Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setelah mengalami krisis ekonomi yang terjadi beberapa tahun lalu, kondisi perekonomian Indonesia hingga saat ini belum menunjukkan kemajuan pesat. Krisis yang terjadi di Indonesia juga tidak terlepas keberadaan isu Corporate Governance. Salah satu faktor yang menyebabkan lambatnya proses pemulihan kondisi perekonomian ini adalah belum diterapkannya Corporate Governance yang baik. Oleh karena itu, Corporate Governance yang menjadi bagian penting dalam proses pembaharuan ekonomi untuk mengatasi krisis ekonomi. Hal ini menjadi motivasi para pelaku untuk menerapkan Good Corporate Governance pada perusahaan yang dikelolanya. Implikasi pelaksanaan GCG di perusahaan apabila perusahaan tersebut menerapkan GCG dengan baik yang menggunakan Struktur organisasi, Asas GCG dan pedoman pokok pelaksanaan yang diterapkan di perusahaan akan menjadi perusahaan yang dipercayai oleh Investor, Mitra dan Bank dengan mengembangkan upaya kreatif, inovatif dan menjalankan strategi-strategi lain sehingga kinerja perusahaan meningkat antara lain tercermin dari meningkatnya Omset, Laba dan Harga saham. Perusahaan akan semakin dicintai oleh Shareholders, karyawan dan konsumen. SWA Sembada 2008. Manfaat bagi perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance menjadikan tim manajemen perusahaan semakin solid dan transparan mendapat dukungan internal maupun eksternal, mendapatkan kepercayaan masyarakat dan konsumen kepuasan pelanggan dan pangsa pasar, menjadikan kinerja perusahaan yang baik penghasilan dan laba bersih, sehingga kesejahteraan stakeholders dan shareholders deviden dan harga saham tercapai. Perusahaan-perusahaan yang mendapat predikat “terpercaya” penerapan Good Corporate Governance-nya diakui mampu meningkatkan kredibilitas, kinerja bisnis dan menciptakan iklim kerja yang menarik bagi karyawan. Penerapan GCG yang dilakukan oleh perusahaan yang secara konsisten dari tahun ke tahun memberikan hasil yang memuaskan. Sebagai contoh pada perusahaan Adhi Karya yang terbukti sejak tahun 2004 kinerja perusahaan semakin meningkat. Sebagai gambaran, pada tahun 2006 pendapatan mencapai Rp. 4,33 triliun dan laba bersih Rp. 95,6 miliar. Ini meningkat dibandingkan pada tahun 2005 dimana pendapatan sebesar Rp. 3,03 triliun dan laba bersih Rp. 77,92 miliar. Dalam mengelola suatu perusahaan pemilik perusahaanprincipal semata-mata tidak menyerahkan langsung sepenuhnya kepada manager yang disini sebagai agent dalam mengelola perusahaan dikarenakan adanya permasalahan di dalam perusahaan atau disebut agency problem. Perbedaan kepentingan disinilah yang menjadi permasalahan antara pemilik perusahaan dengan manager. Pemilik ingin perusahaan bisa berkembang dengan menghasilkan laba yang tinggi. Disisi lain manager yang mengelola perusahaan juga tidak hanya untuk membuat perusahaan menjadi berkembang tapi juga ada motif untuk memperkaya diri. apabila manager menyalahgunakan kewenangannya dalam mengelola perusaahan. Oleh karena itu, agar manager tidak dapat menyalahgunakan kewenangannya maka perusahaan menerapkan good corporate governance. Pada intinya perusahaan yang menerapkan good corporate governance digunakan untuk memoles perusahaan supaya menjadi lebih baik disamping itu agar mendapat kepercayaan dari debitur atau bondholder. Perusahaan yang menerapkan good corporate governance dan mengikuti Corporate Governance Perception Index CGPI yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute Of Corporate Governance IICG semakin terpercaya suatu perusahaan akan menjadikan perusahaan semakin dipercayai oleh kreditur dalam memberikan pinjamanhutang. Semakin banyak perusahaan melakukan pinjamanhutang semakin berlapis pula pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Pengawasan tidak hanya dilakukan oleh pemilik perusahaan tetapi pihak ketiga disini adalah kreditur juga turut membantu mengawasi kinerja perusahaan. Disini terdapat korelasi atau pengaruh positif antara perusahaan yang mendapatkan predikat terpercaya dengan hutang. Apabila perusahaan mendapat predikat terpercaya menjadikan perusahaan tersebut dapat dipercaya oleh kreditur. Kreditur akan semakin mudah untuk mencairkan dananya untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan. Dengan adanya pengawasan yang berlapis atau berlipat menjadikan kinerja perusahaan semakin baik dan manajer juga tidak akan menyalahgunakan wewenangnya untuk memperkaya diri. C. Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini dengan membatasi obyek penelitian yaitu pada perusahaan yang terdaftar di CGPI dan terdaftar di BEI periode 2007-2008. D. Tujuan penelitian Untuk mengetahui pengaruh Indeks Persepsi Corporate Governace terhadap Rasio Hutang.

E. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

HUBUNGAN ANTARA DOWN SYNDROME DENGAN TINGKAT FUSI TULANG ULNA PADA ANAK LAKI-LAKI USIA 14 TAHUN

0 22 17

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

ANALISIS NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BANK INDONESIA, POLRI, DAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 SEBAGAI MEKANISME PERCEPATAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERBANKAN KHUSUSNYA BANK INDONESIA SEBAGAI PIHAK PELAPOR

1 17 40

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52