Perkembangan Perekonomian Eks Karisedenan Madiun

Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab III_ H alaman 63 .

3.1.3. Perkembangan Perekonomian Eks Karisedenan Madiun

Perekonomian di Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester I- 2010 diproyeksikan mengalami pertumbuhan pada kisaran angka 5,30 - 5,50 yoy. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional dan Jawa Timur pada periode yang sama yang masing-masing tumbuh sebesar 5,99 yoy dan 6,20 yoy. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Wilayah Eks Karesidenan Madiun dari sisi permintaan yang ditunjukkan berbagai indikator konsumsi dan investasi menunjukkan terjadinya peningkatan. Sementara itu dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Wilayah Eks Karesidenan Madiun diperkirakan akan tetap ditopang oleh kinerja sektor-sektor dominan. Kinerja sektor industri pengolahan sebagai salah satu sektor dominan di wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester I-2010 menunjukkan peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian oleh Kantor Bank Indonesia Kediri terhadap beberapa pelaku usaha sektor industri pengolahan diperolah informasi bahwa telah terjadi peningkatan permintaan serta peningkatan kapasitas utilisasi perusahaan seiring dengan adanya kegiatan investasi pada periode sebelumnya. Kinerja sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran PHR pada semester I-2010 diperkirakan tumbuh stabil seiring dengan tingginya aktivitas konsumsi masyarakat. Beberapa indikator peningkatan kinerja sektor PHR yaitu kredit perbankan sektor PHR, perkembangan penjualan kendaraan bermotor memberikan konfirmasi adanya peningkatan pada periode ini. Kinerja sektor pertanian pada semester I-2010 diperkirakan akan mengalami perlambatan. Perlambatan kinerja sektor pertanian di Wilayah Eks Karesidenan Madiun tersebut tercermin dari penurunan luas lahan panen sebesar 3,27 yoy. Tidak optimalnya musim panen pada semester I-2010 dipengaruhi oleh faktor gangguan cuaca yang disebabkan adanya pergeseran musim penghujan. Di sisi lain, adanya kenaikan harga pupuk pada bulan April menyebabkan kenaikan biaya produksi serta terhambatnya distribusi pupuk juga menjadi salah satu penyebab tidak optimalnya musim panen pada periode ini. Perkembangan harga yang diukur dengan perubahan IHK baik di Kota Madiun, maupun Nasional, pada semester I-2010 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan semester I-2009. Laju inflasi di Kota Madiun pada semester Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab III_ H alaman 64 . I-2010 masing-masing tercatat sebesar 2,59 sts dan 1,99 sts, sedangkan nasional tercatat 2,42 sts. Secara tahunan, laju inflasi di Kota Madiun pada semester I-2010 masing-masing tercatat sebesar 5,32 yoy dan 4,40 yoy. Secara komulatif, kenaikan harga tertinggi di Kota Madiun pada semester I-2010 terjadi pada kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Tingginya inflasi pada kelompok komoditas tersebut diperkirakan dipicu oleh faktor volatile food. Dari sisi volatile food, tingginya inflasi pada kelompok bahan makanan dipicu oleh kenaikan harga pada komoditas beras, telur ayam ras, daging ayam ras, daging sapi, cabe, bawang merah, bawang putih, serta komoditi sayur- sayuran. Dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dipicu oleh kenaikan komoditas gula pasir dan rokok. Pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar komoditas yang diperkirakan menjadi pemicu inflasi Kota Madiun adalah komoditas sub kelompok bahan bakar rumah tangga minyak tanah dan tarif PDAM. Memasuki semester pertama tahun 2010, kegiatan perekonomian di Wilayah Eks Karesidenan Madiun mulai menggeliat dan terus menunjukkan perkembangan positif, sebagaimana tercermin dari hasil Survey Kegiatan Dunia Usaha SKDU. Kondisi ini turut mendorong peningkatan kinerja perbankan Bank Umum dan BPR, diantaranya tercermin pada meningkatnya jaringan kantor bank, aset, Dana Pihak Ketiga DPK yang berhasil dihimpun, serta kredit yang disalurkan. Berdasarkan hasil laboran BI kediri bahwa total aset perbankan di Wilayah Eks Karesidenan Madiun posisi semester