BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas teori penunjang yang mendukung penelitian. Teori penunjang tersebut meliputi teori tentang Pekerja Sektor Informal, Teknologi Selular,
Database Terdistribusi, dan Java Micro Edition. Selain itu, pada bab ini juga akan dijabarkan penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang akan
dibuat dan kontribusi penelitian.
2.1. Pekerja Sektor Informal
Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1997, banyak perusahaan di sektor formal mengalami penurunan angka produksi, bahkan ada yang harus berhenti
beroperasi. Dampaknya yaitu pemutusan hubungan kerja [14]. Hal ini menyebabkan para pengangguran ini berusaha bekerja di sektor pekerjaan informal. Selain itu
tingginya tingkat urbanisasi juga merupakan salah satu faktor penyebab berkembangnya pekerjaan di sektor informal. Pekerja informal adalah
pekerja dengan pekerjaan yang tidak menghasilkan pendapatan tetap, tempat pekerjaan yang tidak
terdapat keamanan kerja job security, tempat bekerja yang tidak ada status permanen atas pekerjaan tersebut dan unit usaha atau lembaga yang tidak berbadan
hukum [5].
Universitas Sumatera Utara
2.1.1. Sektor konstruksi bangunan
Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia sedang giat melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang yang banyak menyerap tenaga
kerja informal adalah bidang konstruksi bangunan [15]. Hal ini disebabkan tenaga kerja adalah salah satu komponen penting dalam industri jasa pelaksanaan konstruksi
[14]. Hampir semua bagian dan detail pekerjaan konstruksi masih memerlukan tenaga kerja manusia. Secara umum terdapat lima macam tenaga kerja dalam bidang
konstruksi yaitu konsultan, arsitektur, pengawas, mandor dan tukang [16]. Pada penelitian ini yang akan dibahas adalah tenaga kerja mandor dan tukang.
2.1.1.1.Mandorkepala tukang Mandor atau kepala tukang adalah orang yang membawahi belasan hingga
ratusan tukang dan kenek [16]. Jika menggunakan sistem borongan maka ia adalah orang yang membayar gaji tukang yang ditagih ke kontraktor sebagai pelaksana. Pada
prakteknya, seorang mandor akan mencari tukang dan kenek untuk dipekerjakan. Hubungan kerja antara mandor dan tukang tidak mempunyai ikatan formal atau tidak
ada kontrak hitam di atas putih.
2.1.1.2.Tukang Tukang adalah pekerja atau buruh bangunan yang pekerjaannya membangun
rumah atau bangunan. Keahliannya juga berbeda-beda mulai dari tukang batu, tukang kayu, tukang finishing hingga tukang listrik [16]. Untuk membantu tugas tukang
Universitas Sumatera Utara
biasanya seorang mandor akan mempekerjakan seorang kenek. Kenek adalah pekerjaan dibawah tukang yang bertugas membantu pekerjaan tukang.
2.1.2. Kriteria pencarian proyek kerja
Seorang mandor ketika mendapatkan pekerjaan akan mencari tukang untuk dipekerjakan [16]. Dalam prakteknya, seorang mandor akan mencari tukang
berdasarkan krteria-kriteria tertentu. Diantaranya yaitu spesifikasi keahlian tukang, upah tukang dan wilayah proyek kerja.
2.1.2.1. Spesifikasi keahlian tukang Tenaga kerja tukang yang dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi untuk
berbagai jenis pekerjaan yang ada dilapangan akan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Menurut Ikatan Arsitek Indonesia perbedaan ini disebabkan karena setiap
jenis pekerjaan konstruksi yang dilakukan membutuhkan keahlian tenaga kerja yang berbeda-beda [16]. Untuk itu seorang mandor akan mencari tukang berdasarkan
keahlian yang dibutuhkan di lapangan. Adapun pembagian spesifikasi tukang berdasarkan keahliannya adalah sebagai berikut [14]:
Tukang Rangka Baja Tukang Kayu
c. Tukang Listrik Instrumen
d. Tukang Besi
e. Tukang Keramik
Universitas Sumatera Utara
f. Tukang Batu
g. Tukang Cat
h. Tukang Batu
i. Tukang Pemasang Pipa
j. Dan lain sebagainya
Biasanya seorang tukang hanya dapat mendalami satu keahlian saja, namun ada juga tukang yang dapat menguasai lebih dari satu keahlian. Contohnya tukang
keramik dapat mengerjakan tugas dari tukang batu namun tidak semua tukang batu dapat mengerjakan tugas seorang tukang keramik. Keahlian-keahlian ini didapatkan
dari pendidikan formal maupun non formal. Sebuah lembaga pemerintah yaitu Lembaga
Pengembangan Jasa
Konstruksi Nasional LPJK
bertugas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja jasa konstruksi [17].
Pendidikan formal ini akan membentuk suatu Badan Sertifikasi Keterampilan Institusi Diklat yaitu Badan penyelenggara sertifikasi yang independen dan mandiri,
yang menyelenggarakan pengujian keterampilan kerja untuk proses sertifikasi keterampilan kerja tertentu [17]. Dengan itu seorang tukang yang telah mendapatkan
sertifikasi suatu bidang keahlian telah mendapat pengakuan tertulis tentang keahliannya tersebut. Selain dari pendidikan formal keahlian ini juga bisa didapatkan
dari pengalaman kerja. Biasanya sebelum menjadi seorang tukang, seorang buruh bangunan dipekerjakan sebagai kenet terlebih dahulu. Lama kelamaan kenet akan
mahir dan bisa menjadi tukang dengan keahlian tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.2.Upah kerja Biasanya seorang mandor akan membayar tukang dan kenek dengan upah
yang dihitung secara harian. Besarnya upah harian tukang dan kenek berdasarkan kesepakatan antara kedua pihak. Salah satu pertimbangan tukang menerima suatu
pekerjaan dari seorang mandor ataupun sebaliknya yaitu berdasarkan kesepakatan besar upah harian yang diberikan mandor kepada tukang. Belum adanya standarisasi
upah kadangkala membuat adanya kemungkinan salah satu pihak dirugikan [6].
2.1.2.3.Wilayah kerja Kadangkala seorang mandor tetap mempertahankan tukang yang pernah
dipekerjakan untuk melaksanakan proyek kerja baru. Tak jarang jika ada proyek di luar kota mandor akan memboyong tukang-tukang ini untuk dipekerjakan. Biasanya
para tukang ini akan mendapatkan upah lebih karena wilayah kerja yang berada di luar kota. Wilayah kerja merupakan salah satu kriteria dalam pencarian kerja. Karena
tak selamanya seorang tukang bersedia kerja diluar kota karena berbagai alasan diantaranya upah kerja yang tak dapat menutupi biaya hidup di luar kota, jauh dari
keluarga dan lain sebagainya.
2.2. Teknologi Selular