Profil Responden Pembobotan dan Pemeringkatan Faktor Daya Saing Ekonomi

39

4.2 Profil Responden

Tabel 4.4 Karakteristik Responden No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 18 60 2 Perempuan 12 40 Usia Tahun Jumlah Persentase 1 20 1 3 2 21 – 30 17 57 3 31 – 40 2 7 4 41 – 50 5 17 5 50 5 17 Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase 0 1 SMPSederajat - - 2 SMASederajat 12 40 3 D3S1S2 18 60 Sumber : Data Primer Diolah Berdasarkan tabel karakteristik diats untuk 30 responden yang di jadikan sebagai objek penelitian bahwa responden yang berjenis laki-laki lebih banyak yaitu sebesar 60 dan perempuan sebesar 40. Kemudian dari segi usia yang yang telah di wawancarai yang berumur 21-30 lebih banyak sebesar 57. Kemudian yang berumur 41-50 sebesar 17. Selanjutnya yang berumur 50 juga sebanyak 17. Kemudian responden yang berumur 31-40 sebesar 7. Terakhir responden yang paling sedikit yang berumur 20 sebanyak 3. Dari tingkat pendidikan responden bahkan para responden yang berpendidikan tinggi tamatan D3S1S2 sebesar 60. Kemudian tingkat pendidikan SMA Sederajat sebesar 40. 40

4.3 Pembobotan dan Pemeringkatan Faktor Daya Saing Ekonomi

Daya saing daerah merupakan kemampuan perekonomian setiap daerah untuk mencapai kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Adapun faktor-faktor penentu daya saing ekonomi dengan menentukan nilai bobot dari masing-masing faktor tersebut. Pembobotan ini diperoleh dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Proccess AHP dengan bantuan Software yaitu Expert Choice. Pembobotan ini dilihat dari faktor yang terbesar yang merupakan faktor terpenting dalam menetukan perekonomian di Kota Padangsidimpuan. Berikut ini hasil pembobotan dari faktor-faktor penentu daya saing ekonomi Kota Padangsidimpuan seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 41 Gambar 4.1 Nilai Bobot dari Faktor Penentu Daya Saing Ekonomi Kota Padangsidimpuan Dari hasil pembobotan diatas dapat diketahui bahwa faktor penentu daya saing ekonomi Kota Padangsidimpuan tahun 2014 adalah faktor yang mempunyai nilai bobot tertinggi faktor perekonomian daerah sebesar 0,267. Kemudian faktor tenaga kerja sebesar 0,248. Kemudian faktor infrastruktur fisik dengan nilai bobot 0,246. Berikutnya faktor kelembagaan dengan nilai bobot 0,146. Kemudian faktor sosial politik 0.094. Berikut ini gambar secara persentase, bobot faktor penentu daya saing ekonomi Kota Padangsidimpuan. 42 Gambar 4.2 Persentase Faktor Penentu Daya Saing Ekonomi Kota Padangsidimpuan Pada hasil pembobotan gambar diatas, adapun faktor Penentu daya saing ekonomi Kota Padangsidimpuan menurut responden dipengaruhi tiga faktor dengan nilai bobot terbesar yaitu faktor perekonomian daerah, faktor tenaga kerja dan produktivitas, dan faktor kelembagaan. Selanjutnya akan dijelaskan faktor penetu daya saing ekonomi Kota Padangsidimpuan berdasarkan pemeringkatan dan variabelnya

