BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2014. Sampel dalam penelitian ini
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, terdapat sejumlah 23 perusahaan
real estate dan property yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dan diamati selama periode 2010 sampai dengan 2014.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan model persamaan regresi berganda yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas atau independen terhadap variabel tidak bebas atau dependen. Analisis data dimulai
dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan
menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dapat diperoleh dari situs www.idx.co.id dengan mendownload laporan keuangan sampel
perusahaan real estate dan property dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah good corporate
governance yang dalam hal ini diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel bebas
independent variable dan manajemen laba sebagai variabel terikat dependent variable.
Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata
–rata mean, dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Hasil analisis dengan
statistik deskrptif dari sampel perusahaan real estate dan property dari tahun 2010 sampai dengan 2014 disajikan dalam table 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Descriptive Statistic
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation KM
115 .20
.98 .7320
.16417 PDK
115 .20
.80 .4047
.11306 KA
115 .25
.50 .3197
.03831 ML
115 .10
.66 .3717
.09582 Valide N listwise
115
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil analisis statistik deskriptif tersebut di atas diketahui bahwa jumlah observasi dalam penelitian N adalah 115. Variabel kepemilikan
manajerial KM memiliki nilai minimum sebesar 20 dan nilai maksimum sebesar 98 . Kepemilikan saham oleh manajer yang jumlahnya relatif besar
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dalam pelaporan kondisi keuangan perusahaan. Namun demikian,
kepemilikan saham oleh manajer dalam perusahaan akan memperkecil masalah keagenan yang muncul. Variabel proporsi dewan komisaris PDK
menunjukkan nilai minimum sebesar 20 dan nilai maximum sebesar 80 . Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel telah memenuhi peraturan
BAPEPAM yang mewajibkan persentase keberadaan dewan komisaris independen adalah 30 dalam dewan. Jumlah komisaris independen yang
besar dalam perusahaan dapat menjadi kontrol terhadap kebijakan perusahaan. Variabel komite audit KA mempunyai nilai minimum sebesar 25
dan nilai maximum sebesar 50 . Penggunaan auditor yang berkualitas akan mengurangi kesempatan perusahaan untuk melakukan kecurangan dalam
menyajikan informasi yang tidak akurat. Variabel manajemen laba menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,3717
dengan standar deviasi sebesar 0,09582. Sedangkan nilai minimum dari variabel ini sebesar 10 dan nilai maximumnya sebesar 66 . Hal ini
menunjukkan bahwa perilaku manajemen laba dari perusahaan sampel relatif
Universitas Sumatera Utara
rendah. Nilai discretionary accrual yang mendekati atau dibawah 0 menunjukkan tidak dilakukannya manajemen laba oleh perusahaan,
sedangkan semakin besar nilai discretionary accrual menunjukkan tindakan manajemen laba yang besar yang dilakukan perusahaan dalam melaporkan
laba baik menaikkan laba maupun menurunkan laba.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Data
Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, residual memiliki distribusi normal. Cara
yang dilakukan untuk melihat normalitas adalah menggunakan analisa grafik grafik histogram dan normal probability plot dan analisa
statisktik dengan menggunakan uji kolmogorov-smornov K-S. Grafik histogram membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal. Dalam normal probability plot, jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji data statistik dengan model kolmogorov-Smirnov K-S
memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov
Smirnov yang dapat dilihat dari :
Universitas Sumatera Utara
a. Nilai signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data
adalah normal. b.
Nilai signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolomogorov Smirnov adalah seperti yang ditampilkan berikut ini :
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 115
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .09464098
Most Extreme Differences
Absolute .100
Positive .100
Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z 1.075
Asymp. Sig. 2-tailed .198
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan table 4.2 dalam hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat bahwa signifikan 2-tailed
Kolmogorov-Smirnov dari variabel kepemilikan manajerial, proporsi
Universitas Sumatera Utara
dewan komisaris, komite audit dan manajemen laba perusahaan lebih besar dari 0,05 atau telah terdistribusi dengan normal. Dengan
demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan
dengan uji asumsi klasik lainnya.
4.2.2.2 Uji Multikolonieritas
Tujuan dilakukannya uji multikolonieritas yaitu untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable
bebas.. Hasil dari uji multikolonieritas dapat dilihat dalam table 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
a. Dependent Variable: ML
Hasil uji multikolonieritas menunjukkan nilai tolerance 0,10 dan nilai VIF 10 untuk semua variabel penelitian yaitu KM, PDK
Universitas Sumatera Utara
dan KA. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolonieritas dalam model regresi.
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji Glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap
variabel independen. Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari koefisien parameter, jika nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05
maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka
dapat dikatakan telah terjadi heteroskedastisitas. Berikut hasil pengujian heteroskedastisitas:
Tabel 4.4 Uji
Heterokedastisitas
a. Dependent Variable: ML
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai probabilitas signifikansinya di bawah
0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi dinyatakan bebas dari gejala heteroskedastisitas.
4.2.4 Uji Autokorelasi
Dalam uji autokolerasi ini kita dapat menguji apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan-kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .156
a
.024 -.002
.09591 2.202
a. Predictors: Constant, KA, KM, PDK b. Dependent Variable: ML
Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,202 lebih besar dari batas atas du 1,736 dan kurang dari 4
– 1,736 4-du, maka dengan demikian tidak terjadi autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian 4.2.3.1 Koefesian Determinasi R
2
Koefisien determinasi R2 digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.
Berikut adalah hasil penghitungan koefisien determinasi hipotesis.
Tabel 4.6 Koefesian Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .156
a
.024 -.002
.09591 2.202
a. Predictors: Constant, KA, KM, PDK b. Dependent Variable: ML
Pada koefisien determinasi model regresi diperoleh nilai adjusted R square sebesar -0,002. Hal ini berarti bahwa 0,2 variasi
manajemen laba dapat dijelaskan oleh kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit sedangkan sisanya dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen tersebut
4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independn yang dimasukkan dalam model mempunyai
Universitas Sumatera Utara
pengaruh secara bersama –sama terhadap variabel dependen. Hasil uji
F dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan F-Test
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression .025
3 .008
.924 .432
a
Residual 1.021
111 .009
Total 1.047
114
a. Predictors: Constant, KA, KM, PDK b. Dependent Variable: ML
Pada tabel 4.6 uji F dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 0,924 dengan probabilitas 0,432. Karena probabilitas lebih besar dari 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit secara bersama
– sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
4.2.3.3 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara parsial. Berikut hasil penelitian :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial t-Test
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.239 .086
2.768 .007
KM .049
.055 .084
.893 .374
PDK .069
.080 .080
.847 .399
KA .216
.237 .087
.912 .363
a. Dependent Variable: ML
Persamaan regresi : EM = a + b
1
KM + b
2
PDK +b
3
KA + e EM = 0,239 + 0,049 KM + 0,068PDK + 0,216KA + e
Hasil persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan karena nilai probabilitas signifikansi diatas 0,005.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa : a.
Perusahaan sampel penelitian tidak menggunakan kepemilikan manajerial untuk mengurangi manajemen laba, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak mampu menjadi mekanisme corporate governance yang dapat mengurangi
Universitas Sumatera Utara
ketidakselarasan kepentingan antara manajemen dengan pemilik atau pemegang saham.
b. Proporsi dewan komisaris tidak dapat memberikan pengaruh
terhadap tindakan manajemen laba, artinya dengan adanya komisaris independen tidak mampu mengurangi terjadinya
tindakan manajemen laba. Semakin besar proporsi dewan komisaris dalam suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi
tindakan manajemen laba. c.
Komite audit tidak dapat mengurangi tindakan manajemen laba.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial yang dilakukan dengan uji t, didapati bahwa variabel independen yaitu kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,374 yang lebih besar dari 0,05. Yang menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial tidak mampu menjadi mekanisme good corporate governance yang dapat mengurangi ketidakselarasan kepentingan antara manajemen
dengan pemilik atau pemegang saham. Variabel independen proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,399 yang lebih besar dari 0,05. Penempatan atau penambahan anggota dewan
Universitas Sumatera Utara
komisaris dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal, sementara pemegang saham mayoritas pengendalifounders masih memegang peranan penting
sehingga kinerja perusahaan tidak meningkat bahkan turun. Kuatnya kendali pendiri perusahaan dan kepemilikan saham mayoritas menjadikan dewan komisaris tidak
independen dan fungsi pengawasan yang seharusnya menjadi tanggung jawab dewan komisaris menjadi tidak efektif.
Begitu juga dengan variabel komite audit juga tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,363 yang lebih besar
dari 0,05. Krisis ekonomi yang terjadi tahun 2008 menyebabkan para komite audit tidak dapat mengidentifikasi dengan jelas semua resiko bisnis, pengawasan
operasional yang efektif dan efisien, kualitas informasi manajemen keuangan, dan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan.
Nilai Adjusted R Square terhadap manajemen laba sebesar -0,002 yang berarti bahwa 0,2 variasi good corporate governance dapat dijelaskan oleh variasi
kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sedangkan sisanya dijelaskan oleh fasktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial yang dilakukan
dengan uji t, good corporate governance yang diproksikan dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa nilai F sebesar 0,924 dengan probabilitas 0,432 sehingga dapat disimpulkan
bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit tidak berpengaruh secara simultan terhadap manajeman laba
Berdasarkan hasil dari semua pengujian di atas, hasilnya sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Isnanta 2007. Mekanisme good corporate
governance yang terdapat didalam perusahaan diyakini dapat membatasi pengelolaan laba yang oportunis. Karena itu diduga dengan semakin tingginya kualitas audit,
semakin tingginya proporsi dewan komisaris indepeden, dan adanya komite audit maka semakin kecil pengelolaan laba yang oportunis berhubungan negatif. Tidak
signifikannya variabel Good Corporate Governance kemungkinan disebabkan karena penerapan Good Corporate Governance baru dirasakan dampaknya dalam waktu
yang panjang, setelah semua aturan dilaksanakan sesuai mekanisme yang ada. Dalam penyesuaian ini membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga belum terbukti
berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite
audit terhadap manajemen laba. Berikut adalah kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini :
1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan
komisaris, dan komite audit tidak berpengaruh secara simultan terhadap manajeman laba. Hal ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Isnanta 2007 2.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa good corporate governance yang diproksikan ke dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan
komite audit tidak berpengaruh secara parsial terhadap manajeman laba. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Isnanta 2007 dan
Tuti Sriwedari 2009. 3.
Rendahnya nilai adjusted R square menunjukkan bahwa mekanisme good corporate governance yang diproksikan ke dalam kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris, dan komite audit berpengaruh kecil terhadap manajemen laba, yang lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
Universitas Sumatera Utara