Sistem Terdistribusi Pencarian Kerja dan Tenaga Kerja dalam Sektor Informal Memanfaatkan Teknologi Ponsel

(1)

SISTEM TERDISTRIBUSI PENCARIAN KERJA DAN TENAGA KERJA DALAM SEKTOR INFORMAL MEMANFATKAN

TEKNOLOGI PONSEL

TESIS

Oleh AMALIA 087034032/TE

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

SISTEM TERDISTRIBUSI PENCARIAN KERJA DAN TENAGA KERJA DALAM SEKTOR INFORMAL MEMANFATKAN

TEKNOLOGI PONSEL

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Magister Teknik Elektro pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh AMALIA 087034032/TE

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Telah Diuji pada

Tanggal: 19 Agustus 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Usman Baafai

Anggota : 1. Dr. Benny B. Nasution, Dipl.Ing, M.Eng 2. Soeharwinto, ST, MT

3. Prof. Dr. Muhammad Zarlis 4. Ori Novanda, ST, MT


(4)

ABSTRAK

Topik yang diangkat pada penelitian ini adalah perancangan sistem database

terdistribusi untuk pencari kerja dan tenaga kerja di sektor informal berbasis ponsel. Berbeda dengan sistem yang menggunakan database terpusat sistem dengan database

terdistribusi ini tidak membutuhkan biaya pengadaan dan perawatan server dan sistem tetap dapat berjalan walaupun ada ponsel yang tidak aktif. Ponsel dipilih karena merupakan teknologi yang telah dikenal dengan baik oleh para pekerja informal.

Tahapan penelitian meliputi pemilihan spesifikasi sistem dan perancangan sistem terdistribusi. Observasi terhadap pengguna sistem menunjukkan para pekerja bangunan memiliki ponsel kategori biasa (bukan smartphone) dangan harga ponsel rata-rata Rp. 500.000. Untuk itu sistem dibangun dengan ponsel kategori biasa namun harus memiliki spesifikasi MIDP 2.0, CLDC 1.0 dan dapat mendukung teknologi

Java. Sistem dibangun dengan konsep database terdistribusi dimana metode alokasi data yang digunakan merupakan gabungan metode fragmentasi dan replikasi, cara pemrosesan query yaitu pengiriman transaksi melalui SMS dengan menerapkan suatu aturan transaksi yang konsisten.

Uji coba sistem berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan sehingga jika sistem berbasis ponsel ini diterapkan dapat meningkatkan kesempatan kerja bagi pekerja informal pada area pekerjaan lebih luas, lebih cepat, dan lebih sesuai dengan keahlian dibandingkan dengan sistem pencarian kerja tradisional (sistem dari mulut ke mulut).

Kata-kata kunci : pekerja informal, sistem database terdistribusi, pencarian kerja, pemrograman ponsel


(5)

ABSTRACT

The topic of this research was the program of distributive database system for those who look for employment and for the work force in informal sectors with cellular phone base. Different from the system which uses centered database system, this distributive database did not need any cost for its supply and service maintenance so that the system is still funtioned although the cellular phone is off. This celllular phone is selected in this research because it constitutes a well-known technological device among the informal workers.

The stages of the research included the selection of system specification and distributive system program. The observation on the users of this system showed that the building construction workers had cellular-phones with common category (not smartphones) with the price of Rp.500,000 (five hundred thousand rupiahs) each. Therefore, the system which was built with the cellular-phones with common category had to have the specification of MIDP 2.0 and CLDC 1.0, and they could support Java Technology. The system was built with distributive database concept in which the data allocation method which was used constituted the combination of fragmentation and replication methods; the query processing method constituted the transfer of transaction via SMS by applying a consistent transaction regulation.

The spot-check of the system ran well and was in accordance with what had been expected so that if the system with cellular-phone base could be applied, it would increase the opportunity of employment for informal workers in the broader employment area which was faster and more appropriate for their skill than those with the tradition system of looking for employment.

Keywords: informal workers, distributive database system, looking for employment, cellular-phone programming


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Sistem Terdistribusi Pencarian Kerja dan Tenaga Kerja dalam Sektor Informal Memanfaatkan Teknologi Ponsel”” Salawat beriring salam tak lupa penulis persembahkan kepada junjungan Umat Islam, Nabi Muhammad SAW.

Dalam penyelesaian tesis ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan, bantuan serta dukungannya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Baafai, selaku ketua komisi pembimbing, Bapak Dr. Benny B. Nasution, Dipl.Ing. M.Eng dan Bapak Soeharwinto, ST, MT, selaku anggota komisi pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis selama penyelesaian tesis ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, Bapak Ori Novanda, ST, MT dan Bapak Fakhruddin R. Batubara, ST, MTI selaku Pembanding utama yang telah memberikan kritik dan masukan terhadap tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis, Bapak Mahdi Mahmud, Ibu Bintul Qadar, Bapak Ir. Mohd Roem Lubis, dan Ibu Nilawati Saoeni atas doanya. Tak lupa ucapan terima kasih kepada suami penulis, Yudhi Andhika Lubis, ST, dan kepada putra tercinta kami Gavin Fadel Al-Ghazi Lubis serta


(7)

calon anak kedua kami yang masih berada dalam kandungan yang menjadi penyemangat dan motivasi penulis dalam pengerjaan tesis ini. Terima kasih juga kepada adik-adik penulis Mahendra Mahdi SP,MP, Lettu CPM Aditya Mahdi dan Alm. M. Fajar Mahdi yang selalu menjadi penyemangat penulis. Tak lupa ucapan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman penulis yang telah banyak memberikan semangat dan perhatian sehingga tesis ini selesai.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga tesis ini dapat berguna untuk menambah cakrawala ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2011 Hormat saya,


(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Amalia

Tempat / Tanggal Lahir : Banda Aceh / 21 Desember 1978 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Garu 2. Komplek Villa Harjosari I No 61 Medan.

Telepon : 0811645554 / 061-7866684

Email

1. Tamatan SD Negeri No 1 Banda Aceh Tahun 1991

PENDIDIKAN

2. Tamatan SMP Negeri No 1 Banda Aceh Tahun 1994 3. Tamatan SMU Negeri No 1 Banda Aceh Tahun 1997 4. Tamatan Teknik Sistem Komputer, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Tahun


(9)

Dosen Tetap Yayasan Universitas Islam Sumatera Utara, Jurusan Teknik Informatika

PEKERJAAN

KEGIATAN ILMIAH

Demikian riwayat hidup ini saya perbuat dengan sebenar-benarnya.

Medan, Agustus 2011 Tertanda,

Amalia

No Judul Karya Ilmiah / Penelitian Pelaksana / Jurnal Tahun

1 Perancangan dan Pembuatan Man Machine Interface (MMI) untuk Sistem SCADA PT. PLN Cabang Banda Aceh

Unsyiah / Tugas Akhir 2003

2 Perancangan Sistem Informasi Daftar Kerusakan Alat di Laboratorium Unsyiah Akibat Bencana Gempa dan Tsunami

Pekan Ilmiah FT. UISU 2008

3 Solving Human Resources Management Construction Workers Through Mobile Community Network.

Seminar Internasional V Politeknik Negeri Medan

2010

4 Optimasi Pemberian ASI Eksklusif Ibu Bekerja Kepada Bayinya di Kota Medan Kopertis Wilayah I DIKTI / Laporan Kajian Wanita Nomor 25/L.1.2.2/KL/2010

2010

5 Sistem Terdistribusi Pencarian Kerja dan Tenaga Kerja dalam Sektor Informal Memanfaatkan Teknologi Ponsel


(10)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...

ABSTRACT... KATA PENGANTAR ...

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1.1. Latar Belakang ...

1.2. Rumusan Masalah ... 1.3. Tujuan Penelitian ...

1.4. Manfaat Penelitian ... 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1. Pekerja Sektor Informal ... 2.1.1. Sektor konstruksi bangunan... 2.1.1.1. Mandor / kepala tukang...

2.1.1.2. Tukang ... 2.1.2. Kriteria pencarian proyek kerja ...

2.1.2.1. Spesifikasi keahlian tukang... 2.1.2.2. Upah kerja ...

2.1.2.3. Wilayah kerja ... 2.2. Teknologi Selular ... 2.2.1. Teknologi selular sebagai salah satu solusi

permasalahan... 2.2.2. Perancangan aplikasi berbasis teknologi

selular... i ii iii v vii x xi 1 1 1 7 7 7 10 10 11 11 11 12 12 14 14 14 16 19


(11)

2.3. Database Terdistribusi... 2.4. Java Micro Edition (JAVA ME)... 2.4.1. MIDlet ...

2.4.2. Record Management Store (RMS) ... 2.5. Penelitian Terkait... 2.5.1. Persamaan dengan penelitian lain...

2.5.2. Perbedaan dengan penelitian lain... 2.6. Kontribusi Penelitian...

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ...

3.1. Gambaran Umum Ponsel ... 3.2. Pemodelan Sistem...

3.3. Pemilihan Spesifikasi Sistem... 3.3.1. Observasi pengguna sistem... 3.3.2. Observasi cara aksesibilitas sistem... 3.3.3. Observasi teknologi pendukung sistem... 3.3.4. Observasi ketergantungan sistem... 3.4. Perancangan Prototip Sistem... 3.4.1. Perancangan database...

3.4.2. Perancangan sistem terdistribusi ...

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS ... 4.1. Hasil observasi pemilihan spesifikasi sistem... 4.1.1. Hasil observasi pengguna sistem ... 4.1.2. Hasil observasi cara aksesibilitas sistem ... 4.1.3. Hasil observasi teknologi pendukung sistem... 4.1.4. Hasil observasi ketergantungan sistem... 4.2. Hasil Perancangan Sistem Terdistribusi... 4.2.1. Hasil observasi cara alokasi data dan manajemen direktori... ...

4.2.2. Hasil observasi konfigurasi jaringan, transmisi data dan pemrosesan query... 4.3. Algoritma Aturan Transaksi... 4.4. Skenario Sistem... 4.4.1. skenario pendaftaran anggota baru dan update

data pribadi... 4.4.2. Skenario sistem pencarian kerja / pekerja ... 4.4.3. Skenario untuk peredaran token ... 4.5. Analisis Hasil Perancangan Sistem... 4.5.1. Analisis skenario pengujian sistem... 4.5.2. Analisis MIDlet tidak dapat berjalan bersamaan

21 24 26 27 28 30 31 32 34 34 36 39 40 41 41 41 42 43 49 49 52 52 53 53 54 54 55 56 60 67 67 72 75 77 77


(12)

dengan fungsi umum ponsel... 4.5.3. Analisis beban jumlah ponsel... 4.5.4. Analisis kapasitas ruang persisten kosong yang harus disediakan ponsel... 4.5.5. Analisis kelebihan dan kelemahan sistem...

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 5.1. Kesimpulan ... 5.2. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

78 78 78 82 84 84 85 87 91


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 2.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 4.1 4.2

Penelitian terdahulu yang terkait... Karakteristik piranti ponsel... Data pribadi... Tabel anggota... Spesifikasi tukang... Cari kerja... Cari pekerja... Daftar pekerjaan... Daftar pekerja... Daftar instruksi header pesan... Informasi kode pengirim...

5 20 43 44 45 45 46 47 48 58 59


(14)

DAFTAR GAMBAR Nomor 2.1 2.2 2.3 2.4 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 Judul

Konsep database terdistribusi... Konfigurasi database terdistribusi... Arsitektur java ME... Arsitektur sebuah aplikasi MIDP... Peredaran token... Diagram use case sistem... Diagram kelas sistem... Pemilihan spesifikasi sistem... Perancangan prototip sistem... Alokasi data... Tampilan program pendaftaran anggota... Diagram aktivitas penerimaan anggota baru... Tampilan program pencarian kerja/pekerja... Diagram aktivitas pencarian kerja/pekerja... Diagram aktivitas peredaran token...

Halaman 21 22 25 27 35 36 38 39 42 55 68 71 73 74 76


(15)

ABSTRAK

Topik yang diangkat pada penelitian ini adalah perancangan sistem database

terdistribusi untuk pencari kerja dan tenaga kerja di sektor informal berbasis ponsel. Berbeda dengan sistem yang menggunakan database terpusat sistem dengan database

terdistribusi ini tidak membutuhkan biaya pengadaan dan perawatan server dan sistem tetap dapat berjalan walaupun ada ponsel yang tidak aktif. Ponsel dipilih karena merupakan teknologi yang telah dikenal dengan baik oleh para pekerja informal.

Tahapan penelitian meliputi pemilihan spesifikasi sistem dan perancangan sistem terdistribusi. Observasi terhadap pengguna sistem menunjukkan para pekerja bangunan memiliki ponsel kategori biasa (bukan smartphone) dangan harga ponsel rata-rata Rp. 500.000. Untuk itu sistem dibangun dengan ponsel kategori biasa namun harus memiliki spesifikasi MIDP 2.0, CLDC 1.0 dan dapat mendukung teknologi

Java. Sistem dibangun dengan konsep database terdistribusi dimana metode alokasi data yang digunakan merupakan gabungan metode fragmentasi dan replikasi, cara pemrosesan query yaitu pengiriman transaksi melalui SMS dengan menerapkan suatu aturan transaksi yang konsisten.

Uji coba sistem berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan sehingga jika sistem berbasis ponsel ini diterapkan dapat meningkatkan kesempatan kerja bagi pekerja informal pada area pekerjaan lebih luas, lebih cepat, dan lebih sesuai dengan keahlian dibandingkan dengan sistem pencarian kerja tradisional (sistem dari mulut ke mulut).

Kata-kata kunci : pekerja informal, sistem database terdistribusi, pencarian kerja, pemrograman ponsel


(16)

ABSTRACT

The topic of this research was the program of distributive database system for those who look for employment and for the work force in informal sectors with cellular phone base. Different from the system which uses centered database system, this distributive database did not need any cost for its supply and service maintenance so that the system is still funtioned although the cellular phone is off. This celllular phone is selected in this research because it constitutes a well-known technological device among the informal workers.

The stages of the research included the selection of system specification and distributive system program. The observation on the users of this system showed that the building construction workers had cellular-phones with common category (not smartphones) with the price of Rp.500,000 (five hundred thousand rupiahs) each. Therefore, the system which was built with the cellular-phones with common category had to have the specification of MIDP 2.0 and CLDC 1.0, and they could support Java Technology. The system was built with distributive database concept in which the data allocation method which was used constituted the combination of fragmentation and replication methods; the query processing method constituted the transfer of transaction via SMS by applying a consistent transaction regulation.

The spot-check of the system ran well and was in accordance with what had been expected so that if the system with cellular-phone base could be applied, it would increase the opportunity of employment for informal workers in the broader employment area which was faster and more appropriate for their skill than those with the tradition system of looking for employment.

Keywords: informal workers, distributive database system, looking for employment, cellular-phone programming


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan data yang didapat dari Biro Pusat Statistik (BPS), di tahun 2010 sekitar 68.58% penduduk Indonesia bekerja di sektor informal [1,2]. Jumlah ini hampir sama dengan jumlah pekerja di sektor informal di negara berkembang lainnya bahkan juga di negara maju, dimana berdasarkan penelitian terdahulu hampir 60% angkatan kerja yang tidak bekerja di sektor pertanian adalah pekerja informal [3]. Tingginya jumlah pekerja di sektor informal merupakan salah satu masalah penting yang kerap dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia karena sektor ini berkaitan dengan kemiskinan dan kerentanan [3,4]. Sembilan puluh empat persen warga miskin bekerja di sektor ini [3]. Tingginya tingkat urbanisasi dan ketidakmampuan negara untuk menyediakan lapangan kerja membuat jumlah pekerja di sektor informal dapat terus bertambah [3,5].

Menurut organisasi perburuhan dunia (International Labour Organization – ILO) pekerjaan di sektor informal merupakan pekerjaan yang tidak diatur dalam undang-undang perburuhan, dan tidak dikenakan pajak [3]. Definisi lain dari pekerjaan di sektor informal adalah segala pekerjaan yang tidak menghasilkan pendapatan tetap, tempat pekerjaan yang tidak terdapat keamanan kerja (job


(18)

security), tempat bekerja yang tidak ada status permanen atas pekerjaan tersebut dan unit usaha atau lembaga yang tidak berbadan hukum [5]. Contoh dari jenis kegiatan sektor informal antara lain buruh bangunan, pedagang pasar, buruh tani dan lainnya. Di antara pekerjaan informal ini, terdapat beberapa pekerjaan yang bersifat project based yaitu jenis pekerjaan yang selesai dalam satu proyek pekerjaan, contohnya tukang cat, buruh bangunan, tukang jahit dan lain sebagainya [6]. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh para pekerja informal yang bersifat project based

yaitu jika telah selesai dengan suatu proyek pekerjaan maka si pekerja diharapkan mencari proyek lainnya agar tetap dapat bekerja dan tidak menganggur. Untuk menghindari keadaan menganggur idealnya pekerja sudah mendapatkan proyek pekerjaan lanjutan sebelum proyek pekerjaan saat ini berakhir. Sehingga pergantian kerja terjadi tanpa ada jeda waktu dan tidak sempat membuat si pekerja menganggur antara waktu memulai proyek baru dengan berakhirnya proyek lama [7].

Pada dasarnya permasalahan utama dalam pencarian kerja bukan karena tidak tersedianya pekerjaan namun tidak adanya jaringan informasi yang handal untuk membantu memasangkan pencari kerja dan si pemberi kerja yang sesuai [8]. Saat ini aliran informasi tentang suatu pekerjaan terutama di sektor informal biasanya beredar dari sistem mulut ke mulut dan hampir tidak ada perekrutan secara formal. Seorang pekerja akan mendapatkan informasi tentang suatu pekerjaan dari teman, saudara ataupun relasinya. Begitu juga dengan seorang majikan atau si pemberi kerja yang membutuhkan tenaga kerja untuk dipekerjakan, saat ini masih mengandalkan sistem tradisional ini. Namun sistem ini tidak menjamin dapat memasangkan pencari kerja


(19)

dan si pemberi kerja dengan cepat dan tepat [9].

Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan suatu sistem database yang dapat di akses oleh pencari kerja dan si pemberi kerja di sektor informal agar dapat memasangkan pencari kerja dan si pemberi kerja dengan cepat dan tepat. Terdapat 2 pilihan apakah database akan ditempatkan pada server terpusat ataupun terdistribusi. Hambatan yang dapat terjadi untuk sistem dengan database terpusat adalah adanya biaya tambahan untuk pemeliharaan server dan membutuhkan suatu pihak terpercaya untuk mengelola database [10]. Hal ini akan menimbulkan permasalahan mengenai siapa yang akan menanggung biaya pemiliharaan server. Selain itu kendala pada

database terpusat jika server down maka keseluruhan sistem akan down juga. Sebaliknya pada database terdistribusi teknologi ini tidak membutuhkan suatu server

terpusat sehingga tidak membutuhkan biaya tambahan seperti biaya pemeliharaan

server. Pada database terdistribusi, data disebar dan dibagi ke setiap node yang ada di sistem. Database terdistribusi menjamin ketersediaan dan keandalan data karena adanya proses replikasi data sehingga jika salah satu ponsel down maka data dapat disediakan oleh node yang lain[11].

Hasil penelitian yang berjudul In With the New, Out With the Old : Has the Technological Revolution Eliminated the Traditional Job Search Process oleh David L. Van Rooy, Alexander Alonso, Zachary Fairchild di tahun 2003 mengungkapkan campur tangan teknologi seperti sistem pencarian kerja dengan memanfaatkan komputer dan internet dapat meningkatkan hasil pencarian kerja dibandingkan dengan sistem pencarian kerja tanpa teknologi [12]. Namun penelitian yang dilakukan


(20)

oleh Indrani Medhi, Geeta Menon, Kentaro Toyama di tahun 2008 yang berjudul “Challenges in Computerized Job Search for the Developing World” mengungkapkan banyaknya hambatan yang akan dihadapi untuk menerapkan sistem pencarian kerja berbasis komputer bagi pekerja di daerah miskin yang tidak terbiasa menggunakan komputer [9].

Saat ini, salah satu teknologi yang dapat diterima dengan baik adalah teknologi ponsel. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengguna ponsel di dunia yang makin meningkat dari tahun ke tahun [13]. Ponsel bukan lagi merupakan barang mewah namun merupakan kebutuhan hidup bagi sebagian orang. Persaingan perusahaan ponsel dalam menghasilkan berbagai jenis ponsel mengakibatkan harga ponsel kian terjangkau untuk masyarakat dengan kalangan ekonomi lemah. Hal ini membuat banyak peneliti beralih memanfaatkan jaringan teknologi ponsel untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di sektor ekonomi, sosial dan budaya. Beriringan dengan makin banyaknya proyek berbasis ponsel merupakan bukti sistem berbasis teknologi ponsel dapat diterima dengan baik [13].

Berdasarkan latar belakang di atas maka topik yang diangkat pada penelitian ini adalah perancangan sistem database terdistribusi untuk pencari kerja dan tenaga kerja di sektor informal berbasis ponsel. Dimana tahapan penelitian meliputi pemilihan spesifikasi sistem dan perancangan prototip sistem. Menurut Jonathan Donner, Katrin Verclas dan Kentaro Toyoma dalam jurnal mereka yang berjudul “Reflections on MobileActive 2008 and the M4D Landscape”, suatu sistem dapat dikatakan sukses, jika dapat mencapai tujuan dengan menyelesaikan permasalahan


(21)

yang ada dengan menerapkan pilihan spesifikasi perancangan yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan [13]. Untuk mendapatkan spesifikasi yang sesuai maka akan dilakukan penelitian mendalam terhadap beberapa aspek sistem seperti calon pengguna sistem, pilihan aksesibilitas sistem dan kemungkinan ketergantungan sistem yang dirancang dengan sistem lainnya [13]. Setelah didapatkan spesifikasi sistem maka langkah selanjutnya adalah perancangan prototip sistem, dimana untuk perancangan database terdistribusi aspek yang akan diteliti adalah cara pengalokasian data, cara pemrosesan query, cara mengatur manajemen direktori dan konfigurasi jaringan.

