BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional dimana pada penelitian ini dilakukan observasi data untuk
menggambarkan tentang prevalensi faktor resiko mayor pada pasien sindroma koroner akut yang dirawat di unit rawat kardiovaskular RSUP.
Haji Adam Malik berdasarkan data sekunder, yakni rekam medik pasien.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Lokasi ini dipilih karena rumah sakit ini telah
memiliki unit rawat kardiovaskular dan merupakan rumah sakit rujukan. Waktu pengambilan dan pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada
bulan Januari - Desember 2013.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi penelitian adalah seluruh pasien dengan diagnosis sindroma koroner akut yang
dirawat di unit rawat kardiovaskular Rumah Sakit Haji Adam Malik selama periode Januari 2013 sampai Desember 2013.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan diambil. Besar sampel yang digunakan ialah dengan metode total
sampling, dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua populasi yang sesuai dengan kriteria penelitian.
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah seluruh pasien sindroma koroner akut dengan faktor resiko mayor yaitu merokok, hipertensi,
Universitas Sumatera Utara
hiperlipidemia dan diabetes mellitus yang tercatat dalam rekam medik, sementara kriteria eksklusi yang digunakan adalah pasien yang tidak
mempunyai salah satu faktor resiko mayor dan juga bukan dalam kriteria sindroma koroner akut pada rekam medik.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan. Dari data sekunder tersebut kemudian dilakukan observasi untuk mengetahui faktor resiko mayor dan jenis sindroma koroner akut
yang diderita oleh pasien tersebut.
4.5 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisa data dibagi dalam beberapa tahap, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, analisisinterpretasi
data dan pengambilan kesimpulan. Dalam penelitian ini, setelah data dikumpulkan dan dicatat kemudian diolah menggunakan program
komputer.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani,
Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355MenkesSKVII 1990.
RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP
Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera
Barat dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502
Menkes IX 1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5.1.2 Karakteristik Responden
Dari hasil analisis data faktor resiko mayor pada pasien SKA Periode Januari - Desember 2013 yang dirawat inap di RSUP H. Adam
Malik Medan diperoleh karakteristik responden sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2: Distribusi Karakteristik Responden No
Karakteristik Responden Frekuensi
Persentase Jenis Kelamin
1 Laki-laki
132 83.5
2 Perempuan
26 16.5
Total 158
100.0
Umur
1 ≤50 Tahun
44 27.8
2 51-60 tahun
71 44.9
3 60 tahun
43 27.2
Total 158
100.0
Diagnosa
1 STEMI
104 65.8
2 NSTEMI
32 20.3
3 APTS
22 13.9
Total 158
100.0
Diabetes
1 Positif
40 25.3
2 Negatif
118 74.7
Total 158
100.0
Hiperlipidemia
1 Positif
34 21.5
2 Negatif
124 78.5
Total 158
100.0
Hipertensi
1 Positif
127 80.4
2 Negatif
31 19.6
Total 158
100.0
Merokok
1 Positif
96 60.8
Universitas Sumatera Utara
No Karakteristik Responden
Frekuensi Persentase
2 Negatif
62 39.2
Total 158
100.0 Dari tabel 5.1 distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin laki-laki sebanyak 132 orang 83,5 dan perempuan sebanyak 26 orang 16,5. Berdasarkan umur dapat diketahui bahwa responden
kelompok umur ≤50 tahun sebanyak 44 orang 27,8, kelompok umur
51-60 tahun sebanyak 71 orang 44,9, dan kelompok umur 60 tahun sebanyak 43 orang 27,2. Diagnosis STEMI sebanyak 104 orang
65,8, NSTEMI 32 orang 20,3 dan APTS sebanyak 22 orang 13,9, diabetes sebanyak 40 orang 25,3 dan non diabetes sebanyak
118 orang 74,7, hiperlipidemia sebanyak 34 orang 21,5 dan tidak ada hiperlipidemia sebanyak 124 orang 78,5, hipertensi sebanyak 127
orang 80,4 dan tidak ada hipertensi sebanyak 31 orang 26,6, pasien positif merokok sebanyak 96 orang 60,8 dan tidak merokok sebanyak
62 orang 39,2.
