Perilaku Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

(1)

PERILAKU SUAMI DALAM MERAWAT IBU MASA NIFAS

DI KLINIK NIAR MEDAN AMPLAS

TAHUN 2012

RIRY HERYANI MRP

NIM : 115102138

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2012


(2)

(3)

Judul : Perilaku Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

Nama : Riry Heryani Marpaung

Jurusan : Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar Belakang : Masa nifas merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan masalah, untuk itu juga diperlukan dukungan keluarga terutama suami agar dapat merawat bayi sehingga ibu dapat beristirahat yang cukup sehinggamendaatkan kondisi fisik yang semaksimal mungkin.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui perilaku suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas tahun 2012.

Metodologi Penelitian : Yang bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 35 orang, metode pengambilan sampel adalah total sampling.

Hasil : Menunjukan sebagian besar suami berpengetahuan cukup sebanayak 16 orang (45,7%) dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (11,4%), berdasarkan sikap sebagian besar suami mempunyai sikap cukup sebanyak 22 orang (62,9%) dan sebagian kecil suami mempunyai sikap kurang sebanyak 1 orang (2,8%), berdasarkan tindakan sebagian besar suami mempunyai tindakan cukup sebanyak 24 orang (68,6%) dan sebagian kecil suami mempunyai tindakan baik sebanyak 4 orang (11,4%).

Kesimpulan : Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas tahun 2012 semua dalam batas cukup, yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan yang cukup.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis diberikan kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan “Karya Tulis Ilmiah” yang berjudul “Perilaku Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas Di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tulisan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat menjadi perbaikan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep. selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan bimbingan. 3. Febrina Oktavinola Kaban SST, M.Keb, selaku dosen pembimbing dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini, yang telah membimbing hingga karya tulis ilmiah ini selesai.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.


(5)

5. Bidan Juniarsi AmKeb, selaku pimpinan klinik bersalin Niar yang telah memberikan izin penelitian.

6. Ayahanda dan Ibunda juga adik-adikku yang kusayang yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Teman- teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam suka dan duka selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Teman-teman D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan, dan semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2012

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Peneliti 1. Bagi Suami ... 5

2. Bagi Penelitian ... 5

3. Bagi Pendidikan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Perilaku ... 6

1. Pengertian Perilaku ... 6

2. Domain Perilaku ... 7

B. Suami ... 10

a. Pengertian Suami ... 10

b. Peran Pria Dalam Kesehatan Reproduksi ... 10

c. Perilaku Suami Dalam Merawat Ibu Nifas ... 12

C. Nifas ... 13

1.Pengertian nifas ... ..13

2.Tahapan masa nifas ... 13

3.Tanda-tanda bahaya nifas……….. ... 14

D. Perubahan Fisiologis Ibu Masa Nifas 1. Perubahan Sistem Reproduksi ... 14

2. Perubahan Sistem Pencernaan ... 16

3. Perubahan Sistem Perkemihan ... 16

4. Perubahan Sistem Musculoskeletal ... 16

5. Perubahan Endokrin ... 17

6. Perubahan Tanda tanda Vital ... 17

7. Perubahan Sistem Kardiovaskulear ... 18

8. Perubahan Hematologi ... 18

E. Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas ... 18


(7)

2. Fase taking hold ... 19

3. Fase letting go ... 19

4. Post Partum blues ... 29

5. Depresi Berat ... 22

6. Psikosis Post Partum ... 22

F. Dampak yang Terjadi Bila Tidak Dilakukan Perawatan Masa Nifas .... 23

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 24

B. Defenisi Operasiosional ... 25

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Tempat Penelitian ... 28

D. Waktu Penelitian ... 28

E. Pertimbangan Etika Penelitian ... 28

F. Instrument Penelitian ... 28

G. Uji Validitas dan Realibilitas ... 29

H. Pengumpulan Data ... 30

I. Pengolahan Data ... 31

J. Analisis Data ... 31

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 32

B. Pembahasan ... 36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 40


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Karakteristik Distribusi Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012 ... 33

Tabel 5.2 Distribusi Pengetahuan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas

di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012 ... 34

Tabel 5.3 Distribusi Sikap Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas

di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012 ... 34 Tabel 5.4 Distribusi Tindakan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 Kerangka Konsep Penelitian Perilaku Suami Dalam Merawat


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Surat Pernyataan Content Validity Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 6 Master Data Penelitian

Lampiran 7 Hasil Data OutPut Data Penelitian

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 9 Balasan Surat Izin Penelitian


(11)

Judul : Perilaku Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

Nama : Riry Heryani Marpaung

Jurusan : Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar Belakang : Masa nifas merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan masalah, untuk itu juga diperlukan dukungan keluarga terutama suami agar dapat merawat bayi sehingga ibu dapat beristirahat yang cukup sehinggamendaatkan kondisi fisik yang semaksimal mungkin.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui perilaku suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas tahun 2012.

Metodologi Penelitian : Yang bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 35 orang, metode pengambilan sampel adalah total sampling.

Hasil : Menunjukan sebagian besar suami berpengetahuan cukup sebanayak 16 orang (45,7%) dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (11,4%), berdasarkan sikap sebagian besar suami mempunyai sikap cukup sebanyak 22 orang (62,9%) dan sebagian kecil suami mempunyai sikap kurang sebanyak 1 orang (2,8%), berdasarkan tindakan sebagian besar suami mempunyai tindakan cukup sebanyak 24 orang (68,6%) dan sebagian kecil suami mempunyai tindakan baik sebanyak 4 orang (11,4%).

Kesimpulan : Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas tahun 2012 semua dalam batas cukup, yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan yang cukup.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu dan bayi merupakan barometer pelayanan kesehatan disuatu negara. Bila angka kematian ibu dan bayi masih tinggi berarti pelayanan kesehatan ibu dan bayi belum baik, sebaliknya bila angka kematian ibu dan bayi adalah rendah berarti pelayanan kesehatan ibu dan bayi sudah baik (Affandi, 2000)

Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 . Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002 – 2003 yang mencapai 307 per 100.000 angka kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia). Upaya penurunan AKI dilakukan dengan meningkatkan derajat kehidupan wanita melalui perluasan lapangan kerja, meningkatkan pendidikan, persamaan kewajiban, hak, dan meningkatkan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi (Manuaba, 1999).

Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khusus nya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun.


(13)

Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang wanita dan keluarganya, wanita banyak mengalami perubahan emosi selama kehamilan dan masa nifas untuk menyesuaikan diri menjadi seorang ibu (Sujiatini, 2010).

Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologi sebenarnya sebagian besar bersifat psikologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis (Sulistiawati, 2009).

Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini (Sulistiawati, 2009).

Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Setelah ini perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan morbilitas ibu (Saleha, 2009).


(14)

Sekitar 85 % wanita mengalami gangguan mood atau suasana hati setelah

melahirkan yang dapat mempengaruhi banyak hal, terutama respon atau penerimaan terhadap bayi baru lahir. Sebagian besar mengalami apa yang disebut dengan baby

blues, sedangkan kurang lebih 10 – 15 % mengalami depresi pasca persalinan atau

yang dikenal dengan istilah post partum deprestion. (Saleha, 2009)

Respon dari setiap ibu dan ayah kepada bayi mereka dan cara mereka mengasuh anak berbeda – beda dan meliputi keseluruhan bagian dari reaksi dan emosi mulai dari tingkatan – tingkatan kebahagiaan sampai pada kesedihan, hingga bidan harus memahami dan menunjukan respon psikologis terhadap masalah yang timbul agar dapat membantu orang tua melalui proses post partum yang wajar dan

sehat serta memberikan suatu asuhan kebidanan (Sujiatini, 2010).

Respon terhadap bayi baru lahir berbeda dengan ayah yang satu dengan ayah yang lain. Hal ini bergantung, bisa positif bisa negatif. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dll (Suherni, 2009).

Ketika bayi lahir kedunia, secara otomatis seorang suami sudah menjadi ayah bagi bayi, tidak hanya ibu yang memiliki pengaruh terhadap bayi nya, meskipun peran ibu sangat bnyak dalam hal mengasuh dan mendidik bayi, ayah juga mempunyai peran atau turut andil dalam mengasuh bayi, sebenar nya sikap sang ayah mampu mempengaruhi emotional quotient (EQ) bayi (Hanid, 2011)

Setiap wanita membutuhkan kasih sayang, pengakuan dari manusia lain serta butuh dikenal, butuh dihargai, butuh diperhatikan, dan butuh mendapat dukungan dari orang lain, keluarga dan suami terutama setelah melahirkan, dimana pada periode ini


(15)

cukup sering seorang ibu menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah melahirkan (Anggraini, 2010).

Dukungan suami dan keluarga masih terus diperhatikan ibu, suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan urusan rumah tangga sehingga ibu tidak terlalu terbebani. Ibu memerlukan istirahat yang cukup sehingga mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk dapat merawat bayinya (Seherni, 2009)

Berdasarkan alasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang perilaku suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas tahun 2012.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Perilaku Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas tahun 2012? ”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perilaku suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas tahun 2012.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas tahun 2012.

b. Untuk mengidentifikasi sikap suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas tahun 2012.


(16)

c. Untuk mengidentifikasi tindakan suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas 2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Suami

Sebagai bahan masukan untuk mengetahui tentang bagaimana merawat ibu dalam masa nifas.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan dan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir.

3. Bagi Pendidikan

Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian selanjutnya.

4. Bagi Klinik

Sebagai bahan masukan bagi klinik terutama bagi ibu klinik dan pegawai klinik untuk mengetahui bagaimana perilaku suami-suami dalam merawat istrinya yang sedang nifas di Klinik tersebut.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang luas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara stimulus (perangsangan) dan respon. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme tersebut merespon, maka teori ini disebut juga teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon, dimana respon tersebut dibedakan

menjadi 2 respon yaitu, 1) Respondent respons/reflexive adalah respon yang

ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus ini disebut

eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relativ tetap, misalnya

makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, 2) Operant respon/instrumental respons adalah respon yang

timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsangan tertentu. Perangsangan ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon, Misalnya


(18)

uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya (Notoatmodjo, 2003).

2. Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni: a) kognitif (cognitive),

b) afektif (affective), c) psikomotorik (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori

ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), tindakan (practice) (Notoatmodjo, 2003).

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2007).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan.  Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang paling rendah. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan sebagainya. Contoh : dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.


(19)

 Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh: menyimpulkan, meramalkan dan sebagaimana terhadap objek yang dipelajari.

 Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

 Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat ilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.

 Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.


(20)

 Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

B. Sikap (attitude)

Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulasi atau objek. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu a) menerima (receiving)

diartikan bahwa orang (objek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek), b) merespon (responding) diartikan memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu tindakan dari sikap, c) menghargai (valuing) diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah, d) bertanggung jawab (responsible) diartikan

bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok antara lain, a) kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek, b) kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, c) kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

C. Tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior).

Untuk menjadikan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support).


(21)

Praktek atau tindakan ini mempunyai beberapa tingkatan antara lain, a) persepsi (perception) merupakan mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil, b) respon terpimpin (guided response), dapat melakukan

sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh, c) mekanisme (mechanism) diartikan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, d) adopsi (adoption)

adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni

dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

B. Suami

1. Pengertian suami

Suami adalah pemimpin dan pelindung bagi istrinya, maka kewajiban suami terhadap istrinya ialah mendidik, mengarahkan serta mengertikan istri kepada kebenaran, kemudian membarinya nafkah lahir batin, mempergauli serta menyantuni dengan baik (Harymawan, 2007).

2. Peran Pria dalam kesehatan reproduksi

Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI, 2008). Peran juga merupakan suatu kumpulan


(22)

norma untuk perilaku seseorang dalam suatu posisi khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, hakim, dokter, perawat, rohanian, dan sebagainya (Marasmis, 2006).

Menurut BKKBN (2007) Peran dan tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi khususnya pada Keluarga Berencana (KB) sangat berpengaruh terhadap kesehatan.

a. Peran Suami Sebagai Motivator

Dalam melaksanakan Keluarga Berencana, dukungan suami sangat diperlukan. Seperti diketahui bahwa di Indonesia, keputusan suami dalam mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi si istri untuk menggunakan alat kontrasepsi. Bila suami tidak mengizinkan atau mendukung, hanya sedikit istri yang berani untuk tetap memasang alat kontrasepsi tersebut. Dukungan suami sangat berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan menggunakan atau tidak dan metode apa yang akan dipakai.

b. Peran Suami Sebagai Edukator

Selain peran penting dalam mendukung mengambil keputusan, peran suami dalam memberikan informasi juga sangat berpengaruh bagi istri. Peran seperti ikut pada saat konsultasi pada tenaga kesehatan saat istri akan memakai alat kontrasepsi, mengingatkan istri jadwal minum obat atau jadwal untuk kontrol, mengingatkan istri hal yang tidak boleh dilakukan saat memakai alat kontrasepsi dan sebagainya akan sangat berperan bagi isri saat akan atau telah memakai alat


(23)

kontrasepsi. Besarnya peran suami akan sangat membantunya dan suami akan semakin menyadari bahwa masalah kesehatan reproduksi bukan hanya urusan wanita (istri) saja.

c. Peran Suami Sebagai Fasilitator

Peran lain suami adalah memfasilitasi (sebagai orang yang menyediakan fasilitas), memberi semua kebutuhan istri saat akan memeriksakan masalah kesehatan reproduksinya. Hal ini dapat terlihat saat suami menyediakan waktu untuk mendampingi istri memasang alat kontasepsi atau kontrol, suami bersedia memberikan biaya khusus untuk memasang alat kontrasepsi, dan membantu istri menentukan tempat pelayanan atau tenaga kesehatan yang sesuai.

3. Perilaku Suami Dalam Merawat Ibu Nifas

a. Suami dapat melakukan pekerjaan ibu sehari-hari seperti memasak, mencuci pakaian dam merapikan rumah.

b. Membantu merawat bayi, jika suami bekerja pada siang hari, tugas merawat bayi dapat digantikan ayah pada malam harinya.

c. Membantu ibu berkemih, mandi mengganti pakaian jika menginginkannya. d. Ayah menyusui

Yaitu ayah mendukung dan berpartisipasi dalam proses pemberian ASI agar ASI keluar lebih lancar.

 Suami melihat kepada istri saat menyusui bayi, mendekap bayi dalam pelukan dan suami bisa membantu menyediakan makanan dan minuman bagi yang menyusui.


(24)

 Jangan tidur sepanjang malam tapi tunjukan solidaritas dalam kegiatan menyusui di malam hari.

 Terhadap bayi, usapkan lengan ayahnya saat ia tengah menyusui umumnya menyenangkan.

 Suami bisa membantu memberikan ASI perahan pada bayi saat istri tidak bisa memberikan ASI secara langsung suami bisa berada disamping istri yang tengah menyusui sambil memberikan semangat pada istri untuk terus memberikan ASInya, juga kekaguman dan penghargaan.

C. Pengertian Nifas

1. Pengertian

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang berasal

dari bahasa latin yaitu “puer” yang arti nya bayi dan “parous” berarti melahirkan.

Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan.

2. Tahapan dalam masa nifas a. Puerperium Dini

Diperbolehkan berdiri dam berjalan-jalan, dalam agama islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.


(25)

b. Puerperium intermedial

Waktu 1-7 hari post partum, kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang

lama nya 6-8 minggu.

c. Remote puerperium

Waktu 1-6 minggu post partum, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna, terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan atau tahun. 3. Tanda-tanda bahaya masa nifas

a. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba tambah banyak. b. Pengeluaran vagina yang baunya membusuk

c. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung

d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan. e. Pembengkakan diwajah atau ditangan

f. Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil. g. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, sakit. h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.

i. Rasa sakit, merah, lunak atau pembengkakan dikaki.

j. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau dirinya sendiri. k. Merasa sangat letih.


(26)

D. Perubahan Fisiologis Ibu Masa Nifas

1. Perubahan sistem reproduksi  Involusio uteri

Adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram.

 Serviks

Serviks mengalami involusio bersama uterus, setelah persalinan ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.

 Vulva dan vagina

Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

 Perineum

Segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal

yang ke 5, perineum sudah mendapatkn kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan.

 Rahim

Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk merapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi


(27)

inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu, perlahan rahim akan mengecil seperti sebelum hamil.

2. Perubahan Sistem Pencernaan

Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB .

3. Perubahan sistem perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama, kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan dieresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.

4. Perubahan Sistem Musculoskeletal.

Ambulasi pada umum nya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi dini sangat

membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.  Dinding perut dan peritoneum

 Kulit abdomen  Striae

 Perubahan ligament  Simpisis pubis


(28)

5. Perubahan Endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum.

Progesteron turun pada hari ke 3 post partum. Kadar prolaktin dalam darah

berangsur angsur hilang.  Hormon plasenta  Hormon oksitosin  Hormon pituitary

 Hipotalamik pituitary ovarium 6. Perubahan Tanda Tanda vital

 Suhu badan

Suhu hari (24 jam) post partum suhu badan akan naik sedikit (370C-380C) Sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.  Nadi

Denyut nadi normal orang pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat. Setiap denyut nadi akan melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin di sebabkan oleh infeksi atau perdarahan post partum yang tertunda.

 Tekanan Darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena adanya perdarahan. Tekanan darah tinggi pada post partum


(29)

 Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan denyut nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada ganguan khusus pada saluran nafas.

7. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah terjadi dieresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama nifas, namun kadarnya nasih tetap lebih tinggi dari pada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.

8. Perubahan Hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kahamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar

fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor peningkatan darah.

E. Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

1. Fase taking in

Yaitu periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.


(30)

2. Fase taking hold

Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan, disini ibu mempunyai perasaan sangat sensitiv sehingga mudah tersinggung dan gampang marah.

3. Fase letting go

Yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran barunya dan ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan serta ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.

4. Post partum blues

Yaitu gangguan psikologis sesudah melahirkan berupa depresi baby blues.

Gejala-gejalanya sebagai berikut :  Reaksi depresi/sedih/disforia  Sering menangis

 Mudah tersinggung  Cemas

 Labilitas perasaan

 Cenderung menyalahkan diri sendiri  Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan  Kelelahan

 Mudah sedih  Cepat marah


(31)

 Perasaan terjebak, marah kepada pasangan dan bayinya  Perasaan bersalah

 Sangat pelupa

Faktor-faktor penyebab timbulnya post partum blues :

 Faktor hormonal berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estriol terlalu rendah

 Ketidaknyamanan fisik yang di alami wanita menimbulkan ganguan pada emosional seperti payudara bengkak.

 Ketidak mampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosional yang kompleks.

 Faktor umur dan paritas

 Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan

 Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak di inginkan, riwayat ganguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi

 Kecukupan dukungan dari lingkungannya (suami, keluarga dan teman)  Stress dalam keluarga misal (faktor ekonomi memburuk)

 Stress yang di alami wanita itu sendiri misalnya (ASI tidak keluar)  Kelelahan pasca melahirkan

 Perubahan peran yang di alami ibu

 Rasa memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut yang berlebihan akan kehilangan bayinya


(32)

 Problem anak, setelah kelahiran bayi, kemungkinan timbul rasa cemburu dari anak sebelumnya sehingga hal tersebut cukup mengganggu emosional ibu.

Cara mengatasi Post Partum blues :

 Komunikasikan segala permasalahan atau hal lain yang ingin diungkapkan.

 Bicarakan rasa cemas yang di alami.

 Bersikap tulus ikhlas dalam menerima aktivitas dan peran baru setelah melahirkan.

 Bersikap fleksibel dan tidak terlalu perfeksionis dalam mengurus bayi atau rumah tangga.

 Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi.  Kebutuhan istirahat harus cukup, tidurlah ketika bayi tidur.  Berolahraga ringan.

 Bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru.  Dukungan tenaga kesehatan.

 Dukungan suami, keluarga, teman, teman sesama ibu.

 Konsultasikan pada dokter atau orang yang professional, agar dapat meminimalisir faktor resiko lain nya dan membantu melakukan pengawasan.


(33)

5. Depresi Berat

Depresi berat di kenal sebagai sindroma defresif non psikotik pada kehamilan

namun umum nya terjadi dalam beberapa minggu sampai bulan setelah kelahiran.

Gejala-gejala depresi berat:  Perubahan pada mood

 Ganguan pola tidur dan pola makan  Perubahan mental dan libido.

 Dapat pula muncul fobia, ketakutan akan menyakiti diri sendiri atau bayinya.

Penatalaksanaan depresi berat:

 Dukungan keluarga dan lingkungan sekitar.  Terapi psikologis dari psikiater dan psikolog.

