Ampitheatre, merupakan fasilitas untuk melakukan pertunjukan outdoor dan

[ REDEVELOPMENT TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA ] Tugas Akhir TKA-490 41 Gambar 2.12 Dimensi Kursi Sumber : Ernst Neufert, Data Arsitek vol. II  Jumlah kursi dalam satu baris.  Ruang antar baris kursi. Persyaratannya adalah ruang lewat clearway minimal 300-500 mm, dimensi jarak antar baris minimal 850 mm.  Gangways. Persyaratannya adalah lebar min 1100 mm, kemiringan 1:10 dan 1:12 jika digunakan oleh pemakai kursi roda, landasan yang lebih miring harus memilki anak tangga biasa.  Akustik. Hasil akustik suatu pertunjukan meliputi kualitas suara, baik berupa musik maupun dialog, yang didengarkan oleh penonton dan juga para pelaku pentas diatas panggung. Akustik tidak terlepas dari penggunaan bahan dan konstruksi penyerap bunyi yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalam ruang, diantaranya bahan berpori, penyerap panelselaput, karpet dan kain. Selain itu dapat dibantu dengan penggunaan komputer atau alat seperti sound reflecting disk yang dapat mengatur waktu untuk merefleksikan suara berdasarkan jenis pertunjukan yang sedang berlangsung.

b. Ampitheatre, merupakan fasilitas untuk melakukan pertunjukan outdoor dan

didesain sedemikian rupa agar memiliki pantulan suara yang baik.

2.5.4.4 Fasilitas Ruang Pameran

Adalah suatu fasilitas yang berisi ruang pamer yang mengkomunikasikan karya-karya seni visual. Salah satu faktor penting dalam ruang pameran adalah memiliki alur dan membangkitkan suasana. Hal itu dapat dicapai melalui perbedaan luasan ruang. Faktor-faktor dalam mengkomunikasikan karya-karya seni visual yang berhubungan langsung dengan manusia harus memperhatikan : Tinggi rata-rata Universitas Sumatera Utara [ REDEVELOPMENT TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA ] Tugas Akhir TKA-490 42 manusia di Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup objek yang dilihat dalam posisi nyaman. Tabel 2.8 Tinggi rata-rata manusia Sumber : Ernst Neufert, Data Arsitek vol. II Tinggi rata-rata Pandangan mata Pria 165 cm 160 cm Wanita 155 cm 150 cm Anak Muda 115 cm 100 cm Kemampuan gerak anatomi leher penghujung manusia, yaitu sekitar 30 o ke atas dan 40 o ke bawah ke samping sehingga dalam mengapresiasikan suatu karya selalu dalam posisi badan leher yang nyaman. Pencahayaan yang dapat membangkitkan emosi pengunjung dan menigkatkan kualitas presentasi suatu karya seni visual yang diterima oleh pengunjung. Faktor-faktor dalam mengkomunikasikan karya-karya seni visual yang berhubungan langsung dengan karya seni itu sendiri harus memperhatikan kontrol terhadap lingkungan galeri yaitu dengan kunci-kunci komponen enviroment control sebagai berikut :  Climate Control Adalah meliputi pemeliharaan atmosfir lingkungan yang stabil, yaitu dengan kontrol terhadap temperatur dan kelembapan ruang, kualitas udara, dan vibrasi ruang. Implementasi climate control ini meminimalkan resiko kerusakan terhadap karya-karya seni yang ada dan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan.  Temperature and Relative Humidity Fluktuasi dalam temperatu dan kelembapan dapat merusak karya-karya seni yang ada, dengan faktor yang paling kritis adalah kelembapan. Perubahan kelembapan ruanglingkungan dapat mengakibatkan pengerutan dan penyusutan dimana kondisi lingkungan sangat kering, sedangkan dalam kondisi sebaliknya dapat mengakibatkan karya-karya seni yang ada mengembung dan menjamur. Standar temperatur dan kelembapan pada daerah tropis adalah sebagai berikut ; temperatur 21 o C + 1 o C, kelembapan 55 + 5.  Air Filtration Udara yang tidak terfilter mengandung polusi, berupa gas dan partikel dimana dapat merusak karya-karya seni dan yang paling penting adalah ketidaknyaman pengunjung dan pengguna bangunan. Penyaringan udara kotor ini dapat Universitas Sumatera Utara [ REDEVELOPMENT TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA ] Tugas Akhir TKA-490 43 dikontrol melalui sistem ducting dan standar efesiensi penyaringan tersebut 80 sampai 98.  Light Pencahayaan adalah faktor paling penting dalam sebuah galeri sebab sangat mempengaruhi pengalaman pengunjung dalam mengapresiasikan karya-karya seni yang ada dan penciptaan suatu suasana atmosfir ruang. Dengan kata lain melalui pencahayaa dapat mengakibatkan emosi pengunjung. Cahaya buatan maupun alamai dapat mengakibatkan kerusakan jika tidak diperhatikan intensitasnya. Untuk cahaya buatan, intensitas cahaya tergantung dari bahan mterial dari karya-karya seni tersebut :  Karya dengan bahan kertas : 50 lux  Karya lukisan di atas kanvas : 150-200 lux  Metal, keramik, kaca, dan batu : 300 lux Tingkat intensitas cahaya diatas adalah berdasarkan survei galeri-galeri seni profesional di Australia. Untuk cahaya alami, penyinaran tidak boleh langsung jatuh pada karya-karya seni yang ada. Caranya adalah dengan penggunaan cahaya alami dari atas lighting from above dan penggunaan cahaya alami dari samping lateral lighting.

2.5.4.5 Fasilitas Makan Minum

Fasilitas makan minum yang disediakan di Taman Budaya Sumatera Utara adalah café. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuaat café adalah : a. Ruang makan Ruang makan memiliki persyaratan yaitu memiliki kebersihan yang dijaga, luas satu area ruang duduk kurang lebih 2 m 2 untuk empat kursi dan satu meja. b. Dapur Dapur memiliki persyaratan yaitu, dilengkapi dengan penghisap panas untuk mengurangi udara panas, dapur hendaknya tidak terlihat langsung dari ruang makan agar tidak mengganggu kenyamanan para pengunjung, dapur dilengkapi dengan gudang-gudang penyimpanan makanan.

2.5.4.6 Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung yang disediakan di Taman Budaya Sumatera Utara adalah perpustakaan, gerai souvenit, dan musholla. Universitas Sumatera Utara [ REDEVELOPMENT TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA ] Tugas Akhir TKA-490 44 Gambar 2.14 Taman Ismail Marzuki Sumber : www.wikipedia.com Gambar 2.13 Denah Perpustakaan Sumber : www.google.com

a. Fasilitas perpustakaan