Vector Auto Reggression VAR

2. Uji Stabilitas Model VAR Stabilitas model VAR dapat dilihat pada nilai modulus yang dimiliki oleh setiap variabel. Model VAR dikatakan stabil apabila nilai modulus berada pada radius 1, dan tidak stabil jika nilai modulus 1. Jika nilai Modulus yang paling besar kurang dari satu dan berada pada titik optimal, makakomposisi tadi sudah berada pada posisi optimal dan model VAR sudah stabil. 3. Uji Optimum Lag Penentuan optimum lag berguna untuk menghilangkan masalah dalam autokorelasi dalam sebuah sistem VAR. Untuk menetapkan besarnya lag yang optimal dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria antara lain : Akaike Information Criteria AIC, Schwarz Information Criterion SIC, Hanna Quinn Information Criterion HQ. Namun, dalam memberikan kestabilan dan konsisten nilai panjang lag optimum pada umumnya menggunakan SIC. 4. Uji Kointegrasi Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui apakah akan terjadi keseimbangan dalam jangka panjang, yaitu terdapat kesamaan pergerekan dan stabilitas hubungan diantara variabel-variabel di dalam penelitian ini atau tidak. Dalam penelitian ini uji kointegrasi dilakukan dengan menggunakan metode Johansen’s Cointegration Test. 5. Estimasi Model VAR Estimasi model VAR mensyaratkan data dalamkondisistasioner.Estimasi model VAR dimulai dengan menetukan berap apanjang lag optimal tahap VAR ke-3. 6. Uji Kausalitas Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel endogen diperlakukan sebagai variabel eksogen. Uji kausalitas dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya metode Granger’s Causality dan Eror correction Model Causality. 7. Analisis Impuls Response Function IRF IRF dalam VAR digunakan untuk melihat dampak dari perubahan dari satu variabel terhadap terhadap perubahan variabel lainnya secara dinamis.IRF merupakan aplikasi vector moving average yang bertujuan untuk melihat jejak respon saat ini dan kedepan suatu variabelterhadap guncangan dari variabel tertentu. Bentuk dari analisis IRF pada umumnya direpresentasikan dalam bentuk grafik. 8. Analisis Forecast Error Variance Decomposition FEVD Metode yang digunakan untuk melihat bagaimana perubahan dalam suatu variabel yan ditunjukan oleh perubah error variance dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Analisis ini digunakan untuk menghitung seberapa besar pengaruh acak guncangan dari variabel tertentu terhadap variabel endogen. Dengan metode ini dapat terlihat kekuatan dan kelebihan masing-masing variabel dalam mempengaruhi variabel yang lainnya dalam kurun waktu yang panjang. BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Perkembangan Pembiayaan Berdasarkan Golongan pembiayaan pada Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah. Pembiayaan berdasar golongan pembiayaan menjelaskan total pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah tergolong Usaha Kecil Menengah UKM dan selain UKM pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah SPS bulan Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan OJK, terjadi peningkatan jumlah pembiayaan dari tahun 2009-2015. Tabel 4.1 Pembiayaan – Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasarkan Golongan Pembiayaan 2009-Juni 2015 Miliar Rupiah Indikator 2011 2012 2013 2014 2015 UKM 71.810 90.860 110.086 59.806 51.603 Selain UKM 30.845 56.645 74.034 139.524 152.291 TOTAL 102.655 147.505 184.120 199.330 203.894 Angka desember 2014, Angka juni 2015 Sumber: Statistik Perbankan Syariah, juni 2015 Data pada tabel 4.1 menyimpulkan bahwa pembiayaan pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang berdasarkan golongan UKM terjadi Peningkatan yang sangat signifikan dari tahun 2011 sampai 2013, akan tetapi dari tahun 2013 sampai 2014 terjadi penurunan jumlah pembiayaan kurang lebih Rp.50.000.000.000,-. Berbanding terbalik terlihat dari peningkatan yang positif pada pembiayaan selain UKM pada tahun yang sama yaitu meningkat kurang lebih Rp.65.000.000.000,-. Secara keseluruhan, dari tahun 2011 sampai tahun 2015 angka sangat sementara pembiayaan di Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasar golongan pembiayaan terus terjadi peningkatan hingga mencapai pada angka Rp.203.894.000.000,- pada juni tahun 2015 Angka sangat sementara.

B. Perkembangan Dana Pihak Ketiga DPK pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah di Indonesia . Perkembangan DPK pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah meningkat signifikan pada tahun 2008 sampai tahun 2014. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Total Aset Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Miliar Rupiah Tahun Sumber DPK Total DPK Giro Tabungan Deposito 2010 9.056 22.908 44.072 76.036 2011 12.006 32.602 70.806 115.415 2012 17.708 45.072 84.732 147.512 2013 18.523 52.200 107.812 183.534 2014 18.649 63.581 135.629 217.858 2015 23.298 62.151 129.890 215.339 Angka Juni 2015 Sumber : SPS Juni 2015, OJK Sumber terbesar Dana Pihak Ketiga DPK berasal dari sisi deposito pada tahun 2014 mencapai nilai sebesar Rp.135.629.000.000,-, naik sebesar Rp.27.808.000.000,- dari tahun sebelumnya yaitu Rp.107.812.000.000,-. Kemudian diikuti tabungan yang menempati peringkat kedua dalam kontribusi pada DPK yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp.63.581.000.000,-, atau naik sebesar Rp.11.381.000.000,- dari tahun 2013 sebesar Rp.52.200.000.000. sedangkan pada posisi terakhir, giro memberikan sumbangsih pada DPK sebesar Rp.18.649.000.000,- pada tahun 2014, atau naik sebesar Rp.126.000.000,- dari tahun 2013 yaitu sebesar Rp.18.523.000.000,-. Adapun kenaikan terbesar dari Giro terjadi pada tahun 2012 sebesar Rp.17.708.000.000,-, atau naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp.5.702.000.000,-, akan tetapi ketiga faktor ini mengalami penurunan pada tahun 2015, deposito Rp.129.890.000.000,-, tabungan Rp.62.151.000.000, dan giro Rp.23.298.000.000, - Angka sangat sementara. Berdasarkan data keseluruhan, perkembangan Dana Pihak Ketiga DPK yang terjadi pada Bank Umum Syariah dan Unit UsahaSyariah cukup signifikan dan menyentuh angka sebesar Rp.217.858.000.000,- pada akhir tahun 2014.

C. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS pada Bank Umum Syariah

dan Unit Usaha Syariah di Indonesia . Total Sertifikat Bank Indonesia Syariah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia juga memasukkan hitungan Jumlah Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI. Sesuai dengan perkembangan tingkat SBIS mengalami fluktuasi dari tahun 2009- 2015. Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah SBIS pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia 2009-2015 Miliar Rupiah Tahun SBI Syariah 2009 3.076 2010 5.408 2011 9.244 2012 4.993 2013 6.699 2014 8.130 2015 8.858 Angka Juni 2015 Sumber : SPS juni 2015, Otoritas JasaKeuangan Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa tingkat SBIS memiliki kecenderungan meningkat bahkan menyentuh angka 8.858 pada tahun 2015 Angka sangat sementara. Namun, SBIS pada tahun 2011 sempat menyentuh angka 9.244, dan menglami penurunan yang signifikan menjadi 4.993 pada tahun 2012 atau turun sebesar 4.215.

D. Perkembangan Non Performing Financing NPF pada Pembiayaan Berdasar

Golongan Pembiayaan pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Non Performing Financing NPF merupakan pembiayaan berdasar golongan yang kurang lancar, diragukan, dan macet. NPF sangat berhubungan dengan manajemen resiko pada perbankan khususnya perbankan syariah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Tingkat NPF mempengaruhi kualitas pembiayaan produktif oleh perbankan syariah termasuk pembiayaan berdasarkan golongan. Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia tingkat NPF pada pembiayaan berdasar golongan pembiayaan mengalami peningkatan yang berkelanjutan dari tahun 2011 sampai dengan Juni 2015 yang tertera pada tabel berikut : Tabel 4.4 Pembiayaan Non Performing Financing- Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasarkan Golongan Pembiayaan 2009-Juni 2015 Miliar Rupiah Indikator 2011 2012 2013 2014 2015 UKM 2.140 2.060 2.879 3.875 4.150 Selain UKM 448 1.209 1.950 4.757 5.557 TOTAL 2.588 3.269 4.829 8.632 9.707 Angka desember 2014, Angka juni 2015 Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Juni 2015 Pada tabel 4.4 menunjukkan tingkat NPF pada pembiayaan berdasar golongan pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah telah menyentuh angka sebesar Rp.9.707.000.000,- pada Juni 2015 Angka sangat sementara. Angka tersebut bersumber dari dua golongan yaitu UKM dan selain UKM. Golongan UKM dari tahun 2011 sampai 2013 menunjukkan tingkat NPF yang lebih tinggi Rp.2.879.000.000,- pada tahun 2013 dibandingkan dengan golongan selain UKM RP.1.950.000.000,-. Namun, indikasi perubahan terjadi pada tahun 2014,tingkat NPF golongan selain UKM lebih tinggi Rp.4.757.000.000,- dibandingkan pada golongan UKM Rp.3.875.000.000,-. Faktor-faktor yang menyebebkan NPF pada perbankan Syariah yaitu mulai dari kualitas Sumber Daya Manusia SDM perbankan Syariah itu sendiri hingga kualitas nasabah yang rendah informasi yang diberikan kepada bank tidak benar. Perbandingan antara tingkat pembiayaan dan tingkat NPF yang terjadi pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada pembiayaan berdasar golongan sangat terlihat perbedaan yang signifikan dengan kecenderungan tingkat NPF yang tidak mengkhawatirkan.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

6 43 157

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan Tingkat Inflasi terhadap Total Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia (Periode januari 2007-Oktober 2012)

2 24 142

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014

0 5 104