 4.4 Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha di Propinsi Jawa Tengah Tahun 1998-2003 (dalam persen)

1.27 1.71 3.71 1.83 Sumber : BPS Propinsi Jawa Tengah PDRB Propinsi Jawa Tengah Tahun 2004

9 -9.60

g. PDRB Per Kapita PDRB per kapita dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan penduduk di suatu daerah. Gambaran mengenai

PDRB per kapita Propinsi Jawa Tengah pada tahun 1999-2003 dapat dilihat dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5 PDRB per kapita penduduk Propinsi Jawa Tengah Tahun 1999-2003

PDRB per kapita ADHB PDRB per kapita ADHK Tahun

Pertumbuhan Nilai (Rp)

Pertumbuhan

Nilai (Rp)

2.56 Sumber : BPS Propinsi Jawa Tengah dalam Angka Tahun 2004

Pada tabel 4.5 di atas terlihat bahwa PDRB per kapita atas Dsr harga berlaku (ADHB) Jawa Tengah menunjukkan peningkatan. Jika pada tahun 2002 sebesar Rp. 4.311.046.83, pada tahun 2003 meningkat menjadi Rp. 4.510.6962.04. Sedangkan bila dilihat dari nilai PDRB per kapita atas dasar harga konstan (ADHK), pertumbuhannya juga positif. Jika pada tahun 2002 sebesar Rp. 1.177.675.06 maka pada tahun 2003 meningkat menjadi Rp. 1.196.998.44 harga PDRB harga berlaku dan harga konstan. PDRB atas dasar Harga Berlaku Jawa Tengah tahun 2003 sebesar 173.852.789.13 juta meningkat dari tahun 2002 yang sebesar 156.418.300.46 juta. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan Jawa Tengah tahun 2003 sebesar 45.557.108.45 juta meningkat dari tahun 2002 yang sebesar 43.775.693.08 juta. Data mengenai

PDRB Harga Berlaku dan harga Konstan Jawa Tengah tahun 1998-2003 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 PDRB Propinsi Jawa Tengah atas dasar Harga Konstan tahun 1998-2003

Harga berlaku Harga Konstan 1993 Tahun

Pertumbuhan Nilai (Jt Rp)

Pertumbuhan

Nilai (Jt Rp)

4.12 Sumber : BPS Propinsi Jawa Tengah PDRB Propinsi Jawa Tengah

12.02 45.557.108.45

Tahun 2004