I-2010 tercatat sebesar Rp. 25,644 triliun. DPK yang berhasil dihimpun perbankan di Wilayah Eks Karesidenan Kediri dan Madiun pada akhir semester I-2010 tercatat sebesar Rp. 22,976 triliun atau meningkat 1,46 dibandingkan dengan semester II-2009 yang tercatat sebesar Rp. 22,647 triliun. Pergerakan DPK yang relatif stabil tersebut dipicu oleh penurunan suku bunga simpanan yang mengikuti tren penurunan BI rate, sehingga terjadi perpindahan dana simpanan outflow, khususnya untuk simpanan deposito dan giro. Adapun untuk simpanan jenis tabungan justru mengalami peningkatan disebabkan karakteristik nasabah tabungan yang tidak terlalu sensitif terhadap perubahan suku bunga. Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab III_ H alaman 65 . Dibandingkan dengan semester II-2009, kredit yang disalurkan di Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester I-2010 tercatat tumbuh sebesar 10,46, yaitu dari sebesar Rp. 15,912 triliun menjadi sebesar Rp. 17,576 triliun. Dari sisi penawaran, relatif tingginya pertumbuhan kredit perbankan pada semester I-2010 tersebut terutama didorong oleh sikap perbankan yang terus memacu ekspansi kreditnya seiring dengan pemulihan ekonomi global yang ditandai mulai menggeliatnya situasi ekonomi baik lokal maupun nasional. Sementara dari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan kredit antara lain dipicu oleh turunnya suku bunga kredit sebagai respon terhadap penurunan BI rate sebagai suku bunga acuan. Kondisi ini cukup kondusif bagi pelaku usaha untuk lebih menggerakkan sektor riil dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Dari sisi kelembagaan, jumlah bank yang beroperasi di Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester I-2010 tercatat sebanyak 125 bank, dengan jumlah jaringan kantor sebanyak 1.216 kantor meliputi 904 kantor bank umum 868 kantor bank umum konvensional dan 36 kantor bank umum syariah dan 312 kantor BPR. Jumlah jaringan kantor bank tersebut meningkat sebesar 0,33 dibandingkan dengan posisi semester II-2009 yang tercatat sebanyak 1.212 kantor. Perekonomian Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester II-2010 diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan dibandingkan dengan semester II-2009. Pertumbuhan ekonomi Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester II-2010 diperkirakan akan menunjukkan perbaikan dan tumbuh positif dalam rentang 5,50 - 6,00 yoy. Proyeksi pertumbuhan ekonomi pada semester II- 2010 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada semester II-2009 4,70. Perkembangan inflasi di Wilayah Eks Karesidenan Madiun diperkirakan akan mengalami peningkatan. Untuk Kota Madiun tingkat inflasi semesteran diperkirakan akan berada pada rentang 2,80 - 3,00 sts. sedangkan tingkat inflasi tahunan Kota Madiun diperkirakan akan berada pada rentang 5,50 - 5,60 yoy. Proses penyaluran kredit perbankan di Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester II-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan sejalan dengan mulai menggeliatnya perekonomian dan kegiatan dunia usaha ditengah pemulihan krisis keuangan global yang berlangsung lebih cepat dari perkiraan semula. Tren penurunan BI Rate sebagai suku bunga acuan pada periode Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab III_ H alaman 66 . sebelumnya diperkirakan akan cenderung stabil pada level 6,50 seiring dengan meningkatnya tekanan inflasi pada semester II-2010. Prospek penghimpunan Dana Pihak Ketiga DPK perbankan di Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester II-2010 diperkirakan akan cenderung stabil. Pergerakan DPK yang relatif stabil tersebut dipicu oleh penurunan suku bunga simpanan yang mengikuti tren penurunan BI Rate, sehingga terjadi perpindahan dana simpanan outflow, khususnya untuk jenis simpanan deposito dan giro. Kualitas penyaluran kredit perbankan di Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester II-2010 yang tercermin dari rasio kredit bermasalah Non Performing Loan NPL diperkirakan akan tetap terjaga dibawah target Bank Indonesia Kediri sebesar 5. Perekonomian di Wilayah Eks Karesidenan Kediri dan Madiun pada semester I-2010 diproyeksikan mengalami pertumbuhan pada kisaran angka 5,30 - 5,50 yoy. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional dan Jawa Timur pada periode yang sama yang masing-masing tumbuh sebesar 5,99 yoy dan 6,20 yoy. Sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya baik secara nasional maupun regional Jawa Timur sampai dengan semester I-2010, pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan didorong oleh peningkatan aktivitas investasi dan perdagangan luar negeri ekspor-impor. Peningkatan aktivitas investasi swasta terlihat dari berbagai indikator antara lain meliputi pertumbuhan impor barang modal, pertumbuhan kredit investasi, dan keyakinan produsen akan prospek ekonomi pasca krisis yang cukup positif. Di sisi lain, seiring dengan perbaikan ekonomi global telah berdampak pada meningkatnya kinerja perdagangan luar negeri Jawa Timur yang semakin baik sehingga mengalami surplus pada neraca perdagangannya. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada semester I2010 didukung oleh peningkatan kinerja pada sektor-sektor utama yaitu sektor Industri Pengolahan, dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran PHR. Sedangkan, sektor Pertanian menunjukkan perlambatan sebagai akibat penundaan masa tanam sebagai akibat tidak menentunya kondisi cuaca. Peningkatan kinerja sektor Industri Pengolahan pada semseter ini adalah sejalan dengan telah pulihnya permintaan di pasar domestik maupun luar negeri. Sementara itu, untuk sektor PHR diperkirakan disebabkan oleh tingginya permintaan bertepatan dengan musim Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab III_ H alaman 67 . liburan sekolah, sehingga berdampak pula pada peningkatan arus perdagangan dan tingkat hunian hotel.\ Perekonomian KotaKabupaten di Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester I2010 diproyeksikan tumbuh sebesar 5,30 - 5,50 yoy, lebih tinggi dibandingkan semester sama tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,47 . Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester I2010 diperkirakan ditopang oleh aktivitas konsumsi dan investasi. Aktivitas konsumsi masyarakat pada semester I2010 diperkirakan mengalami peningkatan dengan adanya momen tahun ajaran baru serta liburan sekolah. Sedangkan dari aktivitas investasi, sebagaimana hasil liaison diperkirakan disebabkan adanya realisasi investasi oleh sektor swasta pada semester ini. Sementara itu, realisasi anggaran pemerintah daerah pada semester I2010 diperkirakan masih akan melanjutkan tren periode tahun-tahun sebelumnya, yang baru merealisasikan anggarannya pada semester II2010. Namun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, beberapa daerah KotaKabupaten telah menunjukkan kemajuan dalam mengelolamerealisasikan anggarannya. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Wilayah Eks Karesidenan Madiun dari sisi permintaan yang ditunjukkan berbagai indikator konsumsi dan investasi menunjukkan terjadinya peningkatan dan mengkonfirmasi pertumbuhan ekonomi di wilayah ini, antara lain adalah perkembangan realisasi kredit konsumsi oleh perbankan dan jumlah transfer dana remitansi Tenaga Kerja Indonesia TKI. Kredit perbankan untuk tujuan pada semester I2010 tumbuh relatif tinggi, yaitu 29,26 yoy. Sedangkan remintasi TKI yang merupakan salah satu indikator konsumsi karena sebagian besar penggunaannya untuk konsumsi masyarakat pada semester I2010 juga menunjukkan peningkatan. Berdasarkan nominalnya, remintasi TKI pada semester I2010 meningkat sebesar 56,54 yoy, sedangkan berdasarkan volume jumlah lembar transaksinya terjadi peningkatan sebesar 108,15 yoy. Sementara itu dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Wilayah Eks Madiun diperkirakan akan tetap ditopang oleh kinerja sektor-sektor dominan. Kinerja sektor industri pengolahan sebagai salah satu sektor dominan di Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester I2010 menunjukkan peningkatan. Berdasarkan hasil survey Kantor Bank Indonesia Kediri terhadap beberapa pelaku usaha sektor industri pengolahan diperoleh informasi bahwa telah terjadi Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab III_ H alaman 68 . peningkatan permintaan serta peningkatan kapasitas utilisasi perusahaan seiring dengan adanya kegiatan investasi pada periode sebelumnya. Faktor musiman yaitu datangnya musim giling tebu di beberapa pabrik gula di Wilayah Eks Karesidenan Madiun diperkirakan juga menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan aktivitas sektor industri. Indikator aktivitas sektor industri diantaranya adalah tingkat konsumsi listrik sektor industri mengkonfirmasi terjadinya peningkatan aktivitas sektor ini. Sementara itu, kredit perbankan untuk sektor industri pengolahan pada periode ini juga menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini terutama terjadi pada akhir semester I2010 seiring dengan siklus pembelian bahan baku oleh perusahaan. Kredit perbankan yang digunakan untuk membiayai sektor industri pada semester I2010 meningkat sebesar 12,39 yoy. Sedangkan tingkat konsumsi listrik sekor industri di Wilayah Eks Karesidenan Madiun mengalami kenaikan sebesar 27,18 yoy. Secara umum aktivitas sektor industri pengolahan pada semester I2010 diperkirakan akan meningkat. Kinerja sektor PHR pada semester I2010 diperkirakan tumbuh stabil seiring dengan tingginya aktivitas konsumsi masyarakat. Beberapa indikator peningkatan kinerja sektor PHR yaitu kredit perbankan sekor PHR, perkembangan penjualan kendaraan bermotor memberikan konfirmasi adanya peningkatan pada periode ini. Pada semester I2010 kredit perbankan sektor PHR tercatat tumbuh sebesar 1,75 yoy, sedangkan volume penjualan kendaraan bermotor mobil dan motor di Wilayah Eks Karesidenan Madiun tercatat tumbuh sebesar 13,03 yoy. Secara umum, kinerja sektor PHR diproyeksikan akan mengalami peningkatan. Kinerja sektor pertanian pada semester I2010 diperkirakan akan mengalami perlambatan. Perlambatan kinerja sektor pertanian di Wilayah Eks Karesidenan Madiun tersebut tercermin dari penurunan luas lahan panen sebesar 3,27 yoy. Tidak optimalnya musim panen pada semester I2010 dipengaruhi oleh faktor gangguan cuaca yang disebabkan adanya pergeseran musim penghujan. Di sisi lain, adanya kenaikan harga pupuk pada bulan April menyebabkan kenaikan biaya produksi serta terhambatnya distribusi pupuk juga menjadi salah satu penyebab tidak optimalnya musim panen pada priode ini. Hal ini juga terlihat dari perkembangan pembiayaan perbankan untuk sektor pertanian pada semester I2010 tercatat mengalami penurunan sebesar 19,93 yoy. Secara umum, kinerja sektor pertanian di Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester I2010 diproyeksikan akan cenderung mengalami perlambatan. Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab III_ H alaman 69 . Perkembangan harga secara umum inflasi di Wilayah Eks Karesidenan Madiun dapat digambarkan dengan perubahan Indeks Harga Konsumen IHK. Perkembangan harga yang diukur dengan perubahan IHK baik di Kota Madiun, maupun Nasional, pada semester I2010 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan semester I2009. Peningkatan tingkat inflasi baik yang terjadi di wilayah regional dan Nasional masih lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi yang terjadi pada tahun 2008. Laju inflasi di Kota Madiun pada semester I2010 pada masing-masing tercatat sebesar 2,59 sts dan 1,99 sts, sedangkan nasional tercatat 2,42 sts. Per semester, laju inflasi Kota Madiun lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional. Secara umum, besaran Indeks Harga Konsumen IHK di Kota Madiun lebih tinggi dibandingkan Nasional. Kondisi ini mencerminkan bahwa tingkat harga di Kota Madiun lebih tinggi dibandingkan Nasional, dengan laju kenaikan harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan laju kenaikan harga Nasional. Kredit yang disalurkan oleh bank umum di Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester I2010 tercatat sebesar Rp 16,37 triliun atau meningkat sebesar Rp 1,5 triliun 10,27 dibandingkan dengan semester II2009. Peningkatan ini sejalan dengan mulai menggeliatnya perekonomian dan kegiatan dunia usaha di tengah pemulihan krisis keuangan global yang berlangsung lebih cepat dari perkiraan semula. Relatif stabilnya BI-Rate