Tabel 1.1 menampilkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi landasan untuk penelitian ini.

Tabel 1.1 Penelitian terdahulu yang terkait

Peneliti Judul Tahun Hasil Penelitian

David L. Van Rooy, Alexander Alonso, Zachary Fairchild

In With the New, Out With the Old : Has the Technological

Revolution Eliminated the Traditional Job Search Process

2003

Penelitian ini mengungkapkan bahwa campur tangan teknologi seperti sistem pencarian kerja dengan memanfaatkan komputer dan internet dapat meningkatkan hasil pencarian kerja dibandingkan dengan sistem pencarian kerja tanpa teknologi


(22)

Peneliti Judul Tahun Hasil Penelitian Indrani Medhi, Geeta Menon, Kentaro Toyama Challenges in Computerized Job Search for the Developing World

2008 Penelitian ini mengungkapkan sistem

pencarian kerja tradisional tidak menjamin dapat memasangkan pencari kerja dan si pemberi kerja dengan cepat dan tepat, namun jika memanfaatkan teknologi komputer akan menimbulkan permasalahan bagi pekerja di daerah miskin yang tidak terbiasa menggunakan computer Jonathan Donner, Katrin Verclas, Kentaro Toyoma Reflections on MobileActive 2008 and the M4D Landscape

2008 Penelitian ini mengungkapkan teknologi ponsel dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dunia, hal ini terbukti dengan banyaknya peneliti yang beralih memanfaatkan jaringan teknologi ponsel untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di sektor ekonomi, sosial dan budaya. Michael Siegenthaler And Ken Birman Sharing Private Information Across Distributed Database

2009 Penelitian ini mengungkapkan hambatan

yang dapat terjadi untuk sistem dengan database terpusat jika dibandingkan dengan database terdistribusi yaitu database terpusat memerlukan biaya tambahan untuk pemeliharaan server dan membutuhkan suatu pihak terpercaya untuk mengelola database.

Amalia Solving Human

Resource Management Construction Worker.

2010 Dengan memanfaatkan hasil penelitian

terdahulu maka topik yang diangkat pada penelitian ini adalah sistem terdistribusi pencarian kerja dan tenaga kerja dalam sektor informal memanfaatkan teknologi ponsel


(23)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana merancang sistem database terdistribusi berbasis ponsel seperti cara pengalokasian data, cara pemrosesan query, cara mengatur manajemen direktori dan konfigurasi jaringan yang sesuai dengan spesifikasi sistem yang telah ditetapkan.

b. Bagaimana memilih spesifikasi sistem yang sesuai dengan situasi dan kondisi pekerja informal di Indonesia seperti pemilihan aksesibilitas sistem yang sesuai dengan ponsel yang digunakan oleh pekerja informal.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan merancang sistem database terdistribusi berbasis ponsel untuk pencarian kerja dan tenaga kerja di sektor informal yang dapat diterapkan di Indonesia sehingga dapat meningkatkan kesempatan kerja bagi pekerja informal pada area pekerjaan lebih luas, lebih cepat, dan lebih sesuai dengan keahlian.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

a. Memberikan kontribusi bagi penelitian lanjutan dalam perancangan database


(24)

b. Sistem diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya dalam mencari kerja dan tenaga kerja, menjamin pendapatan pekerja informal dan membantu meminimalkan jumlah pengangguran.

c. Sistem diharapkan dapat meningkatkan mutu pekerjaan karena pencari kerja mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat beragamnya jenis pekerjaan informal dengan spesifikasi project based yang ada di Indonesia maka pada penelitian ini diambil sebuah case yaitu pekerja informal di sektor konstruksi bangunan atau biasa disebut dengan buruh bangunan. Pemilihan buruh bangunan disebabkan karena akses ke buruh bangunan lebih mudah, pekerjaan mereka lebih dinamis sehingga kompleksitas dan tingkat kesulitan penanganan lebih tinggi dibandingkan pekerjaan informal lain. Selain itu pekerjaan buruh bangunan merupakan salah satu pekerjaan yang banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia.

Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang sehingga banyak membuka lapangan kerja bagi para buruh bangunan [2]. Alasan lainnya adalah tingkat pendidikan yang rendah dan tidak adanya keahlian membuat pekerjaan ini merupakan salah satu alternatif yang banyak dipilih oleh sebagian masyarakat Indonesia agar tetap dapat menghidupi keluarga mereka [6].


(25)

Sebagai salah satu jenis pekerjaan project based, biasanya seorang buruh bangunan bekerja di suatu proyek berdasarkan tengat waktu tertentu, jika telah selesai suatu proyek pembangunan maka para pekerja harus mencari proyek lainnya. Namun tidak adanya jaringan informasi yang handal untuk membantu mencari “the best match” antaraburuh bangunan dan mandor (pemberi kerja) kadangkala menyebabkan buruh bangunan kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kriteria pekerjaan yang diinginkannya. Begitu juga dengan mandor yang kesulitan menemukan buruh bangunan yang sesuai kriteria untuk dipekerjakan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka ruang lingkup dari penelitian ini adalah perancangan sistem pencarian kerja untuk pekerja informal di bidang konstruksi bangunan di daerah Aceh dan Sumatera Utara. Penelitian di batasi untuk komunitas buruh bangunan di Kota Banda Aceh dan Kota Medan


(26)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas teori penunjang yang mendukung penelitian. Teori penunjang tersebut meliputi teori tentang Pekerja Sektor Informal, Teknologi Selular,

Database Terdistribusi, dan Java Micro Edition. Selain itu, pada bab ini juga akan dijabarkan penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang akan dibuat dan kontribusi penelitian.

2.1. Pekerja Sektor Informal

Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1997, banyak perusahaan di sektor formal mengalami penurunan angka produksi, bahkan ada yang harus berhenti beroperasi. Dampaknya yaitu pemutusan hubungan kerja [14]. Hal ini menyebabkan para pengangguran ini berusaha bekerja di sektor pekerjaan informal. Selain itu tingginya tingkat urbanisasi juga merupakan salah satu faktor penyebab berkembangnya pekerjaan di sektor informal. Pekerja informal adalah pekerja dengan pekerjaan yang tidak menghasilkan pendapatan tetap, tempat pekerjaan yang tidak terdapat keamanan kerja (job security), tempat bekerja yang tidak ada status permanen atas pekerjaan tersebut dan unit usaha atau lembaga yang tidak berbadan hukum [5].


(27)

2.1.1. Sektor konstruksi bangunan

Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia sedang giat melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang yang banyak menyerap tenaga kerja informal adalah bidang konstruksi bangunan [15]. Hal ini disebabkan tenaga kerja adalah salah satu komponen penting dalam industri jasa pelaksanaan konstruksi [14]. Hampir semua bagian dan detail pekerjaan konstruksi masih memerlukan tenaga kerja manusia. Secara umum terdapat lima macam tenaga kerja dalam bidang konstruksi yaitu konsultan, arsitektur, pengawas, mandor dan tukang [16]. Pada penelitian ini yang akan dibahas adalah tenaga kerja mandor dan tukang.

2.1.1.1.Mandor/kepala tukang

Mandor atau kepala tukang adalah orang yang membawahi belasan hingga ratusan tukang dan kenek [16]. Jika menggunakan sistem borongan maka ia adalah orang yang membayar gaji tukang yang ditagih ke kontraktor sebagai pelaksana. Pada prakteknya, seorang mandor akan mencari tukang dan kenek untuk dipekerjakan. Hubungan kerja antara mandor dan tukang tidak mempunyai ikatan formal atau tidak ada kontrak hitam di atas putih.

2.1.1.2.Tukang

Tukang adalah pekerja atau buruh bangunan yang pekerjaannya membangun rumah atau bangunan. Keahliannya juga berbeda-beda mulai dari tukang batu, tukang kayu, tukang finishing hingga tukang listrik [16]. Untuk membantu tugas tukang


(28)

biasanya seorang mandor akan mempekerjakan seorang kenek. Kenek adalah pekerjaan dibawah tukang yang bertugas membantu pekerjaan tukang.

2.1.2. Kriteria pencarian proyek kerja

Seorang mandor ketika mendapatkan pekerjaan akan mencari tukang untuk dipekerjakan [16]. Dalam prakteknya, seorang mandor akan mencari tukang berdasarkan krteria-kriteria tertentu. Diantaranya yaitu spesifikasi keahlian tukang, upah tukang dan wilayah proyek kerja.

2.1.2.1. Spesifikasi keahlian tukang

Tenaga kerja tukang yang dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi untuk berbagai jenis pekerjaan yang ada dilapangan akan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Menurut Ikatan Arsitek Indonesia perbedaan ini disebabkan karena setiap jenis pekerjaan konstruksi yang dilakukan membutuhkan keahlian tenaga kerja yang berbeda-beda [16]. Untuk itu seorang mandor akan mencari tukang berdasarkan keahlian yang dibutuhkan di lapangan. Adapun pembagian spesifikasi tukang berdasarkan keahliannya adalah sebagai berikut [14]:

Tukang Rangka Baja Tukang Kayu

c. Tukang Listrik / Instrumen d. Tukang Besi


(29)

f. Tukang Batu g. Tukang Cat h. Tukang Batu

i. Tukang Pemasang Pipa j. Dan lain sebagainya

Biasanya seorang tukang hanya dapat mendalami satu keahlian saja, namun ada juga tukang yang dapat menguasai lebih dari satu keahlian. Contohnya tukang keramik dapat mengerjakan tugas dari tukang batu namun tidak semua tukang batu dapat mengerjakan tugas seorang tukang keramik. Keahlian-keahlian ini didapatkan dari pendidikan formal maupun non formal. Sebuah lembaga pemerintah yaitu Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJK) bertugas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja jasa konstruksi [17]. Pendidikan formal ini akan membentuk suatu Badan Sertifikasi Keterampilan Institusi Diklat yaitu Badan penyelenggara sertifikasi yang independen dan mandiri, yang menyelenggarakan pengujian keterampilan kerja untuk proses sertifikasi keterampilan kerja tertentu [17]. Dengan itu seorang tukang yang telah mendapatkan sertifikasi suatu bidang keahlian telah mendapat pengakuan tertulis tentang keahliannya tersebut. Selain dari pendidikan formal keahlian ini juga bisa didapatkan dari pengalaman kerja. Biasanya sebelum menjadi seorang tukang, seorang buruh bangunan dipekerjakan sebagai kenet terlebih dahulu. Lama kelamaan kenet akan mahir dan bisa menjadi tukang dengan keahlian tertentu.


(30)

2.1.2.2.Upah kerja

Biasanya seorang mandor akan membayar tukang dan kenek dengan upah yang dihitung secara harian. Besarnya upah harian tukang dan kenek berdasarkan kesepakatan antara kedua pihak. Salah satu pertimbangan tukang menerima suatu pekerjaan dari seorang mandor ataupun sebaliknya yaitu berdasarkan kesepakatan besar upah harian yang diberikan mandor kepada tukang. Belum adanya standarisasi upah kadangkala membuat adanya kemungkinan salah satu pihak dirugikan [6].

2.1.2.3.Wilayah kerja

Kadangkala seorang mandor tetap mempertahankan tukang yang pernah dipekerjakan untuk melaksanakan proyek kerja baru. Tak jarang jika ada proyek di luar kota mandor akan memboyong tukang-tukang ini untuk dipekerjakan. Biasanya para tukang ini akan mendapatkan upah lebih karena wilayah kerja yang berada di luar kota. Wilayah kerja merupakan salah satu kriteria dalam pencarian kerja. Karena tak selamanya seorang tukang bersedia kerja diluar kota karena berbagai alasan diantaranya upah kerja yang tak dapat menutupi biaya hidup di luar kota, jauh dari keluarga dan lain sebagainya.

2.2. Teknologi Selular

Telepon selular (ponsel) adalah perangkat elektronik yang berfungsi sebagaimana pesawat telepon normal, yang dapat bergerak pada suatu area yang luas. Saat ini industri ponsel mengalami perkembangan yang pesat dalam dua dekade


(31)

terakhir, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Di Indonesia telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi secara tajam. Ponsel yang dulunya merupakan barang mewah, sehingga hanya kelompok kalangan tertentu yang bisa menikmatinya, sekarang dengan semakin murahnya harga ponsel maka dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat [18]. Ponsel telah digunakan baik itu dari lapisan masyarakat elit sampai buruh bangunan, dari kota besar sampai pelosok-pelosok di seluruh Indonesia dapat mengakses sarana telekomunikasi yang ada. Semua lapisan masyarakat memiliki akses untuk dapat menggunakan sarana telekomunikasi untuk berbagai keperluan, baik untuk urusan bisnis, keluarga, ataupun keperluan lainnya. Saat ini ponsel telah menjadi “Part of life” dari penduduk Indonesia.

Dari sisi teknologi ponsel telah mengalami perkembangan pesat dari generasi pertama sampai dengan generasi ke empat. Perkembangan teknologi ponsel dapat dirangkum sebagai berikut [18]:

a. Generasi pertama: hampir seluruh sistem pada generasi ini merupakan sistem analog dengan kecepatan rendah (low-speed) dan suara sebagai objek utama. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile PhoneSystem).

b. Generasi kedua: dijadikan standar komersial dengan format digital, kecepatan rendah - menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT. c. Generasi ketiga: lahir di awal era tahun 2000 berformat digital dengan


(32)

sehingga dapat meningkatkan kecepatan akses data hingga mencapai 2 mbps, mampu mentransfer data dengan kecepatan tinggi (high-speed) dan aplikasi multimedia, untuk pita lebar (broadband). Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000 1xEV-DO.

d. Generasi Keempat (4G) merupakan kelanjutan dari teknologi 3G, tidak hanya menjanjikan kecepatan hingga mencapai 100 mbps, namun juga beberapa hal lain yaitu sistem hanya berbasiskan switching, solusi one device one IP yang memungkinkan kita terkoneksi kapan saja dan di mana saja, keamanan yang terjamin dan harganya yang terjangkau.

Saat ini fasilitas ponsel yang banyak digunakan meliputi Voice function, Short Message Service (SMS), packet switching untuk Internet dan Multimedia Message Service (MMS).

2.2.1. Teknologi selular sebagai salah satu solusi permasalahan

Perusahaan komersil telah melihat perkembangan pemakaian ponsel masyarakat dunia semakin pesat dari waktu ke waktu. Perusahaan-perusahaan ini memanfaatkan media ponsel untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat. Hal ini ditandai dengan maraknya bermunculan aplikasi-aplikasi berbasis ponsel untuk mengatasi permasalahan yang umum seperti aplikasi sistem pencarian kerja, aplikasi kesehatan, aplikasi pertanian, aplikasi sosial budaya dan aplikasi lainnya [19]. Selain perusahaan komersil, para peneliti dan akademisi khususnya di bidang teknologi informasi juga berlomba untuk menciptakan suatu inovasi berbasis ponsel.


(33)

Acara atau event seperti konferensi Mobile For Development (M4D) dilakukan secara periodik untuk menampung ide dari para peneliti agar menghasilkan inovasi berbasis ponsel yang dapat mengatasi permasalahan sosial budaya [13].

Menurut Jonathan Donner, Katrin Verclas dan Kentaro Toyoma dalam jurnal mereka yang berjudul “Reflections on MobileActive 2008 and the M4D Landscape”,

suatu sistem dapat dikatakan sukses, jika dapat mencapai tujuan dengan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan menerapkan pilihan spesifikasi perancangan yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan [13]. Dalam jurnal yang sama dijabarkan terdapat empat kategori yang dapat mempengaruhi pilihan spesifikasi dalam perancangan sistem berbasis ponsel yaitu siapa yang akan menggunakan sistem, pemilihan cara aksesibilitas sistem yang sesuai, pemilihan teknologi pendukung yang sesuai dan bagaimana ketergantungan sistem terhadap operator atau merk ponsel tertentu [13]. Empat kategori tersebut adalah:

a. Siapa pengguna sistem

Tahapan ini akan menjelaskan apakah sistem ditujukan untuk masyarakat umum atau untuk suatu kalangan tertentu saja. Tahapan ini juga dapat mempengaruhi pilihan spesifikasi dalam perancangan sistem. Misalkan jika pengguna sistem merupakan masyarakat dengan penghasilan rendah maka sistem harus dapat berjalan di ponsel biasa dan bukan smart phone karena rata-rata masyarakat berpenghasilan rendah tidak mampu membeli ponsel


(34)

b. Bagaimana aksesibilitas sistem

Terdapat beberapa pilihan cara aksesibilitas sistem. Misalkan aksesibilitas yang dapat dicakup oleh seluruh jenis ponsel dan operator seperti SMS dan

Voice ataupun pengaksesan yang hanya dapat dijangkau oleh sebagian ponsel saja seperti GPRS, WiFi, Bluetooth dan infra red. Contohnya adalah aplikasi

Souktel yang berbasis SMS [8] dan aplikasi Mobile JobHunt yang berbasis

GPRS [20].

c. Apakah sistem terhubung pada teknologi lain

Beberapa sistem berbasis ponsel terhubung dengan teknologi lain seperti WEB atau database. Untuk sistem yang membutuhkan media penyimpanan data seperti database perlu dipikirkan pemilihan penyimpanan data yang paling sesuai mengingat ponsel hanya memiliki kapasitas memori dan layar terbatas, seperti mekanisme konfigurasi jaringan, penyimpanan dan pengaksesan data yang paling cocok. Terdapat beberapa pilihan teknologi seperti database

terpusat maupun database terdistribusi. Jika pilihan jatuh pada database

terpusat harus dipikirkan siapa yang akan mengelola database bagimana jika server rusak. Jika menggunakan database terdistribusi perlu dipikirkan algiritma pencarian data, mekanisme alokasi data, cara transmisi data dan pemrosesan query. Sebagai Contoh adalah aplikasi Souktel yang telah di implementasikan di Negara Palestina yang terhubung pada suatu server


(35)

d. Ketergantungan sistem

Sistem dapat dirancang secara independent atau tidak tergantung pada suatu operator maupun suatu merk ponsel tertentu. Namun beberapa sistem memang dibangun dengan dukungan suatu operator selular ataupun perusahaan ponsel tertentu. Contohnya adalah aplikasi Mobile JobHunt yang sejak tahun 2009 mulai di implementasikan di Cina hanya dapat dijalankan pada ponsel Nokia tipe tertentu [22].

2.2.2. Perancangan aplikasi berbasis teknologi selular

Perancangan aplikasi berbasis ponsel berbeda dengan perancangan aplikasi berbasis komputer [23]. Hal ini disebabkan media ponsel memiliki kapasitas memori dan instruksi terbatas. Beragamnya jenis ponsel dan operator juga menjadi bahan pertimbangan sistem yang dirancang. Tabel 2.1 akan menjelaskan karakteristik piranti ponsel umum.


(36)

2.3. Database Terdistribusi

Pada dasarnya sistem manajemen database terdistribusi merupakan salah satu pengembangan sistem database. Database terdistribusi adalah sekumpulan data

yang saling terhubung secara logik tapi tersebar secara fisik pada suatu jaringan komputer [24]. Ilustrasi Teknologi database terdistribusi dapat dilihat pada Gambar 2.1 dimana teknologi ini melibatkan penggabungan 2 konsep yang berbeda, yaitu integrasi menyeluruh elemen database dengan distribusi menyeluruh elemen jaringan. Dengan kata lain, distribusi data ini memungkinkan unit lain dapat mengakses data dari suatu unit tertentu [24].

Gambar 2.1 Konsep database terdistribusi

Pada sistem database terdistribusi terdapat beberapa cara untuk mentransmisikan data atau file antar site. Yang pertama data dikirim ke komputer pengolahan (yang melakukan transaksi) dan yang kedua yaitu transaksi dikirim ke dan diolah di lokasi data. Pemilihan cara pentransmisisan data tergantung dari mesin dan aplikasinya [25].

+

DB

Integrasi

Network


(37)

Terdapat 2 jenis tipe sistem dari database terdistribusi yaitu sistem yang

homogen dan sistem heterogen. Dimana sistem homogen yaitu sistem database

terdistribusi yang menghubungkan Database Management System (DBMS) yang bertipe sama, kompatibel, memiliki struktur dan deskripsi data yang sama. Sedangkan sistem heterogen merupakan sistem database yang menghubungkan DBMS yang tidak memiliki struktur dan deskripsi data yang sama sehingga membutuhkan suatu standar agar dapat menginterkoneksikan database dari pembuat yang berbeda [25]. Site-site dalam database terdistribusi dihubungkan secara fisik dengan berbagai cara. Beberapa topologi digambarkan sebagai sebuah graph yang simpul-simpulnya bersesuaian dengan site. Sebuah edge dari simpul A ke simpul B bersesuaian dengan sebuah hubungan langsung antara dua site. Beberapa konfigurasi (bentuk) dapat dilihat pada Gambar 2.2 [26]:


(38)

Beberapa keuntungan dari sistem database terdistribusi dibandingkan dengan

database terpusat adalah [24] :

a. Pengelolaan secara transparan data terdistribusi dan replikasi. 1. Mengurangi ketergantungan data

2. Transparansi jaringan 3. Transparansi replikasi 4. Transparansi fragmentasi b. Mengacu pada struktur organisasi

c. Meningkatkan kemampuan untuk berbagi dan otonomi lokal d. Meningkatkan ketersediaan data

e. Meningkatkan kehandalan f. Meningkatkan unjuk kerja

g. Memudahkan pengembangan system

Pada penerapan database terdistribusi terdapat beberapa kelemahan dibandingkan dengan database terpusat yaitu [24]:

a. Kompleksitas manajemen b. Control integritas lebih sulit c. Biaya pengembangan d. Keamanan

e. Kurang standarisasi


(39)

g. Lebih sulit dalam mengatur lingkungan data h. Menambah biaya pelatihan.

