Penelitian yang Relevan LANDASAN TEORI

35 Untuk melakukan pemetaan, dihitung jumlah pixel panjang data yang akan dipetakan yang terdapat di dalam citra dengan melakukan perkalian baris dengan kolom, hasilnya adalah 100. Pada kasus ini, yang dianggap sebagai titik hitam adalah pixel yang memiliki nilai R, G dan B antara 0 hingga 42 0 ≤ x ≤ 42. Dilakukan pencarian secara sekuensial dari index pertama hingga index terakhir, jika nilai R, G dan B memenuhi persyaratan, maka nilai index akan disimpan ke dalam sebuah list. Hasil percobaan kasus ini akan diperoleh nilai hitam = [ 0,0, 1,6, 2,4, 4,7, 5,2, 6,3, 6,6, 8,4 ] . Index tersebut didapatkan karena dalam pencarian dilakukan perkolom dari baris 1 kolom 1, baris 2 kolom 1, baris 3 kolom 1 dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya, posisi index dari hasil pencarian titik hitam dapat dilihat pada Tabel 2.5. yang ditandai dengan teks yang dicetak tebal. Setelah pencarian dan pemetaan selesai, dihitung panjang dari list untuk memperoleh jumlah pixel yang dapat digunakan untuk menyembunyikan data. Jika jumlah pixel hitam sama atau lebih dari jumlah data yang akan disembunyikan, maka steganografi dapat dilakukan. Jika jumlah pixel hitam lebih kecil dari jumlah data yang akan disembunyikan, maka harus dilakukan penggantian citra.

2.14. Penelitian yang Relevan

1. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nasution 2013 tentang “Implementasi Sistem Keamanan Data Menggunakan Steganografi Teknik First Of File dan Hill Cipher Kunci Ganda”, menyebutkan metode FOF tidak jauh berbeda dengan metode EOF. Pada metode FOF, pesan disisipkan pada awal file, sedangkan pada metode EOF, pesan disisipkan pada akhir file. Hasil penelitiannya menunjukkan data hasil enkripsi disimpan diawal file citra bitmap sehingga membuat ukuran file citra bitmap lebih besar dari semula dan citra stego hasil penyisipan pesan memiliki garis atau gradasi berwarna hitam pada bagian atas header citra stego. Banyaknya garis hitam pada file citra bitmap berbanding lurus dengan panjang karakter hasil enkripsi plaintext ciphertext. Dengan kata lain semakin panjang karakter ciphertext maka garis hitamnya semakin tebal. 2. Aditya, et al. 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Studi Pustaka untuk Steganografi dengan Beberapa Metode”, menunjukkan bahwa pada metode LSB, pesan yang disisip, ukurannya harus lebih kecil dari citra penampung, tetapi lain Universitas Sumatera Utara 36 halnya pada metode EOF ukuran pesan yang akan disisipi bisa lebih besar dari ukuran citranya. Pada metode LSB citra yang telah disisipi pesan tidak terlalu mempengaruhi ukuran citranya, tetapi akan mempengaruhi kualitas citranya. Sedangkan pada metode EOF, kualitas citra setelah disisipi pesan tidak berubah, tetapi akan mengubah ukuran citranya. Penelitian ini membahas perbandingan metode LSB dengan EOF. 3. Muko, et al. 2012 membuat penelitian dengan judul “Aplikasi Enkripsi SMS dengan Metode Rabin pada Android” menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari algoritma Rabin. Kelebihannya adalah proses enkripsi teknik kriptografi Rabin terbilang sederhana sehingga proses enkripsi membutuhkan waktu yang relatif cepat dan teknik kriptografi Rabin efektif untuk digunakan pada resource yang sederhana dengan processor yang tidak dapat melakukan komputasi yang kompleks dan rumit, seperti perangkat mobile. Kekurangannya adalah hasil dekripsi kurang efektif dikarenakan menghasilkan empat kemungkinan plaintext berbeda yang semuanya diberikan kepada pengguna dan selanjutnya pengguna harus mementukan mana diantara keempat plaintext tersebut yang benar. Pada penelitian ini digunakan dua cara dalam menentukan hasil dekripsi yang benar, yaitu dengan dekripsi manual dan dengan autodekripsi. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN