Pertumbuhan Produksi Industri Menufaktur Besar dan Sedang Triwulanan q-to-q Tahun 2010–2012

Data Strategis BPS Pembentukan Modal Tetap Bruto Pembentukan modal tetap domesik bruto dideinisikan sebagai pengadaan, pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru yang berasal dari dalam negeri domesik dan barang modal baru ataupun bekas dari luar negeri. Barang modal adalah peralatan yang digunakan untuk berproduksi dan biasanya mempunyai umur pakai satu tahun atau lebih. Pembentukan modal tetap domesik bruto dapat dibedakan atas: a pembentukan modal dalam bentuk bangunankonstruksi; b pembentukan modal dalam bentuk mesin- mesin dan alat-alat perlengkapan; c pembentukan modal dalam bentuk alat angkutan; dan d pembentukan modal untuk barang modal lainnya. Sumber data yang digunakan berasal dari hasil perhitungan output sektor konstruksi oleh Direktorat Neraca Produksi BPS, publikasi Staisik Industri Besar dan Sedang, Staisik Impor yang diterbitkan oleh BPS. Metode yang digunakan dalam penghitungan pembentukan modal tetap adalah pendekatan arus barang. Perubahan Inventori Perubahan inventori dihitung dari pengurangan posisi inventori pada akhir tahun dengan posisi inventori pada awal tahun. Data mengenai nilai perubahan inventori yang mempunyai data kuantum, seperi: komodii perkebunan, peternakan, kehutanan, pertambangan dan industri berasal dari publikasi masing-masing direktorat terkait di BPS, yaitu Staisik Pertanian, Staisik Pertambangan, Staisik Industri Besar dan Sedang, dengan mengalikan kuantum dan harga masing-masing komodii. Sementara itu, data inventori yang idak mempunyai kuantum diperoleh dari Laporan Keuangan Perusahaan yang memuat nilai inventori di dalamnya. Penghitungan perubahan inventori atas dasar harga konstan 2000 untuk komodii inventori yang mempunyai data kuantum dilakukan dengan cara revaluasi, sedangkan untuk komodii inventori yang idak mempunyai kuantum dilakukan dengan cara delasi dengan IHPB yang sesuai sebagai delator-nya. Diskrepansi staisik merupakan selisih penjumlahan nilai tambah bruto PDB sektoral dengan penjumlahan komponen permintaan akhir, seperi: pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domesik bruto, perubahan inventori, dan ekspor neto. Jadi, diskrepansi staisik merupakan selisih staisik yang terdapat pada sektor atau komponen lainnya. Ekspor dan Impor Ekspor dan impor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara penduduk Indonesia dengan penduduk negara lain, yang melipui ekspor dan impor barang, jasa pengangkutan, jasa asuransi, komunikasi, pariwisata, dan jasa lainnya. Termasuk juga dalam ekspor adalah pembelian langsung atas barang dan jasa di wilayah domesik oleh penduduk Data Strategis BPS Pe nj e l a s a n Te k n i s S t a t i s t ik negara lain. Sebaliknya pembelian langsung barang dan jasa di luar negeri oleh penduduk Indonesia, dimasukkan sebagai impor. Data yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber yaitu Staisik Ekspor dan Impor, BPS; Neraca Pembayaran baik dari Bank Indonesia maupun Dana Moneter Internasional; serta data dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM. Ekspor barang dinilai menurut harga free on board FOB, sedangkan impor menurut cost insurance freight CIF. Kurs dolar Amerika Serikat AS terhadap rupiah dibedakan untuk ekspor dan impor. Untuk ekspor digunakan rata-rata kurs beli dolar AS dari Bank Indonesia yang diimbang dengan nilai nominal transaksi ekspor bulanan, sedangkan untuk impor digunakan rata-rata kurs jual dolar AS oleh bank, yang diimbang dengan nilai nominal transaksi impor bulanan. Sumber data yang digunakan untuk esimasi nilai ekspor dan impor barang adalah publikasi tahunan BPS, sedangkan untuk ekspor dan impor jasa diperoleh dari neraca pembayaran yang dipublikasi oleh Bank Indonesia. Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri atas Faktor Produksi Pendapatan neto di sini hanya mencakup pendapatan atas modal dan bunga neto yang diturunkan dari Neraca Pembayaran Indonesia yang berasal dari Bank Indonesia. Pendapatan neto yang dimaksud di sini adalah selisih antara pendapatan yang mengalir masuk dari luar negeri dengan pendapatan yang mengalir ke luar negeri. Data asal yang ada pada neraca pembayaran disajikan dalam nilai dolar AS. Data pendapatan yang mengalir masuk dan keluar telah dikonversikan dari nilai dolar AS masing-masing dengan menggunakan kurs ekspor dan impor rata-rata terimbang. Perkiraan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara delasi, menggunakan indeks harga per unit impor dan ekspor masing-masing sebagai delator-nya. Pajak Tidak Langsung Neto dan Penyusutan Pajak idak langsung neto mencakup pajak idak langsung yang diterima pemerintah pusat dan pemerintah daerah dikurangi dengan subsidi bahan bakar minyak dan pupuk. Data pajak idak langsung dan subsidi tersebut bersumber pada realisasi penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat dan daerah yang diperoleh baik dari Kementerian Keuangan maupun BPS. Selanjutnya, besarnya penyusutan diperkirakan dengan menggunakan persentase terhadap PDB yang diturunkan dari Tabel Input Output Indonesia 2000. Perkiraan atas dasar harga konstan 2000, untuk pajak idak langsung neto dihitung dengan cara delasi menggunakan indeks harga implisit PDB, sedangkan untuk penyusutan menggunakan persentase yang sama terhadap PDB atas dasar harga konstan. PDB atas dasar harga berlaku at current market prices atau nominal, PDB yang dinilai atas dasar harga berlaku pada tahun-tahun bersangkutan.