 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti depresan (hati-hati pemberian anti depresan pada wanita hamil dan menyusui)

 Pasien dengan percobaan bunuh diri sebaiknya tidak di tinggal sendirian di rumah.

 Jika diperlukan lakukan perawatan di RS.

 Tidak dianjurkan untuk rooming in/rawat gabung dengan bayinya. 6. Psikosis post partum

Faktor pemicu psikosis post partum


(34)

 Riwayat penyakit dahulu menderita penyakit psikiatri  Adanya masalah keluarga dan perkawinan

Gejala psokosis post partum ;

 Gangguan tidur  Cepat marah

 Gaya bicara yang keras  Menarik diri dari pergaulan Penatalaksanaan psikosis post partum ;

 Pemberian anti depresan atau lithium

 Sebaiknya menyusui dihentikan karena anti depresan disekresi melalui ASI

 Perawatan di RS

F. Dampak Yang Terjadi Bila Tidak Dilakukan Perawatan Masa Nifas

1. Perdarahan masa nifas 2. Infeksi masa nifas 3. Depresi masa nifas


(35)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau keterkaitan antara konsep-konsep atay variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksud. Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah suami dimana peneliti akan mengeidentifikasi perilaku suami dalam merawat ibu masa nifas.

Skema 1 Kerangka Konsep Pengetahuan suami

Sikap suami

Tindakan suami

MERAWAT IBU DALAM MASA


(36)

B. Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui oleh suami tentang merawat ibu dalam masa nifas Kuesioner Dengan Menghitung jawaban responden pada kuesioner

a. Baik: bila menjawab benar 12-15 pertanyaan b. Cukup: bila menjawab benar 8-11 pertanyaan c. Kurang: bila menjawab benar <8 pertanyaan Ordinal

2. Sikap Kemampuan suami dalam menanggapi dan merespon merawat ibu dalam masa nifas

Kuesioner a. Baik: bila mampu menjawab dengan skor 31-40 b. Cukup: bila mampu menjawab dengan skor 21-30 c. Kurang: bila mampu menjawab dengan skor 10-20 Ordinal


(37)

3. Tindakan Perbuatan nyata yang dilakukan secara

langsung oleh suami dalam merawat ibu masa nifas

Kuesioner a. Baik: bila menjawab dengan skor 31-40 b. Cukup:

bila menjawab dengan skor 21-30 c. Kurang:

bila menjawab dengan skor 10-20


(38)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu

data yang dikumpulkan pada saat itu juga yang bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku suami dalam merawat ibu masa nifas.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang mempunyai istri yang sedang masa nifas pada bulan Maret sampai April tahun 2012 di Klinik Niar Amplas Medan, sebanyak 35 orang suami.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling jenuh dimana semua anggota populasi menjadi sampel yang berjumlah 35 suami yang istrinya melahirkan (Hidayat, 2007).

Adapun kriteria dalam sampel ini adalah :

 Suami dari istri yang sedang nifas pada saat penelitian  Bersedia untuk jadi responden

 Melahirkan normal  Batas gravid ketiga (3)


(39)

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Niar Medan Amplas dengan pertimbangan bahwa di Klinik tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang Perilaku Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Maret 2012 sampai selesai bulan April 2012.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin dari Klinik Nir Amplas. Kemudian peneliti menemui responden dan menjelaskan bahwa responden dapat mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa ada tekanan atau paksaan. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dengan tidak mencantumkan nama pada instrumen, tetapi dengan menggunakan inisial. Data-data dari responden semata-mata digunakan untuk kepentingan penelitian. Setelah responden mengerti dan memahami maksud tujuan penelitian, maka secara sukarela responden menandatangani lembar persetujuan dan pengisian kuesioner.

F. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan instrumen berupa kuesioner yang dibuat oleh si peneliti. Kuesioner tentang data demografi responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan. Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 15 soal dengan bentuk pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : a, b, atau c


(40)

jika menjawab benar maka diberi nilai satu (Skor =1), sedangkan jika menjawab salah diberi nilai nol (Skor =0).

Pertanyaan untuk sikap sebanyak 10 pertanyaan dengan bentuk pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pertanyaan nomor 1 – 5 merupakan pertanyaan positif (favorable)

dan pertanyaan nomor 6 – 10 merupakan pertanyaan negatif (Unfavorable). Untuk

pertanyaan positif skor sangat setuju (SS) = 4, setuju (S) = 3, tidak setuju (TS) = 2 dan sangat tidak setuju (STS) = 1. Untuk pertanyaan negatif (SS) = 1, (S) = 2, (TS) = 3, (TST) = 4, Total skor diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 40. Jadi semakin tinggi skor semakin baik sikap suami dalam merawat ibu masa nifas.

Pertanyaan untuk tindakan sebanyak 10 soal dengan bentuk pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Jika menjawab selalu maka skor 4, jika menjawab sering maka skor 3, jika mrnjawab kadang-kadang maka skor 2, dan jika menjawab tidak pernah maka skor 1. Total skor terendah 10 dan skor tertinggi 40. Jadi semakin tinggi jumlah skor maka semakin baik tindakan suami dalam merawat ibu masa nifas.

G. Validitas dan Reabilitas Instrumen

Uji validitas adalah kemampuan instrumen pengumpul data untuk mengukur apa yang harus diukur (Machfoed, 2008). Uji validitas kuesioner dilakukan pada 20 responden diluar sampel yang mempunyai karateristik yang sama dengan sampel. Nilai r tabel = 0,44 dan hasil uji validitas kuesioner pengetahuan berkisar antara 0,47 sampai 0,85 sehingga seluruh pertanyaan (15 pertanyaan) pengetahuan dapat


(41)

dikatakan valid dan hasil uji validitas untuk pertanyaan sikap (10 pertanyaan) dapat dikatakan valid dan hasil uji validitas untuk pertanyaan tindakan (10 pertanyaan) juga dapat dikatakan valid.

Uji reabilitas adalah ketepatan atau keajengan suatu alat pengukur. Uji reabilitas dilakukan untuk melihat alat dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur (Arikunto, 2002). Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan alfha cronbach. Nilai cronbach’s alfha untuk reabilitas pertanyaan

pengetahuan 0,913 dan hasil croanbach’s alfha untuk pertanyaan pengetahuan

berkisar antara 0,901 sampai 0,912 sehingga seluruh pertanyaan pengetahuan dapat dikatakan reabel. Nilai croanbach’s alfha untuk pertanyaan sikap 0,927 dan hasil

croanbach’s alfha untuk pertanyaan sikap berkisar antara 0,915 sampai 0,922

sehingga seluruh pertanyaan sikap dapat dikatakan reabel dan nilai croanbach’s alfha

untuk pertanyaan tindakan 0,928 dan hasil croanbach’s alfha untuk pertanyaan

tindakan berkisar antara 0,911 sampai 0,933 maka seluruh pertanyaan tindakan pun dikatakan reabel.

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi kuesioner masing-masing kepada responden kemudian diberi penjelasan singkat tentang cara mengisi kuesioner dan menjelaskan tujuan penelitian ini. Kemudian kuesioner diisi responden, kode responden diisi oleh peneliti, setelah responden menjawab pertanyaan pada kuesioner, peneliti mengumpulkan kuesioner untuk diolah.


(42)

I. Pengolahan Data

a. Editing

Melakukan pengecekan terhadap item isian kuesioner, apakah jawaban sudah lengkap, bila tedapat kesalahan atau kekurangan maka dilakukan perbaikan.

b. Coding

Data yang telah di edit di ubah kedalam bentuk angka (kode).

c. Tabulating

Untuk memperoleh analisi data , pengumpulan data serta pengambilan kesimpulan, data dimasukan kedalam bentuk distribusi frekuensi.

d. Cleaning

J. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah analisa univariant, semua variabel dianalisa secara deskriptif dengan menghitung frekuensinya.

Dari pengolahan data deskriptif, data demografi disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat pengetahuan, sikap dan tindakan suami dalam merawat ibu nifas.


(43)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Niar yang bertempat di Jalan Pelita Patumbak Medan Amplas, yang di pimpin oleh ibu Klinik yaitu ibu Juniarsih Am.Keb.

Hasil penelitian yang berjudul “Perilaku Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012”, kuesioner diberikan kepada 35 orang suami. Hasilnya dapat disajikan sebagai berikut :

1. Karakteristik Distribusi Suami

Berdasarkan karakteristik distribusi suami, suami yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah suami yang memiliki istri yang sedang nifas sebanyak 35 orang suami dan dengan umur yang masing-masing berbeda. Sebagian besar berumur 31 - 35 tahun sebanyak 12 orang (34,3%), dan sebagian kecil berumur >40 tahun sebanyak 2 orang (5,7%).

Berdasarkan pendidikan suami, sebagian besar suami berpendidikan SMA sebanyak 18 orang (51,4%), dan sebagian kecil suami berpendidikan SD sebanyak 1 orang (2,9%).

Berdasarkan pekerjaan suami, sebagian besar suami bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 26 orang (74,3%), dan sebagian kecil bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 2 orang (5,7%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1


(44)

Tabel 5.1

Karakteristik Distribusi Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

Karakteristik N Persentase ( % )

Umur (tahun)

20 - 25 26 - 30 31 - 35 36 – 40 >40 4 10 12 7 2 11,4 28,6 34,3 20 5,7 Pendidikan SD SMP SMA Diploma S1 1 11 18 3 2 2,9 31,4 51,4 8,6 5,7 Pekerjaan PN PS Wiraswasta 2 7 26 5,7 20 74,3


(45)

2. Distribusi Pengetahuan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan suami sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (45,7%), dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (11,4%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2

Distribusi Pengetahuan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik Cukup Kurang

4 16 15

11,4 45,7 42,9

Total 35 100

3. Distribusi Sikap Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sikap suami sebagian besar memiliki sikap cukup sebanyak 22 orang (62,9%), dan sebagian kecil memiliki sikap kurang sebanyak 1 orang (2,8%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3


(46)

Tabel 5.3

Distribusi Sikap Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik

Cukup

Kurang

12

22

1

34,3

62,9

2,8

Total 35 100

4. Distribusi Tindakan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tindakan suami sebagian besar memiliki tindakan cukup sebanyak 24 orang (68,6%), dan sebagian kecil memiliki tindakan baik sebanyak 4 orang (11,4%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4


(47)

Tabel 5.4

Distribusi Tindakan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

Tindakan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik

Cukup

Kurang

4

24

7

11.4

68.6

20

Total 35 100

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada suami yang memiliki isteri yang sedang nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012, diperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara memberikan kuesioner kepada 35 orang suami. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

Pada tabel 5.2 dapat diamati bahwa pengetahuan suami dalam merawat ibu masa nifas sebagian berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (45,7%), dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (11,4%).

Hal ini menyatakan bahwa suami-suami yang memiliki tingkat pengetahuan baik berarti telah mengetahui tentang merawat ibu masa nifas dari pendidikan,


(48)

pengalaman, dan berbagai media. Sedangkan suami-suami yang memiliki tingkat pengetahuan cukup disebabkan oleh kurangnya informasi, pengalaman, dan wawasan suami dari pendidikan yang dicapai dan dari berbagai media.

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupaka hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, media dan lingkungan. Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: sumber informasi, faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang mendapatkan informasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

Pengetahuan suami juga dipengaruhi oleh pendidikan suami, dapat dilihat bahwa pendidikan suami rata-rata masih berpendidikan SMA, bahkan juga masih ada yang berpendidikan SD, maka dengan pendidikan yang masih relative rendah akan ikut mempengaruhi pengetahuan suami yang masih dalam batas cukup.

2. Sikap Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012

Pada tabel 5.3 diperoleh sebagian besar suami memiliki sikap cukup sebanyak 22 orang (62,9%).

Hal ini menunjukan bahwa suami-suami yang memiliki sikap baik telah meyakini bahwa berpengalaman dalam merawat ibu masa nifas. Sedangkan suami yang memiliki sikap kurang disebabkan suami belum meyakini telah memiliki pengalaman dalam merawat ibu masa nifas.


(49)

Sikap baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya, sikap ini tidak lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain.

Menurut Notoatmodjo (2003) sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek dari seseorang. Secara nyata sikap menunjukan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus atau objek yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnnya.

Menurut Allport 1954 dalam buku Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen yang membentuk struktur sikap dan slaing menunjang yaitu: 1) kepercayaan, 2) kehidupan emisional atau evaluasi terhadap suatu objek, dan 3) kencenderungan untuk bertindak yang berkaitan terhadap objek sikap yang dihadapinya.

Sikap suami dalam batas cukup juga dipengaruhi pengalaman suami dalam merawat ibu masa nifas, dapat dilihat di data bahwa suami rata-rata masih baru pertama mempunyai anak dan baru pertama merawat ibu masa nifas, maka suami kurang berpengalaman dalam merawat ibu masa nifas sehingga memiliki pengalaman dalam batas cukup.

3. Tindakan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012


(50)

Pada tabel 5.4 diperoleh sebagian besar suami memiliki tindakan cukup sebanyak 24 orang (68,6%) dan sebagian kecil mempunyai tindakan baik sebanyak 4 orang (11,4%).

Hal ini menunjukan bahwa suami-suami yang memiliki tindakan baik dan cukup telah meyakini bahwa berpengalaman dalam merawat ibu masa nifas. Sedangkan suami yang memiliki sikap kurang disebabkan suami belum meyakini telah memiliki pengalaman dalam merawat ibu masa nifas.

Menurut Notoatmodjo 2003, tindakan atau praktek dilaksanakan setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui. Denga kata lain tindakan atau praktek dillaksanakan karena dinilai baik dan diyakini.


(51)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai perilaku suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012 diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012 sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (45,7%), dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (11,4%). 2. Sikap suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas

Tahun 2012 diperoleh sebagian besar suami bersikap cukup sebanyak 22 orang (62,9%).

3. Tindakan suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012 diperoleh sebagian besar suami memiliki tindakan cukup sebanyak 24 orang (68,6%), dan sebagian kecil memiliki tindakan baik sebanyak 4 orang (11,4%).

4. Bahwa perilaku suami dalam merawat ibu masa nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012 adalah dengan kategori cukup.


(52)

B. Saran

1. Bagi Suami

Untuk suami diharapkan mau memberikan perhatian, dukungan, dan motivasi kepada ibu walaupun dengan keterbatasan waktu, dana, dan pengalaman karena merupakan tanggung jawab suami sebagai kepala keluarga untuk memberikan perilaku yang baik.

2. Bagi Peneliti

Bagi peneliti dimasa yang akan datang jumlah sampelnya lebih banyak dan dapat meneruskan penelitian ini dengan lebih menyempurnakan lagi.

3. Bagi Pendidikan

Untuk institusi diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan bahan bacaan.

4. Bagi Klinik

Terutama bagi ibu klinik dan pegawainya diharapkan lebih meningkatkan informasi kepada suami-suami tentang merawat ibu masa nifas, misalnya memberikan penyuluhan saat bapak datang membawa ibu yang ingin melakukan ANC.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Y, 2010, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Penerbit Pustaka Rihama, Yogyakarta.

Asnah, N, 2011, Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah, Penerbit Fakultas Keperawatan USU, Medan.

Arikunto, S, 2002, Prosudur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003. Buku I Standart Pelayanan Kebidanan, Jakarta.

Hidayat A. 2010, Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analis Data. Penerbit Salemba Medika. Jakarta

Janah, N, 2010, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, Penerbit Ar-ruzz, Jakarta.

Margono, S, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Nirwana, 2011, Psikologi Ibu, Bayi dan Anak, Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta. Nolan, M, 2011, Kehamilan dan Melahirkan, Penerbit Arcan, Jakarta.

Notoadmodjo, S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Pieter, H, dkk, Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan, Penerbit Kharisma Putra

Utama, Jakarta.

Ridwan, 2005, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sabela, R, 2010, Pandangan Kehamilan, Persalinan yang Sehat dan Menyenangkan, Penerbit Galmas Publisher, Solo.

Saleha, S, 2009, Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.


(54)

Sujiyatini dkk, 2010, Asuhan Ibu Nifas Askeb III, Penerbit Cyrillius Publisher, Jakarta.

Sukardi, 2005,Metodologi Penelitian Pendidikan , Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Sulistyawati, 2009, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Penerbit Andi,


(55)

Lampiran I

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Medan, Februari 2012 Kepada Yth :

Pimpinan Klinik Bersalin Niar Medan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara :

Nama : Riry Heryani Mrp NIM : 115102138

Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian yang berjudul “Perilaku Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012”. Agar terlaksananya penelitian ini saya mohon kesediaan Saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Untuk ini saya mohon kerjasamanya dengan memberikan informasi dengan cara menjawab setiap butir pertanyaan yang saya ajukan pada kuesioner sesuai dengan pengetahuan Saudari.

Dalam penelitian ini tidak akan dilakukan apapun pada saudari dan kami akan menjaga kerahasiaan jawaban yang saudari berikan. Penelitian ini hanya digunakan untuk kepentingan pendidikan serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Apabila saudari menyetujui, maka kami mohon agar saudari menandatangani lembar persetujuan menjadi responden dan mengisi kuesioner yang kami sertakan dalam lembaran ini.

Atas bantuan dan kejasama Saudari yang baik, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti


(56)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya bernama Riry Heryani Marpaung/115102138 adalah mahasiswa Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian Perilaku Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas Di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012.

Penelitian ini dilakukan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dalam memberikan jawaban atas wawancara sesuai dengan pendapat Bapak tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Jika, bersedia silahkan menandatangnai lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan suami. Partisipasi Bapak dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apa pun. Identitas pribadi Bapak dan semua informasi yang Bapak berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan ini saja. Terima kasih atas partisipasi Bapak dalam penelitian ini.

Medan, 2012

Peneliti Responden


(57)

(58)

KUESIONER PENELITIAN TENTANG PERILAKU SUAMI DALAM MERAWAT IBU NIFAS DI KLINIK NIAR MEDAN AMPLAS TAHUN 2012

No. Responden :

Kode Responden :

Petunjuk

Jawablah pertanyaan dibawah ini, dengan memberi tanda checklist ( V) untuk salah satu jawaban anda.

A. Data Demografi

Umur

 20 – 25

 26 – 30

 31 – 35

 36 – 40

 > 40

Pendidikan Terakhir  SD  SMP  SMA  Diploma  S1 Pekerjaan

 Pegawai Negri

 Pegawai Swasta

 Wiraswasta

B. Pertanyaan Pengetahuan

Jawablah pertanyaan dibawah ini, dengan memberi tanda silang (X) untuk salah satu jawaban anda.

1. Menurut Bapak, apakah yang dimaksud dengan masa nifas? a. Masa yang dimulai sejak ibu hamil sampai ibu melahirkan. b. Masa nifas adalah masa yg di alami ibu pada waktu kehamilan.

c. Masa nifas adalah masa pemulihan kembali alat-alat kandungan seperti semula saat sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu.


(59)

2. Apakah yang dimaksud dengan mobilisasi (pergerakan) dini?

a. Mobilisasi dini adalah ibu sudah buang air kecil dan buang air besar setelah melahirkan

b. Mobilisasi dini adalah ibu tidak diperbolehkan makan dan minum setelah melahirkan sampai 2 jam berlalu.

c. Pergerakan segera yang dilakukan ibu setelah bersalin seperti, miring kekiri dan kekanan dengan tetap berada ditempat tidur.

3. Apakah manfaat dari mobilisasi (pergerakan) dini?

a. Mempercepat pemulihan alat-alat kandungan dan meningkatkan kelancaran peredaran darah.

b. Tidak ada mamfaatnya karena hanya akan membuat ibu lelah setelah proses persalinan.

c. Dapat memenuhi nutrisi ibu setelah melahirkan.

4. Apa yang bapak lakukan bila ibu nifas tidak buang air besar setelah 3-4 hari ? a. Membiarkan saja sampai ibu dapat buang air besar.

b. Dengan memberikan obat pencahar.

c. Dengan menyarankan pada ibu untuk tidak menyusui bayi. 5. Mengapa kebutuhan nutrisi ibu harus ditingkatkan pada masa nifas?

a. Karena dengan meningkatkan gizi ibu proses pemulihan akan lebih cepat dan dapat mengeluarkan ASI yang lebih baik.

b. Agar ibu dapat melakukan tugas-tugasnya lagi seperti biasa. c. Agar ibu dapat segera buang air besar dan buang air kecil.

