7
Gambar 2.1. Skema Proses Enkripsi dan Dekripsi Schneier, 1996
2.1.2. Tujuan kriptografi
Kriptografi bertujuan untuk memberikan layanan keamanan Paar Pelzl, 2010 sebagai berikut:
1. Kerahasiaan Confidentiality
Informasi dirahasiakan dari semua pihak yang tidak berwenang. 2.
Keutuhan Data Integrity Pesan tidak berubah dalam proses pengiriman hingga pesan diterima oleh
penerima. 3.
Autentikasi Message Authentication Kepastian terhadap identitas setiap entitas yang terlibat dan keaslian sumber
data. 4.
Nirpenyangkalan Nonrepudiation Setiap entitas yang berkomunikasi tidak dapat menolak atau menyangkal atas
data yang telah dikirim atau diterima.
2.2. Kriptografi Klasik dan Kriptografi Modern
2.2.1. Kriptografi klasik
Menurut Ariyus 2008, kriptografi klasik merupakan suatu algoritma yang menggunakan satu kunci untuk mengamankan data dan sudah digunakan sejak empat
abad yang lalu. Terdapat beberapa ciri dari kriptografi klasik, antara lain: 1.
berbasis karakter, 2.
menggunakan pena dan kertas saja belum menggunakan komputer, 3.
termasuk ke dalam kriptografi kunci simetri. Contoh dari kriptografi klasik adalah Caesar Cipher, Vigènere Cipher, Affine
Cipher, Scytale Cipher dan Reverse Cipher. Enkripsi
Dekripsi Plaintext
Ciphertext Plaintext
Universitas Sumatera Utara
8
2.2.2. Kriptografi modern
Kriptografi modern berbeda dengan kriptografi klasik atau konvensional. Kriptografi modern mempunyai kerumitan yang kompleks dan dibutuhkan komputer untuk
pengoperasiannya Ariyus, 2008. Kriptografi modern merupakan suatu perbaikan yang mengacu pada kriptografi
klasik. Terdapat berbagai macam algoritma pada kriptografi modern yang menggunakan sistem kriptografi simetri DES, AES, IDEA, A5, RC4 dan lainnya dan
sistem kriptografi asimetri RSA, Rabin, ElGamal dan lainnya jika dilihat dari penggunaan kuncinya. Selain menggunakan sistem kriptografi simetri dan asimetri,
dalam kriptografi modern terdapat algoritma hibrida, yaitu algortima yang memanfaatkan dua tingkatan kunci. Dua tingkatan kunci tersebut adalah kunci rahasia
simetri yang disebut juga session key kunci sesi untuk enkripsi data dan pasangan kunci rahasia kunci publik untuk pemberian tanda tangan digital serta melindungi
kunci simetri Ariyus, 2008. Dengan kata lain, algoritma hibrida merupakan penggabungan dari sistem kriptografi simetri dan sistem kriptografi asimetri.
2.3. Sistem Kriptografi
Sistem kriptografi adalah algoritma, seluruh kemungkinan plaintext, ciphertext dan kunci. P adalah notasi yang digunakan untuk plaintext, C adalah ciphertext, E adalah
fungsi enkripsi dan D adalah fungsi dekripsi Schneier, 1996. Sedangkan untuk kunci dapat dinotasikan sebagai K.
Berdasarkan kunci yang dipakai, algoritma kriptografi dibagi menjadi tiga, yaitu algoritma simetri menggunakan satu kunci untuk enkripsi dan dekripsi, algoritma
asimetri menggunakan kunci yang berbeda untuk enkripsi dan dekripsi dan fungsi hash Ariyus, 2008.
Selain berdasarkan kunci yang dipakai, karakteristik kriptografi juga dibagi berdasarkan tipe operasi yang dipakai untuk enkripsi dan dekripsi serta berdasarkan tipe
pengolahan pesan Sadikin, 2012.
Universitas Sumatera Utara
9
2.4. Kriptografi Berdasarkan Kunci yang Dipakai