ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
rendah self esteem atau menjadi agresif dalam kelas. Dari ketujuh identiikasi anak underachiever yang memiliki
kemampuan tinggi gifted di atas semuanya juga digunakan untuk mengenal ciri-ciri anak underachiever di SD, SMP, atau SMA karena
semuan ciri karakteristik dalam gifted underachiever juga sama- sama menjadi karakteristik underachiever di SD, SMP, atau SMA.
Anak underachiever memiliki ciri selalu rendah tes kinerja, memiliki kemampuan di bawah rata-rata temannya, disebabkan karena mereka
malas bekerja dan tidak tertarik dengan pelajaran dan prestasi belajar, dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang identiikasi anak underachiever di atas dapat disimpulkan bahwa, siswa underachiever
dapat diidentiikasi berdasarkan perbedaan antara: 1 kesenjangan antara IQ yang dimiliki dengan prestasi belajarnya, rendah tes kinerja atau nilai
prestasi, didasarkan pada hasil pengukuran baik pengukuran potensi akademik, skolastik, performance, maupun tes-tes inteligensi. Semua
hasil tes atau pengukuran tersebut akan dibandingkan dengan prestasi belajar yang dicapai oleh anak, bila terdapat kesenjangan antara IQ yang
dimiliki dengan prestasi belajarnya, maka dapat diidentiikasi sebagai anak underachiever; 2 kemampuan di bawah tingkat yang diharapkan
pada satu beberapa dasar keterampilan membaca, bahasa dan seni, atau matematika; 3 malas bekerja dan terbengkelai dalam tugas sehari-hari;
4 berkemampuan tinggi tapi tidak memiliki ketertarikan; 5 rendah self esteem atau menjadi agresif dalam kelas; dan 6 ketidaksesuaian
perbedaan antara skor tinggi pada tes kemampuan dan rendah pencapaian dalam mata pelajaran sekolah.
D. Karakteristik Underachiever McCoach Siegle 2008 menjelaskan beberapa tipe karakteristik
underachiever termasuk di dalamnya, 1 Self perception akademik yang rendah; 2 rendah motivasi diri, terbengkalai menyelesaikan tugas-tugas;
3 memiliki atribusi eksternal; 4 rendah dalam pencapaian tujuan; 5 bersikap negatif terhadap guru dan sekolah; 6 rendah pengaturan diri atau
keterampilan metacognisi. Ada enam karakteristik siswa underachiever yang digambarkan oleh Hee Kim 2009. sebagai berikut.
Sulthon
“Mengenal Anak Under Achiever Dan Upaya Peningkatan Prestasi Belajarnya Di Madrasah Ibtidaiyah MI
1 Suka menunda-nunda tugas baik di rumah dan di sekolah, mudah menyerah, menunjukkan sedikit perhatian, nilai-nilai rendah, mudah
teralihkan dari pekerjaan sekolah dan tampak tidak peduli tentang masa depan;
2 Cemas, berprestasi rendah, mengalami masalah, cenderung menunjukkan kinerja deisit 10-20, tegang dan tidak dapat
santai, menghindari sekolah, terlalu khawatir dan realistis tentang kompetensi mereka dan kesalahan;
3 Underachiever pemberontak lebih sering anak laki-laki dibandingkan anak perempuan sebelum masa remaja. Mereka mudah marah,
menentang, sengaja mengganggu orang lain dan menyalahkan orang lain atas tindakan mereka sendiri;
4 Berprestasi rendah mungkin impulsif, menarik atau mengintimidasi, manipulatif dan mementingkan diri sendiri dan minat pada kepuasan
instan; 5 Mereka menjadi terganggu dan memiliki karakteristik penyerapan
intens diri; 6 Sedih atau tertekan berprestasi rendah mengalami depresi, memiliki
rasa rendah diri, merasa sulit untuk berkonsentrasi, diidentiikasi dengan kecerdasan atau intelijen yang tinggi, tanpa mengesampingkan
kreativitas, dan sangat banyak anak-anak kreatif di sekolah tidak menunjukkan dengan baik kinerja di lingkungan sekolah.
Karakteristik siswa undereachiever mirip dengan karakteristik anak kreatif underachiever.
Sebagai cara mudah dalam memetakkan karakteristik underachiever menurut Montgomery 2003 adalah dengan mengelompokkan menjadi
tiga kelompok underachiever yaitu: kelompok 1 ketidaksesuaian perbedaan antara skor tinggi pada tes kemampuan dan rendah pencapaian
dalam mata pelajaran sekolah atau; 2 exceptionality ganda biasanya topeng cacat kemampuan mereka misalnya berbakat siswa dengan
disleksia, perkembangan kesulitan koordinasi, ADHD atau Asperger Sindrom
; dan 3 menipu biasanya tidak diidentiikasi murid dengan kesulitan sosial dan perilaku.
Davis dan Rimm 1998 mengemukakan lima karakteristik siswa
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
yang perfeksionis memberikan kontribusi untuk underachiever adalah: penundaan; takut gagal; sebuah pola pikir semua atau tidak sama sekali
mengurangi kesempurnaan jika ada risiko kegagalan; do nothing dan gila kerja yang mengarah pada kelelahan; depresi; merugikan sekolah;
keluarga dan teman; sifat serupa underachiever adalah rendah diri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa underachiever adalah: 1 siswa yang memiliki
ketidaksesuaian antara skor tinggi pada tes IQ namun rendah dalam pencapaian nilai prestasi belajar pada mata pelajaran sekolah; 2 tidak
memiliki minat berbuat baik dalam studi mereka; 3 Suka menunda- nunda tugas baik di rumah dan di sekolah, mudah menyerah, menunjukkan
sedikit perhatian, nilai-nilai rendah, mudah teralihkan dari pekerjaan sekolah dan tampak tidak peduli tentang masa depan; 4 menyangkut
karakteristik pribadi yaitu self perception rendah, sikap negatif terhadap sekolah, sikap negatif terhadap guru dan kelas, motivasi rendah, regulasi
diri, dan rendah tujuan penilaian.
Anak underachiever secara realitas memiliki karakteristik diantaranya meliputi: 1. tidak melakukan sesuatu sesuai dengan harapan
lingkungan tertentu; 2 tidak memiliki minat berbuat baik dalam studi mereka; 3. tidak menunjukkan kemampuan dalam bidang pelajaran
tertentu; 4. memiliki kemampuan intelektual yang diperlukan namun tetap underachiever; 5. dibatasi oleh budaya, bahasa dan jenis kelamin
baik akademis di sekolah. Dari berbagai pendapat tentang karakteristik siswa Underachiever dapat disarikan dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 3 Karakteristik Siswa Underachiever
Perilaku-Perilaku yang terkait dengan Sekolah
Ciri-Ciri Kepribadian
1 2
3 4
Tidak sekolah, negative sikapnya terhadap sekolah
Memilih teman yang negative sikapnya terhadap sekolah
Pobia tes
Tidak dapat menyelesaikan tugas- tugas sekolah dengan baik
1. Rendah self esteem, self concept, dan self emage
2. Kurang self conidence
3. Membutuhkan dukungan dan control orang lain
4. Rendah persepsi terhadap kemampuanya
Sulthon
“Mengenal Anak Under Achiever Dan Upaya Peningkatan Prestasi Belajarnya Di Madrasah Ibtidaiyah MI
5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 Lancar secara verbal tapi rendah
tugas-tugas tulisnya
Kurang memiliki keterampilan akademik, kebiasaan belajar yang
rendah Kesulitan dalam melakukan tugas
belajar kelompok Resah kurang perhatian
Dis organisasi Kurang konsentrasi, dis tractability
Bosan Tidak menyukai tugas-tugas dan
latihan yang diulang-ulang
Kesulitan dalam tugas analitik yang detil, perhitungan dan konvergen
Kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang perlu ketepatan dan
proses informasi analitik Rendahnya self concept akademik
Lemah motivasi untuk berprestasi akademik
5. Kesulitan dalam menjalin hubungan
kepercayaan dengan teman sebaya
6. Tidak disukai oleh teman-temanya.
7. Kurang self direction 8. Suka menentang,
impulsive 9. Suka memusuhi reaktif
10. Locus of control external 11. Cenderung terlalu sering
self suficient dan terlalu tergantung
12. Gagal dalam mengembangkan self
eficacy 13. Terlalu sering mengkritik
diri sendiri 14.
15. Memiliki keterampilan yang faking bad
Sumber: Muhid, 2009 E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anak Underachiever
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya underachiever pada anak, diantaranya bisa berasal dari faktor anak dan faktor di luar
anak, faktor dari dalam diri anak biasanya berupa rendahnya persepsi diri, konsep diri yang negatif, dan rendahnya motivasi dari dalam diri
anak. Persepsi diri yang rendah menyebakan anak kurang tertarik dan rendah terhadap penilaian dirinya selanjutnya anak akan memiliki
kepercayaan pada dirinya yang rendah bahwa dia merasa kurang mampu untuk berhasil. Percaya diri yang rendah berdampak pada rendahnya
dorongan dalam diri untuk belajar dalam rangka mencapai keinginannya. Sedang faktor dari luar bisa berasal dari guru dan juga bisa dari orang
tua atau bisa dari teman sekolahnya. Guru yang kurang memperhatikan
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
anak underachiever menyebabkan anak juga kurang menyukai belajar di kelas karena merasa tidak tertarik dengan guru sedang guru juga merasa
bahwa anak sujar diatur sehingga cenderung di abaikan guru dalam pembelajaran di kelas akibatnya anak akan semakin terpuruk prestasinya.
Sedang orang tua yang kurang memahami anaknya sehingga kurang memperhatikan belajar anaknya akibatnya anak kurang ada tanggung
jawab dengan orang tuanya akibat kurang perhatian. Selanjutnya teman sekolah yang juga memiliki karakteristik yang sama akan cenderung
membuat kelompok atau berkelompok untuk sama-sama kurang memperhatikan tugas-tugas dari guru, dan sebagainya.
Menurut Borzym, 1984.berbagai faktor dapat mempengaruhi keberhasilan anak di sekolah yaitu menyangkut antara lain: intelektual,
kepribadian, emosional, dan kondisi lingkungan, serta kemampuan kreatif underachiever dan overachievement sebagai fenomena prestasi
sekolah yang menjadi masalah berkaitan dengan bakat. Sangat sering, bakat dideinisikan sebagai prestasi sekolah terkemuka, dan siswa yang
memperoleh nilai bagus disebut yang berbakat.
Sedang O’Sullivan dan Joy 1994 menyampaikan bahwa ada dua faktor masalah siswa underachiever, pertama, tidak memiliki kesadaran
dan pemahaman tentang penyebab masalah underrachiever, kedua, tidak memiliki kesadaran yang memadai tentang strategi perbaikan. Sedang
faktor lainya yakni berkaitan dengan latar belakang maladaptif siswa underachiever, atribusi, dan kinerja yang buruk sebagai faktor-faktor
terbatasnya kemampuan dan kurangnya usaha atau tidak menggunakan strategi yang eisien.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi siswa underachiever baik yang bersifat psikologis,
sosial, emosional, lingkungan, dan faktor lain. Rangkuman faktor yang berpengaruh terhadap siswa underachiever dijelaskan dalam tabel 4.
Tabel 4. Faktor yang Berpengaruh Underachiever
Kategori Aspek
Peneliti
Psikologi Atribusi
Locus of control Davis 1985; dan Davis
Rimm 1989
Sulthon
“Mengenal Anak Under Achiever Dan Upaya Peningkatan Prestasi Belajarnya Di Madrasah Ibtidaiyah MI
Kepribadian Sikap dan perilaku
Persepsi tentang keberbakatan
Self-ConceptSelf-Eficacy self regulation
Learning Style Emosi, motivasi
Persepsi tentang pembelajaran
Self perception persepsi terhadap guru
Academic self concept dan strategi belajar
Whitmore 1986; Bandura 1981; Delisle
Berger 1990 Deisle, 1982; Dr. Y. G.
Singh Dr. T.A. Khan Asstt., Prof.
K.M. Asghar Husain, 2010
Kit-Ling Lau David W.
Chan, 2001 Shreemathi S. Mayya1
Sue Roff, 2004
Sekolah Kurang menantang
Interaksi dengan guru Lingkungan kelas
Gallagher 1979; Whitmore 1984
Torrance 1977; Whitmore 1984
Sumber: Muhid, 2009
F. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Underachiever