Latar Belakang PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MATERI ARITMETIKA SOAIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pembaharuan-pembaharuan terus dilakukan agar kualitas pendidikan semakin baik. Demikian juga halnya di Indonesia. Visi pendidikan nasional di Indonesia adalah “mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehinggga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Dari visi tersebut, penyempurnaan dan perbaikan pendidikan harus terus dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman di setiap tingkat satuan pendidikan. Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan nasional adalah dengan adanya pendidikan matematika. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SMA bahkan juga di perguruan tinggi karena matematika merupakan salah satu penguasaan yang mendasar yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa. Tujuan pembelajaran matematika di Indonesia termuat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Dalam Permendiknas tersebut, tertulis mata pelajaran matematika tingkat SMPMTs matematika bertujuan agar 2 peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki keingintahuan, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika di SMP tidak hanya bertujuan agar siswa mampu memahami konsep, namun mereka juga harus mampu melakukan penalaran, pemecahan masalah serta mengkomunikasikan gagasannya untuk menyelesaikan permasalahan matematika. Sementara itu berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan 3 pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan PembelajaranRPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar KD. Salah satu komponen yang harus ada di dalam RPP adalah sumber belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Untuk memperoleh sumber belajar yang relevan, guru diharapkan mampu mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMP N 1 Tawangmangu, diperoleh informasi bahwa kegiatan pembelajaran di SMP N 1 Tawangmangu berlangsung cukup baik. Akan tetapi, penggunaan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran masih belum optimal. Di sekolah tersebut, guru belum mengembangkan perangkat pembelajaran secara mandiri karena kesibukan dan kesulitan guru dalam mengembangkan perangkat. Oleh karena itu, pembelajaran hanya menggunakan satu buku cetak Matematika. Dalam proses pembelajaran, guru menerangkan materi sesuai dengan buku cetak yang tersedia, sehingga peserta didik tidak berkesempatan membangun pengetahuan mereka sendiri. Padahal berdasarkan Permendiknas nomor 41 tahun 2007, guru dianjurkan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. 4 Peran guru dalam proses pembelajaran tidak hanya sebagai pemberi informasi, namun juga sebagai fasilitator bagi peserta didik serta membimbing peserta didik untuk terlibat aktif dalam membangun konsep pengetahuannya sendiri. Pembelajaran matematika juga akan lebih bermakna jika materi yang dipelajari bersifat kontekstual dan realistik sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut yang melatarbelakangi peneliti untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dapat memfasilitasi siswa untuk dapat mengkonstruksikan pengetahuannya melalui kegiatan memahami konsep, memecahkan permasalahan serta mengkomunikasikan gagasannya. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika di SMP N 1 Tawangmangu, peserta didik masih mengalami kesulitan mempelajari materi aritmetika sosial dikarenakan kemampuan peserta didik menerjemahkan soal cerita masih kurang. Padahal kemampuan untuk menerjemahkan soal adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa dalam penyelesaian masalah matematika. Selain itu, materi aritmetika sosial sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini, peneliti memilih model pembelajaran Group Investigation karena model pembelajaran ini adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif, dimana pembelajaran dibagi dalam kelompok-kelompok kecil sehingga pembelajaran terpusat pada siswa. Pembelajaran yang terpusat pada siswa dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Selain itu, model pembelajaran Group Investigation berisi kegiatan penyelidikan dan 5 penyelesaian masalah nyata sehingga pembelajaran bersifat kontekstual dan realistik agar peserta didik memiliki gambaran manfaat dari mempelajari materi matematika serta dapat menerapkan konsepnya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian tentang pengembangan perangkat pembelajaran ini akan dilakukan melalui penelitian Research and Design berupa Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Pembelajaran Group Investigation Materi Aritmetika Sosial untuk Siswa Kelas VII SMP.

B. Identifikasi masalah

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan Dan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Kelas VII SMP N 1 Juwiring.

0 0 17

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

2 58 784

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL UNTUK SISWA SMP KELAS VII.

72 314 377

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS GUIDED DISCOVERY PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA SMP KELAS VII.

0 0 81

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK SMP KELAS VII MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING.

6 17 373

Pengembangan perangkat pembelajaran aritmetika sosial berbasis muamalah untuk siswa smp/mts.

2 13 189

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL UNTUK SISWA SMP KELAS VII.

0 0 51

PENGEMBANGAN E-COMIC PEMBELAJARAN BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI ARITMETIKA SOSIAL KELAS VII SMP.

0 0 68

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 52

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP YANG BERORIENTASI PADA KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR.

1 7 80