Hasil Penelitian

2. Siklus II

Siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 November 2010. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:

a. Perencanaan Perencanaan siklus II didasarkan dengan mempertimbangkan kekurangan pada siklus I. Dalam siklus II ini peneliti masih menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar IPS di kelas V SD Negeri Srikayangan. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan dioptimalkan oleh guru kelas yang mengajar berdasarkan hasil diskusi antara guru dengan peneliti pada saat refleksi siklus I. Hal ini sesuai dengan kekurangan pada siklus I yaitu masih banyak siswa yang kurang memahami peranannnya dalam penggunaan metode ini.

Instrumen yang disiapkan oleh peneliti pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I hanya saja materi yang diterapkan berbeda dengan materi pada siklus I. Yang disiapkan oleh peneliti pada siklus II ini antara lain:

1) Materi pembelajaran

2) Membuat RPP yang disesuaikan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3) Membuat soal evaluasi.

4) Menyiapkan instrumen pengamatan. Rancangan tindakan yang dilakukan peneliti meliputi:

1) Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama ini peneliti merencanakan membahas standar kompetensi menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu- Budha dan islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia. Kompetensi dasarnya adalah menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Peneliti juga membagi materi ini menjadi empat bagian yaitu a) persebaran suku bangsa di indonesia, sikap kita terhadap keragaman suku bangsa b) kesenian daerah dan pakaian adat c) alat musik dan rumah adat d) senjata tradisional dan lagu daerah.

Langkah-langkah yang direncanakan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I hanya saja materinya berbeda. Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Peserta didik dibagi menjadi kelompok berempat.

b) Bahan pelajaran yang sudah dibagi menjadi empat, bagian pertama diberikan kepada peserta didik yang pertama, sedangkan peserta didik yang kedua menerima bagian yang kedua dan seterusnya.

c) Peserta didik yang mendapatkan materi yang sama berkumpul membentuk kelompok baru untuk saling menggali informasi.

d) Setelah dirasa memperoleh informasi yang cukup tiap–tiap anggota kelompok baru (kelompok ahli) kembali kepada kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusinya.

e) Guru menyampaikan materi yang terlewatkan.

f) Diskusi mengenai topik dalam pembelajaran hari itu.

2) Pertemuan Kedua Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua yaitu pemberian soal evaluasi.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ini juga dibagi menjadi dua pertemuan, pertemuan yang pertama digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw oleh guru dan peneliti bertindak sebagai observer. Kemudian pada pertemuan kedua, pembelajaran dikhususkan untuk b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ini juga dibagi menjadi dua pertemuan, pertemuan yang pertama digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw oleh guru dan peneliti bertindak sebagai observer. Kemudian pada pertemuan kedua, pembelajaran dikhususkan untuk

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 3 November 2010, dan pertemuan kedua pada tanggal 4 November 2010 dengan alokasi waktu dua jam pelajaran setiap pertemuan.

1) Pertemuan pertama siklus II Pada pertemuan pertama siklus II ini guru kembali menjelaskan alur jigsaw kepada siswa agar siswa lebih jelas dalam memposisikan diri di kelompoknya. Kemudian metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kembali diterapkan. Guru membagi siswa menjadi kelompok berempat. Tiap satu kelompok mendapatkan empat materi yang berbeda. Guru meminta siswanya untuk mencari anggota kelompok lain yang memiliki materi yang sama kemudian membentuk kelompok baru (kelompok ahli). Setelah kelompok ahli terbentuk (kelompok dengan materi yang sama), guru mempersilahkan untuk saling bertukar informasi dan mengunakan media yang diperlukan seperti: gambar gambar, peta, dan lain-lain. Guru kemudian memberikan waktu untuk berdiskusi.

Setelah dirasa cukup memperoleh informasi, siswa diminta kembali pada kelompok semula (kelompok asal) untuk saling berbagi informasi. Kegiatan akhir diisi dengan tanya jawab oleh guru mengenai keseluruhan materi yang ada. Guru menambahkan jika ada materi yang terlewatkan.

