dan atau
Y X
n i
i n
i i
r X
X Y
Y b
, 2
1
1 2
1 2
1
− −
=
∑ ∑
= =
2.19
Rumus R
2
Yˆ ini juga menyatakan kuadrat koefisien korelasi antara
dengan Y, sehingga bila dikaitkan dengan r
X,Y 2
ˆ ,
2 2
, Y
Y Y
X
r R
r =
= terdapat hubungan sebagai berikut :
2.8. Ukuran Error
Dalam regresi ada beberapa ukuran error yang sering dipakai untuk menilai performansi suatu fungsi prediksi. Jika
i
y menyatakan nilai prediksi untuk data ke-i dan
i
yˆ adalah nilai output aktual data ke-i dan m adalah banyaknya data, maka beberapa ukuran error yang sering dipakai adalah:
1. Mean squared error MSE
∑
=
− =
m i
i i
y y
m MSE
1 2
ˆ 1
2.20
2. Mean absolute deviation MAD
m y
y MAD
m i
i i
∑
=
− =
1
ˆ 2.21
3. Mean absolute percentage error MAPE
m APE
MAPE
m i
I
∑
=
=
1
2.22 Dimana
Universitas Sumatera Utara
m y
y APE
m i
i i
∑
=
− =
1
ˆ x100
2.23 Dengan melihat salah satu atau lebih ukuran error diatas, dapat diketahui
ukuran error untuk suatu set data. Semakin kecil nilai MSE, MAD atau MAPE semakin bagus Santosa, 2007.
2.9. UML
UML adalah singkatan dari Unified Modelling Language. Sesuai kata terakhir dari kepanjangannya, UML itu adalah salah satu bentuk language atau bahasa. Menurut
Adi Nugroho : 2005. “Unified Modeling Language UML adalah alat bantu analisis serta perancangan perangkat lunak berbasis objek”.
Karena tergolong bahasa visual, UML lebih mengedepankan penggunaan diagram untuk menggambarkan aspek dari sistem yang sedang dimodelkan.
Memahami UML itu sebagai bahasa visual itu
UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut: use case diagram, class diagram, statechart diagram, activity diagram, sequence diagram,
collaboration diagram, component diagram, deployment diagram. penting, karena penekanan tersebut
membedakannya dengan bahasa pemrograman yang lebih dekat ke mesin. Bahasa visual lebih dekat ke mental model pikiran kita, sehingga pemodelan menggunakan
bahasa visual bisa lebih mudah dan lebih cepat dipahami dibandingkan apabila dituliskan dalam sebuah bahasa pemrograman.
Dalam tesis ini akan di dibuat use case diagram dan activity diagram untuk memvisualisasikan alur kerja penelitian.
2.9.1. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan
“bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke
sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorangsebuah aktor
Universitas Sumatera Utara
adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu
bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada
sistem.
2.9.2. Activity Diagram
Activity Diagram adalah sebuah cara untuk memodelkan aliran kerja dari suatu usecase bisnis dan aliran kejadian dalam use system dalam bentuk grafik. Diagram
ini menunjukkan langkah-langkah didalam aliran kerja, titik keputusan di dalam aliran kerja, siapa yang bertanggung jawab menyelesaikan masing-masing aktivitas
dan objek-objek yang digunakan dalam aliran kerja. Activity Diagram mengambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang
sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity Diagram juga dapat
menggambarkan proses parallel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
2.10. Pseudo-Code
Pseudo-code adalah kode atau tanda yang menyerupai pseudo atau merupakan penjelasan cara menyelesaikan suatu masalah. Pseudo-code sering digunakan
seseorang untuk menuliskan algoritma dari suatu permasalahan. Pseudo-code berisi langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan hampir mirip dengan
logaritma hanya saja bentuknya sedikit berbeda dari algoritma. Pseudo-code menggunakan bahasa yang hampir menyerupai bahasa pemograman. Selain itu,
biasanya pseudo-code menggunakan bahasa yang mudah dipahami secara universal dan juga lebih ringkas dari pada algoritma.
Sebenarnya tidak ada aturan mengikat tentang penulisan algoritma dan pseudo-code, karena kegunaan kedua hal ini adalah memudahkan seseorang untuk
menggambarkan urutan suatu kejadian. Biasanya untuk programmer, guna kedua hal ini adalah sebagai dasar alur pembuatan program. Dimana dapat mempresentasikan
alur cerita dari client tentang kebutuhan dasar dari sebuah program, sehingga lebih
Universitas Sumatera Utara
mudah dipahami. Jadi pseudo-code bisa dikatakan juga sebagai algoritma yang
sudah sedikit digabungkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendahuluan
Tujuan dari tesis ini untuk mendapatkan sebuah rancangan aplikasi penentu keterhubungan antara data mahasiswa dan masa studi dengan menggunakan
algoritma regresi linier berganda. Data dikumpulkan dari database pendidikan akademik mahasiswa yang yang
diwisuda periode I, II Tahun 2010 dan periode II Tahun 2011 di Sekolah Tinggi Teknik Harapan STTH Medan. Penulis memberikan tinjauan singkat dari beberapa
analisis data yang digunakan pada penelitian ini.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian