Lapangan Pekerjaan Utama Status Pekerjaan Utama

Data Strategis BPS Pe r t u m b u h a n Pr o d u k s i In d u s t r i M a n u fa k t u r Tabel 7.2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Bulanan Januari 2010–Juni 2012 Tahun Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 2010 -3,41 0,72 4,20 0,07 -0,53 3,79 -3,61 0,18 -8,70 9,15 0,95 -0,88 2011 0,83 -3,54 7,95 -3,47 3,37 1,52 2,07 -5,80 0,99 3,33 -5,80 -1,53 2012 -0,13 2,80 -3,00 1,06 6,01 -0,01 Data Strategis BPS KeMiSKinan Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhaian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek pening untuk mendukung strategi penanggulangan kemiskinan adalah tersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinan antar waktu dan daerah, serta menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi mereka. Pengukuran kemiskinan yang terpercaya reliable dapat menjadi instrumen yang baik bagi pengambil kebijakan dalam memfokuskan perhaian pada perbaikan kondisi hidup orang miskin. Pengukuran kemiskinan yang dilakukan oleh BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar basic needs approach. Konsep ini idak hanya digunakan oleh BPS tetapi juga oleh negara-negara lain seperi Armenia, Senegal, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Sierra Leone, dan Gambia. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai keidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Menurut pendekatan ini, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan GK. Secara teknis GK dibangun dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan GKM dan Garis Kemiskinan Nonmakanan GKNM. GKM merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari; sedangkan GKNM merupakan kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. BPS melakukan penghitungan jumlah dan persentase penduduk miskin pertama kali pada tahun 1984. Pada saat itu, penghitungan penduduk miskin mencakup periode 1976–1981 dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas modul konsumsi. Sejak itu, seiap iga tahun sekali BPS secara ruin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin yang disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan. Kemudian mulai tahun 2003, BPS secara ruin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin seiap tahun. Hal ini bisa terwujud karena sejak tahun 2003 BPS mengumpulkan data Susenas Panel Modul Konsumsi seiap Februari atau Maret. Sebagai informasi tambahan, digunakan pula hasil Survei Paket Komodii Kebutuhan Dasar SPKKD yang dipakai untuk memperkirakan proporsi pengeluaran masing-masing komodii pokok nonmakanan. Kemiskinan dipandang sebagai keidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.