Sulthon
“Mengenal Anak Under Achiever Dan Upaya Peningkatan Prestasi Belajarnya Di Madrasah Ibtidaiyah MI
on that school children who are intelligent do not achieve school results, expected on the basis of their IQ level.
Maksudnya Underachiever adalah fenomena capaian hasil belajar seseorang di bawah kemampuannya, dimana ketidaksepadanan hasil
belajar yang dicapai siswa di sekolah dengan tingkat intelektualnya, prestasi yang kurang tersebut bisa digambarkan sebagai suatu situasi
yang didasarkan pada anak-anak sekolah yang cerdas tidak mencapai hasil baik di sekolah sesuai dengan yang diharakan berdasarkan tingkat
IQ mereka.
Dari berbagai pendapat tentang pengertian underachiever di atas dapat disimpulkan bahwa underachiever adalah suatu kondisi individu
atau seseorang yang memiliki kemampuan potensial tinggi diukur dengan tes IQ tapi prestasi belajarnya atau akademiknya berada di bawah
kemampuannya, merujuk pada kinerja akademis, yaitu pencapaian prestasi akademik yang rendah yaitu nilai rata-rata pada tes prestasi
belajar kurang dari mean beberapa kelompok lainnya atau prestasi aktual yang diukur dengan nilai kelas dari evaluasi yang diberikan
guru, perbedaan antara potensi kemampuan dan kinerja prestasi sebagaimana diukur dengan pencapaian standar skor tes atau penilaian
kemampuan intelektual.
Anak underachiever `memiliki kebiasaan menunda-nunda tugas dan lebih banyak mengabaikan pembelajaran di kelas. Anak lebih sering
melawan guru dan teman lain di sekolah, sering diantara mereka merasa belajar itu tidak penting dan ada diantara anak merasa bahwa dirinya
tidak mampu atau malas dan sebagainya..
C. Identiikasi Anak Underachiever
Siswa underachiever dapat diidentiikasi berdasarkan ciri-ciri
diantaranya terdapat ketidaksesuaian hasil-hasil pengukuran baik pengukuran potensi akademik, skolastik, performance, maupun tes-
tes inteligensi dengan prestasi belajarnya. Dalam beberapa penelitian, identiikasi underachiever meliputi: kesenjangan antara prestasi dan
kompetensi, perbedaan antara kemampuan aktual dan potensial, dan pencapaian nilai prestasi dengan skor tes-tes inteligensi yang diperoleh.
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
Low 2007 mengemukakan identiikasi siswa yang mengalami underachiever diantaranya dijelaskan sebagai berikut. Tiga cara dalam
mengidentiikasi dan mengevaluasi siswa underachiever adalah dengan mengukur perbedaan antara: 1 nilai prestasi; 2 peringkat skor persentil
baku; dan 3 skala umum peringkat persentil. Dengan nilai prestasi yang diperoleh, underachiever
dapat diidentiikasi dengan adanya dua nilai prestasi peringkat persentil, underachiever
diidentiikasi dengan adanya penurunan minimal peringkat persentil ambang batas D ≥ m
dipilih bertepatan dengan m perbedaan rata-rata dari underachiver. Ada tiga metode mengidentiikasi siswa underachiever yaitu dengan
menggunakan; 1 achievement bands, 2 rentangan presentil, dan 3 menggunakan skala rentang presentil. Lebih jelasnya dapat diuraikan
dalam tabel 2.2.
Tabel 2. 2 Identiied by Achievement Band
Year 8
Performance Year 7
Band 2 Band 2
Band 3 Band 4
A b
i l
i t
y Band 1
Band 2 Band 3
Band 4
Sumber : Low. S.K. Chia. S.C. 2007 Tabel 2. 3
Identiied Percentiles Ranks
P R e a
r n c k
e s n
t i
l e
100 80
60 40
20 Ability Performance
Sumber: Low Chia, 2007
D ≥ m
Sulthon
“Mengenal Anak Under Achiever Dan Upaya Peningkatan Prestasi Belajarnya Di Madrasah Ibtidaiyah MI
Sedang Montgomery 2003 mengemukakan identiikasi siswa underachiever
adalah sebagai berikut. Tiga kelompok diidentiikasikan sebagai underachiever yaitu, kelompok 1. Ketidaksesuaian atau terjadi
perbedaan antara pencapaian skor tinggi pada tes kemampuan dengan pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran sekolah yang rendah
atau formal Kurikulum Nasional Tes SAT. Tampilkan skor
pada tes IQ antara item verbal dan kinerja misalnya skor CAT tetapi mungkin
tampil di kelas pada tingkat rata-rata. Tampilkan pola yang tidak rata
prestasi tinggi dan rendah di mata pelajaran sekolah dengan hanya skor tes kemampuan rata-rata; Kelompok 2. kecacatan ganda kemampuan
mereka cacat misalnya siswa berbakat dengan disleksia, kesulitan perkembangan koordinasi, ADHD atau Asperger Sindrom. Memiliki
kesulitan
belajar khusus - misalnya mengalami jenis kesulitan disleksia dalam skor tes kemampuan rata-rata, masalah koordinasi motorik, atau
gangguan sensorik, ADHD dan sindrom asperger; Kelompok 3 menipu
biasanya tidak diidentiikasi. Murid malas dengan kesulitan sosial dan perilaku, latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda.
Whitmore 1980 dalam hal ini mengemukakan ada7 cara mengidentiikasi sifat gifted underachiever yaitu:
1 Poor test performance; 2 achievement at or below grade-level expectations in one or all of the basic skill areas: reading, language
arts, or mathematics; 3 daily work frequently incomplete or poorly done; 4 superior comprehension and retention of concepts when
interested; 5 vast gap between qualitative level of oral and written work; 6 wide range of interests and possibly special expertise in
an area of investigation and research; and 7 low self-esteem in tendencies to withdraw or be aggressive in the classroom.
Tujuh sifat gifted underachiever yaitu: 1 rendah tes kinerja; 2 kemampuan di bawah tingkat yang diharapkan pada beberapa
keterampilan dasar membaca, bahasa dan seni, atau matematika; 3 malas bekerja atau frekuwensi kerja sehari-hari tidak sesuai; 4 berkemampuan
tinggi tapi tidak memiliki ketertarikan; 5 terdapat kesenjangan antara tingkat kualitas pekerjaan lisan dan tertulis; 6 serangkaian ketertarikan
dan kecakapan khusus dalam bidang penelitian dan penyelidikan; dan 7
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 1 | Januari-Juni 2014
rendah self esteem atau menjadi agresif dalam kelas. Dari ketujuh identiikasi anak underachiever yang memiliki
kemampuan tinggi gifted di atas semuanya juga digunakan untuk mengenal ciri-ciri anak underachiever di SD, SMP, atau SMA karena
semuan ciri karakteristik dalam gifted underachiever juga sama- sama menjadi karakteristik underachiever di SD, SMP, atau SMA.
Anak underachiever memiliki ciri selalu rendah tes kinerja, memiliki kemampuan di bawah rata-rata temannya, disebabkan karena mereka
malas bekerja dan tidak tertarik dengan pelajaran dan prestasi belajar, dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang identiikasi anak underachiever di atas dapat disimpulkan bahwa, siswa underachiever
dapat diidentiikasi berdasarkan perbedaan antara: 1 kesenjangan antara IQ yang dimiliki dengan prestasi belajarnya, rendah tes kinerja atau nilai
prestasi, didasarkan pada hasil pengukuran baik pengukuran potensi akademik, skolastik, performance, maupun tes-tes inteligensi. Semua
hasil tes atau pengukuran tersebut akan dibandingkan dengan prestasi belajar yang dicapai oleh anak, bila terdapat kesenjangan antara IQ yang
dimiliki dengan prestasi belajarnya, maka dapat diidentiikasi sebagai anak underachiever; 2 kemampuan di bawah tingkat yang diharapkan
pada satu beberapa dasar keterampilan membaca, bahasa dan seni, atau matematika; 3 malas bekerja dan terbengkelai dalam tugas sehari-hari;
4 berkemampuan tinggi tapi tidak memiliki ketertarikan; 5 rendah self esteem atau menjadi agresif dalam kelas; dan 6 ketidaksesuaian
perbedaan antara skor tinggi pada tes kemampuan dan rendah pencapaian dalam mata pelajaran sekolah.
D. Karakteristik Underachiever McCoach Siegle 2008 menjelaskan beberapa tipe karakteristik