Uji Normalitas Uji Multikolinearitas

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dilakukan uji asumsi klasik sebagai syarat untuk dapat menggunakan model regresi. Uji asumsi klasik ini terdiri dari normalitas, multikonlinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data residual regresi dan dilakukan dengan program SPSS 16.0. Hasil pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel IV. 3 Normalitas Data Unstandardized Residual N 70 Normal Parameters a Mean Std. Deviation 0,333676287 Most Extreme Differences Absolute 0,99 Positive 0,99 Negative -0,067 Kolmogorov-Smirnov Z 0,832 Asymp. Sig. 2-tailed 0,492 Sumber: hasil pengolahan data Tabel IV.3 menunjukkan bahwa nilai asymp.sig dalam uji kolmogorov smirnov atas seluruh nilai residu data yang digunakan dalam penelitian ini di atas tingkat signifikasi penelitian 5 yaitu 0,492 atau 49,2, sehingga keseluruhan data yang digunakan sebagai sampel dalam nelitian telah terdistribusikan dengan normal.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen. Cara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode korelasi berpasangan antar variabel. Pengujian dilakukan dengan SPSS 16.00 for windows menggunakan covariance matrix dan collinearity diagnostics . Default bagi angka tolerance adalah 0,0001. Semua variabel yang dimasukkan dalam perhitungan model regresi harus mempunyai toleransi diatas angka ini. Jika VIF lebih besar dari 5 maka variabel tersebut mempunyai persoalan Multikolinearitas dengan variabel bebas yang lain. Jika dilihat pada tabel maka semua variabel bebas telah memenuhi persyaratan ambang toleransi, nilai VIF sekitar 1 dan koefisien korelasi antar variabel independen yang lemah semuanya dibawah 0,5. Dengan demikian disimpulkan tidak ada Multikolinearitas dalam model regresi ini. Tabel IV.4 menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk variabel Real Estate REAL dan Capital CAP dalam model regresi kurang dari 0,1 dan nilai VIF untuk variabel tersebut lebih besar dari 10. Hasil pengujian ini mengindikasikan bahwa dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terjadi gejala multikolinieritas. Tabel IV.4 Uji Multikolinieritas Variable Tolerance VIF Kesimpulan LogREV 0,124 8,072 Tidak terjadi multikolinieritas LogEXP 0,631 1,585 Tidak terjadi multikolinieritas LogREAL 0,057 17,517 Terjadi multikolinieritas LogCAP 0,050 20,079 Terjadi multikolinieritas LogTAX 0,211 4,743 Tidak terjadi multikolinieritas LogGRANT 0,711 1,407 Tidak terjadi multikolinieritas LogGDP 0,159 6,305 Tidak terjadi multikolinieritas LogEMPLOY 0,459 2,179 Tidak terjadi multikolinieritas Sumber: hasil pengolahan data Dalam Ghozali 2006 dijelaskan bahwa salah satu cara untuk mengobati adanya multikolinieritas adalah dengan mengeluarkan variable independen yang memiliki nilai korelasi tinggi dari model regresi. Berdasarkan data koefisien korelasi antara varibel independen, nilai korelasi tertinggi adalah varibel LogCAP yaitu sebesar 97, sehingga variable capital CAP dikeluarkan dari model regresi. Tabel IV.5 Uji Multikolinieritas setelah variabel Capital CAP dikeluarkan Variable Tolerance VIF Kesimpulan LogREV 0,132 7,549 Tidak terjadi multikolinieritas LogEXP 0,635 1,574 Tidak terjadi multikolinieritas LogREAL 0,568 1,760 Tidak terjadi multikolinieritas LogTAX 0,212 4,727 Tidak terjadi multikolinieritas LogGRANT 0,715 1,399 Tidak terjadi multikolinieritas LogGDP 0,159 6,291 Tidak terjadi multikolinieritas LogEMPLOY 0,464 2,153 Tidak terjadi multikolinieritas Sumber: hasil pengolahan data Berdasarkan tabel diatas bias dilihat bawah nilai tolerance untuk keseluruhan variable independen lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF kurang dari 10, hal ini menunjukan bahwa dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinieritas atau seluruh variabel dalam model-model penelitian ini homoskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAERAH Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kelemahan Pengendalian Intern Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Kabupaten / Kota Di Provinsi Jawa Tengah).

0 7 11

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAERAH Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kelemahan Pengendalian Intern Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Kabupaten / Kota Di Provinsi Jawa Tengah).

0 4 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelemahan Pengendalian Internal Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2

0 4 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelemahan Pengendalian Internal Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Periode 20

1 7 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelemahan Pengendalian Internal Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Periode 20

0 2 19

FAKTOR Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2012).

0 8 13

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2012).

0 4 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Kota dan Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2012).

0 7 17

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI JAWA TENGAH

2 11 84

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEUANGAN PADA KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS PADA KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH PULAU JAWA).

0 0 18