5.1.3 Hasil Analisis Data
Faktor resiko mayor pada pasien SKA Periode Januari - Desember 2013 yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabulasi silang di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3: Prevalensi Faktor Resiko Mayor pada SKA berdasarkan Jenis Kelamin
No SKA
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
N N
N
1 STEMI
87 55,1
17 10,8
104 65,8
2 NSTEMI
27 17,1
5 3,2
32 20,3
3 APTS
18 11,4
4 2,5
22 13,9
Jumlah 132
83,5 26
16,5 158
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prevalensi faktor resiko mayor pada SKA berdasarkan jenis kelamin dari 104 pasien SKA dengan
STEMI ada 87 55,1 pasien laki-laki dan 17 10,8 pasien perempuan.
Dari 32 pasien SKA dengan NSTEMI ada 27 orang 17,1 pasien laki-laki dan 5 orang 3,2 pasien perempuan.
Dari 22 pasien SKA dengan APTS ada 18 11,4 pasien laki-laki dan hanya 4 orang 2,5 pasien perempuan.
Dapat disimpulkan bahwa pasien dengan faktor resiko mayor pada SKA paling banyak terdapat pada STEMI dengan jenis kelamin laki-laki.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4: Prevalensi Faktor Resiko Mayor pada SKA Berdasarkan Umur
No SKA
Umur Jumlah
≤50 Tahun
51-60
tahun 60 tahun
N N
N
1 STEMI
26 16,5
52 32,9
26 16,5
104 65,8
2 NSTEMI
10 6,3
12 7,6
10 6,3
32 20,3
3 APTS
8 5,1
7 4,4
7 4,4
22 13,9
Jumlah 44
27,8 71
44,9 43
27,2 158
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prevalensi faktor resiko mayor pada SKA berdasarkan umur dari 104 pasien SKA dengan STEMI
sebanyak 26 pasien 16,5 umur ≤50 Tahun, Pada umur 51-60 tahun
terdapat 52 pasien 32,9 dan sebanyak 26 pasien 16,5 umur 60 tahun.
Dari 32 pasien SKA dengan NSTEMI sebanyak 10 pasien 6,3 umur
≤50 Tahun, 12 pasien 7,6 umur 51-60 tahun dan 10 pasien 6,3 umur 60 tahun.
Dari 22 pasien SKA dengan APTS ada 8 pasien 5,1 umur ≤50
Tahun, 7 pasien 4,4 umur 51-60 tahun dan 7 pasien 4,4 umur 60 tahun.
Dapat disimpulkan bahwa pasien dengan faktor resiko mayor pada SKA paling banyak terdapat pada STEMI umur 51-60 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5: Prevalensi Faktor Resiko Mayor pada SKA Berdasarkan DM
No SKA
Diabetes Jumlah
DM Positif DM Negatif
N N
N
1 STEMI
33 20,9
71 44,9
104 65,8
2 NSTEMI
6 3,8
26 16,5
32 20,3
3 APTS
1 0,6
21 13,3
22 13,9
Jumlah 40
25,3 118
74,7 158
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prevalensi faktor resiko mayor pada SKA berdasarkan diagnosa DM dari 104 pasien SKA dengan
STEMI ada 33 pasien 20,9 DM positif dan 71 pasien 44,9 DM negatif.
Dari 32 pasien SKA dengan NSTEMI ada 6 pasien 3,8 DM positif dan 26 pasien 16,5 DM negatif.
