PEMBAHASAN Tingkat Pengetahuan Dokter Gigi Terhadap Standard Precaution Sebelum Perawatan Gigi pada Tempat Praktek di Kecamatan Medan Baru Periode 2016

BAB 5 PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan 92,59 responden mengetahui dengan baik apa saja prosedur yang harus diperhatikan sebelum tindakan perawatan gigi dilakukan. Hal ini mungkin disebabkan karena pengetahuan responden mengenai resiko yang akan terjadi apabila tindakan tersebut tidak diperhatikan dengan baik. Responden juga mengetahui tujuan dilakukannya tindakan tersebut adalah untuk meminimalkan resiko penularan penyakit infeksi yang diperlukan untuk menangani setiap pasien terlepas apakah pasien tersebut terinfeksi atau pembawa penyakit menular. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 90,74 mengetahui resiko yang dapat terjadi apabila prosedur sebelum tindakan gigi tidak dilakukan dengan baik. Mereka mengerti apabila prosedur tidak dilakukan dapat menyebabkan resiko tinggi yang akan terjadi bagi berbagai penyakit menular. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Gema tentang hubungan faktor kepercayaan dengan perilaku dokter gigi dalam menerapkan standard precaution dirumah sakit menyatakan kepercayaan dokter gigi yang termasuk kategori baik hanya sebanyak 30. 6 Perbedaan hasil yang didapat mungkin karena perbedaan tempat penelitan. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 96,29 responden mengetahui tentang defenisi standard precaution. Hal ini berbeda dengan penelitian oleh Gema pada dokter gigi dirumah sakit kota Medan yang menyatakan sebanyak 50 dokter gigi mengetahui defenisi standard precaution. 6 Ini mungkin disebabkan dokter gigi ditempat praktek mengetahui dengan baik defenisi standard precaution tersebut. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 48,14 responden mengetahui fungsi dari evaluasi pasien. Pengetahuan responden termasuk dalam kategori kurang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gema pada dokter gigi dirumah sakit kota Medan, menyatakan sebanyak 55,6 dokter gigi mengetahui deskripsi evaluasi pasien. 6 Kondisi ini mungkin kondisi keilmuan dokter gigi tentang hal-hal yang harus Universitas Sumatera Utara ditanyakan saat anamnesa masih kurang sehingga dokter gigi lebih sering melakukan anamnesa yang tidak lengkap sebelum perawatan gigi. Hasil penelitian menunjukan 83,33 responden mengetahui dengan baik tindakan perlindungan diri apa saja yang perlu dilakukan dalam standard precaution. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayad dan Andryansyah di Rumah Sakit Islam Malang, didapatkan sebanyak 90 perawat mengetahui dengan baik apa saja tindakan perlindungan diri tersebut. 14 Hal ini mungkin disebabkan perbedaan sampel dan tempat penelitian. Hasil penelitian menunjukan hanya 35,18 responden yang mengetahui lamanya waktu mencuci tangan. Hasil ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Neyla, Anis dan Tuti pada perawat di ruang rawat inap rumah sakit dikota Malang didapatkan hanya 36 perawat yang mengetahui lamanya waktu mencuci tangan.Hal ini mungkin disebabkan banyaknya petugas kesehatan yang tidak taat dengan prosedur cuci tangan dengan berbagai alasan dengan berbagai alasan diantaranya infrastruktur dan peralatan cuci tangan yang letaknya kurang strategis, terlalu sibuk, tangan yang tidak terlihat kotor, sudah menggunakan sarung tangan, tangan yang dapat teriritasi bila terlalu sering dicuci dan cuci tangan dapat menghabiskan banyak waktu. 23 Hasil penelitian menunjukan 88,88 responden mengetahui hal-hal penting diperhatikan mengenai sarung tangan. Hasil ini sama dengan hasil penelitian oleh Yulianti dan Widodo di Bangsal rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta didapatkan 85,29 responden juga mengetahui dengan baik hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai sarung tangan. 5 Hal ini mungkin disebabkan kesadaran responden tentang cara penggunaan sarung tangan yang tepat dapat menurunkan resiko terjadinya infeksi silang. Hasil penelitian menunjukan 44,44 responden tidak mengetahui dengan baik kegunaan dari kacamata pelindung. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mehrdad dan Ojan mengenai kontrol infeksi pada mahasiswa kedokteran gigi di Iran yang menunjukan sebanyak 97,4 dokter gigi mengetahui penggunaan kacamata pelindung saat dilakukannya prosedur perawatan gigi pasien. Universitas Sumatera Utara Perbedaan ini mungkin disebakan berbedanya tempat penelitian dan kurangnya kepedulian responden terhadap proteksi diri. 24 Secara keseluruhan menunjukan pengetahuan responden paling banyak kategori cukup 53,71, diikuti 25,92 responden berpengetahuan baik dan hanya 20,37 responden berpengetahuan kurang. Hal ini menunjukan bahwa dokter gigi yang berpraktek di Kecamatan Medan Baru masih cukup menerapkan prosedur standard precaution sebelum tindakan perawatan gigi untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi silang. Yang mana hampir ada kesamaan dengan penelitian yang dilakukan Gema tahun 2013 yang menyatakan pengetahuan dokter gigi mengenai standard precaution paling banyak termasuk kategori cukup 38,9, kemudian kurang 36,1 dan baik 25. Perbedaan ini disebabkan karena dokter gigi mulai terbiasa dan tersedianya sarana dan prasarana ditempat praktek dalam mempersiapkan diri sebelum melakukan tindakan pada pasien. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN