Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Istilah

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, masalah-masalah yang berhubungan dengan penggunaan nama dalam papan nama toko di Malioboro dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Unsur dalam papan nama toko di Malioboro. 2. Hubungan komponen visual dengan unsur papan nama toko. 3. Jumlah unsur dalam papan nama toko di Malioboro 4. Paduan unsur dalam papan nama toko di Malioboro. 5. Pola unsur dalam papan nama toko Malioboro. 6. Fungsi unsur pada papan nama toko Malioboro. 7. Pemilihan bentuk asing dalam papan nama di Malioboro.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, batasan penelitian yang akan diteliti adalah sebagai berikut. 1. Unsur yang terdapat dalam papan nama toko di Malioboro. 2. Paduan unsur dalam papan nama toko di Malioboro. 3. Pola unsur dalam papan nama toko Malioboro.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan rumusan masalah, masalah penelitian akan dirumuskan dalam tiga rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah unsur bahasa yang terdapat pada papan nama toko di Malioboro? 2. Bagaimanakah paduan unsur dalam papan nama toko di Malioboro? 3. Bagaimanakah pola unsur dalam papan nama toko di Malioboro?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, penelitian mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan unsur bahasa yang terdapat dalam papan nama toko di Malioboro. 2. Mendeskripsikan paduan unsur dalam papan nama toko di Malioboro. 3. Mendeskripsikan pola unsur papan nama toko di Malioboro.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian mengenai penggunaan bahasa dalam papan nama toko di Malioboro ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti dan banyak orang. Penelitian ini diharapkan menjadi evaluasi penggunaan bahasa dalam papan nama di Malioboro dan memberi kontribusi dalam bidang pembinaan dan pengembangan bahasa dalam pengkajian penggunaaan bahasa dalam papan nama toko di Yogyakarta, khususnya Malioboro.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberi pegetahuan terhadap pembaca tentang bentuk penggunaan bahasa dalam papan nama Toko di Malioboro. Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi pemantik untuk peneliti selanjutnya untuk mengkaji tema penelitian ini lebih dalam lagi.

G. Batasan Istilah

Pembatasan istilah dilakukan untuk menyamakan persepsi antara pembaca dan penulis, maka istilah dibatasi dalam tiga istilah sebagai berikut. 1. Papan nama adalah papan yang dipasang di depan rumah, toko, kantor, atau perusahaan yang bertuliskan nama orang, organisasi, lembaga, toko, perusahaan, dan lain-lain yang berguna untuk menyampaikan informasi tentang nama, alamat, nomor telepon, produk, dan lain-lain kepada pembaca. 2. Unsur adalah kelompok kecil dari bagian kelompok yang lebih besar dan yang dapat dipisahkan berdasarkan fungsi tertentu. 3. Toko adalah kedai berupa bangunan permanen tempat menjual barang-barang. 4. Malioboro adalah kawasan wisata di Yogyakarta. 5. Kelompok kategori adalah kategorisasi papan nama toko berdasarkan jumlah unsurnya dalam paduan unsur dan berdasarkan unsur pertama dalam pola dalam pola unsur. 6. Paduan adalah kombinasi dari unsur pengisi papan nama toko. 7. Pola adalah urutan dari pengisi unsur papan nama toko.

BAB II KAJIAN TEORI

Untuk mendukung penelitian digunakan beberapa teori yang relevan dengan topik penelitian. Teori yang relevan dengan topik penelitian diharapkan dapat mendukung temuan data di lapangan. Teori yang relevan dengan topik penelitian adalah Malioboro, papan nama, unsur dalam papan nama, nama diri, dan peraturan penggunaan bahasa dalam papan nama toko.

A. Malioboro

Malioboro dalam kebudayaan Jawa dikenal sebagai bagian dari jalur linear yang menghubungkan beberapa simpul-simpul fisik bagi nilai-nilai kosmologis. Usman 2006: 2 menyatakan bahwa dalam sebagian benak masyarakat Jawa, posisi Malioboro berada pada bentangan garis Merapi, Tugu, Kraton, Krapyak sampai Samudra Indonesia yang menggambarkan bagian dari perjalanan hidup dan kehidupan. Malioboro sendiri terletak di tengah perjalanan ini, di posisi sebelum Kraton yang merupakan puncak prestasi kehidupan dan pusat pengendalian hidup. Malioboro berfungsi sebagai penanda garis yang menghubungkan antara fase kehidupan manusia yang telah mencapai puncak posisi duniawi. Poros Tugu, Pasar Beringharjo, dan Alun-alun dimaknai sebagai lambang duniawi, atau ketika manusia menjalin hubungan sosial dengan sesama dan alam dalam melakukan kegiatan sosial untuk memenuhi pelbagai kebutuhan hidup. Poros Tugu, Pasar Beringharjo, dan Alun-alun Utara itu berujung di Kraton Yogyakarta, yang dimaknai sebagai pusat pengendalian. Kraton dimaknai sebagai pusat kegiatan pengendalian karena di dalam Kraton menjadi tempat dilaksanakan