Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
24
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
mengetahui mempercayai
memahami mempunyai keyakinan pada
menghargai menyadari
menikmati mengambil kepentingan dari
Pengetahuan, pemahaman, dan penghargaan, sebagai tujuan, merupakan hal yang sulit untuk
diukur, atau malah tidak mungkin. Cara terbaik untuk mengkomunikasikan tujuan seperti itu adalah
menjelaskan perilaku warga belajar yang diinginkan dalam bentuk kata-kata yang cukup spesiik untuk
mengurangi interpretasi individual, yang disebut “kata-kata tindakan”
action words. Contoh- contoh di Tabel 3 dapat dipakai untuk menulis
tujuan dan sasaran, yang menjelaskan apa yang harus dilakukan warga belajar pada setiap tingkat
perilaku dibawah lingkup kognitif Tabel 2. Kata- kata tersebut harus mencakup jenis pembelajaran,
perilaku yang dapat diamati yang akan menunjukkan bahwa telah terjadi proses pembelajaran, tingkat
kinerja, dan kondisi dimana proses belajar akan diukur.
Tabel 2: Lingkup dan Tingkat Perilaku untuk Menentukan Tujuan Pembelajaran
Lingkup Psikomotor
1. Persepsi. Menjadi sadar akan obyek, kualitas, atau hubungan melalui indera. 2. Set. Pengaturan persiapan atau kesiapan untuk suatu jenis kegiatan atau pengalaman tertentu.
3. Tanggapan Terbimbing. Tindakan yang jelas dari seorang warga belajar dibawah bimbingan
seorang instruktur.
4. Mekanisme. Tanggapan yang diinginkan menjadi kebiasaan. 5. ReFasilitatoron yang Nyata dan Rumit. Menunjukkan suatu tindakan yang memerlukan suatu
pola gerakan yang rumit.
Lingkup Afektif
1. Menerima. Kemauan untuk menerima informasi: sikap menerima terhadap konsep, gagasan,
atau masalah.
2. Menanggapi. Berpartisipasi dalam diskusi, membaca, atau kegiatan lain: berreaksi dengan
sesuatu cara.
3. Manilai. Melekatkan harga atau nilai untuk suatu obyek, gejala, konsep, ketrampilan, atau
perilaku tertentu.
25
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
4. Organisasi
. Menyamakan nilai-nilai yang berlainan, mengatasi konlik antar mereka, dan membangun suatu sistem nilai internal yang konsisten.
5. Karakterisasi dengan nilai. Memperbolehkan sistem nilai seseorang untuk mengontrol perilaku
seseorang dan menentukan gaya hidup seseorang, yang berakibat pada perilaku yang konsisten dan bisa diperkirakan.
Lingkup Kognitif
1. Pengetahuan. Mengingat materi yang telah dipelajari terdahulu: mengambil materi dari fakta
khusus untuk membuat teori menjadi komplit.
2. Pemahaman. Mengambil arti materi: mampu untuk menerjemahkan materi dari satu bentuk ke
bentuk lain, untuk menafsirkan materi, dan memperkirakan kecenderungan masa depan.
3. Penerapan. Menggunakan materi yang sudah dipelajari dalam situasi yang baru dan nyata:
mampu menerapkan aturan, metode, konsep, prinsip-prinsip, undang-undang, dan teori.
4. Analisis
. Merinci materi ke dalam bagian-bagian komponennya: mampu mengidentiikasi bagian- bagian, menganalisis hubungan antar bagian, dan mengenali prinsip-prinsip organisasi yang terlibat.
5. Sintesis. Mengumpulkan bagian-bagian untuk membentuk suatu keseluruhan yang baru: mampu
menghasilkan suatu komunikasi yang unik pidato atau presentasi lain, suatu rencana kerja proposal penelitian, atau serangkaian hubungan abstrak skema untuk mengklasiikasikan informasi.