2.4. Java Micro Edition (Java ME)

Java ME diperkenalkan oleh Sun Microsystem tahun 1999 dimana Java ME adalah salah satu edisi pemrograman Java yang didesain khusus untuk perangkat selular yang memiliki keterbatasan baik dari segi memori maupun tampilan [27].

Java ME pada dasarnya adalah subset dari edisi standar Java yaitu edisi Java 2 Standard Edition (J2SE) [28]. Java ME terdiri dari satu set spesifikasi dan teknologi yang fokus kepada perangkat konsumen yang memiliki jumlah memori yang terbatas, menghabiskan sedikit daya dari baterai, layar yang kecil dan bandwith jaringan yang rendah seperti ponsel, PDA, peralatan rumah tangga, remote AC dan lain sebagainya [29]. Program Java ME, seperti semua program JAVA adalah diterjemahkan oleh

Virtual Machine (VM). Program-program tersebut di-compile ke dalam bytecode dan diterjemahkan denga Java Virtual Machine (JVM). Ini berarti bahwa program-program tersebut tidak berhubungan langsung dengan perangkat. Java ME menyediakan suatu antar muka yang sesuai dengan perangkat [23]. Aplikasi-aplikasi tersebut tidak harus di-compile ulang supaya mampu dijalankan pada mesin yang berbeda. Arsitektur Java ME dapat dilihat pada Gambar 2.3.


(40)

APPLICATIONS

PROFILE

OPTIONAL PACKAGE

OEM API’S

CONFIGURATION

LIBRARIES

JAVA VIRTUAL MACHINE

DEVICE OPERATING SYSTEM

Gambar 2.3 Arsitektur Java ME

Java ME terbagi menjadi dua bagian utama yang dikenal sebagai

configuration dan profile [29]. Dua istilah ini sangatlah penting dalam pengembangan aplikasi wireless dengan Java sehingga harus dipahami dengan baik. Sebuah profile

dibangun dalam sebuah configuration namun harus ditambahkan beberapa API (Application Program Interface) khusus agar dihasilkan sebuah lingkungan yang lengkap untuk membangun aplikasi. Sedangkan sebuah configuration

mendeskripsikan sebuah JVM dan sekumpulan API dasar, dan hal ini tidak cukup untuk membangun sebuah aplikasi yang lengkap. Profiles biasanya termasuk


(41)

API-API untuk aplikasi lifecycle, user inteface, dan penyimpanan secara kontinu. Java ME

configuration mendefinisikan lingkungan kerja Java ME runtime. Oleh karena masing-masing piranti ponsel memiliki fitur-fitur yang berbeda-beda, Java ME

configuration dirancang untuk menyediakan library standar yang mengimplementasikan fitur standar dari ponsel.

Bila Java ME configuration menyediakan library Java untuk implementasi fitur-fitur standar dari sebuah piranti ponsel maka Java ME profile menyediakan implementasi tambahan yang sangat spesifik untuk sebuah piranti ponsel [29]. MIDP (Mobile Information Device Profile) menyediakan library-library Java untuk implementasi dasar Graphical User Interface (GUI), implementasi networking, database, dan timer. MIDP dirancang khusus untuk wireless phone dan pager. Beberapa perusahaan mengembangkan sendiri Java ME profile, misalnya NTT Docomo, yang mengembangkan J2ME profile yang spesifik untuk perangkat keras yang dimiliki NTT Docomo. Keuntungan yang paling menonjol dari Java ME dibandingkan dengan teknologi wireless sebelumnya adalah security dan

disconnected access dan synchronization [23].

2.4.1. MIDlet

MIDlet adalah sebutan untuk aplikasi-aplikasi ponsel dengan menggunakan profil MIDP [30]. MIDP digunakan pada piranti ponsel yang umum dengan kemampuan CPU, memori, keyboard, danlayar yang terbatas [29].Arsitektur tingkat


(42)

tinggi dari sebuah aplikasi MIDP ditunjukkan oleh Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Arsitektur sebuah aplikasi MIDP

Secara umum, terdapat beberapa hal penting dalam membuat sebuah aplikasi MIDlet, yaitu menyangkut lifecycle, user interface, command handling, deployment

dan Application Management. Paket javax.microedition.midlet memiliki kelas MIDlet yang mendefinisikan MIDP.

2.4.2. Record Management Store (RMS)

Pada pemrograman MIDP tidak dikenal adanya penyimpanan data ke dalam

file. Hal ini disebabkan karena pada umumnya piranti ponsel tidak memiliki sistem

file. Untuk mengantisipasi hal tersebut, MIDP telah menyediakan sebuah mekanisme penyimpanan data secara persisten (tetap) di memori ponsel [30]. Mekanisme ini

Aplikasi MIDP

Aplikasi Spesifik OEM

Native Application

Class Khusus

OEM MIDP

C L D C

MID Native Software MID


(43)

disebut dengan Record Management System (RMS). Record yang telah ditempatkan di dalam ruang penyimpanan selanjutnya dapat di ambil kembali untuk kemudian digunakan kembali sesuai kebutuhan. Ruang penyimpanan yang tetap adalah sebuah tempat non-volatil untuk menyimpan data dalam sebuah aplikasi. Di sinilah record

akan disimpan [30]. Tiap record memiliki nama yang unik untuk membedakannya denganr record yang lain. Jumlah penyimpanan data pada tiap ponsel tidak sama dan bervariasi. Setiap MIDlet yang menggunakan RMS harus menspesifikasikan jumlah minimum dari penyimpanan yang diperlukan pada JAR (Java Archive) manifest dan

applicationdescriptor.

2.5. Penelitian Terkait

Ada beberapa riset yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu berkaitan dengan permasalahan sosial yang terjadi di negara berkembang khususnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Seperti yang akan dijelaskan di bawah ini. I. Medhi, G. Menon Hamza, dan K. Toyama [9] dalam risetnya menjelaskan tantangan yang dihadapi untuk penerapan sistem pencari kerja berbasis komputer yang membantu mencocokkan pekerja berpenghasilan rendah dari daerah kumuh perkotaan dengan majikan kelas menengah di Bangalore, India. Pada riset ini dijelaskan walaupun para peneliti menyadari penerapan teknologi dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang banyak dihadapi oleh para pekerja informal di negara berkembang, namun penerapannya sering membutuhkan pekerjaan di luar suatu


(44)

implementasi teknologi, dimana peran penting dipegang oleh manusia yang dapat dipercaya sebagai perantaranya. Kendala yang dihadapi yaitu para pekerja ini tidak tahu cara mempergunakan komputer karena mereka tidak terbiasa mempergunakan komputer.

Selanjutnya riset yang dilakukan oleh David L Van Rooy, A. Alonso, Z. Fairchild [12] dalam risetnya target yang dituju adalah penduduk umum dan bukan pekerja informal secara khusus. Pada riset ini para peneliti membahas tentang perbandingan banyaknya jumlah pekerjaan yang didapat antara dua metode. Metode tersebut yaitu metode pencarian kerja dengan memanfaatkan teknologi internet dibandingkan dengan metode pencarian kerja tradisional. Hasil yang didapat pada penelitian ini bahwa metode pencarian dengan memanfaatkan teknologi terbukti dapat mencari kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan metode tradisional, namun hasil terbaik didapatkan oleh para pekerja yang mengkombinasikan kedua metode ini. B. Banerjee dan G.A Bucci [7] membuat riset tentang sistem pencarian kerja bagi tenaga migran di negara berkembang dengan studi analisa di Negara India. Pada riset ini diketahui tenaga migran walaupun sudah bekerja namun sering mencari kerja lain yang lebih menjanjikan. Dari hasil penelitian didapatkan jika pekerja di sektor informal walaupun sudah bekerja lebih sering mencari pekerjaan lainnya yang lebih baik dibandingkan dengan pekerja di sektor formal yang lebih jarang mencari pekerjaan lain jika telah bekerja.

Selanjutnya penelitian yang memanfaatkan teknologi ponsel seperti yang dilakukan oleh J. Donner, K. Verclas dan K. Toyama [13] membahas tentang


(45)

keanekaragaman proyek berbasis ponsel yang dipresentasikan pada MobileActive

2008 di Johanesburg untuk mengatasi permasalahan sosial budaya yang dihadapi oleh negara-negara berkembang. Pada riset ini, masing-masing proyek dibahas dalam beberapa kategori untuk dilihat kelebihan dan kekurangannya. Selain dari penelitian dan riset terdahulu, ada beberapa sistem berbasis ponsel yang dibangun oleh perusahaan komersial yang dipakai sebagai bahan perbandingan pada penelitian ini. sistem tersebut diantaranya mobile JobHunt yaitu sistem pencari kerja yang dibangun oleh perusahaan ponsel raksasa Nokia, yang diluncurkan pada tahun 2009. Aplikasi yang kini telah mulai dijalankan di Cina, ini adalah software yang dikembangkan oleh perusahaan software LEG khusus untuk ponsel Nokia tipe 40 [19] [20]. Selain itu perusahaan Cogilent Solution dari Pakistan juga sudah membangun sistem pencarian kerja yang bernama m-Employment dimana aplikasi ini memungkinkan para pekerja dapat mengakses portal pencarian kerja dengan koneksi SMS [19]. Aplikasi lainnya adalah aplikasi sistem pencarian kerja Souktel yang telah diaplikasikan di Palestina. Aplikasi ini adalah aplikasi yang “menjodohkan” antara si pencari kerja dengan si pemberi kerja. Aplikasi ini dikhususkan bagi penduduk di daerah Palestina yang ingin mencari kerja melalui ponsel. Sistem ini memungkinkan pengaksesan database pekerjaan yang dikelola oleh Souktel [13,21].

2.5.1. Persamaan dengan penelitian lain


(46)

terdapat beberapa titik persamaan dengan riset yang akan dilakukan ini yaitu : a. Merupakan Penelitian Tentang Sistem Pencarian Kerja

Sistem yang akan dibangun memiliki persamaan yaitu membahas tentang sistem pencarian kerja seperti yang dilakukan oleh penelitian [7,9,21]. b. Pemanfaatan Teknologi Ponsel

Pada riset sebelumnya dan riset yang akan dilakukan saat ini mempunyai persamaan yaitu pemanfaatan teknologi ponsel untuk menyelesaikan permasalahan sistem pencarian kerjaseperti yang dilakukan oleh penelitian. c. Database Terdistribusi

Sistem yang akan dibangun pada penelitian ini merupakan sistem database

terdistribusi seperti pada penelitian.