6. Bagaimanakah cara merawat luka daerah bekas penjahitan agar tidak terjadi infeksi?

a. Siapakan alat yang bersih dan pembalut yang bersih, kemudian bersihkan dengan kasa anti septik dari depan kebelakang.

b. Perineum dapat dibersihkan dengan air keran saja. c. Perineum akan bersih dengan mengganti pembalut ibu. 7. Apakah yang akan terjadi bila ibu masa nifas kurang istirahat?

a. Jumlah ASI akan semakin banyak.

b. Ibu akan mengalami depresi dan ketidakmampuan merawat bayi dan dirinya sendiri.

c. Ibu akan lebih baik dalam merawat bayinya. 8. Bagaimanakah cara merawat payudara ibu?

a. Dengan mengompres putting susu dengan kapas yang berminyak agar kotoran terangkat.

b. Dengan menyusukan bayinya dengan salah satu payudaranya. c. Dengan tidak menyusui bayinya agar putting susu tidak lecet.


(60)

9. Kapan sebaiknya memulai hubungan seksual lagi ? a. Setelah ibu selesai menyusui bayi nya.

b. Setelah masa nifas berakhir yaitu selama empat puluh hari setelah persalinan c. Kapan saja bila suami ingin memulai hubungan seksual kembali tanpa

memperhatikan keadaan ibu.

10.Apakah salah satu tanda bahaya masa nifas ?

a. Ibu tidak mau menyusui bayinya pada malam hari

b. Terjadi perdarahan dari vagina yang tiba – tiba tertambah banyak c. Ibu tidak mau makan makanan berlemak

11.Makanan apa yang lebih baik untuk bayi baru lahir ? a. Susu formula

b. ASI saja

c. ASI dan makanan tambahan

12.Apa yang bapak lakukan bila bayi tetap rewel walaupun sudah disusui? a. Dengan memberikan makanan tambahan

b. Dengan memberi ASI saja dan berusaha menenangkannya c. Dengan memberikan susu formula

13.Bagaimanakah mempertahankan kehangatan tubuh bayi ? a. Dengan cara menyelimutinya setiap hari

b. Dengan menggunakan penghangat buatan, seperti botol berisi air musim hujan c. Dengan memberikan bayi pada ibu untuk didekap

14.Apakah salah satu tanda bahaya pada bayi baru lahir ? a. Bayi mengompol 3- 5 hari sekali

b. Bayi menangis bila dia lapar

c. Bayi tidak buang air besar selama tiga hari ataau tidak buang air kecil selama 24 jam

15.Apakah manfaat dari rawat gabung antara ibu dan bayi ? a. Agar bayi tidak menangis

b. Agar bayi menyusui seterusnya c. Agar bayi selalu dekat dengan ibunya


(61)

C. Pertanyaan Sikap

Beri tanda ceklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda. Keterangan :

SS = Sangat Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan S SS TS STS

1. Suami membantu Ibu melakukan mobilisasi atau pergerakan dini agar pemulihan kesehatan ibu lebih cepat.

2. Suami memberikan asupan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kesehatan ibu dan Pemberian ASI. 3. Suami dapat menggantikan pekerjaan Ibu seperti

memasak, merawat anak dan mencuci pakaian selama ibu dalam masa nifas.

4. Apabila ibu menyusui di malam hari suami berada disamping istri dan memberikan semangat pada istrinya untuk terus menyusui bayi.

5. Suami membantu ibu untuk mengganti pembalut agar tidak terjadi infeksi pada daerah bekas luka jahitan. 6. Apabila bayi rewel atau menangis suami menyuruh

ibu untuk segera menenangkan bayi walaupun ibu sedang istirahat.

7. Apabila ibu kurang istirahat, suami tetap menyuruh ibu melakukan aktifitas rumah.

8. Suami akan memulai hubungan seksual tanpa menunggu ibu selesai masa nifas.

9. Pada saat bayi mengompol suami menunggu ibu yang menggantikannya.

10. Walaupun suami tahu bahwa balutan pada tali pusat bayi basah suami tetap membiarkannya.


(62)

D. Pertanyaan Tindakan

Lingkari salah satu jawaban anda yang ada dikolom sebelah kanan

No Pertanyaan Jawaban

1. Setelah proses persalinan selesai suami membantu ibu untuk dapat duduk ditempat tidur?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 2. Apabila ibu ingin buang air kecil dan ibu belum

pernah dapat melakukannya sendiri apakah suami membantu ibu melakukannya?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 3. Untuk melakukan perawatan daerah bekas jahitan

apakah suami membantu untuk menyiapkan semua peralatan yang diperlukan seperti air bersih, pembalut yang bersih dan kasa kasa anti septik?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu, apakah suami memberikan makanan yang bergizi seperti nasi, ikan, sayur, buah dan susu kepada ibu?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang e. Tidak pernah 5. Jika ibu sedang istirahat dan bayi menangis karena

popoknya basah apakah suami menggantinya sendiri tanpa harus menggangu ibu?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 6. Bila putting susu lecet dan ibu tidak mau menyusui

bayinya apakah suami menyarankan kepada Ibu untuk memberikan susu perahan pada bayi dan kemudian suami yang memberikannya kepada bayi?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 7. Apakah suami mau memijat bahu ibu untuk

mengurangi keletihan Ibu akibat menyusui bayi ?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang e. Tidak pernah 8. Apakah suami melakukan perawatan tali pusat pada

bayi dengan mengganti balutan pada tali pusat bayi apabila basah?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 9. Apakah suami berada disamping ibu bila ibu sedang

memandikan bayi?

a. Selalu b. Sering


(63)

d. Tidak pernah 10. Apakah suami ikut terjaga bila ibu sedang menyusui

di malam hari?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah


(64)

(65)

MASTER TABEL

PERILAKU SUAMI DALAM MERAWAT IBU MASA NIFAS DI KLINIK NIAR MEDAN AMPLAS TAHUN 2012

No.

Resp Umur Pendidikan Pekerjaan

Pertanyaan

Pengetahuan Total Kategori Sikap Total Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 31-35 SMA Wiraswasta 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 7 Kurang 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29 Cukup 2 2 36-40 SMA Wiraswasta 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 10 Cukup 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Baik 4 3 36-40 SMP Wiraswasta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 12 Baik 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 26 Cukup 1 4 26-30 S1 P.Swasta 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Baik 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 38 Baik 4 5 20-25 SMA Wiraswasta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Baik 3 4 4 4 4 3 4 1 3 4 34 Baik 4 6 31-35 SMP Wiraswasta 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 Baik 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 30 Cukup 2 7 20-25 SMA Wiraswasta 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 9 Cukup 4 4 3 3 3 1 3 2 3 3 29 Cukup 3 8 31-35 SMA Wiraswasta 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 Cukup 4 4 4 3 2 1 1 4 3 3 29 Cukup 2 9 26-30 Diploma P.Swasta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 11 Cukup 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Baik 3 10 36-40 S1 PNS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Baik 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Baik 3 11 26-30 SMA Wiraswasta 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 9 Cukup 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Cukup 2 12 31-35 SMA P.Swasta 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 10 Cukup 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31 Baik 2 13 36-40 SMP Wiraswasta 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 7 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Cukup 2 14 26-30 SMA P.Swasta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 12 Baik 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 32 Baik 4 15 31-35 SMA P.Swasta 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 9 Cukup 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 Baik 4 16 26-30 SMA PNS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 Baik 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 36 Baik 4 17 31-35 S1 Wiraswasta 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 9 Cukup 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 35 Baik 3 18 20-25 Diploma Wiraswasta 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 Baik 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 33 Baik 2 19 26-30 SMA Wiraswasta 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 11 Cukup 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 35 Baik 2 20 31-35 SMA Wiraswasta 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 Baik 4 4 4 4 3 2 2 3 4 3 33 Baik 2


