Kesimpulan Saran Tinjauan Sosial Ekonomi Anak Jalanan Di Kawasan Simpang Pos Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Kota Medan

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Pekerjaan anak jalanan di Kawasan Simpang Pos Medan adalah mengasong dan mengamen. Mereka menghabiskan waktu dijalanan selama 2-7 jam tetapi tergantung dari jenis pekerjaan mereka, anak jalanan yang mengasong lebih banyak meluangkan waktu untuk bekerja dari anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen 2. Pendapatan anak jalanan bervariasi tergantung jenis pekerjaannya anak jalanan yang mengasong bisa mendapatkan 30.000-50.000 ribu sedangkan anak jalanan yang mengamen berpendapatan 10.000-30.000 ribu 3. Keinginan bekerja dan mendapatkan penghasilan menjadi motivasi anak dalam bekerja, meski ada anak yang menjadi anak jalanan dikarenakan kondisi keluarga yang kurang harmonis. 4. Anak yang berpenghasilan sudah dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan keluarga. Adanya bantuan secara ekonomi untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga seperti pangan, sandang, dan perumahan di lakukan oleh anak yang berusia 16-17 tahun sedangkan anak yang berusia 12-13 tahun hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri seperti jajan dan bermain. 5. Interaksi dengan orang tua dilakukan dikarenakan kesibukan orang tua bekerja untuk mencari nafkah, interaksi dengan saudara juga jarang dilakukan dikarenakan saudara yang masih sekolah dan terdapat juga saudara yang sudah bekerja sehingga pertemuan anggota keluarga hanya Universitas Sumatera Utara terjadi pada malam hari. Sedangkan interaksi dengan teman sesama anak jalanan dilakukan pada saat bekerja dan interaksi dengan teman yang tidak anak jalanan dilakukan pada saat tidak sedang bekerja 6. Interaksi yang dilakukan dengan teman sebaya yaitu bermain seperti bermain bola dan game online, nongrong di pinggir jalan bagi sesama teman anak jalanan sembari beristirahat saat bekerja

6.2 Saran

1. Adanya penyuluhan sosial dari pemerintahan setempat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya para orang tua atas hak-hak anak untuk memperloleh perlindugan, seperti penyuluhan melalui media cetak, spanduk, stiker dan poster. 2. Membina anak-anak secara bertahap agar tidak menggunakan public Space seperti jalan raya, terminal bus, stasiun kereta api, plataran pertokoan dan pusat perbelanjaan yang terlarang untuk di jadikan sebagai tempat bekerja mencari uang 3. Sebaiknya pemerintahah setempat melakukan pendataan terhadap anak jalanan yang berasal dari keluarga yang tidak mampu dan jika sudah tidak bersekolah sebaiknya pemerintah membantu mereka agar dapat menyelesaikan pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas sehingga mereka dapat mencari pekerjaan yang lebih layak Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak jalanan 2.1.1 Pengertian Anak jalanan