6. Evaluasi. Menilai nilai materi untuk maksud tertentu: penilaian berdasar pada kriteria tertentu.
Tabel 3: Perilaku Khusus dalam Lingkup Kognitif
1. Tingkat Pengetahuan
menghitung mendaftar
memanggil kembali membatasi
nama mengenali
menggambar menunjuk
merekam mengidentiikasi
mengambil istilah mengulang
mengindikasikan membaca
menyatakan menabulasikan
melacak menulis
Menyusun Tujuan dan Sasaran Pelatihan
26
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
www.kinerja.or.id
2. Tingkat Pemahaman
menggabungkan membandingkan
menghitung mengkontraskan
mendeskripsikan membedakan
membedakan memperkirakan
mengekstrapolasi menginterpretasikan
mengelompokkan membandingkan
3. Tingkat Penerapan
menerapkan menghitung
menyelesaikan mengilustrasikan
mempraktekkan mengunakan
memakai menyelesaikan
mendemonstrasikan memperkerjakan
menguji mengurutkan
4. Tingkat Analisis
menggolongkan menghubungkan
mentransformasikan merangkum
membangun mendeteksi
menganalisis menyimpulkan
memisahkan menjelaskan
menyelidiki membagi
5. Tingkat Sintesis
mengatur mengkombinasikan
menciptakan merancang
mengembangkan merumuskan
menggeneralisasi membangun
memadukan mengorganisir
merencanakan meyiapkan
mewajibkan menghasilkan
mengusulkan
6. Tingkat Evaluasi
menilai menjajagi
mengkritik menentukan
mengevaluasi memberi tingkatan
menilai mengukur
membuat peringkat merekomendasi
membuat spesiikasi memperkirakan
membuat tingkatan menyeleksi
mengetes
27
www.kinerja.or.id
Pengembangan Kurikulum dan Fasilitasi yang Efektif
Mempersiapkan Pelatihan Partisipatif
Dalam identiikasi kebutuhan pelatihan training need assessmentTNA Sebagai langkap berikutnya
dalam mempersiapkan pelatihan setelah identiikasi kebutuhan pelatihan, ada beberapa langkah penting
dalam mempersiapkan suatu pelatihan yang perlu ditempuh oleh seorang fasilitator. Langkah-langkah
tersebut mencakup: •
Identiikasi Kebutuhan dan Tingkat Kebutuhan. Langkah pertama adalah
menemukenali atau menjajaki dan mengetahui
kebutuhan pelatihan serta sejauh mana kebutuhan tersebut perlu dipenuhi. Banyak
metoda dan teknik yang dapat dipergunakan untuk langkah ini. Langkah ini bersifat mutlak
dan esensial. Langkah ini merupakan langkah yang paling kritis dan menentukan langkah
selanjutnya. •
Identiikasi Faktor Pendukung dan Sumber daya lainnya. Mengidentiikasi berbagai faktor,
baik yang mendukung maupun yang menghambat
yang perlu diantisipasi oleh fasilitator serta sumberdaya lainnya, antara lain meliputi:
○ Mengetahui latar belakang peserta pelatihan
siapa pesertanya, berapa jumlahnya, posisi, peran dan tugas dalam lembaga dan
lain sebagainya ○
Mengetahui berapa lama pelatihan atau lokakarya itu akan dilakukan.
○ Dimana diselenggarakan sifat lingkungan,
jenis peralatan yang tersedia. ○
Jika pelatihan ataupun lokakarya itu adalah bagian dari sebuah program yang lebih
besar, apa aktiitas-aktiitas pelatihan yang sudah dilakukan sebelumnya dan apa
yang akan dilakukan setelah pelatihan ini dilakukan.
○ Besar-kecilnya dana yang tersedia untuk
penyelenggaraan pelatihan tersebut. ○
Mengetahui apakah ada batasan-batasan tertentu atau bagian-bagian tertentu yang
harus dihindari. ○
Mencari dan menemukan perbedaan- perbedaan ilosoi dasar di antara fasilitator
dengan pelaksana pelatihan dan melihat apakah fasilitator bisa bekerja dengan
mereka. Jika tidak, barangkali mereka seharusnya mempertimbangkan untuk
mencari fasilitator yang berbeda lainnya. •
Merumuskan Tujuan dan Sasaran Pelatihan.
Mengetahui secara tepat apa yang ingin dicapai atau tujuan yang ingin dicapai. Rumuskan tujuan
dan sasaran pelatihan secara tepat. Hendaknya dalam menyusun dan merumuskan sasaran
perlu dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang konkrit yang dapat diamati.
• Memilih dan menetapkan isi dan muatan
atau bahan yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi dan tujuan
pelatihan. Bahan yang dipergunakan dalam pelatihan seharusnya relevan dengan tujuan
pelatihan dan bermanfaat bagi peserta pelatihan. Memilih bahan sambil mengingat
tujuan serta melakukan modiikasi tertentu sehingga bermanfaat bagi peserta pelatihan.