PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

(1)

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF)

DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH

(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014)

Oleh:

NASYRAH KAUT SARAH NIM : 1112081000141

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF)

DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH

(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

NASYRAH KAUT SARAH NIM : 1112081000141

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Herni Ali HT, SE., MM Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA NIDN. 0422125902 NIDN. 2004107002

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 8 September 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

Nama : Nasyrah Kaut Sarah

NIM : 1112081000141

Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF) dan Return on Assets (ROA) terhadap Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 08 September 2015

1. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si (________________) NIP. 19811013 200801 1 006 Ketua

2. Bahrul Yaman, S.Sos., M.Si (________________) NIP. 19620818 198603 1 001 Sekretaris

3. Aini Masruroh, M.Si (________________) Penguji Ahli


(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, 15 Desember 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Nasyrah Kaut Sarah

2. NIM : 1112081000141 3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF) dan Return on Assets (ROA) terhadap Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Desember 2015

1. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si (__________________)

NIP. 19730615 200501 1 009 Ketua

2. Ir. Ela Patriana, MM (__________________) NIP. 19690528 200801 2 010 Sekretaris

3. Dr. Herni Ali HT, SE., MM (__________________)

NIDN. 0422125902 Pembimbing I

4. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA (__________________)

NIDN. 2004107002 Pembimbing II

5. Amalia, SE., M.S.M (__________________) NIP. 19740821 200901 2 005 Penguji Ahli


(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nasyrah Kaut Sarah NIM : 1112081000141 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, tenyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 5 Desember 2015 Yang Menyatakan


(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Nasyrah Kaut Sarah

Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Juni 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kp.Pabuaran RT.001 RW.002 Ds.Malangnengah Kec.Pagedangan Kab.Tangerang-Banten

No. Telepon : 087878211878

Email : nasyrah.kautsarah@gmail.com

Pendidikan Formal

1999 – 2005 : SD Negeri 1 Malangnengah 2005 – 2008 : SMP Negeri 1 Legok

2008 – 2011 : SMA Negeri 3 Kab.Tangerang

2011 – 2013 : Program Profesional Teknologi Informasi Perbankan Syariah CEP – CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 – 2015 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendidikan Informal

1. Peserta Seminar Mobile Entrepreneurship Be a Successful Entrepreneur by Developing Mobile Application”, CCIT Faculty of Engineering Universitas Indonesia, 18 Agustus 2011.

2. Kuliah Informal Ekonomi Islam 2011 “Fiqih Muamalah dan Praktiknya dalam Perbankan Syariah” Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 15 Oktober – 17 Desember 2011.

3. Peserta Seminar “Digital Innovation and Entrepreneurship For Stronger Indonesia” Auditorium FTUI, 19 Juni 2013.


(7)

vi ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of Depositor Funds, Islamic Certificate of Bank Indonesia, Non Performing Financing and Return on Assets towards Murabaha Financing on Sharia Commercial Bank and Sharia Business Units in Indonesia. The data used was secondary data taken from the financial statement quarterly from Bank Muamalat Indonesia, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri and Bank Permata Sharia Business Unit period 2009-2014 by using multiple linear regression analysis method.

The result in this research partially indicate that Depositor Funds have a positive effect on Murabaha Financing, Islamic Certificate of Bank Indonesia have no effect on Murabaha Financing, Non Performing Financing have a positive effect on Murabaha Financing and Return on Assets have no effect on Murabaha Financing. The results also showed that the Depositor Funds, Islamic Certificate of Bank Indonesia, Non Performing Financing and Return on Assets simultaneously affect the Murabaha Financing on Sharia Commercial Bank and Sharia Business Units in Indonesia. Adjusted R2 of 0,942 means the influence of Depositor Funds, Islamic Certificate of Bank Indonesia, Non Performing Financing and Return on Assets towards Murabaha Financing on Sharia Commercial Bank and Sharia Business Units in Indonesia is 94,2% while the remaining of 5,8% influenced by other variables which is not included into the regression model of this research.

Keywords : Depositor Funds, Islamic Certificate of Bank Indonesia, Non Performing Financing, Return on Assets, Murabaha Financing


(8)

vii ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Performing Financing dan Return on Assets terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari Laporan Keuangan Triwulan Bank Muamalat Indonesia, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri dan Unit Usaha Syariah Bank Permata periode 2009-2014 dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif, Sertifikat Bank Indonesia Syariah tidak berpengaruh, Non Performing Financing berpengaruh positif dan Return on Assets tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Performing Financing dan Return on Assets secara bersama-sama berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Nilai Adjusted R2 sebesar 0,942 berarti pengaruh Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Performing Financing dan Return on Assets terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia adalah sebesar 94,2%, sedangkan sisanya 5,8% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi penelitian ini.

Kata Kunci : Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Bank Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Peforming Financing, Return on Assets, Pembiayaan Murabahah


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF) dan Return on Assets (ROA) terhadap Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014)” dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada :

1. Kedua orang tua, Bapak Epi Marsina dan Ibu Siti Alwiyah yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas. Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan skripsi ini. 2. Kakak-kakak Isyami Sabila, Ahmad Jeni Ali, Asri Najmi Fathillah, Tina

Arum Sari, Adik Fardiaz Nugraha Abdul Maalik serta keponakan tercinta Fatih Ahmad Aqasyah yang telah menghibur dan memberikan motivasi kepada penulis.

3. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE.Ak., M.Si selaku Wadek I FEB, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, MH selaku Wadek II FEB, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA selaku Wadek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(10)

ix

4. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE., MM selaku dosen pembimbing I, yang senantiasa ikhlas dan sabar meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis.

5. Bapak Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA selaku dosen pembimbing II, yang senantiasa ikhlas dan sabar meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis.

6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen. 7. Ibu Ir. Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.

8. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, MM yang telah banyak membantu dan memberikan jalan bagi kami mahasiswa MIPS.

9. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.

11. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan administrasi, keuangan dan lain-lainnya, khususnya Pak Alfred, Pak Ali, Bu Halimah, Pak Rahmat, Pak Bonik dan Pak Sofyan.

12. Sahabat seperjuangan, Septiani Soleha dan Selvia Sri Puji Rahayu yang telah dengan sabar membantu penulis mencari referensi, memberikan motivasi, mendo’akan serta selalu menghibur selama proses penyelesaian skripsi ini. 13. Sahabat-sahabat Ferriesta Maziya, Jessica Andrianty, Nida’ Millatina, Indah

Lestari, Rizky Yulandari, Uswatun Hasanah, Nur Mahmudah, Dwi Setyowati, Sheira Afina dan Dyah Ayu R.F yang selalu mendukung, mendoakan, memotivasi dan menghibur selama proses menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman seperjuangan Manajemen Informasi Perbankan Syariah (MIPS) angkatan 2012 sebagai angkatan pertama. Terimakasih atas rasa kekeluargaan yang telah diberikan, dukungannya dan selalu ada dalam suka maupun duka


(11)

x

serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan. Maaf jika tidak dapat disebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa cinta dan bangga penulis kepada kalian semua.

15. Teman-teman seperjuangan CCIT FTUI angkatan 2011, terimakasih atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan langkah kita semua untuk menuju cita-cita dan tujuan.

16. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagian telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terimakasih banyak atas motivasi yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik manajer investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, para pembaca serta bagi penulis sendiri sebagai proses pengembangan diri.

Jakarta, 5 Desember 2015 Penulis


(12)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Landasan Teori ... 13

1. Perbankan Syariah ... 13

2. Pembiayaan Murabahah ... 19

3. Dana Pihak Ketiga (DPK) ... 23

4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) ... 27

5. Risiko Kredit ... 31

6. Rasio Rentabilitas ... 36

B. Penelitian Terdahulu ... 38


(13)

xii

D. Hipotesis ... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 51

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 51

B. Metode Penentuan Sampel ... 51

C. Metode Pengumpulan Data ... 52

D. Metode Analisis Data ... 53

1. Uji Asumsi Klasik ... 53

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

3. Uji Statistik ... 62

E. Operasional Variabel Penelitian ... 66

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 70

1. Sejarah Perkembangan BUS dan UUS di Indonesia ... 70

2. Profil BUS dan UUS ... 72

3. Perkembangan Data Variabel ... 80

B. Analisis dan Pembahasan ... 86

1. Uji Asumsi Klasik ... 86

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 96

3. Uji Statistik ... 97

C. Interpretasi... 101

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Implikasi ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 109


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1. Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah ... 3

2. Tabel 2.1 Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah... 24

3. Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 38

4. Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi ... 60

5. Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 69

6. Tabel 4.1 Daftar Bank Umum Syariah – Desember 2014 ... 70

7. Tabel 4.2 Daftar Unit Usaha Syariah – Desember 2014 ... 71

8. Tabel 4.3 Pembiayaan Murabahah ... 81

9. Tabel 4.4 Dana Pihak Ketiga ... 82

10. Tabel 4.5 SBIS ... 83

11. Tabel 4.6 Non Performing Financing ... 84

12. Tabel 4.7 Return on Assets ... 85

13. Tabel 4.8 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 88

14. Tabel 4.9 Uji Multikolinieritas ... 89

15. Tabel 4.10 Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Glesjer ... 91

16. Tabel 4.12 Uji Durbin-Watson ... 92

17. Tabel 4.13 Estimasi Iterasi Pertama ... 93

18. Tabel 4.14 Langkah Estimasi Iterasi Kedua ... 94

19. Tabel 4.15 Estimasi Iterasi Kedua ... 94

20. Tabel 4.16 Hasil Estimasi  ... 95

21. Tabel 4.17 Hasil Durbin-Watson Pengobatan Autokorelasi... 95

22. Tabel 4.18 Analisis Regresi Linier Berganda ... 96

23. Tabel 4.19 Hasil Uji t... 98

24. Tabel 4.20 Hasil Uji F ... 100


(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1. Gambar 1.1 Komposisi Pembiayaan Yang Diberikan BUS dan UUS ... 4

2. Gambar 1.2 Pangsa Pembiayaan Berdasarkan Akad Desember 2014 ... 4

3. Gambar 1.3 Komposisi DPK –BUS dan UUS ... 5

4. Gambar 1.4 Penempatan SBIS pada Bank Indonesia – BUS dan UUS ... 6

5. Gambar 1.5 Presentase NPF – BUS dan UUS ... 7

6. Gambar 1.6 Rasio Keuangan (ROA) BUS dan UUS ... 8

7. Gambar 2.1 Proses Pembiayaan Murabahah ... 20

8. Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 48

9. Gambar 3.1 Statistik d Durbin-Watson ... 60

10. Gambar 4.1 Pembiayaan Murabahah ... 81

11. Gambar 4.2 Dana Pihak Ketiga ... 82

12. Gambar 4.3 SBIS ... 83

13. Gambar 4.4 Non Performing Financing ... 84

14. Gambar 4.5 Return on Assets ... 85

15. Gambar 4.6 Grafik Histogram ... 86

16. Gambar 4.7 Grafik Normal P-P Plot ... 87

17. Gambar 4.8 Grafik Scatterplot ... 90


(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Lampiran 1: Data Penelitian, Januari 2009-Desember 2014 ... 113

2. Lampiran 2: Hasil Output SPSS ... 116

3. Lampiran 3: Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5% ... 120

4. Lampiran 4: Titik Persentase Distribusi t (df = 81 – 120) ... 121


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kegiatan perekonomian suatu negara dijalankan oleh dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Sektor riil akan bekerja dengan baik jika sektor moneter bekerja dengan baik. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur dan jasa, sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor perbankan. Maka dari itu, pembangunan ekonomi tidak pernah lepas dari peran sektor perbankan yang merupakan agent of development.

Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. (dalam www.bi.go.id)

Sistem operasional perbankan di Indonesia menerapkan dual banking system atau sistem perbankan ganda dimana secara bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional. (dalam www.bi.go.id)


(18)

2 Perbedaan mendasar antara perbankan konvensional dengan perbankan syariah adalah perbankan konvensional dalam kegiatan operasionalnya memakai perangkat bunga. Sedangkan perbankan syariah menerapkan sistem bebas bunga atau dikenal dengan menggunakan prinsip bagi hasil, jual-beli atau sewa serta melakukan investasi-investasi berdasarkan prinsip syariah.

Perbankan syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Prinsip utama yang diikuti oleh bank islami itu adalah:

1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi;

2. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah;

3. Memberikan zakat.(Arifin, 2009:3)

Bank syariah pertama yang menjadi pelopor lahirnya perbankan syariah di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 dengan berlandaskan UU No. 7 tahun 1992. Namun pada saat itu tidak terdapat rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan. Baru setelah pada era reformasi perkembangan perbankan syariah ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang


(19)

3 syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.(Antonio, 2001:26).

Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia sejak tahun 2009 hingga tahun 2014 terbilang cukup pesat. Berdasarkan Tabel 1.1, dalam kurun waktu 6 tahun, jumlah jaringan kantor perbankan syariah yang meliputi Bank Umum Syariah (BUS) serta Unit Usaha Syariah (UUS) mengalami peningkatan dari total 998 kantor pada 2009 menjadi 2.471 kantor pada 2014. Perkembangan kelembagaan perbankan syariah tersebut terlihat dari tabel berikut:

Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah

Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Bank Umum Syariah - Jumlah Bank

- Jumlah Kantor

6 711 11 1.215 11 1.401 11 1.745 11 1.998 12 2.151 Unit Usaha Syariah

- Jumlah Bank Umum

Konvensional yang memiliki UUS - Jumlah Kantor

25 287 23 262 24 336 24 517 23 590 22 320

Total Kantor 998 1.477 1.737 2.262 2.588 2.471

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Desember 2014

Seiring pertumbuhan jaringan kantor perbankan syariah, fungsi bank syariah yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat juga ikut meningkat. Komposisi pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah selama 2009 hingga 2014 mengalami kenaikan yang sangat fantastis. Pada Gambar 1.1 terlihat bahwa pembiayaan yang disalurkan BUS dan UUS mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sejak periode 2009, total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp46.886 Miliar dan hingga tahun 2014, total pembiayaan yang disalurkan mengalami peningkatan menjadi Rp199.330 Miliar.


(20)

4 Gambar 1.1 Komposisi Pembiayaan Yang Diberikan BUS dan UUS

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Desember 2014

Pembiayaan tersebut terdiri dari berbagai akad yaitu mudharabah, musyarakah, murabahah, istishna, ijarah dan qardh. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dilakukan dengan menggunakan akad mudharabah dan musyarakah. Pembiayaan dengan prinsip jual beli dilakukan dengan menggunakan akad murabahah, salam dan istishna. Ijarah merupakan perjanjian pembiayaan berupa transaksi sewa menyewa atas suatu barang atau jasa. Akad qardh sendiri merupakan perjanjian pembiayaan berupa transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan.

Gambar 1.2 Pangsa Pembiayaan Berdasarkan Akad Desember 2014

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Desember 2014 46,886 68,181

102,655

147,505

184,122 199,330

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Total Pembiayaan dalam Miliar Rupiah

7.20%

24.78%

58.88% 0.32%

5.83%

2.99%

Mudharabah Musyarakah Murabahah Istishna Ijarah Qardh


(21)

5 Sedangkan berdasarkan pangsa pasar pembiayaan yang disalurkan BUS dan UUS berdasarkan akad dapat dilihat pada Gambar 1.2. Secara umum, pembiayaan dengan akad murabahah mendominasi penyaluran pembiayaan. Pada akhir Desember 2014, pembiyaan murabahah masih menguasai proporsi pembiayaan yaitu sebesar 58,88% dari keseluruhan pembiayaan yang disalurkan oleh BUS dan UUS. Diikuti pembiayaan dengan akad berbasis bagi hasil yaitu musyarakah dan mudharabah masing-masing memiliki proporsi sebesar 24,78% dan 7,20%, dan akad ijarah memiliki proposi sebesar 5,83% selanjutnya pembiayaan dengan akad qardh dan istishna masing-masing memiliki proporsi 2,99% dan 0,32%.

Fungsi perbankan syariah lainnya yaitu sebagai penghimpun dana dari masyarakat. Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar atau setiap bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana terbesar yang dimiliki.(Rivai, Veithzal, & Idroes, 2007:413).

Gambar 1.3 Komposisi DPK –BUS dan UUS

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Desember 2014 52,271 76,036

115,415 147,512

183,534 217,858

2009 2010 2011 2012 2013 2014


(22)

6 Prinsip penghimpunan DPK pada BUS dan UUS menggunakan prinsip wadi’ah untuk produk giro dan tabungan, mudharabah untuk produk tabungan, mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah untuk produk deposito. Pada Gambar 1.3 komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) pada BUS dan UUS mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Tahun 2009 jumlah DPK pada BUS dan UUS tercatat sebesar Rp52.271 Miliar dan semakin meningkat setiap tahunnya hingga menjadi sebesar Rp217.858 Miliar pada 2014. Pertumbuhan DPK setiap tahunnya dapat menunjang penyaluran pembiayaan yang dilakukan perbankan syariah.

SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah (Pasal 1 angka 4 PBI No. 10/11/PBI/2008 tentang SBIS). Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah dan dapat dimanfaatkan oleh bank syariah untuk mengatasi kelebihan likuiditasnya.(Arifin, 2009:198)

Gambar 1.4 Penempatan SBIS pada Bank Indonesia – BUS dan UUS

Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2009 - 2014 Jan-12 10,663 Feb-12 4,243 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 Jan -09 Ap r-09 Ju l-09 Oct-09 Jan -10 Apr-10 Ju l-10 Oct-10 Jan -11 Ap r-11 Ju l-11 Oct-11 Jan -12 Ap r-12 Ju l-12 Oct-12 Jan -13 Ap r-13 Ju l-13 Oct-13 Jan -14 Ap r-14 Ju l-14 Oct-14


(23)

7 Gambar 1.4 menunjukan penempatan SBIS pada Bank Indonesia oleh BUS dan UUS pada tahun 2009 hingga 2014. Semenjak tahun 2009 hingga 2014, penempatan SBIS berfluktuasi. Penempatan SBIS tertinggi adalah pada Januari 2012 sebesar Rp10.663 miliar, namun bulan berikutnya yaitu Februari 2012 turun sebesar Rp6.420 miliar menjadi Rp4.243 miliar.

Kelebihan likuditas yang dialami BUS dan UUS tidak dapat langsung disalurkan kepada masyrakat dalam bentuk pembiayaan karena adanya perbedaan waktu. Pada saat tertentu BUS dan UUS lebih tertarik menyalurkan kelebihan likuiditas tersebut menggunakan SBIS dibandingkan menyalurkannya untuk pembiayaan karena terdapat faktor risiko pada penyaluran pembiyaaan sedangkan SBIS merupakan investasi bebas resiko.(dalam www.unisosdem.org). Maka, jika dana perbankan syariah dialokasikan kepada Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), justru akan mengurangi potensi meningkatkan jumlah penyaluran dana atau pembiayaan kepada masyarakat.(Qolby, 2013)

Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Termin NPF diperuntukkan bagi bank syariah. (www.ojk.go.id/pedia)

Gambar 1.5 Presentase NPF – BUS dan UUS

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Desember 2014 4.01%

3.02%

2.52% 2.22% 2.62%

4.33%

0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00% 5.00%

2009 2010 2011 2012 2013 2014


(24)

8 Berdasarkan Gambar 1.5, pada tahun 2009 rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan atau yang dinyatakan dalam NPF adalah sebesar 4,01%. Lalu NPF mengalami penurunan hingga tahun 2012, NPF tercatat berada pada titik 2,22%. Namun setelah itu NPF pada BUS dan UUS kembali mengalami kenaikan hingga akhir tahun 2014, dimana pada akhir tahun 2014 NPF mencapai titik 4,33% yang merupakan titik tertinggi NPF selama kurun waktu 2009 hingga 2014. Namun kenaikan tersebut masih dibawah batas ketentuan minimal NPF yang ditentukan Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Semakin tinggi nilai NPF maka akan menyebabkan nilai pembiayaan murabahah menjadi turun.(Prastanto, 2013)

Return on Assets (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan. Gambar 1.6, menunjukan posisi ROA pada BUS dan UUS. Selama periode 2009 hingga 2014, ROA tertinggi secara keseluruhan terlihat pada akhir tahun 2012 yaitu sebesar 2,14% dan ROA terendah tercatat pada akhir tahun 2014 yaitu sebesar 0,79%.

Gambar 1.6 Rasio Keuangan (ROA) BUS dan UUS

Sumber: Statistik Perbankan Syariah Desember 2014 1.48% 1.67%

1.79%

2.14% 2.00%

0.79% 0.00%

0.50% 1.00% 1.50% 2.00% 2.50%

2009 2010 2011 2012 2013 2014


(25)

9 Menurut (Qolby 2013), semakin tinggi nilai ROA maka akan menyebabkan pembiayaan perbankan syariah di Indonesia meningkat. Return On Assets (ROA) merupakan suatu pengukuran kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Jika Return On Assets (ROA) suatu bank semakin besar, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi pengamanan aset.

Berdasarkan fenomena yang terjadi dan telah dipaparkan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, beberapa masalah yang penulis dapat identifikasi adalah:

1. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia?


(26)

10 2. Bagaimana pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia?

5. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF) dan Return on Assets (ROA) secara bersama-sama terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan-tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisa pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.

2. Untuk menganalisa pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.


(27)

11 3. Untuk menganalisa pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.

4. Untuk menganalisa pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.

5. Untuk menganalisa pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF) dan Return on Assets (ROA) secara bersama-sama terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai sarana untuk menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh selama masa perkuliahan dan menambah pengetahuan tentang pengaruh Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Non Performing Financing dan Return on Assets terhadap Pembiayaan Murabahah.

2. Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai bahan pertimbangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dalam strategi penyaluran


(28)

12 pembiayaan murabahah untuk kedepannya sehingga dapat terus meningkatkan kinerja perbankan syariah di Indonesia.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi masyarakat tentang perbankan syariah serta untuk memajukan eksistensi keuangan islam dalam masyarakat luas.


(29)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Perbankan Syariah

Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (Pasal 1 angka 1 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah). (Hasan, 2009:4)

Bank syariah atau bank bagi hasil merupakan bank yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Di dalam operasinya bank syariah mengikuti aturan Al Qur’an Hadits dan regulasi dari pemerintah. Sesuai dengan perintah dan larangan syariah, maka praktik-praktik yang mengandung unsur riba dihindari, sedangkan yang diikuti adalah praktik-praktik bisnis yang dilakukan di zaman Rasulullah. Perbedaan pokok antara Bank Syariah dengan bank konvensional adalah adanya larangan riba (bunga) bagi Bank Syariah. Riba dilarang sedangkan jual beli (al abai) dihalalkan. Ini berarti membayar dan menerima bunga atas uang yang dipinjam/dipinjamkan adalah dilarang. Dalam operasionalnya, baik dalam kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat maupun dalam penyaluran dana kepada masyarakat, bank syariah (bank bagi hasil) tidak


(30)

14 memperhitungkan bunga tapi berdasarkan prinsip jual beli dan bagi hasil.(Martono, 2010:94)

a. Kelembagaan Bank Syariah

Bank syariah dapat berbentuk Bank Umum Syariah (BUS) maupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Menurut Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Indonesia, dijelaskan bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. (Salman, 2014:4)

1) Bank Umum Syariah

Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS merupakan badan usaha yang setara dengan bank umum konvensional dengan bentuk hukum perseroan terbatas, perusahaan daerah, atau koperasi. Seperti halnya bank umum konvensional, BUS dapat berusaha sebagai bank devisa atau bank non devisa. (Rivai, Veithzal, & Idroes, 2007:753) 2) Unit Usaha Syariah

Unit Usaha Syariah (UUS) merupakan unit kerja dari kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor


(31)

15 cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu dan/atau unit syariah. (Salman, 2014:70)

b. Fungsi dan Peran Bank Syariah

Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution), sebagai berikut:

1) Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.

2) Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. 3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya.

4) Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya. (Sudarsono, 2008:43)


(32)

16 c. Tujuan Bank Syariah

Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:

1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara Islam, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat.

2) Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan merakatan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana.

3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha.

4) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya bank syariah di dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program


(33)

17 pembianaan pengusaha produsen, pembinaan pedagang perantara, program pembinaan konsumen, program pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.

5) Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas bank syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan.

6) Untuk menyelamatkan ketergantungan ummat Islam terhadap bank non-syariah.(Sudarsono, 2008:44)

d. Produk dan Jasa Perbankan Syariah

Karim (2007:112) Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu: 1) Produk Penyaluran Dana (financing)

Dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis besar produk-produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:

1. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli 2. Pembiayaan dengan prinsip sewa 3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil 4. Pembiayaan dengan pelengkap akad


(34)

18 Pembiayaan dengan prinsip jual-beli ditujukan untuk memiliki barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapatkan jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja sama yang ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus.Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, tapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan.

2) Produk Penghimpunan Dana (funding)

Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakah adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah. Dalam pelaksanaan penghimpunan dana, biasanya diperlukan juga akad pelengkap untuk mempermudah pelaksanaan penghimpunan dana.

3) Produk Jasa (service)

Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries (penghubung) antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) dengan pihak yang kelebihan dana (surplus unit), bank syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan.


(35)

19 2. Pembiayaan Murabahah

Sri Wahyuni dan Wasilah (2012:168) Pertukaran atau jual beli adalah salah satu cara yang biasa digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang sangat banyak dan beragam seperti pangan, papan, sandang, pendidikan dan lain sebagainya. Jual beli terjadi karena manusia tidak akan mampu memenuhi semua kebutuhanya sendiri. Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penual dan pembeli. Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan secara tunai (bai’ naqdam) atau tangguh (Bai’ Mu’ajjal/bai’ Bi’tsaman Ajil).

Secara singkat, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit-nya (keuntungan yang ingin diperoleh). Karena dalam definisnya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut. (Karim, 2007:113)


(36)

20 Gambar 2.1 Proses Pembiayaan Murabahah

Sumber: Rivai, Veithzal, & Idroes, 2007:779

a. Landasan Syariah 1) Al Qur’an:

Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Q.S: Al Baqarah: 275)

2) Al Hadits:

Dari Suhaib Ar Rumi r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual-beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (H.R. Ibnu Majah)


(37)

21 b. Rukun Murabahah

Berikut merupakan rukun murabahah: 1) Penjual (Ba’i)

2) Pembeli (Musytari) 3) Barang/Objek (Mabi’) 4) Harga (Tsaman)

5) Ijab Qabul (Shigat).(Zulkifli, 2007:40) c. Syarat bai’ al-Murabahah

Adapun syarat-syarat dari bai’ al-Murabahah yaitu: 1) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.

2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 3) Kontrak harus bebas dari riba.

4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.

5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian.

Secara prinsip jika syarat dalam (1), (4), atau (5) tidak dipenuhi, maka pembeli memiliki pilihan:

a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.

b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang dijual.


(38)

22 d. Murabahah dalam Perbankan Syariah

Menurut Antonio (2001:106) sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi ba’i al-murabahah memiliki beberapa manfaat dan juga resiko yang harus diantisipasi. Ba’i al-murabahah memberikan banyak manfaat kepada bank syariah, salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem ba’i al -murabahah juga sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di bank syariah. Selain manfaat ba’i al-murabahah juga memiliki resiko yang harus diantisipasi diantaranya sebagai berikut:

1) Kelalaian atau default, nasabah sengaja tidak membayar kewajiban (angsuran).

2) Fluktuasi harga komparatif, resiko ini terjadi apabila harga suatu barang di pasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut.

3) Penolakan nasabah, bisa karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan asuransi. Kemungkinan lain yang bisa saja terjadi karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang dipesan. Jika bank sudah menandatangani kontrak pembelian dengan penjualnnya (supplier), barang tersebut akan menjadi milik bank.


(39)

23 4) Dijual; karena ba’i al-murabahah bersifat jual-beli dengan hutang, maka ketika kontrak ditandatangani barang itu sudah menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset miliknya tersebut, termasuk menjualnya. Jika terjadi demikian, resiko untuk default akan besar.

3. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Bank bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bertindak selaku perantara bagi keuangan masyarakat. Oleh karena itu, bank harus selalu berada di tengah masyarakat agar arus uang dari masyarakat yang kelebihan dana dapat ditampung dan disalurkan kembali kepada masyarakat. Kepercayaan masyarakat akan keberadaan bank dan keyakinan masyarakat bahwa bank akan menyelesaikan permasalahan keuangan dengan sebaik-baiknya merupakan suatu keadaan yang diharapkan oleh semua bank. Untuk itu, bank selalu berusaha memberikan pelayanan (service) yang memuaskan masyarakat. (Dendawijaya, 2009:49)

Dana Pihak Ketiga biasanya lebih dikenal dengan dana masyarakat, merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat dalam arti luas, meliputi masyarakat individu, maupun badan usaha. Bank menawarkan produk simpanan kepada masyarakat dalam menghimpun dananya. Sumber dana yang berasal dari pihak ketiga ini antara lain:


(40)

24  Simpanan giro (demand deposit),

 Tabungan (saving),

 Deposito (time deposit). (Ismail, 2011:43) a. Produk Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

Dalam penghimpunan dana, bank syariah melakukan mobilisasi dan investasi tabungan dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua pihak. Tujuan mobilisasi dana merupakan hal penting karena Islam secara tegas mengutuk penimbunan tabungan dan menuntut penggunaan sumber dana secara produktif dalam rangka mencapai tujuan sosial-ekonomi Islam. Berkaitan dengan hal di atas, maka prinsip yang dianut bank syariah dalam penghimpunan dana adalah, sebagai berikut:

Tabel 2.1 Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah

No. Produk Prinsip Return untuk Nasabah

1 Giro Wadiah (titipan) Bonus sesuai kehendak nasabah

2 Tabungan Wadiah(titipan)

Mudharabah(bagi hasil)

Bonus sesuai kehendak bank bagi hasil, dengan nisbah 3 Deposito Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah Muqayyadah

Bagi hasil, dengan nisbah bagi hasil, dengan nisbah Sumber: (Rivai, Veithzal, & Idroes, 2007:768)

Menurut Arthesa dan Handiman (2006:81) Produk dana yang terdapat pada perbankan syariah, antara lain:

1) Giro Wadi’ah

Giro Wadi’ah menggunakan prinsip wadi’ah, yaitu penitipan uang dalam bentuk rekening giro antara pihak yang mempunyai


(41)

25 uang dengan pihak yang diberi kepercayaan, dengan tujuan menjaga keselamatan, keamanan, dan keutuhan uang tersebut. 2) TabunganWadi’ah

Tabungan Wadi’ah juga menggunakan prinsip wadi’ah, yaitu penitipan uang dalam bentuk tabungan antara pihak yang mempunyai uang dengan pihak yang diberi kepercayaan, dengan tujuan menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan uang tersebut.

3) Tabungan Mudharabah

Tabungan mudharabah menggunakan prinsip mudharabah, yaitu berupa akad/perjanjian dalam bentuk tabungan antara pihak penyimpan dana (shahibul maal) dengan pihak bank (mudharib) untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pendapatan atau keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal akad/perjanjian.

4) Deposito Mudharabah

Deposito mudharabah menggunakan prinsip mudharabah, yaitu berupa akad/perjanjian dalam bentuk deposito antara penyimpan dana (shahibul maal) dengan pihak bank (mudharib) untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pendapatan atau keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal akad/perjanjian.


(42)

26 b. Hubungan DPK Terhadap Pembiayaan Murabahah

Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan positif terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan muarabahah pada Bank Syariah Mandiri. Artinya Dana Pihak Ketiga memberikan sumbangan secara positif terhadap peningkatan pertumbuhan pembiayaan murabahah di Bank Syariah Mandiri. Semakin besar Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh Bank Syariah Mandiri maka akan semakin besar kemungkinan bank akan memutar Dana Pihak Ketiga untuk kegiatan pembiayaan. (Mustika Rimadhani dan Osni Erza, 2011)

Menurut Wuri Arianti N.P dan Harjum Muharam (2011) DPK berpengaruh positif terhadap pembiayaan.Semakin besar sumber dana yang terkumpul maka bank akan menyalurkan pembiayaan semakin besar. Hal tersebut dikarenakan salah satu tujuan bank adalah mendapatkan profit, sehingga bank tidak akan menganggurkan dananya begitu saja. Bank cenderung untuk menyalurkan dananya semaksimal mungkin guna memperoleh keuntungan yang maksimal pula.

DPK mempunyai pengaruh yang positif terhadap pembiayaan murabahah pada Bank umum syariah.Jika DPK mengalami peningkatan maka pembiayaan murabahah yang disalurkan juga mengalami peningkatan begitu juga sebaliknya, jika DPK mengalami penurunan maka pembiayaan murabahah yang disalurkan juga


(43)

27 mengalami penurunan.DPK merupakan salah satu sumber daya finansial yang dimiliki suatu bank untuk melakukan kegiatan pembiayaan. Dengan memiliki DPK yang tinggi maka pihak bank memiliki sumber dana yang besar untuk melakukan kegiatan penyaluran dana. (Lifstin Wardiantika dan Rohmawati Kusumaningtias, 2014).

4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip Wadiah. SWBI tersebut merupakan piranti moneter yang sesuai dengan prinsip syariah yang diciptakan dalam rangka pelaksanaan pengendalian moneter. Bank Indonesia selaku Bank Sentral boleh menerbitkan instrumen moneter berdasarkan prinsip syariah yang dinamakan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan dapat dimanfaatkan oleh bank syariah untuk mengatasi kelebihan likuiditasnya. (Arifin, 2009:198)

Terhitung sejak 31 Maret 2008, Bank Indonesia melansir Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) sebagai ganti dari SWBI. Instrumen moneter ini sekaligus menjawab keluhan Perbankan Syariah. Pasalnya, selama ini Bank Syariah merasa diperlakukan berbeda dengan Bank Konvensional, yang telah lebih dulu menikmati SBI Konvensional. (Hasan, 2009:136)


(44)

28 Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/11/PBI/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4835) yang dimaksud dengan Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang selanjutnya disebut SBIS adalah surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Tujuan SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia adalah sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah. (Ihsan, 2014:109)

Zubairi Hasan (2009:136) SBIS yang diterbitkan oleh Bank Indonesia menggunakan akad ju’alah. Akad ju’alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan tertentu (‘iwadh/ju’l) atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan (Pasal 3 PBI No. 10/11/PBI/2008 dan Penjelasannya).

SBIS memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Satuan unit sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah);

b. Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan;

c. Diterbitkan tanpa warkat (scripless);


(45)

29 e. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (Pasal 4 PBI No.

10/11/PBI/2008). a. Imbalan SBIS

Dwi Nur’aini Ihsan (2014:112) Adapun imbalan SBIS diberikan dengan aturan sebagai berikut:

1) Bank Indonesia membayar imbalan atas SBIS milik BUS atau UUS pada saat SBIS jatuh waktu.

2) Tingkat imbalan yang diberikan mengacu kepada tingkat diskonto hasil lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu sama yang diterbitkan bersamaan dengan penerbitan SBIS dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Dalam hal lelang SBI menggunakan metode fixed rate tender, maka imbalan SBIS ditetapkan sama dengan tingkat diskonto hasil lelang SBI;

b. Dalam hal lelang SBI menggunakan metode variabel rate tender, maka imbalan SBIS ditetapkan sama dengan rata-rata tertimbang tingkat diskonto hasil lelang SBI.

3) Dalam hal pada saat yang bersamaan tidak terdapat lelang SBI, tingkat imbalan yang diberikan sebagaimana dimaksud pada angka 2 mengacu kepada data terkini antara tingkat imbalan SBIS atau tingkat diskonto SBI berjangka waktu sama.


(46)

30 4) Perhitungan imbalan SBIS dihitung berdasarkan rumus sebagai

berikut:

b. Lelang SBIS

Bank Indonesia menerbitkan SBIS melalui mekanisme lelang. Penerbitan SBIS menggunakan BI-SSSS (Pasal 6 PBI No. 10/11/PBI/2008). BI-SSSS adalah Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System yang merupakan sarana transaksi dengan Bank Indonesia termasuk penatausahaannya dan penatausahaan surat berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara peserta, penyelenggara dan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Pasal 1 Angka 5 PBI No. 10/11/PBI/2008). (Hasan, 2009:138)

c. Hubungan SBIS Terhadap Pembiayaan Murabahah

Menurut penelitian Muhammad Luthfi Qolby (2013) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) berpengaruh negatif terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hubungan yang negatif ini dikarenakan adalah SWBI merupakan bukti penitipan dana wadi’ah perbankan syariah di Bank Indonesia. Penitipan dana wadi’ah adalah penitipan dana berjangka pendek dengan menggunakan prinsip wadiah yang disediakan oleh Bank Indonesia bagi bank syariah atau

Nilai Imbalan SBIS = Nilai Nominal SBIS x (Jangka Waktu SBIS/360) x Tk.Imbalan SBIS.


(47)

31 Unit Usaha Syaiah (UUS). Jika dana perbankan syariah dialokasikan kepada Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), justru akan mengurangi potensi meningkatkan jumlah penyaluran dana atau pembiayaan kepada masyarakat.

5. Risiko Kredit

Risiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan/atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya. Risiko tersebut dapat ditekan dengan cara memberi batas wewenang keputusan kredit bagi setiap aparat perkreditan, berdasarkan kapabilitasnya (authorize limit) dan batas jumlah (pagu) kredit yang dapat diberikan pada usaha atau perusahaan tertentu (credit line limit), serta dengan melakukan diversifikasi.(Arifin, 2009:263)

Dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilaian Kualitas Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pasal 9 ayat (2), bahwa kualitas pembiayaan ditetapkan menjadi 5 (lima) golongan


(48)

32 yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.

Untuk menentukan berkualitas tidaknya suatu kredit perlu diberikan ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut:

a. Lancar (pas)

Kriteria atau ukuran suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila: 1) Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu; dan 2) Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau

3) Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).

b. Dalam Perhatian Khusus (special mention)

Artinya suatu kredit dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi criteria antara lain:

1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui 90 hari; atau

2) Kadang-kadang terjadi cerukan; atau

3) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; atau

4) Mutasi rekening reklatif aktif; atau 5) Didukung dengan pinjaman baru c. Kurang Lancar (substandard)


(49)

33 Suatu kredit dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria antara lain:

1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari; atau

2) Sering terjadi cerukan; atau

3) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari;

4) Frekuensi mutasi rekening relative rendah; atau

5) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur; atau 6) Dokumen pinjaman yang lemah.

d. Diragukan (doubtful)

Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria berikut antara lain: 1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga

yang telah melampaui 180 hari; atau

2) Terjadi cerukan yang bersifat permanen; atau 3) Terjadi wan prestasi lebih dari 80 hari; atau 4) Terjadi kapitalisasi bunga;

5) Dokumen hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan.

e. Macet (loss)

Kualitas kredit dikatakan macet apabila memenuhi kriteria berikut antara lain:


(50)

34 1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga

yang telah melampaui 270 hari; atau

2) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru;

3) Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar. (Karim, 2011:106-107)

a. Non Performing Financing (NPF)

Ismail (2011:124), kredit bermasalah merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh bank dan nasabah. Penilaian atas penggolongan kredit baik kredit tidak bermasalah, maupun bermasalah tersebut dilakukan secara kuantitatif, maupun kualitatif. Penilaian secara kuantitatif filihat dari kemampuan debitur dalam melakukan pembayaran angsuran kredit, baik angsuran pokok pinjaman dan/atau bunga. Adapun penilaian kredit secara kualitatif dapat dilihat dari prospek usaha dan kondisi keuangan debitur.

Non Performing Financing (NPF) adalah Kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah. (dalam www.ojk.go.id)

Rumusnya:

NPF = J Pe e


(51)

35 Non Performing Financing (NPF) pada Bank Syariah selalu digunakan oleh Bank pada saat mempublikasikan kondisi kinerja bank. NPF adalah mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. (Ihsan, 2014:369)

b. Hubungan NPF Terhadap Pembiayaan Murabahah

Menurut Mustika Rimadhani dan Osni Erza (2011) NPF berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri. Artinya semakin besar tingkat NPF, mengakibatkan penurunan penyaluran pembiayan murabahah pada Bank Syariah Mandiri sehingga bank akan lebih hati-hati dengan mengurangi pembiayaan.

Sedangkan menurut Muhammad Luthfi Qolby (2013) NPF mempunyai pengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah pada Bank umum syariah. Non Performing Financing (NPF) adalah resiko tidak terbayarnya pembiayaan yang disalurkan oleh Bank umum syariah. Jika NPF mengalami peningkatan maka pembiayaan murabahah yang disalurkan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya jika NPF mengalami penurunan maka pembiayaan murabahah yang disalurkan mengalami peningkatan.


(52)

36 Endang Nurjaya (2011:138) yang menyatakan bahwa NPF mempunyai hubungan signifikan positif. Diduga bahwa NPF bank syariah relatif kecil dibandingkan dengan bank konvensional sehingga bukan merupakan pertimbangan utama dalam hal penyaluran pembiayaan, karena sebelumnya bank syariah menyeleksi para nasabahnya dengan prinsip kehati-hatian. Selain itu, apabila NPF atau pembiayaan bermasalahnya meningkat menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah juga meningkat yang disebabkan karena pembiayaan yang sudah ada ditangan nasabah menjadi tanggungjawabnya dalam hal pengembalian.

6. Rasio Rentabilitas

Menurut Martono (2010:84) rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Pada rasio rentabilitas (keuntungan), rasio yang dapat diukur antara lain: return on assets, biaya operasi/pendapatan operasi, gross profit margin, dan net profit margin.

a. Return on Assets (ROA)

Lukman Dendawijaya (2009:118) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank


(53)

37 tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam segi penggunaaan aset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank, terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dengan sistem CAMEL, laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak.

b. Hubungan ROA Terhadap Pembiayaan Murabahah

Muhammad Luthfi Qolby (2013) Return On Assets (ROA) berpengaruh positif dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin tinggi nilai ROA maka akan menyebabkan pembiayaan perbankan syariah di Indonesia meningkat. Hubungan positif ini dikarenakan Return On Assets (ROA) merupakan suatu pengukuran kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Jika Return On Assets (ROA) suatu bank semakin besar, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperoleh oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi pengamanan aset.


(54)

38 B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Variabel &

Metode Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian Keterangan

1 Mustika

Rimadhani dan Osni Erza (2011) Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12 Dependen: Pembiayaan Murabahah Independen: DPK Margin Keuntungan NPF FDR Metode: OLS (Ordinary Least Square) Terdapat 3 variabel yang sama yaitu Pembiayaan Murabahah, DPK dan NPF. Alat analisis sama.

Tidak terdapat variabel SBIS dan ROA

 Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan positif terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan muarabahah pada Bank Syariah Mandiri.

Margin Keuntungan tidak signifikan terhadap pertumbuhan

pembiayaan murabahah

di Bank Syariah Mandiri.

NPF berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

pembiayaan murabahah

pada Bank Syariah Mandiri.

Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak signifikan terhadap pertumbuhan

pembiayaan murabahah

pada Bank Syariah Mandiri.

DPK, Margin Keuntungan, Non Performing Finance

(NPF), dan Financing to Deposit Ratio (FDR) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan murabahah

pada Bank Syariah Mandiri.

2 Wuri Arianti

N.P dan

Harjum Muharam (2011) Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequecy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan

Dependen: Pembiayaan Independen: DPK CAR NPF ROA Terdapat 3 variabel yang sama yaitu DPK, NPF dan ROA. Alat analisis sama. Penggunaan variabel dependennya berbeda dan variabel independen tidak terdapat SBIS Secara simultan: DPK, CAR, NPF, dan

ROA berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan. Secara parsial:

DPK berpengaruh positif signifikan terhadap Pembiayaan


(55)

39 No. Peneliti Judul Variabel &

Metode Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian Keterangan Return on Assets (ROA) Terhadap Pembiayaan pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia Periode 2001-2011) Metode: Analisis Regresi Berganda

CAR tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan. NPF tidak berpengaruh

terhadap Pembiayaan ROA tidak berpengaruh

terhadap Pembiayaan

3 M. Luthfi Qolby (2013) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007-2013 Dependen: Pembiayaan Independen: DPK SWBI ROA Metode: Error Correction Model (ECM) Terdapat 3 variabel yang sama yaitu DPK, SWBI dan ROA Variabel dependen berbeda dan tidak terdapat variabel NPF. Alat analisis yang digunakan juga berbeda.

Dalam jangka pendek maupun jangka panjang: Variabel Dana Pihak

Ketiga (DPK), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Return On Assets (ROA) secara bersama – sama berpengaruh terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Variabel Dana Pihak

Ketiga (DPK)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Variabel Sertifikat

Wadiah Bank Indonesia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Variabel Return On

Assets (ROA) dalam jangka pendek

berpengaruh positif dan tidak signifikan, sedangkan dalam jangka panjang Return On Assets (ROA)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. 4 Prastanto

(2013) Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Dependen: Pembiayaan Murabahah Independen: FDR NPF Terdapat 2 variabel yang sama yaitu Pembiayaan Murabahah

dan NPF. Alat analisis sama. Tidak terdapat variabel DPK, SBIS dan ROA Secara simultan: FDR, NPF, DER, QR

dan ROE berpengaruh terhadap pembiayaan

murabahah. Secara parsial: FDR, QR, dan ROE


(56)

40 No. Peneliti Judul Variabel &

Metode Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian Keterangan DER QR ROE Metode: Regresi Berganda berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah

NPF dan DER berpengaruh negatif terhadap pembiayaan

murabahah.

5 Anastasya

Sri, Ratna Anggraini, Etty G. dan Nuramalia Hasanah (2013)

The Influence of Third-Party Funds, CAR, NPF and ROA Againts The Financing of A General Sharia-Based Bank in Indonesia

Dependen:

Financing

Independen: Third Party

Fund CAR NPF ROA Metode: Multiple Regression Terdapat 3 variabel yang sama yaitu DPK, NPF dan ROA. Alat analisis sama. Penggunaan variabel dependennya beda, yaitu tidak menggunakan variabel Pembiayaan Murabahah

Third party fund, capital adequacy ratio and return of Assets, partially have no effect on the financing profit sharing.

Non performing financing variable have a significant effect on the financing profit sharing.

Third party fund, CAR, NPF and ROA

simultaneously have significant influence on the financing profit sharing.

6 Lifstin Wardiantika dan

Rohmawati K. (2014)

Pengaruh DPK, CAR, NPF dan SWBI Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012 Dependen: Pembiayaan Murabahah Independen: DPK CAR NPF SWBI Metode: Analisis Regresi Linier Berganda Terdapat 4 variabel yang sama yaitu Pembiayaan Murabahah, DPK, NPF dan SWBI. Alat analisis sama. Tidak terdapat variabel ROA pada penelitian sebelumnya, tetapi menggunakan variabel CAR. Secara simultan: Secara bersama-sama

Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital

Adequacy Ratio (CAR),

Non Performing Financing (NPF), dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah

pada Bank Umum Syariah.

Secara parsial: Dana Pihak Ketiga

(DPK) mempunyai pengaruh positif terhadap Pembiayaan

Murabahah pada Bank Umum Syariah. Capital Adequacy Ratio

(CAR) tidak

berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah

pada Bank Umum Syariah dan memiliki hubungan positif. Non Performing


(57)

41 No. Peneliti Judul Variabel &

Metode Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian Keterangan

Financing (NPF) mempunyai pengaruh negatif terhadap

Pembiayaan Murabahah

pada Bank Umum Syariah.

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) tidak pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah

pada Bank Umum Syariah, dan memiliki hubungan negatif.

7 Atina

Shofawati (2014) Murabahah Financing in Islamic Banking: Case Study in Indonesia Murabahah Financing Metode: Descriptive Qualitative Method Variabel yang diteliti sama yaitu Pembiayaan Murabahah Metode yang digunakan berbeda, pada penelitian sebelumnya menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk penelitian sekarang menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

Murabahah financing is one of mode of financing which dominate

financing contract in Islamic Banking in Indonesia. Therefore, Islamic Banking must develop new product development based on murabahah financing which fulfill sharia compliant and can meet the need and want from customer. Government must give the rule and regulation to give healthy condition to improve the development of murabahah financing in Indonesia. National Shariah Council must control the

implementation of murabahah financing in Islamic Banking in order to obey the shariah compliant.

8 Shatha

Abdul-Khaliq (2014) Comparison study of Murabaha and Istisnaa in Islamic banking in Jordan Murabaha and Istisnaa Metode: Descriptive Analysis Variabel yang diteliti sama yaitu Pembiayaan Murabahah Metode yang digunakan berbeda, pada penelitian sebelumnya menggunakan metode deskriptif analisis. Sedangkan untuk penelitian sekarang

Islamic banks working in Jordan the majority of the Islamic investments attributed to Murabaha and ignores the other This research finds that the Islamic Banks in Jordan do not offer "Istisna" services at all. So they do not have any effective role in supporting industries in Jordan. As a result this


(58)

42 No. Peneliti Judul Variabel &

Metode Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian Keterangan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

study recommend Islamic banks in Jordan to increase depending on the Islamic form "Istisna", because this kind of Islamic

investment tools plays an important role in supporting small and medium industries, and to find an effective ways to deal with other banks all over the world.

8 Mwafag

Rabab’ah (2015) Factors Affecting the Bank Credit: An Empirical Study on the Jordanian Commercial Banks

Dependent:

Credit Facilities to Total Assets Independent: Ratio of Deposit, NPL, Capital Ratio, Liquidity Ratio, Asset Size,

Lending Rate, Deposits, Window Rate, Legal reserve ratio, Inflation, Economic growth rate Method: Descriptive Statistics Regression Analysis Variabel yang diteliti sama yaitu kredit atau pembiayaan Variabel yang digunakan berbeda penelitian terdahulu tidak menggunakan variabel DPK, SBIS dan ROA Non-performing loans, liquidity ratio and window rate have a negative and significant impact on the ratio of credit facilities, while found that the bank size and the economic growth have a positive and significant impact on the ratio of credit facilities granted by commercial banks in Jordan.

Sumber : Berbagai Jurnal

Persamaan dan perbedaan penelitian “PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank


(59)

43 Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014)” dengan penelitian terdahulu dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Mustika Rimadhani dan Osni Erza

Penelitian yang dilakukan Mustika Rimadhani dan Osni Erza dengan judul “Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12” menggunakan model OLS (Ordinary Least Square) dan pelanggaran Asumsi Klasik.

Persamaannya terletak pada variabel dependen yang digunakan yaitu Pembiayaan Murabahah serta variabel independen yang digunakan yaitu DPK dan NPF. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel independen yaitu Margin keuntungan dan FDR yang tidak digunakan dalam penelitian sekarang. Serta cakupan bank yang lebih luas, tidak hanya Bank Syariah Mandiri saja.

2. Wuri Arianti N.P dan Harjum Muharam

Penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequecy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Return on Assets (ROA) Terhadap Pembiayaan pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia Periode 2001-2011)” menggunakan metode Analisis Regresi Berganda.

Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel independen yang digunakan yaitu DPK, NPF dan ROA. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel dependen dimana pada penelitian terdahulu menggunakan


(60)

44 variabel Pembiayaan sedangkan penelitian sekarang menggunakan variabel Pembiayaan Murabahah. Kemudian variabel independen CAR tidak digunakan dalam penelitian sekarang.Serta cakupan bank lebih luas, tidak hanya Bank Muamalat saja.

3. M. Luthfi Qolby

Penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode Tahun 2007-2013” menggunakan metode Error Correction Model dengan uji prasyarat yaitu uji stasioneritas, uji statistik dan uji asumsi klasik.

Persamaannya terletak pada variabel independen yaitu DPK, SWBI, ROA. Perbedaannya, penelitian ini tidak menggunakan variabel NPF dan variabel dependennya merupakan Pembiayaan secara keseluruan, bukan Pembiayaan Murabahah.

4. Prastanto

Penelitian dengan judul “Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia” menggunakan metode analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda.

Persamaannya terletak pada variabel dependen yaitu Pembiayaan Murabahah dan variabel independen yaitu NPF.Perbedaannya, pada penelitian sekarang tidak menggunakan variabel FDR, DER, QR dan ROE melainkan menambahkanvariabel DPK, SBIS dan ROA.


(61)

45 5. Anastasya Sri, Ratna Anggraini, Etty G. dan Nuramalia Hasanah

Penelitian dengan judul “The Influence of Third-Party Funds, CAR, NPF and ROA Againts The Financing of A General Sharia-Based Bank in Indonesia” menggunakan metode analisis regresi berganda.

Persamaannya terletak pada variabel independen yang digunakan yaitu DPK, NPF dan ROA.Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel dependen yang digunakan, pada penelitian yang dilakukan Anastasya, dkk variabel dependennya adalah Pembiayaan Bagi Hasil yaitu Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah.Sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan variabel dependen Pembiayaan Murabahah.Lalu pada penelitian sekarang tidak menggunakan variabel independen CAR, melainkan menggunakan variabel independen SBIS.

6. Lifstin Wardiantika dan Rohmawati K

Penelitian dengan judul “Pengaruh DPK, CAR, NPF dan SWBI Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012” menggunakan metode regresi linier berganda.

Persamaannya terletak pada variabel dependen yaitu Pembiayaan Murabahah dan variabel independen yang digunakan yaitu DPK, NPF dan SWBI.Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel independen yaitu CAR yang tidak digunakan pada penelitian sekarang, melainkan menggunakan variabel independen ROA.


(1)

117

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 96

Normal Parametersa,b Mean 0.E-7

Std. Deviation ,25799465

Most Extreme Differences

Absolute ,093

Positive ,057

Negative -,093

Kolmogorov-Smirnov Z ,911

Asymp. Sig. (2-tailed) ,378

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 1,368 ,372 3,675 ,000

LN_DPK ,912 ,037 1,014 24,662 ,000 ,363 2,754 LN_SBIS -,064 ,036 -,073 -1,773 ,080 ,362 2,765 LN_NPF ,255 ,041 ,158 6,209 ,000 ,945 1,058

LN_ROA ,005 ,032 ,004 ,145 ,885 ,913 1,096


(2)

118

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,205 ,201 1,020 ,310

LN_DPK -,031 ,020 -,262 -1,561 ,122

LN_SBIS ,035 ,019 ,305 1,811 ,073

LN_NPF ,019 ,022 ,091 ,871 ,386

LN_ROA ,022 ,017 ,135 1,269 ,208

a. Dependent Variable: ABS_RES

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,972a ,944 ,942 ,26360 ,299

a. Predictors: (Constant), LN_ROA, LN_SBIS, LN_NPF, LN_DPK b. Dependent Variable: LN_PMURABAHAH

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,001 ,014 -,049 ,961

Ut_1 ,855 ,056 ,844 15,171 ,000 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual


(3)

119

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,415 ,053 7,795 ,000

pLN_DPK ,807 ,025 ,995 31,994 ,000 pLN_SBIS -,034 ,017 -,055 -1,926 ,057 pLN_NPF ,032 ,043 ,018 ,750 ,455 pLN_ROA -,016 ,017 -,024 -,902 ,369 a. Dependent Variable: pLN_PMURABAHAH

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,048 ,105 ,461 ,646

LagUt ,981 ,036 ,943 27,446 ,000 a. Dependent Variable: Ut

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,979a ,958 ,956 ,10853 2,012

a. Predictors: (Constant), LN_ROAIt@, LN_NPFIt@, LN_SBISIt@, LN_DPKIt@ b. Dependent Variable: LN_PMURIt@


(4)

120

Lampiran 3: Tabel Durbin-

Watson (DW), α = 5%

Sumber:

https://junaidichaniago.files.wordpress.com/2010/04/tabel-dw.pdf

(Halaman 3)


(5)

121

Lampiran 4: Titik Persentase Distribusi t (df = 81

120)

Sumber: https://junaidichaniago.files.wordpress.com/2010/04/tabel-t.pdf


(6)

122

Lampiran 5: Titik Presentase Distribusi F Probabilita = 0,05

Sumber:

https://junaidichaniago.files.wordpress.com/2010/04/tabel-f-0-05.pdf

(Halaman 4)


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PROFITABILITAS DAN RISIKO BANK SYARIAH DI INDONESIA

0 31 19

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING FINANCING PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH

0 5 96

ANALISIS SIMPANAN DANA PIHAK KETIGA PADA BANK UMUM SYARIAH (Studi Pada Bank Umum Syariah Indonesia Tahun 2005 -2012)

0 6 24

ANALISIS PENGARUH MODAL, NON PERFORMING FINANCING (NPF), DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN YANG DISALURKAN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERBANKAN SYARIAH

2 7 156

ANALISIS PENGARUH CAR, FDR, INFLASI, DAN SBIS TERHADAP NON PERFORMING FINANCING (NPF) BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2009:01-2013:05

9 55 89

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, EKUITAS, NON PERFORMING FINANCING DAN PROFITABILITAS TERHADAP MURABAHAH PADA BANK UMUM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI DIREKTORI PERBANKAN INDONESIA

0 8 26

PENGARUH BIAYA OPERASIONAL, DANA PIHAK KETIGA DAN NON PERFORMING FINANCE TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 5 11

PENGARUH KEBIJAKAN SPIN-OFF, BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), DANA PIHAK KETIGA (DPK), DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 0 11

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NON PERFORMING FINANCING, CAPITAL ADEQUACY RATIO, MODAL SENDIRI DAN MARJIN KEUNTUNGAN TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH

1 4 15

PENGARUH FINANCING TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING FINANCING, DEBT TO EQUITY RATIO, QUICK RATIO, RETURN ON EQUITY, DANA PIHAK KETIGA, DAN SERTIFIKAT WADIAH BANK INDONESIA TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2012- 2015

0 1 17