Masker Biasa Masker respirator N95

5. Fenol Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium. 10,12 6. Klorsilenol Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan misalnya Dettol. 10,12,20 B. Menggunakan Masker Tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut wajib menggunakan masker pada saat melakukan tindakan untuk mencegah potensi infeksi akibat kontaminasi aerosol serta percikan saliva dan darah dari pasien dan sebaliknya. Masker harus sesuai dan melekat dengan baik dengan wajah sehingga menutup mulut dan hidung dengan baik. Ganti masker diantara pasien atau jika masker lembab atau basah dan ternoda selama tindakan ke pasien. Masker akan kehilangan kualitas perlindungannya jika basah. Lepaskan masker jika tindakan telah selesai. 12 Dalam dunia kesehatan, dikenal 2 macam jenis masker yang umum di gunakan antara lain : 20

1. Masker Biasa

Masker biasa atau yang dikenal dengan nama masker bedah surgical mask yang sudah umum digunakan masyarakat umum, biasanya memiliki bagian luar berwarna hijau muda dan bagian dalamnya berwarna putih serta memiliki talikaret untuk memudahkan terpasang ke bagian belakang kepala atau telinga. Disebut masker bedah surgical mask karena biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan ketika melakukan tindakan operasi dan efektif sebagai penghalang cairan dari mulut dan hidung sehingga tidak menkontaminasi sekeliling. 20 Tetapi perlu diingat, masker ini tidak didesain untuk menyaring partikel dan mikroorganisme yang berukuran sangat kecil, termasuk virus influenza dan bakteri Universitas Sumatera Utara turbekulosis. Oleh karena itu orang yang sehat tidak disarankan untuk menggunakan masker jenis ini dan cukup hanya orang yang sakit saja. Seperti yang pernah disampaikan oleh dr. Dedi Suryatno, kepala Poliklinik DOTS RS. Hasan Sadikin Bandung, masker bedah efektif digunakan oleh pasien karena dapat menyaring percikan air liur atau dahak yang dikeluarkankan oleh pasien. Beda halnya bila orang sehat yang memakai masker tersebut. Mikroorganisme yang berukuran sangat kecil dan melayang-layang diudara dapat terjebak di dalam pori-pori masker tersebut. Bila mikroorganisme tersebut berakumulasi, dapat terhirup dan pada akhirnya masuk ke dalam saluran pernafasan. 20,22

2. Masker respirator N95

Masker jenis ini merupakan alternatif bagi orang sehat untuk berinteraksi dengan orang sakit. Masker ini disesbut N95 karena dapat menyaring hingga 95 dari keseluruhan partikel yang berada di udara. Bentuknya biasanya setengah bulat dan berwarna putih, terbuat dari bahan solid dan tidak mudah rusak. Pemakaiannya juga harus benar-benar rapat, sehingga tidak ada celah bagi udara luar masuk .Masker ini biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan di bagian infeksi dan menular. Masker ini biasanya dipergunakan juga dipergunakan oleh petugas peternakan ketika terjadi wabah flu burung. Hanya saja masker N95 ini memiliki kekurangan antara lain bagi yang tidak terbiasa menggunakan, mungkin akan merasa gerah dan sesak sehingga hanya bertahan beberapa jam saja memakainya, dan untuk mendapatkan masker ini agak sulit dan relatif mahal harganya. 20 Gambar 2 . Masker N95 kiri dan Surgical Mask kanan. 20 Universitas Sumatera Utara C. Sarung Tangan Tenaga pelayanan kesehatan gigi wajib menggunakan sarung tangan ketika melakukan perawatan yang memungkinkan berkontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya. Sarung tangan harus diganti tiap pasien, lepaskan sarung tangan dengan benar setelah digunakan dan segera lakukan kebersihan tangan untuk menghindari transfer mikroorganisme ke pasien lain atau permukaan lingkungan. Lepaskan sarung tangan jika sobek, atau bocor dan lakukan kebersihan tangan sebelum memakai kembali sarung tangan. Disarankan untuk tidak mencuci, mendesinfeksi atau mensterilkan ulang sarung tangan yang telah digunakan. 10,12,22 Prosedur pemakaian sarung tangan : 12 1. Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang sisi sebelah dalam lipatannya. 2. Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan menggantung ke lantai, sehingga bagian lubang jari-jari tangannya terbuka, lalu masukkan tangan. 3. Ambil sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari tangan yang sudah memakai sarung tangan ke bagian lipatan bagian yang tidak bersentuhan dengan kulit tangan. 4. Pasang sarung tangan kedua dengan cara memasukkan jari-jari tangan yang belum memakai sarung tangan, kemudian luruskan lipatan dan atur posisi sarung tangan sehingga terasa pas di tangan. Selain sarung tangan yang digunakan untuk pemeriksaan, ada jenis sarung tangan yang digunakan untuk mencuci alat serta membersihkan permukaan meja kerja, yaitu sarung tangan rumah tangga utility gloves yang terbuat dari lateks atau vinil yang tebal. 12 D. Kaca Mata Pelindung Tenaga pelayanan kesehatan gigi wajib menggunakan kacamata pelindung untuk menghindari kemungkinan infeksi akibat kontaminasi aerosol dan percikan saliva dan darah. Kacamata ini harus didekontaminasi dengan air dan sabun kemudian didesinfeksi setiap kali berganti pasien. Sebelum melakukan perawatan bagi pasien, gunakan baju pelindung, lalu masker bedah dan selanjutnya kacamata pelindung sebelum mencuci tangan. 12 Universitas Sumatera Utara E. Baju Pelindung Tenaga pelayanan kesehatan gigi wajib menggunakan gaunbaju pelindung yang digunakan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan melindungi kulit dari kontaminasi darah dan cairan tubuh. Gaun pelindung ini harus dicuci setiap hari. Gaun pelindung terbuat dari bahan yang dapat dicuci dan dapat dipakai ulang kain, tetapi dapat juga terbuat dari bahan kertas kedap air yang hanya dapat sekali pakai dispossable. Lepaskan gaunbaju pelindung jika tindakan telah selesai. 12 Gambar 3. Alat Pelindung Diri APD. 12 F. Penutup Kepala dan Pelindung Sepatu Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk kedalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut. Meskipun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpecik dan menyemprot. Sedangkan pelindung kaki digunakan untuk melindung kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Oleh karena itu, sandal jepit atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak kain tidak boleh dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau Universitas Sumatera Utara tumpahan cairan tubuh lain. Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih. Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di kamar bedah, sebuah penelitian menyatakan bahwa penutup sepatu dari kain atau kertas dapat meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan darah merembes melalui sepatu dan sering kali digunakan sampai diruang operasi. Kemudian di lepas tanpa sarung tangan sehingga terjadi pencemaran. 20,21 F. Imunisasi Berdasarkan pada beberapa penelitian bahwa tenaga pelayanan kesehatan gigi mempunyai risiko tinggi terhadap penularan hepatitis B, influenza, measles, mumps, rubela dan varisela. Pada saat ini sudah ditemukan vaksin untuk mencegah infeksi dari penyakit-penyakit tersebut. Tenaga pelayanan kesehatan gigi harus diberikan imunisasi atau memperoleh booster terhadap infeksi yang umum terjadi: tetanus, ditieri, poliomielitis, tifoid, meningokokus, hepatitis A, hepatitis B, rubela, tuberkulosis, measles, batuk rejan, mumps. Dokter gigi di Indonesia direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi tersebut dan mencatat atau mendokumentasikan imunisasi yang telah dilakukan. Institusi pendidikan kedokteran gigi di Indonesia diwajibkan melaksanakan program pendidikan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi, dan dihimbau untuk pemeriksaan dan vaksinasi hepatitis B kepada mahasiswanya. 12,21 Bagi karyawan yang tidak bersinggungan dengan pasien pegawai administratif, petugas kebersihan dan lain-lain dapat dimasukkan dalam program tersebut tergantung pada risiko mereka berkontak dengan darah atau saliva. Apabila ditemukan karyawan yang tidak bersedia untuk mendapatkan vaksinasi hepatitis B, diwajibkan menandatangani surat pernyataan tidak bersedia yang dibuat oleh institusi dan diketahui oleh pimpinan. 12

2.3.3 Penggunaan Alat Sekali Pakai