2.5.2. Perbedaan dengan penelitian lain

Dari beberapa riset yang telah dilakukan peneliti sebelumnya, terdapat beberapa titik perbedaan dengan riset yang akan dilakukan ini yaitu:

a. Salah satu yang membedakan riset ini dengan riset lainnya adalah lokasi penelitian. Lokasi penelitian menjadi penting mengingat setiap tempat memiliki keadaan sosial budaya yang berbeda sehingga juga akan mempengaruhi pemilihan teknologi yang digunakan. Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan target user yaitu pekerja informal khususnya buruh bangunan sedangkan penelitian [20] merupakan sistem pencari kerja bagi


(47)

masyarakat umum di Negara China dan penelitian [21] merupakan sistem pencari kerja untuk masyarakat umum di Negara Palestina.

b. Cara kerja sistem yang akan dirancang berbeda sistem yang telah diimplementasikan di beberapa negara, pada sistem yang akan dirancang ini, sistemlah yang mengambil keputusan untuk menentukan “the best match” antara pekerja dan majikan dengan membandingkan beberapa kriteria tertentu, hal ini berbeda dengan aplikasi Souktel dan Job-Hunt yang menampilkan beberapa hasil pencarian lalu user akan memilih salah satu hasil pencarian untuk ditindak lanjuti [8,20,21].

c. Sistem yang akan dirancang pada penelitian ini merupakan database

terdistribusi dengan memanfaatkan jaringan ponsel, hal ini berbeda dengan penelitian tentang database terdistribusi pada penelitian [10,31,32,33] yang tidak menggunakan jaringan ponsel.

d. Sistem yang dirancang diharapkan dapat berjalan untuk semua jenis ponsel dan operator yang ada di Indonesia dimana tidak mengacu pada satu jenis ponsel tertentu hal ini berbeda dengan penelitian [20].

2.6. Kontribusi Penelitian

Kontribusi utama dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Memberikan kontribusi bagi penelitian lanjutan dalam perancangan database


(48)

untuk permasalahan pekerja informal lainnya seperti mencari pembeli potensial untuk produk UKM.

b. Dengan sistem yang akan dirancang ini pencarian kerja dan angkatan kerja semakin cepat dengan area pencarian yang lebih luas sehingga lebih menghemat waktu dan biaya, lebih menjamin pendapatan pekerja informal dan pada akhirnya dapat meminimalkan jumlah pengangguran.

c. Salah satu kriteria sistem dalam menentukan pasangan mandor dan tukang adalah kriteria keahlian tukang, sehingga tukang mendapatkan proyek pekerjaan sesuai dengan keahliannya hal ini akan berefek dengan meningkatnya mutu pekerjaan.

d. Selain keahlian tukang, kriteria lainnya yang diperbandingkan adalah upah kerja, jika upah yang diinput oleh mandor terlalu kecil atau upah yang diinput tukang terlalu besar berakibat sistem tak dapat memasangkan keduanya untuk menghindari hal ini maka baik mandor maupun tukang harus menginput upah standar, hal ini secara tak langsung akan menciptakan bisnis yang sehat.


(49)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian terdiri dari langkah-langkah penelitian untuk merancang suatu database terdistribusi berbasis ponsel untuk pencarian kerja dan tenaga kerja di sektor informal. Dimana sistem yang dirancang diharapkan dapat meningkatkan kesempatan kerja bagi pekerja informal pada area pekerjaan lebih luas, lebih cepat dan lebih sesuai dengan keahlian. Adapun jabaran penjelasan meliputi gambaran umum sistem, pemodelan sistem, tahapan pemilihan spesifikasi sistem dan tahapan perancangan prototip sistem.

3.1. Gambaran Umum Ponsel

Sistem ini merupakan sistem untuk menentukan pasangan mandor dan tukang yang cocok berdasarkan kriteria yang telah diinputkan oleh para mandor dan tukang. Setiap ponsel mandor dan tukang yang telah tergabung dalam komunitas ini akan memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses sistem. Sebuah token akan dibangkitkan dan diedarkan dari satu ponsel ke ponsel lainnya dimana transaksi pada peredaran token dapat diasumsikan seperti transaksi Peer To Peer (P2P) yang ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Token berisi sekumpulan bit perintah untuk dijalankan oleh ponsel yang mendapatkan token. Setiap ponsel yang mendapatkan token selain menjalankan


(50)

perintah yang diminta oleh sistem juga berhak untuk meminta layanan sistem.

Layanan sistem ini contohnya pencarian kerja oleh tukang dan pencarian pekerja oleh mandor. Permintaaan layanan ini kemudian dibentuk menjadi sekumpulan bit perintah yang dikirimkan sebagai token baru ke ponsel berikutnya.

Sistem dapat berjalan secara otomatis tanpa terlalu memerlukan campur tangan pengguna sistem. Peran pengguna sistem hanya menginput daftar pekerjaan/ kerja yang dicari kemudian sistemlah yang akan menentukan pasangan mandor dan tukang yang sesuai berdasarkan kriteria pencarian. Selain pengedaran token, sistem juga bertanggung jawab untuk proses lainnya seperti pendaftaran anggota baru, sinkronisasi data dan lain sebagainya. Dimana penjelasan lebih lanjut tentang proses ini akan dibahas pada pemodelan sistem.


(51)

3.2. Pemodelan Sistem

Terdapat bebera pa proses dasar untuk mendukung jalannya sistem yaitu proses pendaftaran/penerimaan anggota komunitas baru, proses pencarian kerja/pekerja dan proses bangkitkan token. Tidak semua proses akan dilakukan oleh setiap ponsel, namun proses akan dibagi ke beberapa ponsel berdasarkan pengguna sistem. Terdapat 3 pengguna sistem yaitu Mandor, Tukang dan Koordinator. Masing-masing pengguna sistem memiliki tugas dan wewenang namun tetap saling terintegrasi dengan pengguna sistem lainnya. Pemodelan sistem pada penelitian ini digambarkan dalam 2 model yaitu use case dan diagram class.

a. Diagram use case sistem

Secara umum tugas dan wewenang pengguna sistem dapat diilustrasikan pada diagram use case seperti Gambar 3.2.

Menerima Anggota Baru

Koordinator

Bangkitkan Token

Mendaftar

Mencari Pekerja

Mandor

Edarkan Token Mencari Kerja

Mendaftar

Tukang Edarkan

Token


(52)

b. Diagram kelas sistem

Diagram kelas bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis obyek dalam sistem dan bagaimana hubungan antar kelas terjadi. Pada Gambar 3.3 akan dijabarkan secara rinci perancangan kelas pada penelitian ini. Terdapat 5 kelas yaitu Koordinator, Tukang, Mandor, Token dan Pekerjaan. Dimana masing-masing kelas memiliki atribut dan operasi yang berbeda-beda. Seorang anggota komunitas baik itu tukang maupun mandor hanya memiliki 1 orang koordinator. Sedangkan koordinator dapat memiliki banyak tukang dan mandor. Token hanya dapat dibangkitkan oleh koordinator, sedangkan tukang dan mandor bertugas untuk mengedarkan token yang telah dibangkitkan oleh koordinator. Kelas pekerjaan merupakan kelas yang menghubungkan antara mandor dan tukang. Seorang mandor dapat mendaftarkan kriteria pekerja yang dicari lebih dari satu dan seorang tukang dapat mencari kriteria pekerjaan yang dicari lebih dari satu. Kedua daftar kriteria ini akan dibandingkan dalam kelas pekerjaan, jika terjadi kecocokan maka dapat ditampilkan dengan memanggil fungsi tampilkan pekerjaan yang ada pada kelas pekerjaan.


(53)

Gambar 3.3 Diagram kelas sistem

Token

- Int IdAnggota penerima

- Int waktu_datang

- Int waktu kirim

Tukang

- Int NoId

- String NoKTP

- String Nama

- String Alamat

- String NoHP

- Byte kriteria

- Byte upah

- String tgl_mulai

- String tgl_akhir

- Void Mendaftar()

- Void Update_Kriteria()

- Void Cari_Kerja()

- Void Dapat_Kerja()

- Void Lihat_Pekerjaan()

- Void Terima_Token()

- Void Konfirmasi_Token()

- Void Tunggu_Konfirmasi ()

Koordinator

- String NoKTP

- String Nama

- String Alamat

- String NoHP

- Void Anggota_Daftar()

- Void Anggota_Update()

- Void Bangkitkan_Token()

- Void Bangkit_NoIdAnggota()

- Void Lihat_Pekerjaan()

- Void Tunggu_Konfirmasi()

Pekerjaan

- Int idTukang

- Int idMandor

- String NoPro

- Byte kriteria

- Byte upah

- String Tgl_Mulai

- String Tgl_Akhir

- Void Tampilkan_Pekerjaan()

Mandor

- Int NoId

- String NoKTP

- String Nama

- String Alamat

- String NoHP

- Byte kriteriaPekerja

- Byte upahPekerja

- String tgl_mulai

- String tgl_akhir

- Int jum

- Void Mendaftar()

- Void Update_Kriteria()

- Void Cari_Pekerja()

- Void Dapat_Pekerja()

- Void Lihat_Pekerja()

- Void Terima_Token()

- Void Mengonfirmasi_Token()

- Void Tunggu_Konfirmasi () 1

1 1

1 1

1

1 1

1 1 1..* 1..* * *

Mengedarkan Mengedarkan

Membangkitkan token


(54)

3.3. Pemilihan Spesifikasi Sistem

Tahapan ini bertujuan untuk menentukan pilihan spesifikasi sistem yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan [13]. Skema dari tahapan ini dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Analisa Jenis

Pengaksesan Perancangan Sistem

Analisa Ketergantungn

Sistem Observasi Pengguna Sistem

• Siapa yang akan menggunakan sistem ini?

• Bagaimana latar belakang

ekonomi pengguna sistem?

• Kategori yang digunakan

pengguna sistem : a. Smartphone

Ponsel Biasa

Analisa Kategori

Ponsel Untuk Perancangan Sistem

• Bagaimana pengaksesan yang dapat dijalankan oleh ketegori ponsel pengguna sistem?

SMS GPRS

Bluetooth InfraRed

Voice Lainnya Bagaimana Cara Pengaksesan

Spesifikasi

Sistem

Observasi Ketergantungan Sistem

• Apakah sistem tergantung pada suatu operator atau merk ponsel tertentu?


(55)

Gambar 3.4 Pemilihan spesifikasi sistem

Berdasarkan Gambar 3.4 dapat dilihat terdapat beberapa kategori yang diteliti untuk menentukan pilihan spesifikasi sistem yaitu pengguna sistem, cara pengaksesan sistem dan ketergantungan sistem.