4.3.1 faktor Perekonomian Daerah

Pengahasilan masyarakat Kota Padangsidimpuan sebagian besar bertani. Meliputi persawahan dan perkebunan, produksi perkebunan yang utama adalah salak, karet, kelapa, kakao, cengkeh, kemiri dan kulit manis. Faktor perekonomian daerah salah satu faktor pendukung daya saing ekonomi daerah Kota Padangsidimpuan karena semakin baik perekonomian semakin tinggi pula daya saing ekonominya. Faktor perekonomian daerah ini mempunyai nila bobot tertinggi yaitu sebesar 0,267 aatau 27. Ada dua variabel perekonomian daerah yaitu variabel struktur ekonomi 15 9 27 25 24 Kelembagaan Sosial Politik Perekonomian Daerah Tenaga Kerja dan Produktivitas Infrastruktur Fisik 43 dan variabel potensi ekonomi yang mendukung daya saing ekonomi di Kota Padangsidimpuan. Berikut diagram faktor perekonomian daerah. Gambar 4.3 Presentase Pembobotan Faktor Perekonomian Ekonomi Pada gambar diatas potensi ekonomi lebih berpengaruh terhadap perekonomian Kota Padangsidimpuan dengan nilai bobot 0,583 atau 58 . Kemudian potensi ekonomi juga mempengaruhi perekonomian Kota Padangsidimpuan sebesar 0,417 atau 42. Dari hasil wawancara responden variabel potensi ekonomi sangat penting dalam menentukan daya saing ekonomi Kota Padangsidimpuan. 43 responden mengatakan tingkat daya beli masyarakat cenderung semakin meningkat. 33 responden mengatakan setuju, 17 mengatakan sangat setuju tingkat daya beli masyarakat cenderung semakin meningkat. Kemudian untuk perkembangan kondisi ekonomi yang semakin membaik, 43 responden menyatakan kurang setuju, 37 responden menyatakan setuju, dan 7 responden menyatakan sangat setuju bahwa 58 42 Potensi Ekonomi Struktur Ekonomi 44 perkembangan kondisi ekonomi semakin membaik. 47 responden kurang setuju bahwa kondisi harga-harga barang dan jasa relatif stabil dan terjangkau. 17 responden yang setuju dan 23 responden menyatakan tidak setuju. Selanjutnya untuk tingkat kesejahteraan masyarakat yang cenderung semakin membaik, 43 responden kurang setuju, 33 responden setuju bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat cenderung semakin membaik, dan 3 responden tidak setuju. Kemudian pada variabel struktur ekonomi, 27 responden menyatakan setuju bahwa nilai tambah atau kontribusi sector primer semakin meningkat. 7 menyatakan sangat setuju. 57 responden menyatakan kurang setuju nilai tambah atau kontribusi sektor primer semakin meningkat. 7 menyatakan sangat tidak setuju, dan 3 tidak setuju bahwa nilai tambah kontribusi sektor primer semakin meningkat. Selanjutnya, 57 responden menyatakan kurang setuju nilai tambah atau kontribusi sektor sekunder semakin meningkat. 23 menyatakan setuju, dan 17 menyatakan sanagat setuju. 3 menyatakan sangat tidak setuju bahwa nilai tambah atau kontribusi sektor sekunder semakin meningkat. Kemudian 43 menyatakan setuju nilai tambah atau kontribusi sektor tersier semakin meningkat. 33 menyatakan kurang setuju, dan 10 menyatakan sangat tidak setuju. 13 menyatakan sangat setuju nilai tambah atau kontribusi sektor tersier semakin meningkat. Berdasarkan hasil analisis dan wawancara persepsi para responden, variabel potensi ekonomi dapat dikatakan sudah sangat membaik, untuk daya beli 45 masyarakat, perkembangan kondisi ekonomi, kondisi harga barang, dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Kemudian struktur ekonomi agar lebih baik lagi, dan nilai tambah atau kontribusi sektor primer, sekunder, dan tersier terus meningkat.

4.3.2 Faktor Tenaga Kerja dan Produktivitas

Tenaga kerja merupakan indikator kedua yang penting dalam meningkatkan daya saing ekonomi suatu daerah dengan bobot indikator sebesar 0,248 atau 25. Tenaga kerja dalam jumlah besar dan berkualitas akan meningkatkan daya saing ekonomi suatu daerah. Faktor tenaga kerja dan produktivitas terdiri dari 3 variabel, yaitu biaya tenaga kerja, ketersediaan tenaga kerja, dan produktivitas tenaga kerja. Variabel biaya tenaga kerja memiliki bobot sebesar 0,319 atau 32 dari keseluruhan bobot faktor tenaga kerja dan produktivitas. Variabel ketersediaan tenaga kerja memiliki bobot sebesar 0,324 atau 32. Dan variabel produktivitas tenaga kerja memiliki bobot sebesar 0,356 atau 36 dari keseluruhan bobot faktor tenaga kerja dan produktivitas. Persentase bobot dari masing-masing variabel dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 46 Gambar 4.4 Persentase Bobot Variabel Faktor Tenaga Kerja dan Produktivitas Menurut para responden faktor produktivitas tenaga kerja, biaya tenaga kerja, ketersediaan tenaga kerja berperan sangat penting dalam menentukan daya saing ekonomi Kota Padangsidimpuan. Dari hasil wawancara persepsi masyarakat dalam variabel tenaga kerja, 37 responden menyatakan kurang setuju terhadap besarnya upah tenaga kerja sesuai dengan ketentuan UMK. 7 responden sangat setuju, dan 10 responden tidak setuju kalau besarnya upah tenaga kerja sudah sesuai dengan ketentuan UMK. Begitu juga dengan besarnya upah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat. Kemudian 13 responden setuju. Selanjutnya 60 responden juga menyatakan kurang setuju kalau besarnya upah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat. Biaya Tenaga Kerja 32 Ketersediaan Tenaga Kerja 32 Produktivitas Tenaga Kerja 36 47 Dalam variabel ketersediaan tenaga kerja, untuk pernyataan jumlah angkatan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, 53 responden kurang setuju terhadap pernyataan tersebut. 23 responden menyatakan tidak setuju, dan 23 responden juga menyatakan setuju bahwa jumlah angkatan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Kemudian untuk tingkat pendidikan angkatan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja,40 responden menyatakan setuju, hanya 20 responden menyatakan kurang setuju. Jika di lihat dari variabel produktivitas tenaga kerja, 67 responden kurang setuju bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja yang ada relatif tinggi. Namun, 13 responden menyatakan setuju kalau tingkat produktivitas tenaga kerja yang ada relatif tinggi. Kemudian untuk tingkat produktivitas tenaga kerja sesuai dengan besarnya upah yang ada, 33 responden menyatakan setuju, hanya 30 responden yang menyatakan kurang setuju bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja sesuai dengan besarnya upah yang ada. Berdasarkan analisis dan persepsi dari responden, untuk meningkatakan daya saing ekonomi Kota Padangsidimpuan produktivitas tenaga kerja harus lebih baik lagi.

4.3.3 Faktor Infrastruktur Fisik

Infrastruktur fisik merupakan faktor pendukung bagi kelancaran kegiatan usaha. Ketersedian dan kualitas infrastruktur fisik sangat mempengaruhi kelancaran dunia usaha di suatu daerah. Semakin besar skala suatu usaha, maka kebutuhan akan ketersediaan infrastruktur fisik juga akan semakin besar. 48 Faktor infrastruktur fisik yang terdiri dari dua variabel yaitu ketersediaan infrastruktur fisik dan kualitas infrastruktur. Variabel ketersediaan infrastruktur fisik memiliki bobot sebesar 0,478 atau 48 dari keseluruhan bobot faktor infrastruktur fisik. Variabel kualitas infrastruktur fisik memiliki bobot sebesar 0,522 atau 52 dari keseluruhan bobot faktor infrastruktur fisik. Persentase bobot dari masing-masing variabel faktor infrastruktur fisik dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.3 Persentase bobot variabel faktor infrastruktur fisik Hasil tanggapan responden kualitas infrastruktur lebih menjadi prioritas dalam infrastruktur fisik. Hasil pembobotan ini dengan cara wawancara terhadap responden yang menunjukkan bahwa dalam variabel ketersediaan infrastruktur fisik, 33 responden menyatakan kurang setuju bahwa ketersediaan jalan sudah memadai. Kemudian 17 responden menyatakan setuju ketersediaan jalan sudah memadai, dan 27 menyatakan sangat tidak setuju bahwa ketersediaan jalan sudah memadai. Ketersediaan Infrastruktur Fisik 48 Kualitas Infrastruktur Fisik 52 49 Kemudian untuk ketersediaan pelabuhan laut sudah memadai 43 menyatakan sangat tidak setuju. Hanya 13 menyatakan setuju. Kemudian 27 menyatakan kurang setuju, dan 17 menyatakan tidak setuju ketersediaan pelabuhan laut sudah memadai. 30 responden yang telah diwawancara 43 menyatakan sangat tidak setuju dengan ketersediaan pelabuhan udara sudah memadai. 7 menyatakan setuju, dan 3 menyatakan sangat setuju. 23 menyatakan tidak setuju bahwa ketersediaan pelabuhan udara sudah memadai di Kota Padangsidimpuan. Selanjutnya, 63 responden menyatakan setuju bahwa ketersediaan saluran telepon sudah memadai. 13 menyatakan sangat setuju. Kemudian 20 menyatkan kurang setuju bahkan 3 menyatkan bahwa ketersediaan saluran telepon sudah memadai. Dalam variabel kualitas infrastruktur fisik, 40 menyatakan kurang setuju kualitas jalan sudah baik. 23 sangat tidak setuju. Hanya 3 menyatakan sangat setuju, dan 17 menyatakan setuju. Kemudian 17 menyatakan tidak setuju bahwa kualitas jalan di Kota Padangsidimpuan sudah baik. Selanjutnya untuk akses dan kualitas pelabuhan laut sudah baik, 40 menyatakan sangat tidak setuju. 27 kurang setuju. Kemudian 23 tidak setuju. Bahkan masih ada yang menyatakan 10 setuju bahwa akses dan kualitas pelabuhan laut sudah baik. Sedangkan akses dan kualitas pelabuhan udara sudah baik, 40 menyatakan sangat tidak setuju. 27 tidak setuju, dan 20 kurang setuju. Tetapi ada juga yang menyatakan 13 setuju akan akses dan kualitas pelabuhan udara sudah baik. Kemudian untuk kualitas saluran dan sambungan telepon sudah baik, 70 menyatakan setuju. 13 menyatakan sangat 50 setuju. Tetapi hanya 7 menyatakan tidak setuju kualiats saluran dan sambungan telepon sudah baik. Berdasarkan analisis dan persepsi para responden, kualitas dan ketersediaan infrastruktur fisik harus lebih baik untuk meningkatkan pergerakan sumber perekonomian dan meningkatkan kualitas perekonomian di Kota Padangsidimpuan.

4.3.4 Faktor Kelembagaan

Faktor kelembagaan ini memiliki bobot 0,146 atau 15 yang terdiri dari 4 variabel yaitu kepastian hukum, pembiayaan pembangunan keuangan daerah, aparatur, peraturan daerah. Kepastian hukum memiliki bobot sebesar 0,425 atau 43. Pembiayaan pembangunan keuangan daerah sebesar 0,172 atau 17. Aparatur sebesar 0,188 atau 19. Peraturan daerah sebesar 0,215 atau 21. Persentase masing-masing variabel dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.6 Persentase Bobot Variabel faktor Kelembagaan 43 17 19 21 Kepastian Hukum Pembiayaan Pembangunan Aparatur Peraturan Daerah 51 Dari hasil wawancara persepsi masyarakat dalam variabel kepastian hukum, 57 menyatakan setuju bahwa konsistensi peraturan yang mengatur kegiatan usaha sudah berjalan baik. 23 menyatakan kurang setuju, dan 7 menyatakan tidak setuju. 10 menyatakan sangat tidak setuju bahwa konsistensi peraturan yang mengatur kegiatan usaha sudah berjalan baik. Kemudian 37 menyatakan kurang setuju penegakan hukum dalam kaitannya dengan dunia usaha sudah baik. 20 menyatakan setuju. 13 menyatakan tidak setuju, dan 17 menyatakan sangat tidak setuju. 13 menyatakan sangat setuju bahwa penegakan hukum dalam kaitannya dengan dunia usaha sudah baik. Kemudian 37 menyatakan kurang setuju pungli diluar birokrasi terhadap kegiatan usaha semakin berkurang. 27 menyatkan setuju. 20 menyatakan sangat tidak setuju. 10 menyatakan tidak setuju, dan 7 menyatakan sangat setuju pungli diluar birokrasi terhadap kegiatan usaha semakin berkurang. Dari sisi variabel keuangan daerah, 57 menyatakan kurang setuju bahwa jumlah APBD yang ada sekarang ini telah sesuai dengan kebutuhan. 23 menyatakan sangat tidak setuju. 10 menyatakan setuju jumlah APBD yang ada sekarang ini telah sesuai dengan kebutuhan, 3 menyatakan sangat setuju. 7 menyatakan tidak setuju jumlah APBD yang ada sekarang ini telah sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya 30 menyatakan kurang setuju realisasi APBD sesuai dengan rencana program dan anggaran. 20 menyatakan sangat tidak setuju. 3 menyatakan sangat setuju, dan 20 menyatakan setuju. 20 menyatakan sangat 52 tidak setuju bahwa realisasi APBD sesuai dengan rencana program dan anggaran. Selanjutnya 33 menyatakan setuju tingakat penyimpangan dalam penggunaan APBD relatif rendah. 20 menyatakan sangat tidak setuju, dan 13 menyatakan tidak setuju. 10 menyatakan sangat setuju tingkat penyimpangan dalam penggunaan APBD relatif rendah. Dari sisi variabel aparatur dan pelayanan, 60 menyatakan setuju birokrasi pelayanan terhadap dunia usaha semakin baik. 17 menyatakan kurang setuju, 10 menyatakan sangat tidak setuju, dan 3 menyatakan tidak setuju. 7 menyatakan sangat setuju bahwa birokrasi pelayanan terhadap dunia usaha semakin baik. Kemudian 33 kurang setuju bahwa penyalahgunaan wewenang oleh aparatur semakin berkurang. 23 menyatakan tidak setuju, 13 menyatakan sangat tidak setuju. 23 menyatakan setuju, dan 7 menyatakan sangat setuju bahwa penyalahgunaan wewenang oleh aparatur semakin berkurang. Selanjutnya 50 menyatakan kurang setuju bahwa struktur pungutan oleh pemerintah daerah terhadap dunia usaha sudah sesuai. 30 menyatkan setuju. 10 menyatakan tidak setuju, dan 10 menyatakan sangat tidak setuju bahwa struktur pungutan oleh pemerintah daerah terhadap dunia usaha sudah sesuai. Dari sisi variabel peraturan daerah, 63 menyatakan setuju peraturan produk hukum daerah berupa pajak dan retribusi sudah mendukung kegiatan dunia usaha. 13 menyatakan sangat tidak setuju, 7 menyatakan tidak setuju. 10 menyatakan sangat setuju. 7 menyatakan kurang setuju peraturan produk hukum daerah berupa pajak dan retribusi sudah mendukung kegiatan dunia usaha. Kemudian 37 53 menyatakan setuju implementasi Perda sudah sesuai dengan yang di tetapkan. 33 kurang setuju. 13 tidak setuju, dan 13 sangat setuju. 3 menyatakan sangat setuju implementasi Perda sudah sesuai dengan yang ditetapkan. Dari empat variabel dari faktor kelembagaan ini sangat perlu perhatian dari pemerintahn untuk lebih meningkatkan daya saing ekonomi Kota padangsidimpuan yang lebih baik.

