Dalil Rasional dan Teologis Dalil Al-Qur’an

B u k u S i s w a K e l a s X 80 Oleh karena itu, umat Islam diwajibkan untuk taat kepada sunnah sebagaimana ketaatan mereka terhadap Al-Qur’an. Al-Qur’an dan hadis merupakan dua sumber hukum Islam yang tetap. Orang Islam tidak mungkin dapat memahami syari’at Islam secara mendalam tanpa merujuk kepada kedua sumber hukum Islam tersebut. Banyak ayat Al-Qur’an dan hadis yang memberikan pengertian bahwa hadis itu merupakan sumber hukum Islam selain Al-Qur’an yang wajib diikuti, baik dalam bentuk perintah, maupun larangan. Untuk membuktikan hadis sebagai sumber ajaran Islam, para ulama hadis mengemukakan beberapa dalil atau argumentasi rasional, teologis, Al- Qur’an, sunah, maupun ijma’.

1. Dalil Rasional dan Teologis

Kehujjahan hadis dapat diketahui melalui argumentasi rasional dan teologis secara bersamaan. Beriman kepada Rasulullah SAW. merupakan salah satu rukun iman yang harus diyakini oleh setiap umat Islam. Keimanan ini diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an agar manusia beriman dan menaati Nabi Saw. Apabila seseorang mengaku beriman kepada Rasulullah, konsekuensi logisnya adalah menerima segala sesuatu yang datang darinya yang berkaitan dengan urusan agama, karena Allah telah memilihnya untuk menyampaikan syari’at-Nya kepada umat manusia. Mengenai hal ini M. ‘Ajjaj al- Khāt ̣ib mengatakan: “Al-Qur’an dan sunah merupakan dua sumber hukum syari’at Islam yang saling terkait. Seorang muslim tidak mungkin dapat memahami syari’at kecuali dengan kembali kepada keduanya. Seorang mujtahid dan orang alim tidak mungkin mengabaikan dan mencukupkan diri hanya kepada salah satu dari keduanya.” Allah SWT. juga memerintahkan untuk beriman dan mentaati nabi Saw. Dengan demikian, menerima hadis sebagai h ̣ujjah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keimanan seseorang. Apabila ia tidak menerima hadis sebagai h ̣ujjah, sama halnya ia tidak beriman kepada Rasulullah SAW. Jika ia tidak beriman kepada Rasulullah SAW, ia tidak mengimani salah satu rukun Iman.

2. Dalil Al-Qur’an

Dalam berbagai ayat di Al-Qur’an dijelaskan bahwa Nabi saw memiliki tugas dan peran yang sangat penting terkait dengan agama. Pertama, Nabi Muhammad Saw. diberi tugas menjelaskan Al-Qur’an sebagaimana irman Allah: 4 َنو ُرَكَفَتَي ْم ُهَل َعَل َو ْمِ ْي� َلِإ َلِزـُن اَم ِساَنلِل َن ِي�َبُتِل َرْك ِذلا َكْيَلِإ اَنْلَنن�َأَو 81 Hadis-Ilmu Hadis Kurikulum 2013 Artinya: “Dan Kami turunkan aż-Żikr Al-Quran kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan” QS. An-Nahl [16]: 44. Kedua, Nabi Muhammad SAW. sebagai suri teladan uswah hasanah yang wajib diikuti oleh setiap umat Islam sebagaimana firman Allah: ا ً ي�ِث َك َه َر َك َذَو َر ِخآ ْلا َم ْوَيْلاَو َه و ُجْ َي� َن َك ْن َ ِل ٌةَن َسَح ٌةَو ْسُأ ِه ِلو ُسَر ي ِن� ْ ُكَل َن َك ْدَقَل Artinya: “Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” QS. Al-Ahzāb [33]: 21 Ketiga, Nabi wajib ditaati oleh segenap umat Islam sebagaimana dijelaskan pada QS. al-Anfāl [8]: 20: َنوُعَم ْسَت ْ ُة�نَأَو ُهْنَع اْوَلَوَت َلَو ُ َلو ُسَرَو َه اوُعيِطَأ اوُنَمآ َن ي� ِذَلا اَُي�َأ َي� Artinya: “Wahai orang­orang yang beriman Taatlah kepada Allah dan Rasul­Nya, dan janganlah kamu berpaling dari­Nya, padahal kamu mendengar perintah­ perintah­Nya.” QS. Al-Anfāl [8] : 20 Selain itu, masih banyak lagi dalam Al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk taat kepada Nabi Muhammad SAW. Antara lain sebagai berikut: ُهو ُد ُرَف ٍء ْي َش� ي ِن� ْ ُة�ْعَزاَنَت ْنِإَف ۖ ْ ُكْنِم ِرْمَأ ْلا يِلوُأَو َلو ُسَرلا اوُعيِطَأَو َه اوُعيِطَأ اوُنَمآ َن ي� ِذَلا اَُي�َأ َي� ًاي ِوْأَة� ُن َسْحَأَو ٌ ْي� َخ َكِلَٰذ ۚ ِر ِخآ ْلا ِمْوَيْلاَو ِه ِب� َنوُنِمْؤُت ْ ُة�ْنُك ْنِإ ِلو ُسَرلاَو ِه َلِإ Artinya: “Wahai orang­orang yang beriman Taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah Al­Qur’an dan Rasul sunnahnya, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” QS. Al-Nisa’ [4]: 59 B u k u S i s w a K e l a s X 82 Demikian juga pada QS. al-Ḥasyr [59]: 7: ِبا َقِعْلا ُدي ِد َش َه َنِإ ۖ َه اوُقَتاَو ۚ اوُ َة�ناَف ُهْنَع ْ ُكاََن� اَمَو ُهو ُذ ُخـَف ُلو ُسَرلا ُ ُك َة�آ اَمَو Artinya: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman­Nya.” QS. Al-H ̣asyr [59]: 7 Ayat-ayat lain yang sejenis yang memaparkan tentang perintah untuk menaati Allah dan Rasul-Nya juga masih ada seperti QS. al-Māidah [5]: 92 dan an-Nūr [24]:54. Ayat- ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa ketaatan kepada Rasulullah Saw. bersifat mutlak, sebagaimana ketaatan kepada Allah SWT. Demikian juga dengan ancaman atau peringatan bagi yang mendurhakai Allah sering disejajarkan dengan ancaman karena durhaka kepada rasul-Nya. Wujud dari bentuk ketaatan kepada Rasul adalah ketaatan terhadap segala yang dibawanya, yakni ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis. Seseorang tidak cukup hanya berpedoman pada Al-Qur’an dalam melaksanakan ajaran Islam, tapi juga wajib berpedoman kepada hadis Rasulullah SAW. Oleh karena itu, taat terhadap ketentuan-ketentuan hadis adalah sebuah keniscayaan.

3. Dalil Sunnah