3.3.1. Observasi pengguna sistem

Pengguna sistem merupakan salah satu objek yang menentukan pilihan spesifikasi perancangan. Observasi dilakukan terhadap beberapa buruh bangunan yang tersebar di Kota Medan dan Kota Banda Aceh dengan cara pengamatan langsung di lapangan. Para buruh di wawancara atau diminta untuk mengisi

quesionaire (Lampiran 1). Observasi bertujuan untuk mengetahui latar belakang para buruh bangunan seperti jumlah rata-rata upah yang didapat, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu proyek pekerjaan, kriteria apa saja yang mempengaruhi pencarian kerja, jenis keahlian tukang, seberapa besar pengaruh ponsel dalam mendukung pencarian kerja, jenis ponsel yang digunakan dan jenis layanan yang sering digunakan.

Setelah proses wawancara dilakukan maka hasil wawancara direkapitulasi untuk kemudian di analisa. Salah satu hasil analisa yaitu mendapatkan jenis ponsel yang umum digunakan oleh para buruh bangunan. Ada dua kategori yang mungkin


(56)

yaitu ponsel bertipe smartphone dan ponsel biasa. Setelah kategori ponsel didapatkan, maka perancangan sistem dapat ditentukan untuk menyesuaikan perancangan sistem dengan kategori ponsel yang dimiliki oleh para buruh. Misalnya kapasitas memori dan ukuran layar untuk ponsel biasa lebih terbatas dibandingkan dengan ponsel bertipe smartphone oleh sebab itu perancangan sistem tidak boleh terlalu berat dan kompleks.

3.3.2. Observasi cara aksesibilitas sistem

Observasi cara pengaksesan sistem berdasarkan kategori ponsel yang digunakan oleh para buruh bangunan. Contoh misalkan untuk kategori ponsel

smartphone terdapat banyak pilihan cara pengaksesan seperti SMS, Voice, GPRS (General Packet Radio Service), WiFi (Wireless Fidelity) , Bluetooth, infra red dan lain sebagainya. Sedangkan untuk ponsel kategori biasa pilihan cara pengaksesan terbatas hanya pada SMS, GPRS dan Voice. Masing-masing cara pengaksesan diperbandingkan untuk dilihat kelebihan dan kekurangannya. Hasil perbandingan kemudian dianalisa untuk kemudian ditentukan cara pengaksesan yang paling sesuai.

3.3.3. Observasi teknologi pendukung sistem

Pada tahapan ini, observasi dilakukan untuk menentukan teknologi pendukung sistem.


(57)

3.3.4. Observasi ketergantungan sistem

Observasi dilakukan untuk mencari tipe ponsel apa saja yang mendukung sistem.

3.4. Perancangan Prototip Sistem

Perancangan prototip sistem dilakukan berdasarkan hasil dari tahapan pemilihan spesifikasi sistem melalui suatu pemodelan sistem. Terdapat 2 tahapan proses pada pemodelan sistem yaitu perancangan database dan perancangan sistem terdistribusi. Skema dari tahapan ini dapat dilihat pada Gambar 3.5.


(58)

Gambar 3.5 Perancangan prototip sistem 3.4.1. Perancangan database

Pada perancangan sistem ini, terdapat 7 tabel yang saling teritegrasi. Tidak semua ponsel pengguna sistem memiliki ketujuh tabel ini. Setiap tabel pada masing-masing ponsel pengguna sistem harus memiliki nama yang konsisten untuk memudahkan proses sinkronisasi data. Ketujuh tabel tersebut dapat dilihat pada

Perancangan Database

• Perancangan Database Lokal

• Perancangan Database Global

Prototip

Sistem

Spesifikasi Sistem Pemodelan Sistem Fragmentasi Replikasi Fragmentasi &Replikasi Alokasi Data • Terpusat • Terdistribusi

Manajemen Direktori

Data dikirim ke site pengolahan Transaksi dikirim ke dan diolah di lokasi data

Transmisi dan Query Data

• Fully Conected Network

• partially connected network

• tree structure network

• ring network

• Star Network

• Lainnya

Observasi Konfigurasi Jaringan • Bagaimana perancangan

sistem terdistribusi yang sesuai dengan spesifikasi sistem?

Observasi Sistem

Analisa

Model Sistem


(59)

penjelasan di bawah ini. a. Tabel Data Pribadi

Tabel 3.1 menampilkan Tabel Data pribadi yang berisi data pribadi pemilik ponsel. Semua pengguna sistem mempunyai tabel ini di dalam ponsel mereka. Pengguna sistem lainnya dapat mengetahui data pribadi salah seorang anggota komunitas dengan mengakses tabel ini dengan primary key Id Anggota.


(60)

Nama Field

Panjang

data Keterangan

NoId 2 byte NoId Anggota merupakan pengenal anggota

komunitas, terdiri dari 2 byte data, sehingga dalam satu komunitas maksimal memiliki anggota 65536 ataupun tergantung dari kapasitas ponsel.

NoKTP 12 byte Nomor kartu tanda penduduk (KTP)

Nama 20 byte Nama lengkap

Alamat 30 byte Alamat

Kode Keahlian

4 bit Kode keahlian terdiri dari 4 bit data biner, kode ini

sama dengan kode pengirim pada tabel 3.2

b. Tabel Anggota

Tabel Anggota diilustrasikan seperti pada Tabel 3.2. Tabel ini terdiri dari field NoId dan nomor ponsel anggota. tabel ini dapat dikatakan sebagai


(61)

NoId dari tabel ini. Semua anggota komunitas memiliki tabel ini di dalam ponselnya. Setiap ada anggota baru maka data nomor ponselnya akan diinputkan ke dalam tabel anggota ini.

Tabel 3.1 Anggota

Nama Field

Panjang data

Keterangan

NoId Anggota

2 byte Nomor Id Anggota sesuai dengan Tabel Data_Pribadi

NoPonsel 12 byte Nomor ponsel anggota

c. Tabel Spesifikasi Tukang

Tabel Spesifikasi Tukang dideskripsikan seperti pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 terdiri dari 2 field yaitu Kode Keahlian dan daftar NoId Anggota. Terdapat 11 kode keahlian tukang seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 3.3, sehingga ada 11 record tetap pada tabel ini yaitu field Kode Keahlian.


(62)

Sedangkan field daftar NoId_Anggota berisi Id-Id tukang yang termasuk dalam kode keahlian tersebut. Setiap ponsel tukang hanya perlu memiliki daftar Id tukang yang memiliki kode keahlian yang sama dengannya. Sehingga tabel ini di fragmentasi baris per baris dan dikirimkan ke tukang yang memiliki kode keahlian yang sama.

Tabel 3.2 Spesifikasi tukang

Nama Field Panjang

data

Keterangan

Kode Keahlian 4 bit Berisi kode keahlian tukang

Daftar NoId 2 byte

dikalikan jumlah anggota

Berisi daftar NoId-NoId tukang yang mempunyai keahlian yang sama dengan field kode_keahlian


(63)

Tabel Cari Kerja (Tabel 3.4) adalah tabel yang hanya ada di ponsel tukang. Tukang dapat mencari kriteria pekerjaan dengan mengisi tabel ini. Kriteria pekerjaan meliputi wilayah pekerjaan, upah tanggal mulai dan tanggal akhir pekerjaan.


(64)

Nama Field Panjan g data

Keterangan

Wilayah 2 bit Berisi kode wilayah pencarian kerja, 00 untuk kode

Aceh,

01 untuk kode Sumut dan kode 10 untuk Aceh dan Sumut

Upah 2 bit Berisi kode upah, kode 00 untuk upah di bawah

Rp.50.000, kode 01 untuk upah antara Rp.50.000 – Rp. 75.000, sedangkan kode 10 untuk upah diatas Rp. 75.000.

Tgl_Mulai 3 byte Berisi kode tanggal dimulainya proyek pekerjaan


(65)

e. Tabel Cari Pekerja

Tabel Cari Pekerja berisi kriteria pekerja yang dicari oleh seorang mandor. Tabel ini terdiri dari 7 fields, dimana penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 3.5. Selain berada di ponsel mandor, fragmentasi tabel ini juga dikirimkan ke ponsel tukang. Fragmentasi tabel berdasarkan kode keahlian, sehingga setiap mandor membutuhkan pekerja dengan kriteria keahlian tukang tertentu, sistem akan mengirimkan fragmentasi tabel ke ponsel tukang yang memiliki kriteria keahlian yang sama.


(66)

Nama Field Panjang data

Keterangan

Id Proyek 1 byte Id_proyek adalah nomor identitas proyek pekerjaan,

Id_proyek ini merupakan gabungan NoId Mandor yang mencari pekerja dengan auto number.

Kode Keahlian 4 bit Berisi kode keahlian spesifikasi pekerja yang dicari

mandor

Wilayah 2 bit Berisi kode wilayah pencarian pekerja, 00 untuk pekerja

di Aceh, 01 untuk pekerja di Sumut dan kode 10 untuk pekerja Aceh atau Sumut

Upah 2 bit Berisi kode upah, kode 00 untuk upah di bawah

Rp.50.000, kode 01 untuk upah antara Rp.50.000 – Rp. 75.000, sedangkan kode 10 untuk upah diatas Rp. 75.000.

Tgl Mulai 3 byte Berisi kode tanggal dimulainya proyek pekerjaan

Tgl Akhir 3 byte Berisi kode tanggal berakhirnya proyek pekerjaan

Jumlah 1 byte Jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk kode keahlian


(67)

f. Tabel Daftar Pekerjaan

Tabel Daftar Pekerjaan (Tabel 3.6) adalah tabel yang berisi daftar pekerjaan yang didapat oleh seorang tukang. Tabel ini merupakan jadwal pekerjaan yang diperoleh oleh seorang tukang. Semua ponsel tukang akan memiliki tabel ini namun isi tabel dapat berbeda antara 1 tukang dengan tukang lainnya.


(68)

Nama Field Panjan g data

Keterangan

Id Proyek 1 byte Id_proyek adalah nomor identitas proyek pekerjaan,

Id_proyek ini merupakan gabungan NoId Mandor yang memberikan proyek pekerjaan dengan auto number kode proyek.

Wilayah 2 bit Berisi kode wilayah proyek pekerjaan yang didapat

Upah 2 bit Berisi kode upah pekerjaan per hari

Tgl Mulai 3 byte Berisi kode tanggal dimulainya proyek pekerjaan

Tgl Akhir 3 byte Berisi kode tanggal berakhirnya proyek pekerjaan

g. Tabel Daftar Pekerja


(69)

oleh seorang mandor untuk suatu proyek pekerjaan. Semua ponsel mandor memiliki tabel ini namun isi tabel dapat berbeda antara 1 mandor dengan mandor lainnya. Terdapat 6 fields seperti pada Tabel 3.7.


(70)

Nama Field Panjang data

Keterangan

Id Proyek 1 byte Id_proyek adalah nomor identitas proyek pekerjaan,

Id_proyek ini merupakan gabungan NoId Mandor yang memberikan proyek pekerjaan dengan auto number kode proyek.