4.3.5 Faktor Sosial Politik

Faktor sosial politik memiliki bobot sebesar 0,94 atau 9 dan memiliki tiga variabel yaitu, variabel stabilitas politik, variabel kemanan, variabel budaya masyarakat. Varibel stabilitas politik memiliki bobot 0,221 atau 22. Variabel keamanan memiliki bobot 0,499 atau 50. Variabel budaya masyarakat memiliki bobot 0,280 atau 28. Persentase dari masing-masing variabel dapat dilihat dari gambar di bawah ini. 54 Gambar 4.7 Persentase Bobot Variabel Faktor Sosial Politik Dari sisi variabel stabilitas politik, 37 menyatakan sangat setuju bahwa potensi konflik di masyarakat semakin menurun dan dapat dideteksi. 30 menyatakan setuju. 27 menyatakan kurang setuju, dan 7 menyatakan tidak setuju potensi konflik di masyarakat semakin menurun dan dapat dideteksi. Selanjutnya, 50 menyatakan sangat setuju intensitas unjuk rasa yang ada diwilayah ini semakin menurun. 23 menyatakan setuju. 23 menyatakan kurang setuju, dan 3 menyatakan sangat tidak setuju bahwa intensitas unjuk rasa yang ada diwilayah ini semakin menurun. Kemudian, 57 menyatakan setuju hubungan antara eksekutif dan legislatif semakin baik. 17 kurang menyatakan kurang setuju. 10 menyatakan sangat tidak setuju. 13 menyatakan sangat setuju, dan 3 menyatakan tidak setuju hubungan antara eksekutif dan legislatif semakin baik. Stabilitas Politik 22 Keamanan 50 Budaya 28 55 Dari sisi variabel keamanan, 60 menyatakan setuju bahwa gangguan keamanan terhadap aktivitas dunia usaha semakin menurun. 20 menyatakan sanagt tidak setuju. 13 menyatakan sangat setuju. 7 menyatakan kurang setuju untuk gangguan keamanan terhadap aktivitas dunia usaha semakin menurun. Selanjutnya 50 menyatakan setuju bahwa gangguan kemanan terhadap masyarakat dilingkungan sekita tempat kegiatan semakin menurun. 20 menyatakan kurang setuju. 17 menyatakan sanagt tidak setuju. 13 menyatakan sangat setuju bahwa gangguan keamanan terhadap masyarakat dilingkungan sekitar tempat kegiatan semakin menurun. Kemudian 43 menyatakan kurang setuju bahwa kecepatan aparat dalam menanggulangi gangguan keamanan semakin baik. 30 menyatakan setuju. 13 menyatakan sangat tidak setuju. 10 menyatakan sanngat setuju. 3 menyatakan tidak setuju kecepatan aparat dalam menanggulangi gangguan keamanan semakin baik. Dari sisi variabel budaya masyarakat, 63 mentakan setuju partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam perumusan kebijakan pemerintah daerah semakin meningkat. 20 menyatakan sangat setuju. 7 menyatakan kurang setuju. 7 menyatakan sangat tidak setuju, dan 3 menyatakan tidak setju bahwa partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam perumusan kebijakan pemerintah daerah semakin meningkat. Kemudian 60 menyatakan setuju keterbukaan masyarakat terhadap dunia usaha semakin baik. 23 menyatakan sangat setuju. 13 menyatakan sangat tidak setuju, dan 3 menyatakan kurang setuju bahwa keterbukaan masyarakat terhadap dunia usaha semakin baik. Selanjutya, 63 menyatakan setuju perilaku 56 masyarakat terhadap diskriminasi semakin menurun. 17 menyatakan kurang setuju. 10 menyatakan sangat setuju. 7 menyatakan sanagt tidak setuju. 35 menyatakan tidak setuju bahwa perilaku masyarakat terhadap diskriminasi semakin menurun. Kemudian 60 menyatakan setuju bahwa adat istiadat masyarakat daerah semakin mendukung kegiatan dunia usaha. 20 menyatakan sangat setuju. 10 menyatakan tidak setuju, dan 10 menyatakan sangat tidak setuju adat istiadat masyarakat daerah semakin mendukung kegiatan dunia usaha. Selanjutnya, 47 menyatakan setuju etos kerja masyarakat daerah semakin meningkat. 20 menyatakan sangat setuju. 17 menyatakan sangat tidak setuju. 10 menyatakan kurang setuju, dan 7 menyatakan tidak setju etos kerja masyarakat daerah semakin meningkat. Dari keseluruhan variabel faktor sosial politik, variabel stabilitas politik mempunyai peran penting dalam meningkatkan daya saing ekonomi Kota Padangsidimpuan. 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan