Uji Pendahuluan Pengujian Dosis Repelan Nabati Ekstrak Air biji jengkol

19

3.4.7 Pemeriksaan Steroida dan Triterpenoida

Ditimbang 1 g biji sengkol segar yang telah digerus halus, dimaserasi dengan 20 ml n-heksan selama 2 jam, disaring, lalu filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa ditambahkan 20 tetes asam asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat pekat pereaksi Lieberman-burchard, timbulnya warna biru atau biru hijau menunjukkan adanya steroida, sedangkan warna merah, merah muda atau ungu menunjukkan adanya triterpenoid Harborne, 1987. 3.5 Hewan Uji 3.5.1 Etika Penanganan Hewan UJi Etika penanganan hewan uji berdasarkan metode yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kode etik di “ Komite Etik Penelitian Hewan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam – Universitas Sumatera Utara” disetujui pelaksanaannya oleh Ketua Komite Etik Penelitian Hewan FMIPA USU, surat hasil etika penanganan hewan coba dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman32.

3.5.3 Jumlah Hewan Uji

Hewan percobaan yang akan digunakan adalah 50 ekor tikus jenis wistar, yang terdiri dari 20 ekor untuk uji pendahuluan dan 30 ekor untuk uji penelitian dengan berat 150 g - 200 g.

3.6 Uji Pendahuluan

Percobaan pada tahap uji pendahuluan bertujuan untuk mencari kisaran konsentrasi krisis bahan uji yang akan digunakan untuk penentuan dosis repelan nabati yang tepat. Hewan uji sebanyak 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 Universitas Sumatera Utara 20 ekor tikus putih jantan galur wistar. Berdasarkan penelitian Nurhidayat dan Hardiningsih 2006, hewan uji diadaptasikan selama kurang lebih dua minggu terhadap makanan dan lingkungannya kandang uji, lalu dipuasakan satu hari sebelum diberi ekstrak air biji jengkol dengan dosis 200 gL pada kelompok I, 400 gL pada kelompok II, 600 gL pada kelompok III, 800 gL pada kelompok IV kedalam kandang uji, dimana dilakukan dua kali pengulangan ekstrak air biji jengkol dengan selang waktu 7 hari. Berdasarkan teori untuk satu ekor tikus setiap harinya membutuhkan pakan ± 10 dari bobot tubuhnya Priyambodo, 2003. Didalam kandang uji diletakkan pakan 150 gram dalam suatu wadah untuk memudahkan penimbangan pakan yang dikomsumsi tikus, waktu pengamatan perlakuan berlangsung selama 7 hari dengan pengulangan sebanyak 2 kali, jumlah pakanpellet yang dikomsumsi tikus dicatat serta jumlah tikus yang mati. Tabel 3.1 Uji pendahuluan konsentrasi repelan dari ekstrak air biji jengkol Konsentrasi Ekstrak Air Biji Jengkol Jumlah Hewan Uji Tikus Pengamatan Pengaruh Ekstrak Air Biji Jengkol Terhadap Jumlah Pakan Yang Dimakan Tikus Hari konsentrasi 200 gl 5 1-7 konsentrasi 400 gl 5 1-7 konsentrasi 600 gl 5 1-7 konsentrasi 800 gl 5 1-7 Berdasarkan dari hasil uji pendahuluan maka diperoleh konsentrasi sebagai acuan yaitu 100 gL, 200 gL, 400 gL, 800 gL, 1600 gL, penambahan konsentrasi dilakukan dengan cara dua kali lipat dari dosis terendah untuk melihat efek repelan yang dapat menyebabkan tikus lapar sampai mati.

3.7 Pengujian Dosis Repelan Nabati Ekstrak Air biji jengkol

Setelah kisaran dosis diketahui maka hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus dan dimasukkan kedalam kandang uji. Universitas Sumatera Utara 21 Berdasarkan penelitian Nurhidayat dan Hardiningsih 2006, hewan uji diadaptasikan selama kurang lebih dua minggu terhadap makanan dan lingkungannya, lalu dipuasakan satu hari sebelum diberi ekstrak air biji jengkol kedalam kandang uji, konsentrasi bahan uji disesuaikan dengan hasil dari uji pendahuluan yaitu kelompok I menggunakan akuades sebagai kontrol negatif, kelompok II dosis 100 gL, kelompok III 200 gL, kelompok IV dosis 400 gL, kelompok V dosis 800 gL dan kelompok VI dosis 1600 gL dimana dilakukan tiga kali pengulangan ekstrak air biji jengkol dengan selang waktu 7 hari. Didalam kandang uji diletakkan 150 gram pakanpellet, waktu pengamatan perlakuan berlangsung selama 7 hari dengan pengulangan sebanyak 3 kali, jumlah pakanpellet yang dikomsumsi tikus dicatat serta jumlah tikus yang mati. Tabel 3.2 Uji penentuan konsentrasi repelan dari ekstrak biji jengkol Kelompok Jumlah Hewan Uji Tikus Pengamatan Pengaruh Ekstrak Air Biji Jengkol Terhadap Jumlah Pakan Yang Dimakan Tikus Hari Kontrol - I 5 1-7 II 5 1-7 III 5 1-7 IV 5 1-7 V 5 1-7 VI 5 1-7 Keterangan : Kelompok I kontrol negatif -: Akuades kelompok II : Ekstrak Air Biji Jengkol 100 gL kelompok III : Ekstrak Air Biji Jengkol 200 gL kelompok IV : Ekstrak Air Biji Jengkol 400 gL kelompok V : Ekstrak Air Biji Jengkol 800 gL kelompok VI : Ekstrak Air Biji Jengkol 1600 gL Universitas Sumatera Utara 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tumbuhan

Tumbuhan yang digunakan telah diidentifikasi di “Herbarium Bogoriense” Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi–LIPI Bogor.Hasil identifikasi tumbuhan yang diteliti adalah biji jengkol Archidendron jiringa Jack I.C.Nielsen, suku Leguminosae. Surat hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman31

4.2 Skrining Fitokimia Biji jengkol

Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan biji jengkol mengandung senyawa kimia yaitu alkaloid, flavonoida, saponin, tanin, glikosida, triterpenoidsteroida, dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan skrining fitokimia biji jengkol No Pemeriksaaan Biji Jengkol Segar Parameter 1 Alkaloida + Endapan putih atau kuning 2 Flavonoida + Warna merahkuningjingga pada lapisan amil alkohol 3 Saponin + Terbentuk Busa stabil ± 10 menit 4 Tanin + Warna biru hijau kehitaman 6 Glikosida + Terbentuk cincin ungu 6 TerpenoidaSteroida + Warna merahmerahungu Keterangan: + = Positif - = Negatif Hasilpengamatan terhadap uji ekstrak air biji jengkol sebagai repelan nabati selama 7 hari dengan pengulangan sebanyak tiga kali, yang mempengaruhi jumlah rata-rata pakan pellet yang dikomsumsi hewan uji dapat dilihat pada Tabel 4.2 Universitas Sumatera Utara