NoId 2 byte Merupakan NoId tukang yang mendapatkan pekerjaan

Wilayah 2 bit Berisi kode wilayah proyek pekerjaan

Upah 2 bit Berisi kode upah pekerjaan per hari

Tgl Mulai 3 byte Berisi kode tanggal dimulainya proyek pekerjaan


(71)

3.4.2. Perancangan sistem terdistribusi

Sistem yang akan dibangun merupakan database terdistribusi dengan memanfaatkan teknologi jaringan ponsel. Data yang didistribusikan adalah data global dimana ada beberapa pilihan kebijakan yang dapat mempengaruhi efisiensi sistem dalam mendistribusikan maupun untuk mengumpulkan kembali data global dari setiap ponsel. Dari Gambar 3.5 dapat dilihat terdapat empat kategori yang akan diteliti untuk menentukan pilihan kebijakan sistem terdistribusi yaitu alokasi data, transmisi data dan pemrosesan query, manajemen direktori, dan konfigurasi jaringan. Berikut adalah uraiannya. a. Alokasi data

Dalam perancangan database terdistribusi, salah satu yang menjadi pertimbangan untuk mencapai efisiensi adalah cara alokasi data. Ada 2 pilihan cara untuk menyimpan atau menempatkan data yaitu partisi dan replikasi [25]. Cara partisi yaitu database dibagi ke dalam sejumlah partisi yang disjoint dan masing-masing ditempatkan di site yang berbeda. Sedangkan replikasi, database digandakan dan hasil replikasi ditempatkan di seluruh site atau pada sebagian site. Hal yang mempengaruhi pemilihan lokasi data diantara lain kompleksitas menjaga integritas data, mekanisme menjamin avaibility data jika salah satu atau lebih ponsel anggota komunitas tidak aktif atau down, Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk itu dalam penelitian ini dicari alokasi data yang cocok dengan cara eksperimen dan studi literatur.


(1)

4. Agar sistem dapat berjalan dengan baik perlu diperhatikan kebutuhan minimum ruang persisten penyimpanan ponsel, dimana untuk jumlah anggota.

5. Komunitas 100 orang diperlukan penyediaan ruang persisten kosong di ponsel koordinator minimum 0.96 Kilobyte, di ponsel mandor minimum 0.76 Kilobyte dan di ponsel tukang minimum 0.70 Kilobyte.

6. MIDlet sistem ini tidak dapat dijalankan secara bersamaan dengan fungsi ponsel lainnya seperti voice, bermain games dan lain sebagainya disebabkan sistem ponsel CLDC masih bersifat single tasking.

7. Kelebihan sistem ini dibandingkan dengan sistem yang menggunakan server terpusat adalah sistem tidak membutuhkan biaya pengadaan dan perawatan server, sistem tetap dapat berjalan walaupun ada ponsel yang tidak aktif, ketersediaan data lebih terjamin dengan adanya proses fragmentasi dan juga replikasi.

8. Kekurangan sistem ini jika dibandingkan dengan sistem yang menggunakan server terpusat adalah pemrograman yang lebih sukar, instalasi program yang lebih sukar, membutuhkan biaya SMS untuk menjalankan sistem dan keamanan data yang lebih rentan.

5.2. Saran


(2)

1. Mengingat keterbatasan ruang persisten untuk ponsel CLDC seharusnya pemrograman lebih memperhatikan keefisienan penggunaan variabel. 2. Keamanan data pada sistem ini masih sangat rentan, dimana tidak ada

jaminan bahwa data yang dikirimkan merupakan data yang benar untuk itu diperlukan suatu penelitian lanjutan untuk memperbaiki keamanan data pada sistem ini.

3. Peredaran token seharusnya tidak terpaku pada urutan pendaftaran anggota komunitas sehingga posisi sebuah ponsel dalam menerima token lebih dinamis hal ini lebih menjunjung fairness sistem.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abidin, Jaenal., Hileud.com. Pekerja Sektor Informal Indonesia Meningkat.

[Online] Liputan6.com, 29 September 2010. [Dikutip: 1 September 2010.] http://hileud.com/hileudnews?title=Pekerja+Sektor+Informal+di+Indonesia+Meni ngkat&id=331046.

[2] Badan Pusat Statistik., Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Jakarta : Badan Pusat Statistik, 2010.

[3] Tokman, Viktor E., "The Informal Sektor." [book auth.] Amitava Krishna Dutt and Jaime Ros. International handbook of development economics, Volume One.

Celtenham UK : Edward Elgar , 2008, pp. 483-496.

[4] Simanjuntak, Yeni. H., Bataviase.co.id. Pekerja informal diprediksi bertambah.

[Online] Bisnis Indonesia, 08 Januari 2010. [Dikutip: 5 Oktober 2010.] http://bataviase.co.id/detailberita-10490520.html.

[5] Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI., "Aplikasi Data dan Informasi PP dan KPA." Pekerja Sektor Formal / Informal. [Online] 2010. [Dikutip: 12 Oktober 2010.] http://www.menegpp.go.id.

[6] Amalia, Benny Nasution, Roslidar., "Solving Human Resource Management Construction Worker." Medan : Seminar International V Politeknik Negeri Medan, 2010.

[7] Biswajit Banerjee, Gabriella A. Bucci., "One-the-Job Search in a Developing Country : An Analysis Based on Indian Data on Migrants." Chicago : Rhe University Of Chicago, 1995. 0013-0079/4303-0035.

[8] Souktel Mobile., remixing the web for social change. Souktel - Mobile Phone Job Servive. [Online] Net 2, 17 Maret 2010. [Dikutip: 20 Oktober 2010.] http://www.netsquared.org/projects/souktel-mobile-phone-job-service.


(4)

[9] Indrani Medhi, Geeta Menon, Kentaro Toyama., "Challenges in Computerized Job Search for the Developing World." Florence, Italy : CHI 2008 Proceedings, 2008. ACM 978-1-60558-012-8/08/04.

[10] Michael Siegenthaler, Ken Birman., "Sharing Private Information Across Distributed Database." s.l. : Proceedings of the 2009 Eighth IEEE International Symposium on Network Computing and Applications, 2009. 978-0-7695-3698-9.

[11] Zhang, Naishan., Peer To Peer Distributed Database System. s.l. : Taiyuan University of Technology, 1995, 2004.

[12] David L. Van Rooy, Alexander Alonso, Zachary Fairchild., "In With the New, Out With the Old : Has the Technological Revolution Eliminated the Traditional Job Search Process." International Journal Of Selection And Assessment volume 11. June/September 2003.

[13] Jonathan Donner, Katrin Verclas, Kentaro Toyoma., "Reflections on MobileActive 2008 and the M4D Landscape." Johanesburg : Proceedings of the First International Conference on M4D, 2008.

[14] Malik, Alfian., Pengantar Bisnis Jasa Pelaksana Konstruksi. Yogyakarta : CV Andi Offset, 2010. 978-979-29-1336-1.

[15] Dipohusodo, Istimawan., Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid 1.

Yogyakarta : Kanisius, 1996. 979-947-533-8.

[16] Teguh Wibowo, Petriandy Ponganton Pasulu., "Penggunaan Program Flexi-Man Pada Proyek Konstruksi Jalan." Petra Christian University Library. [Online]

2009. [Cited: Oktober 1, 2010.] http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=hig

h&fname=/jiunkpe/s1/sip4/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-21403061-11945-fleximan-chapter3.pdf.

[17] Dewan Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional., Pedoman Akreditasi Institusi Pendidikan Dan Pelatihan Untuk Sertifikasi Ketrampilan


(5)

Kerja Jasa Konstruksi . 2004.

[18] Adiningsih, Dr. Sri., Perkembangan Persaingan Telekomunikasi Indonesia.

Perkembangan Persaingan Telekomunikasi Indonesia. [Online] Telco Industry, 10 Agustus 2007. [Dikutip: 28 Oktober 2010.]

http://persaingantelekomunikasi.wordpress.com/2009/04/27/persaingan-pada-industri-telepon-selular-di-indonesia/.

[19] Hersman, Eriks., Memeburn Web-Savvy Insight And Analysis. 10 mobile Apps Designed to Make The World a Better Place. [Online] Memeburn, 2010. [Cited: Oktober 5, 2010.] http://memeburn.com/2010/09/10-mobile-apps-designed-to-make-the-world-a-better-place/.

[20] , Nokia Mobile JobHunt. Nokia, 2009.

[21] Souktel., Souktel Changing Lives. One Text Message at The Time. JobMatch: Connecting Job-Seekers and Employers. [Online] Souktel, 2010. [Cited: 10 28, 2010.]

[22] Feedberry., Nokia umumkan finalis pada ajang 2009 “Calling All Innovators”.

Gadget Article Resource. [Online] Feedberry, 2010. [Dikutip: 10 Oktober 2010.] http://www.feedberry.com/2009/08/20/nokia-umumkan-finalis-pada-ajang-2009-calling-all-innovators/.

[23] Topley, Kim., J2ME in a Nutshell. s.l. : O'Reilly, 2002. 0-596-00253-X.

[24] Poerbaningtyas, Evy., Manajemen Sistem Terdistribusi. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009. 978-979-756-546-6.

[25] Silberschatz, Korth, Sudarshan., Database System Concept. s.l. : McGraw-Hill, 1997.

[26] Gupta, Aditya Kumar., Taxonomy of Database Management System. New Delhi : Firewall Media, 2007. 81-318-00067.


(6)

[27] Oracle., Oracle. Java ME at The Glance. [Online] Oracle, 2010. [Cited: Oktober 28, 2010.] http://www.oracle.com/technetwork/java/javame/overview/index.html.

[28] Supardi, Ir. Yuniar., Pemrograman Handphone Dengan J2ME. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2008. 978-979-27-4135-3.

[29] Avestro, Joyce., Jeni Pengembangan Perangkat Mobile. Jakarta : Jardiknas, 2007.

[30] Budi Rahardjo, Imam Heryanto, Arif Haryono., Tuntunan Pemrograman Java Untuk Handphone. Bandung : Informatika Bandung, 2007. 979-1153-01-9.

[31] Marco Van Arb, Matthias Bader, Michael Kuhn., "VENETA : Serverless Friend-of-Friend Detection in Mobile Sosial Networking." Avegnon : IEEE International Conference On Wireless and Mobile Computing, 2008. 978-0-7695-3393-3.

[32] Christopher G. Brown, Dennis Guster, Sara Krsenski., "Can Distributed Database Provide An Effective Means Of Speeding Up Web Access Times." s.l. : Journal of Information Technology Management, 2007, Issue A Publication of the Association of Management, Vol. Volume XVIII, Number 1. ISSN #1042-1319.

[33] S.B.Rathod, S.R.Deshmukh, H.R.Vyawahare., "Distributed Database & SD-SQL Server Architecture." International Journal of Computer Science & Communication. 2010, Vol. Volume 1 No 2.