Dari 22 pasien SKA dengan APTS hanya 1 pasien 0,6 DM positif dan sebanyak 21 pasien 13,3 DM negatif.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6: Prevalensi Faktor Resiko Mayor pada SKA Berdasarkan Hiperlipidemia
No SKA
Hiperlipidemia Jumlah
Positif Negatif
N N
N
1 STEMI
27 17,1
77 48,7
104 65,8
2 NSTEMI
5 3,2
27 17,1
32 20,3
3 APTS
2 1,3
20 12,7
22 13,9
Jumlah 34
21,5 124
78,5 158
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prevalensi faktor resiko mayor pada SKA berdasarkan hiperlipidemia dari 104 pasien SKA dengan
STEMI ada 27 pasien 17,1 positif hiperlipidemia dan sebanyak 77 pasien 48,7 negatif hiperlipidemia.
Dari 32 pasien SKA dengan NSTEMI ada 5 pasien 3,2 positif hiperlipidemia dan sebanyak sebanyak 27 pasien 17,1 negatif
hiperlipidemia. Dari 22 pasien SKA dengan APTS ada 2 pasien 1,3 positif
hiperlipidemia dan sebanyak 20 pasien 12,7 negatif hiperlipidemia.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7: Prevalensi Faktor Resiko Mayor pada SKA Berdasarkan Hipertensi
No SKA
Hipertensi Jumlah
Positif Negatif
N N
N
1 STEMI
80 50,6
24 15,2
104 65,8
2 NSTEMI
29 18,9
3 1,9
32 20,3
3 APTS
18 11,4
4 2,5
22 13,9
Jumlah 127
80,4 31
19,6 158
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prevalensi faktor resiko mayor pada SKA berdasarkan hipertensi dari 104 pasien SKA dengan
STEMI sebanyak 80 pasien 50,6 positif hipertensi dan sebanyak 24 pasien 15,2 hipertensi negatif.
Dari 32 pasien SKA dengan NSTEMI sebanyak 29 pasien 18,9 positif hipertensi dan sebanyak 3 pasien 1,9 negatif hipertensi.
Dari 22 pasien SKA dengan APTS sebanyak 18 pasien 11,4 positif hipertensi dan hanya 4 pasien 2,5 negatif hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8: Prevalensi Faktor Resiko Mayor pada SKA Berdasarkan Merokok
No SKA
Merokok Jumlah
Positif Negatif
N N
N
1 STEMI
63 39,9
41 25,9
104 65,8
2 NSTEMI
19 12
13 8,2
32 20,3
3 APTS
14 8,9
8 5,1
22 13,9
Jumlah 96
60,8 62
39,2 158
100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prevalensi faktor resiko mayor pada SKA berdasarkan pasien merokok, dari 104 pasien
SKA dengan STEMI sebanyak 63 pasien 39,9 positif merokok dan sebanyak 41 pasien 25,9 tidak merokok.
Dari 32 pasien SKA dengan NSTEMI sebanyak 19 pasien 12 positif merokok dan sebanyak 13 pasien 8,2 tidak merokok.
Dari 22 pasien SKA dengan APTS sebanyak 14 pasien 8,9 positif merokok dan sebanyak 8 pasien 5,1 tidak merokok.
5.2. Pembahasan
Dari hasil analisis data berdasarkan karakteristik responden tabel 5.1 diperoleh hasil berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 132
orang 83,5 dan perempuan sebanyak 26 orang 16,5. Berdasarkan umur dapat diketahui bahwa responden kelompok umur
≤50 tahun sebanyak 44 orang 27,8, kelompok umur 51-60 tahun sebanyak 71
orang 44,9, dan kelompok umur 60 tahun sebanyak 43 orang 27,2. Diagnosis STEMI sebanyak 104 orang 65,8, NSTEMI 32
orang 20,3 dan APTS sebanyak 22 orang 13,9, diabetes sebanyak 40 orang 25,3 dan non diabetes sebanyak 118 orang 74,7,
hiperlipidemia sebanyak 34 orang 21,5 dan tidak ada hiperlipidemia sebanyak 124 orang 78,5, hipertensi sebanyak 127 orang 80,4 dan
Universitas Sumatera Utara
tidak ada hipertensi sebanyak 42 orang 26,6, pasien positif merokok sebanyak 96 orang 60,8 dan tidak merokok sebanyak 62 orang
39,2.
