Produksi Jagung Data Strategis BPS – K3D KEBUMEN

Data Strategis BPS Pe nj e l a s a n Te k n i s S t a t i s t ik Contoh Penghitungan Angka Inlasi: a. Inlasi Tahunan Inlasi dihitung secara iik per iik point-to-point dalam skala bulanan maupun tahunan. Angka-angka di dalam Tabel 2.1 digunakan dalam formula yang telah diberikan. Misalnya angka IHK Des 2011 sebesar 129,91 diperoleh dari Tabel 2.1, kolom 4, baris Desember, sedangkan angka IHK Des 2010 sebesar 125,17. Selanjutnya dengan memasukkan angka-angka yang bersesuaian dengan formula di bawah dan dengan sedikit penghitungan diperoleh angka inlasi tahun 2011 sebesar 3,79.

b. Inlasi Tahunan Kumulatif Metode sebelum April 1998

Angka inlasi tahunan kumulaif dihitung dengan cara menjumlahkan angka inlasi masing- masing bulan, mulai Januari sampai dengan Desember pada tahun yang bersangkutan. Secara formula dapat dirumuskan sebagai berikut: Inlasi Tahun t = I Jan t + I Feb t + ...+ I Des t Inlasi Tahun 2010 = I Jan2011 + I Feb2011 + ...+ I Des2011 = 0,89 + 0,13 + … + 0,57 = 3,72 Angka-angka di atas diperoleh dari Tabel 2.1, kolom 8, baris Januari 0,89, Februari 0,13 sampai dengan Desember 0,57. Perlu ditambahkan bahwa angka inlasi yang dihitung berdasarkan formula point to point hasilnya idak sama dengan angka inlasi yang dihitung berdasarkan formula kumulaif. BPS dalam penghitungan inlasinya menggunakan formula point to point. Jadi untuk contoh tahun 2011, angka inlasi sebesar 3,79 bukan 3,72 .

c. Inlasi Triwulanan Point to Point : Inlasi Tahun 2010

= IHK Des 2011 – IHK Des 2010 X 100 IHK Des 2010 = 129,91 – 125,17 X 100 117,03 = 3,79 Inlasi Triwulan I-2011 = IHK Mar 2012 – IHK Des 2011 X 100 IHK Des 2011 = 131,05 – 129,91 X 100 129,91 = 0,88 Data Strategis BPS Penyajian dan Akses Data Data inlasi disajikan dalam 7 tujuh kelompok pengeluaran, yaitu: Bahan Makanan; Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau; Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar; Sandang; Kesehatan; Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga; Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan. Data inlasi disajikan juga dalam iga kelompok perubahan harga, yaitu inlasi komoditas yang harganya bergejolak volaile good inlaion, inlasi komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah administered price inlaion, dan inlasi ini core inlaion. Data inlasi biasanya disajikan menurut 45 kota, namun sejak bulan Juni 2008 disajikan menurut 66 kota dan nasional gabungan 66 kota. Data inlasi disajikan dalam waktu bulanan dan dapat diakses melalui Publikasi, CDDisket, Website BPS htp:www.bps.go.id, PerpustakaanToko Buku BPS, dan unit kerja terkait. Data Strategis BPS Pe nj e l a s a n Te k n i s S t a t i s t ik PRODUK DOMESTIK BRUTO PDB Perkembangan ekonomi akan sesuai dengan pemanfaatan sumber daya ekonomi economic resources . Sumber daya tersebut adalah tanah land, tenaga kerja labor, dan modal capital. Keiga sumber daya tersebut dalam ilmu ekonomi disebut sebagai faktor-faktor produksi factor of producion. Biasanya, faktor produksi tenaga kerja dibedakan ke dalam tenaga kerja dalam ari pekerja dan tenaga kerja dalam ari keahlian. Dengan menggunakan faktor produksi tersebut, input antara intermediate input atau bahan baku, misalnya, beberapa keping papan ditambah dengan bahan material lainnya, dapat diubah menjadi sebuah kursi, dengan harga yang lebih mahal bila dibandingkan dengan keping papan semula. Pengerian inilah yang relevan dengan isilah nilai tambah value added. Sebidang lahan, dikombinasikan dengan pemanfaatan faktor produksi lainnya, digunakan untuk menumbuhkan bibit padi dan menghasilkan padi yang mempunyai nilai yang lebih inggi pada masa panen. Dengan mengkombinasikan faktor produksi dengan input antara intermediate input seperi kapas, dapat diproduksi barang lain yang nilainya lebih inggi. Pengerian ini dapat diteruskan untuk seluruh bentuk input antara dan diproses menjadi output. Contoh-contoh tersebut menunjukkan bagaimana faktor-faktor produksi mampu mengubah bahan baku intermediate input menjadi suatu produk output yang menghasilkan nilai yang lebih inggi. Dalam terminologi ekonomi, peningkatan nilai dari input menjadi output disebut sebagai nilai tambah value added. Oleh karenanya nilai tambah merupakan “milik” faktor produksi, karena merupakan balas jasa faktor produksi. Penjumlahan nilai tambah dalam satu periode tertentu di suatu wilayah tertentu dikenal dengan Produk Domesik Bruto PDB. Nilai tambah yang diciptakan, diklasiikasikan ke dalam 9 sembilan sektor ekonomi yaitu, sektor pertanian, pertambangan, industri manufaktur, listrik-gas-air bersih, bangunan, perdagangan-hotel-restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan-real estat-jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Nilai PDB disajikan melalui dua harga, yaitu atas dasar harga berlaku at current market prices dan harga konstan constant prices. Konsep atas dasar harga konstan merupakan PDB atas dasar harga berlaku yang telah “dihilangkan” pengaruh perubahan harga. Oleh karenanya, ingkat pertumbuhan ekonomi dihitung dari PDB atas penilaian harga konstan. Hal ini mengandung maksud bahwa pertumbuhan ekonomi benar-benar merupakan pertumbuhan volume barang dan jasa, bukan nilai yang masih mengandung perubahan harga. 2