CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS
Lanjutan Continued
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal For The Years Ended
31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015
Disajikan dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain Expressed in Full of Rupiah, Unless Otherwise Stated
26 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan
Lanjutan 2. Summary of Significant Accounting Policies
Continued o. Pajak Penghasilan Lanjutan
o. Income Tax Continued
b pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat
transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak rugi pajak.
b the initial recognition of an asset or liability in a transaction which is not a business combination
and at the time of the transaction, affects neither accounting profit nor taxable profit tax loss.
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan
besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan
temporer dapat
dimanfaatkan untuk
mengurangi laba dimaksud, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau
pengakuan awal liabilitas dalam transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi tidak
mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak rugi pajak.
A deferred tax asset shall be recognised for all deductible temporary differences to the extent that it
is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary difference can be
utilised, unless the deferred tax asset arises from the initial recognition of an asset or liability in a
transaction that is not a business combination and at the time of the transaction affects neither accounting
profit nor taxable profit tax loss.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku
ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang
telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran aset dan
liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak
yang sesuai
dengan cara
Perusahaan memperkirakan, pada akhir periode pelaporan, untuk
memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the period
when the asset is realized or the liability is settled, based on tax rates and tax laws that have been
enacted or substantively enacted by the end of the reporting period. The measurement of deferred tax
liabilities and deferred tax assets shall reflect the tax consequences that would follow from the manner in
which the Company expects, at the end of the reporting period, to recover or settle the carrying
amount of its assets and liabilities.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada
akhir periode
pelaporan. Perusahaan
mengurangi jumlah tercatat aset pajak tangguhan jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia
dalam jumlah
yang memadai
untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset
pajak tangguhan
tersebut. Setiap
pengurangan tersebut dilakukan pembalikan atas aset pajak
tangguhan hingga kemungkinan besar laba kena pajak yang tersedia jumlahnya memadai.
The carrying amount of a deferred tax asset reviewed at the end of each reporting period. The Company
shall reduce the carrying amount of a deferred tax asset to the extent that it is no longer probable that
sufficient taxable profit will be available to allow the benefit of part or all of that deferred tax asset to be
utilized. Any such reduction shall be reversed to the extent that it becomes probable that sufficient taxable
profit will be available.
Perusahaan melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika dan
hanya jika: The Company offset deferred tax assets and
deferred tax liabilities if, and only if: a. Perusahaan memiliki hak yang dapat dipaksakan
secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan
a. the Company has a legally enforceable right to set off current tax assets against current tax
liabilities; and b. Aset
pajak tangguhan
dan liabilitas
pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang
dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama atas:
b. the deferred tax assets and the deferred tax liabilities relate to income taxes levied by the
same taxation authority on either: i. entitas kena pajak yang sama; atau
i. the same taxable entity; or
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS
Lanjutan Continued
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal For The Years Ended
31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015
Disajikan dalam Rupiah Penuh, Kecuali Dinyatakan Lain Expressed in Full of Rupiah, Unless Otherwise Stated
27 2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan
Lanjutan 2. Summary of Significant Accounting Policies
Continued o. Pajak Penghasilan Lanjutan
o. Income Tax Continued
ii. entitas kena pajak yang berbeda yang bermaksud
untuk memulihkan
aset dan
liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan
aset dan
menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada setiap
periode masa depan dimana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan
diperkirakan untuk
diselesaikan atau
dipulihkan. ii. different taxable entities which intend either to
settle current tax liabilities and assets on a net basis, or to realize the assets and settle the
liabilities simultaneously, in each future period in which significant amounts of deferred tax
liabilities or assets are expected to be settled or recovered.
Perusahaan melakukan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika,
Perusahaan: The Company offset current tax assets and current
tax liabilities if, and only if, the Company a. memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui; dan
a. has legally enforceable right to set off the
recognized amounts, and b. bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar
neto atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
b. intends either to settle on a net basis, or to realize
the assets
and settle
liabilities simultaneously.
p. Imbalan Kerja p. Employment Benefits
Imbalan Kerja Jangka Pendek Short-term Employee Benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui ketika pekerja telah memberikan jasanya dalam suatu periode
akuntansi, sebesar jumlah tidak terdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan
dibayar sebagai imbalan atas jasa tersebut. Shor-term employee benefits are recognized when
an employee has rendered service during accounting period, at the undiscounted amount of short-term
employee benefits expected to be paid in exchange for that service.
Imbalan kerja jangka pendek mencakup antara lain upah, gaji, bonus dan insentif.
Short term employee benefits include such as wages, salaries, bonus and incentive.
Imbalan Pascakerja Post-employment Benefits
Imbalan pascakerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-
Undang Ketenagakerjaan No.132003 ”UU 132003”. Post-employment benefits such as retirement,
severance and service payments are calculated based on Labor Law No. 132003 “Law 132003”.
Perusahaan mengakui jumlah liabilitas imbalan pasti neto sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti pada
akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program yang dihitung oleh aktuaris independen
dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. The Company recognizes the amount of the net
defined benefit liability at the present value of the defined benefit obligation at the end of the reporting
period less the fair value of plan assets which calculated by independent actuaries using the
Projected Unit Credit method.
Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan imbalan tersebut.
Present value benefit obligation determine by discounting the benefit.
Perusahaan mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan formal program imbalan
pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik informal entitas.
The Company account not only for its legal obligation under the formal terms of a defined benefit plan, but
also for any constructive obligation that arises from the entity’s informal practices.