Seperti pada siklus I, pada pertemuan pertama ini belum dilaksanakan evaluasi mengingat keterbatasan waktu yang tersedia.

2) Pertemuan kedua siklus II Pada pertemuan kedua siklus II ini dikhusukan untuk kegiatan evaluasi. Guru memberikan soal evaluasi yang dibuat oleh peneliti sebanyak lima belas soal obyektif. Soal dikerjakan secara individu. Waktu yang diberikan adalah satu jam pelajaran.

c) Observasi Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah sudah terjadi perbaikan dalam proses pembelajaran terutama dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

1) Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama ini peneliti kembali mengamati kesesuaian antara metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode yang dilaksanakan oleh guru kelas. Peneliti juga mengamati fungsi guru sebagai fasilitator, dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2) Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua yang difungsikan sebagai waktu untuk evaluasi, maka disini peneliti mengamati kegiatan siswa selama evaluasi berlangsung. Seperti pada siklus I, apakah ada siswa yang 2) Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua yang difungsikan sebagai waktu untuk evaluasi, maka disini peneliti mengamati kegiatan siswa selama evaluasi berlangsung. Seperti pada siklus I, apakah ada siswa yang

Tabel.3 Hasil evaluasi siklus II Kategori Jumlah Persentase Melampaui nilai 65

25 80,6% Kurang dari 65

Nilai rata-rata hasil evaluasi siklus II = 76,5 Berdasarkan tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa lebih dari 75% siswa telah melampaui nilai 65,00 dengan kriteria keberhasilan sebesar 80,6%. Nilai rata-rata evaluasi siklus II ini adalah 76,5.

Pada siklus II ini prestasi belajar siswa meningkat dibandingkan dengan prestasi belajar siklus I. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Tabel Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Kategori Sebelum Siklus I

Siklus II

Tindakan

Melampaui nilai

(80,6%) Kurang dari

6 siswa nilai 65

18 siswa

14 siswa

(19,4%) Nilai rata-rata

Dilihat t dari tabel di atas dapa at diketahui bahwa prest tasi belajar siswa pada s siklus I dan n siklus II m mengalami p peningkatan n. Jika saat s sebelum tind dakan hanya a 13 siswa ya ang mampu m melampaui n nilai 65,00, pada siklus p

I menjadi 17 siswa, k kemudia pad da siklus II meningkat menjadi 25 m siswa yang mampu mel lampaui nila ai 65,00. Nil lai rata-rata k kelas juga m meningkat d ari 55,7 seb belum tindak kan menjadi 68,3 pada s siklus I da an meningk kat kembali i menjadi 76,5 pada siklus II. peningkatan p rata-rata pr restasi belaja ar siswa untu uk lebih jela asnya dapat

d dilihat pada diagram di b bawah ini.

Sebelum Siklus I Siklus II Tindakan

Dia agram 1. Dia agram Perba andingan Rat ta-Rata Sisw wa

d) Ref fleksi Secara u umum, pel laksanaan s siklus II m menunjukka an adanya pen ningkatan pre estasi belaja ar yang baik. Proses pem mbelajaran su udah sesuai den ngan tahapan n pelaksanaa an metode pe embelajaran n kooperatif t tipe jigsaw dan n guru hany ya berfungs si sebagai f fasilitator. N Nilai yang meningkat seir ring penggu unaan meto de pembela ajaran koop eratif tipe jigsaw ini d) Ref fleksi Secara u umum, pel laksanaan s siklus II m menunjukka an adanya pen ningkatan pre estasi belaja ar yang baik. Proses pem mbelajaran su udah sesuai den ngan tahapan n pelaksanaa an metode pe embelajaran n kooperatif t tipe jigsaw dan n guru hany ya berfungs si sebagai f fasilitator. N Nilai yang meningkat seir ring penggu unaan meto de pembela ajaran koop eratif tipe jigsaw ini

Berdasarkan kriteria keberhasilan yang ditentukan, pada siklus II ini persentase siswa yang dapat melampaui nilai 65,00 sebanyak 80,6% yang artinya sudah melampaui 75%, oleh karena itu penelitian ini dihentikan sampai siklus II.