Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 Audited
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -44-
metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama
Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59KMK.062013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik
Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat tersebut :
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Ke l o mp o k A s e t T e t a p M a s a M a nf a a t
Peralat an d an M es in 2 s .d 2 0 Tahun
Ged ung d an B ang unan 10 s .d 50 Tahun
J alan, Irig as i d an J aring an 5 s .d 4 0 Tahun
As et Tet ap Lainnya Alat M us ik M o d ern 4 Tahun
Piutang Jangka Panjang
d. Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka
Panjang adalah
piutang yang
diharapkandijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran TPA, Tagihan Tuntutan PerbendaharaanTuntutan
Ganti Rugi
TPTGR dinilai
berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.
Aset Lainnya
e. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya
adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 dua belas bulan, aset kerjasama dengan
pihak ketiga kemitraan, dan kas yang dibatasi penggunaannya. Aset Tak Berwujud ATB disajikan sebesar nilai tercatat neto
yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 Audited
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -45-
amortisasi. Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan
metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Kewajiban
6
Kewajiban
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan
Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang
jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi
berlangsung.
Ekuitas
7
Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan
dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 Audited
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -46-
Implementasi Akuntansi
Pemerintah Berbasis
Akrual Pertama Kali
8
Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali
Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan.
Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas
sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam
Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian
akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 adalah merupakan
implementasi yang pertama.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015Audited
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 47 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI
ANGGARAN
Realisasi Pendapatan
Rp294.232.871.785
B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp294.232.871.785 atau mencapai 4927,04 dari
estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp5.971.800.000. Keseluruhan pendapatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
LAPAN terdiri dari Penerimaan Negara Bukan Pajak. Rincian Estimasi Pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut :
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan per 31 Desember 2015
Anggaran Realisasi
Realisasi Anggaran
Penerimaan Perpajakan -
Penerimaan Negara Bukan Pajak 5.971.800.000
294.232.871.785 4.927,04
Jumlah 5.971.800.000
294.232.871.785 4.927,04
Uraian 2015
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak pada 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 2.672,46 dibandingkan 31 Desember
2014. Kenaikan terjadi karena realisasi yang signifikan pada Pendapatan PNBP Lainnya. Kenaikan yang signifikan per 31 Desember 2015 pada
pendapatan PNBP lainnya berasal dari pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah, pendapatan anggaran lain-lain dan
pendapatan jasa pelayanan tenaga, pekerjaan, informasi, pelatihan dan teknologi.
Realisasi yang signifikan yaitu pada pendapatan jasa pelayanan tenaga, pekerjaan, informasi, pelatihan dan teknologi di Satker Pusfatekgan
sebesar Rp187.900.355.770,
pendapatan denda
keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah sebesar Rp16.420.606.075 terdiri dari
Satker Pustekroket sebesar Rp103.622.346, Satker Pustekbang sebesar Rp16.026.817.661, Satker Biro Umum sebesar Rp77.112.238, Satker
Pustekdata sebesar Rp85.942.542, Satker Parepare sebesar Rp79.547.750, Satker Pussainsa sebesar Rp6.132.805 dan Satker PSTA sebesar
Rp41.430.733 dan realisasi pendapatan anggaran lain-lain sebesar Rp843.337.150 terdiri dari Satker Pustekroket sebesar Rp470.288.720,
Satker Pustekbang sebesar Rp191.500.000, Satker Parepare sebesar Rp179.928.326, Satker Biro Umum sebesar Rp1.250.000, Satker