2.2 Hak Anak
Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Menyebutkan hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara. Dalam hak asasi tersebut disebutkan tentang berbagai hal antara lain:
Pasal 4 : Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Pasal 5
: Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan
Pasal 6 : Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berfikir,
dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usiannya, dalam
bimbingan orang tua Pasal 7
: 1 Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuannya sendiri
2 Dalam hal karena suatu sebab orang tuannya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan
terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 8
: Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial
Pasal 9 : 1 Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
Universitas Sumatera Utara
dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya
sesuai dengan minat dan bakatnya Pasal 10
: Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari dan mendapatkan informasi sesuai dengan
tingkat kecerdasan dan usia demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan
Pasal 11 : Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu
luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi sesuai
dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasan demi pengembangan diri
Pasal 12 : Setiap anak yang penyandang cacat berhak memperoleh
rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial
Pasal 13 : 1 Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali ataupun
pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:
a. Diskriminasi b. Eksploitasi, baik ekonomi maupun sexsual
c. Penelantaran d. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan
e. Ketidakadilan f. Perlakuan salah lainnya
Universitas Sumatera Utara
Pasal 14 : Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tua sendiri, kecuali jika
ada alasan atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisaan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dn
merupakan pertimbangan akhir Pasal 16
: 1 Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang
tidak manusiawi 2 Setiap anak berhak memperoleh kebebasan sesuai dengan
hukum. Kewajiban anak yaitu:
1. Menghormati orang tua,wali, dan guru 2. Mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman
3. Mencintai tanah air, bangsa, dan negara 4. Menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya
5. Melaksanakan etika dan akhlak mulia Adapun hak-hak pokok anak, antara lain sebagai berikut:
1. Hak utuk hidup yang layak Setiap anak memiliki hak untuk kehidupan yang layak dan terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan dasar mereka termasuk makanan, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan
2. Hak untuk berkembang Setiap anak berhak untuk tumbuh kembang secara wajar tanpa halangan.
Mereka berhak mendapatkan pendidikan, bermain, bebas mengeluarkan pendapat, memilih agama, mempertahankan keyakinannya, dan semua hak yang
memungkinkan mereka berkembang secara maksimal sesuai potensinya
Universitas Sumatera Utara
3. Hak untuk dilindungi Setiap anak berhak untuk dilindungi dari segala bentuk tindakan kekerasan,
ketidak pedulian dan eksploitasi 4. Hak untuk berperan serta
Setiap anak berhak untuk berperan aktif dalam masyarakat dan di negaranya termasuk kebebasan untuk berekspresi, kebebasan untuk berinteraksi dengan
orang lain dan menjadi anggota suatu perkumpulan Atika. 2004: 94 Faktanya masih terdapat anak yang belum mendapatkan haknya secara
optimal, dalam penelitian yang dilakukan oleh Pusat Kajian dan Perlindugan Anak, terdapat beberapa alasan mengapa keluarga anak jalanan merasa tidak mampu
memberikan hak dasar untuk tumbuh kembang anak yaitu: 1. Jumlah beban anggota keluarga lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan
orang tua. Mayoritas orang tua anak jalanan bekerja disektor informal, seperti penarik beca, pedagang kaki lima, pemulung, dengan penghasilan 20-30 ribu
rupiah per hari sementara jumlah keluarga rata-rata lebih dari 5 orang. 2. Ketidakmampuan keluarga mengolah keuangan keluarga untuk melihat prioritas
pengeluaran rumah tangga. Misal biaya rokok, minuman keras si ayah, vocer handpone dan keperluan-keperluan tersier lainnya. Kebutuhan tersebut
termasuk kedalam pengeluaran rutin yang utama mengorbankan biaya kebutuhan pendidikan anak, gizi dan kesehatan keluarga.
3. Urbanisasi: kota yang padat penduduknya dan banyak keluarga bermasalah, baik masalah ekonomi, sosial dan pendidikan rendah membuat sebagian anak-
anak mereka turun kejalan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak, 2011: 26-27.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Sosial