5.2.1 Faktor Resiko Mayor pada SKA berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prevalensi faktor resiko mayor pada SKA berdasarkan jenis kelamin dari 104 pasien SKA dengan
STEMI ada 87 55,1 pasien laki-laki dan 17 10,8 pasien perempuan. Dari 32 pasien SKA dengan NSTEMI ada 27 orang 17,1
pasien laki-laki dan 5 orang 3,2 pasien perempuan. Dari 22 pasien SKA dengan APTS ada 18 11,4 pasien laki-laki dan hanya 4 orang
2,5 pasien perempuan. Dapat disimpulkan bahwa pasien dengan faktor resiko mayor pada SKA paling banyak terdapat pada STEMI dengan jenis
kelamin laki-laki. Menurut Government of Western Australia Department of Health,
dana yang dikeluarkan untuk pasien-pasien SKA lebih pada laki-laki dari perempuan. Ini karena pasien laki-laki lebih cenderung untuk mempunyai
SKA.
5.2.2. Faktor Resiko Mayor pada SKA Berdasarkan Umur
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prevalensi faktor resiko mayor pada SKA berdasarkan umur dari 104 pasien SKA dengan STEMI
sebanyak 26 pasien 16,5 umur ≤50 Tahun, 52 pasien 32,9 umur
51-60 tahun dan sebanyak 10 pasien 6,3 umur 60 tahun. Dari 32 pasien SKA dengan NSTEMI sebanyak 10 pasien 6,3 umur
≤50 Tahun, 12 pasien 7,6 umur 51-60 tahun dan 10 pasien 6,3 umur
60 tahun. Dari 22 pasien SKA dengan APTS ada 8 pasien 5,1 umur ≤50 Tahun, 7 pasien 4,4 umur 51-60 tahun dan 7 pasien 4,4 umur
60 tahun. Dapat disimpulkan bahwa pasien dengan faktor resiko mayor pada SKA paling banyak terdapat pada STEMI umur 51-60 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bhalli 2011 yang menyatakan bahwa pasien SKA paling banyak terdapat dalam kelompok
usia 51-60 tahun.
5.2.3 Faktor Resiko Mayor pada SKA Berdasarkan DM
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prevalensi faktor resiko mayor pada SKA berdasarkan diagnosa DM dari 104 pasien SKA dengan
STEMI ada 33 pasien 20,9 DM positif dan 71 pasien 44,9 DM negatif. Dari 32 pasien SKA dengan NSTEMI ada 6 pasien 3,8 DM
positif dan 26 pasien 16,5 DM negatif. Dari 22 pasien SKA dengan APTS hanya 1 pasien 0,6 DM positif dan sebanyak 21 pasien 13,3
DM negatif. Dapat disimpulkan bahwa pasien dengan faktor resiko mayor pada SKA paling banyak terdapat pada STEMI dengan DM positif.
Menurut Hashmi A.T et al, DM merupakan salah satu faktor resiko mayor pada SKA dan juga untuk Ischemic Heart Disease. Dari hasil
studinya lebih dari 80 dari populasi umum mempunyai salah satu dari faktor resiko mayor untuk SKA.
5.2.4 Faktor Resiko Mayor pada SKA Berdasarkan Hiperlipidemia
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prevalensi faktor resiko mayor pada SKA berdasarkan hiperlipidemia dari 104 pasien SKA dengan
STEMI ada 27 pasien 17,1 positif hiperlipidemia dan sebanyak 77 pasien 48,7 negatif hiperlipidemia. Dari 32 pasien SKA dengan
NSTEMI ada 5 pasien 3,2 positif hiperlipidemia dan sebanyak sebanyak 27 pasien 17,1 negatif hiperlipidemia. Dari 22 pasien SKA
dengan APTS ada 2 pasien 1,3 positif hiperlipidemia dan sebanyak 20 pasien 12,7 negatif hiperlipidemia. Dapat disimpulkan bahwa pasien
dengan faktor resiko mayor pada SKA paling banyak terdapat pada STEMI dengan positif hiperlipidemia.
Menurut penelitian Juli Heitman 2013, hiperlipidemia merupakan salah satu faktor resiko mayor pada SKA. Hiperlipidemia dapat dibahagi
Universitas Sumatera Utara
kepada dua macam yaitu LDL dan HDL. LDL merupakan kolesterol buruk yang akan menyebabkan sebuah plak dalam arteri koroner. Manakala HDL
merupakan kolesterol yang baik dan dikenali sebagai cardioprotective yang bisa menyingkirkan LDL dari arteri koroner.
5.2.5 Faktor Resiko Mayor pada SKA Berdasarkan Hipertensi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prevalensi faktor resiko mayor pada SKA berdasarkan hipertensi dari 104 pasien SKA dengan
STEMI sebanyak 80 pasien 50,6 positif hipertensi dan sebanyak 24 pasien 15,2 hipertensi negatif. Dari 32 pasien SKA dengan NSTEMI
sebanyak 29 pasien 18,9 positif hipertensi dan sebanyak 3 pasien 1,9 negatif hipertensi. Dari 22 pasien SKA dengan APTS sebanyak 18
pasien 11,4 positif hipertensi dan hanya 4 pasien 2,5 negatif hipertensi.
Dapat disimpulkan bahwa pasien dengan faktor resiko mayor pada SKA paling banyak terdapat pada STEMI dengan positif hipertensi.
Menurut penelitian Paul Erne 2012, pada pasien SKA yang mempunyai faktor resiko hipertensi adalah paling terbanyak antara faktor
resiko mayor yang lain. Pada penelitian Juli Heitman 2013 menyatakan bahwa hipertensi bisa menyebabkan arteri koroner rusak. Hipertensi dan
MI mempunyai suatu hubungan yang kuat sehingga di United States 69 orang yang mengalami nyeri dada pertama mempunyai tekanan darah yang
tinggi.
5.2.6 Faktor Resiko Mayor pada SKA Berdasarkan Merokok
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prevalensi faktor resiko mayor pada SKA berdasarkan pasien merokok, dari 104 pasien SKA
dengan STEMI sebanyak 63 pasien 39,9 positif merokok dan sebanyak 41 pasien 25,9 tidak merokok. Dari 32 pasien SKA dengan
NSTEMI sebanyak 19 pasien 12 positif merokok dan sebanyak 13 pasien 8,2 tidak merokok. Dari 22 pasien SKA dengan APTS sebanyak
Universitas Sumatera Utara
14 pasien 8,9 positif merokok dan sebanyak 8 pasien 5,1 tidak merokok. Dapat disimpulkan bahwa pasien dengan faktor resiko mayor
pada SKA paling banyak terdapat pada STEMI dengan positif merokok. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian PS Singh 2013 yang
menyatakan bahwa rokok adalah salah satu faktor resiko mayor pada SKA. Dalam penelitiannya 130 orang 65 yang mempunyai riwayat merokok.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian faktor resiko mayor pada pasien SKA Periode Januari - Desember 2013 yang dirawat inap di RSUP H. Adam
Malik Medan diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Prevalensi faktor resiko mayor pada pasien STEMI sebesar 104 orang 65,8, NSTEMI sebesar 32 orang 20,3 dan APTS
sebesar 22 orang 13,9. 2.
Prevalensi faktor resiko mayor yang terbanyak pada pasien STEMI adalah hipertensi dengan sebesar 80 orang 50,6.
3. Prevalensi faktor resiko mayor yang terbanyak pada pasien
NSTEMI adalah hipertensi dengan sebesar 29 orang 18,9. 4.
Prevalensi faktor resiko mayor yang terbanyak pada pasien APTS adalah hipertensi dengan sebesar 18 orang 11,4.
5. Faktor resiko mayor pada pasien SKA paling banyak terdapat
pada pasien laki-laki dengan hipertensi sebesar 127 orang 80,4.
6.2 Saran