Pengukuran Kinerja 06 BAB III 2013 edit program

Akuntabilitas Kinerja 15 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja atau tindakan seseorangbadan hukumpimpinan kolektif organisasi secara transparan berkaitan dengan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran visi, misi, strategi organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang menerima pelaporan. BAPPEDA Kabupaten Bandung merupakan instansi pemerintah bagian dari organisasi Pemerintah Kabupaten Bandung yang memiliki tugas pokok di bidang Perencanaan Daerah, dalam memberikan laporan pertangungjawaban atas tugas yang diberikan BAPPEDA Kabupaten Bandung diwajibkan untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP yang berpedoman peraturan yang berlaku. LAKIP BAPPEDA tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat Pencapaian Kinerja Bappeda yang telah dicapai maupun kegagalan pada periodetahun tertentu.

3.1. Pengukuran Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP Bappeda Kabupaten Bandung disusun berdasarkan ketentuan yang diamanatkan dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Keputusan Kepala LAN Nomor 239IX6182003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam Perubahan Renstra Bappeda 2010-2015 maupun Rencana Kerja Renja Tahun 2013. Berdasarkan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian assessment yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau proses penyusunan kebijakanprogramkegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan. Pengukuran kinerja kegiatan di BAPPEDA Kabupaten Bandung telah menggunakan indikator kuantitatif, hal ini dilakukan supaya lebih terukur dan mudah dievaluasi. Penetapan indikator yang digunakan dalam setiap kegiatan Akuntabilitas Kinerja 16 disesuaikan dengan sifat kegiatan masing-masing, sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat diukur pencapaiannya. Pada tahun anggaran 2013, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung telah menetapkan 5 lima sasaran. Dari 5 lima tersebut selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan 12 dua belas indikator kinerja. Realisasi pada akhir tahun menunjukan bahwa dari seluruh sasaran yang dapat dicapai dengan baik.

3.2. Kerangka Pengukuran Kinerja