(66)

21 36-40 SMP Wiraswasta 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 6 Kurang 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 29 Cukup 2 22 26-30 SMP Wiraswasta 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 7 Kurang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Cukup 2 23 31-35 SD Wiraswasta 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11 Cukup 3 3 4 4 2 2 4 2 2 3 29 Cukup 2 24 36-40 SMA Wiraswasta 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 9 Cukup 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 32 Baik 3 25 26-30 Diploma Wiraswasta 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11 Cukup 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 30 Cukup 4 26 31-35 S1 P.Swasta 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12 Baik 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 27 Cukup 4 27 >40 SMA P.Swasta 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 10 Cukup 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 33 Baik 2 28 26-30 S1 PNS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13 Baik 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 35 Baik 2 29 >40 SMP Wiraswasta 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 Baik 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 33 Baik 4 30 26-30 SMA Wiraswasta 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 11 Cukup 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 32 Baik 3 31 31-35 SMA Wiraswasta 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 Baik 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 33 Baik 3 32 31-35 SMP Wiraswasta 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 12 Baik 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 Cukup 3 33 31-35 SMA Wiraswasta 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 10 Cukup 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 32 Baik 3 34 36-40 SMP Wiraswasta 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 11 Cukup 2 2 3 3 4 4 3 3 4 2 30 Cukup 3 35 20-25 SMA Wiraswasta 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 13 Baik 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 34 Baik 3


(67)

Reliability Pengetahuan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.699 16

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item


(68)

p1 23.9000 21.433 .600 .675

p2 24.0000 21.333 .456 .677

p3 23.9000 23.211 -.007 .706

p4 24.0000 20.889 .577 .669

p5 24.0000 20.889 .577 .669

p6 24.1000 22.544 .111 .701

p7 23.8000 23.289 .000 .702

p8 24.1000 22.100 .210 .694

p9 23.9000 23.211 -.007 .706

p10 23.9000 21.878 .443 .683

p11 24.2000 20.622 .512 .668

p12 24.0000 22.222 .224 .693

p13 24.0000 21.333 .456 .677

p14 23.8000 23.289 .000 .702

p15 24.0000 20.000 .825 .651


(69)

Reliability Sikap

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.769 11


(70)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

s1 54.1000 154.100 .858 .740

s2 54.3000 156.900 .869 .745

s3 54.4000 159.822 .655 .752

s4 54.4000 148.044 .875 .729

s5 54.5000 182.056 -.369 .798

s6 54.6000 158.044 .696 .749

s7 54.3000 146.678 .876 .726

s8 54.1000 153.656 .879 .739

s9 54.4000 146.711 .928 .725

s10 54.3000 164.456 .450 .762


(71)

Reliability Tindakan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.764 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted


(72)

t2 56.5000 135.389 .887 .737

t3 56.6000 138.711 .636 .747

t4 56.2000 142.844 .340 .759

t5 56.4000 156.711 -.304 .789

t6 56.8000 135.956 .737 .740

t7 56.5000 126.500 .862 .718

t8 56.3000 133.122 .855 .732

t9 56.6000 126.489 .915 .717

t10 56.2000 142.178 .444 .755


(73)

HASIL OUTPUT DATA PENELITIAN

1. Karakteristik Umur Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

20-25 4 11.4 11.4 11.4

26-30 10 28.6 28.6 40.0

31-35 12 34.3 34.3 74.3

36-40 7 20.0 20.0 94.3

>40 2 5.7 5.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

2. Karakteristik Pendidikan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

SD 1 2.9 2.9 2.9

SMP 11 31.4 31.4 34.3

SMA 18 51.4 51.4 85.7

D3 3 8.6 8.6 94.3

S1 2 5.7 5.7 100.0


(74)

3. Karakteristik Pekerjaan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

PNS 2 5.7 5.7 5.7

PS 7 20.0 20.0 25.7

Wiraswasta 26 74.3 74.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

4. Distribusi Pengetahuan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Baik (8-10) 4 11.4 11.4 11.4

Cukup (5-7) 16 45.7 45.7 57.1

Kurang (<5) 15 42.9 42.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

5. Distribusi Sikap Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Baik (31-40) 12 34.3 34.3 34.3

Cukup (21-30) 22 62.9 62.9 97.1

Kurang (10-20) 1 2.9 2.8 100.0


(75)

6. Distribusi Tindakan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan Amplas Tahun 2012.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Baik (31-40) 4 11.4 11.4 11.4

Cukup (21-30) 24 68.6 68.6 80.0

Kurang (10-20) 7 20.0 20.0 100.0


(76)

(77)

(78)

(1)

HASIL OUTPUT DATA PENELITIAN

1.

Karakteristik Umur Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan

Amplas Tahun 2012.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

20-25 4 11.4 11.4 11.4

26-30 10 28.6 28.6 40.0

31-35 12 34.3 34.3 74.3

36-40 7 20.0 20.0 94.3

>40 2 5.7 5.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

2.

Karakteristik Pendidikan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar

Medan Amplas Tahun 2012.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

SD 1 2.9 2.9 2.9

SMP 11 31.4 31.4 34.3

SMA 18 51.4 51.4 85.7

D3 3 8.6 8.6 94.3

S1 2 5.7 5.7 100.0


(2)

3.

Karakteristik Pekerjaan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar

Medan Amplas Tahun 2012.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

PNS 2 5.7 5.7 5.7

PS 7 20.0 20.0 25.7

Wiraswasta 26 74.3 74.3 100.0

Total 35 100.0 100.0

4.

Distribusi Pengetahuan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar

Medan Amplas Tahun 2012.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Baik (8-10) 4 11.4 11.4 11.4

Cukup (5-7) 16 45.7 45.7 57.1

Kurang (<5) 15 42.9 42.9 100.0

Total 35 100.0 100.0

5.

Distribusi Sikap Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan

Amplas Tahun 2012.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Baik (31-40) 12 34.3 34.3 34.3

Cukup (21-30) 22 62.9 62.9 97.1

Kurang (10-20) 1 2.9 2.8 100.0


(3)

6.

Distribusi Tindakan Suami Dalam Merawat Ibu Masa Nifas di Klinik Niar Medan

Amplas Tahun 2012.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Baik (31-40) 4 11.4 11.4 11.4

Cukup (21-30) 24 68.6 68.6 80.0

Kurang (10-20) 7 20.0 20.0 100.0


(4)

(5)

(6)