sebagai suku bunga acuan pada angka 6,5 selama beberapa bulan mulai disikapi perbankan dengan menurunkan suku bunga kredit, meski penurunan tersebut masih dapat lebih dioptimalkan lagi, terutama untuk bank-bank milik pemerintah. Sementara itu, peningkatan kredit pada semester I2010 terjadi untuk semua jenis penggunaan, dengan peningkatan tertinggi terjadi pada kredit investasi 22,44, disusul kredit konsumsi dan modal kerja masing-masing sebesar 16,27 dan 5,57. Apabila dibandingkan dengan semester I2009, posisi kredit yang disalurkan pada semester I2010 mengalami peningkatan sebesar 21,46 yoy. Peningkatan tertinggi terjadi pada kredit investasi 42,09, disusul kredit konsumsi 29,26 dan kredit modal kerja 14,87. Melihat perkembangkan realisasi kredit dari perbankan sampai dengan semester I2010, target kredit sampai akhir tahun 2010 sebesar 17-20 diperkirakan dapat tercapai. Namun demikian, tetap harus dicermati agar tetap dalam koridor pencapaian rencana, yaitu untuk membiayai sektor produktif, dan sejalan dengan peningkatan di sisi Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab III_ H alaman 70 . suplai perekonomian. Hal ini ditempuh untuk memastikan agar peningkatan di sisi permintaan dapat diimbangi sisi penawaran secara memadai sehingga tidak menimbulkan tekanan inflasi yang berlebihan. Kredit yang disalurkan oleh bank umum di Wilayah Eks Karesidenan Madiun digunakan untuk membiayai sektor-sektor produktif, antara lain untuk keperluan modal kerja sebesar Rp 9,65 triliun 59 dan investasi sebesar Rp 1,74 triliun 11. Sementara untuk keperluan konsumsi tercatat sebesar Rp 4,98 triliun 30. Berdasarkan pangsa kredit persektor ekonominya, kredit yang disalurkan oleh bank umum di Wilayah Eks Karesidenan Madiun sebagian besar terserap ke sektor lain-lain yang pangsanya terhadap total kredit mencapai 40 . Sementara itu, sektor lain yang menyerap kredit bank umum cukup besar pada semester I2010 adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran PHR dan sektor industri pengolahan masing-masing sebesar 34 dan 11. Dibandingkan dengan semester II2009, peningkatan kredit tertinggi pada semester I2010 terjadi pada sektor Jasa Sosial sebesar 335,62, kemudian diikuti sektor lain-lain 45,24 dan sektor pertambangan 14,52. Tingginya pertumbuhan kredit untuk sektor Jasa Sosial disebabkan meningkatnya permintaan kredit multiguna untuk para pegawai seiring dengan meningkatnya kebutuhan memasuki tahun ajaran baru anak sekolah serta menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Berdasarkan pangsa kredit perwilayah, KotaKabupaten Kediri memiliki pangsa pasar tertinggi 35,21 terhadap totdal kredit di Wilayah Eks Karesidenan Madiun. Sedangkan terendah di Kabupaten Trenggalek 3,35. Dibandingkan semester II2009,tingkat pertumbuhan kredit bank umum semester I2010 di Wilayah Eks Karesidenan Madiun, Kabupaten Pacitan memiliki peringkat yang relatif lebih baik dibandingkan dengan daerah lain, yaitu sebesar 19,04. Sebagian besar kredit yang disalurkan bank umum di Wilayah Eks Karesidenan Madiun pada semester I-2010, yaitu sebesar 87,42 digunakan untuk membiayai sektor UMKM. Posisi kredit UMKM pada semester I-2010, tercatat sebesar Rp. 14,31 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 9,81 dibandingkan dengan semester II-2009 yang tercatat sebesar Rp. 13,03 triliun. Sementara itu, dibandingkan dengan semester I-2009 terjadi peningkatan sebesar 21,66 yoy. Peningkatan kredit kepada UMKM tersebut antara lain didorong karakteristik Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab III_ H alaman 71 . UMKM yang selama ini dinilai lebih tahan terhadap guncangan krisis dan didukung dengan komitmen perbankan untuk terus meningkatkan pembiayaan bagi pemberdayaan sektor tersebut. Berdasarkan skala usaha yang dibiayai, sebagian besar kredit UMKM disalurkan kepada usaha mikro dengan plafon sampai dengan Rp. 50 juta yang pada semester I-2010 penyalurannya mencapai Rp. 5,80 triliun 41, sedangkan kredit kepada usaha kecil dengan plafon Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 500 juta mencapai Rp. 5,80 triliun 40. Hal ini menunjukkan bahwa usaha mikro dan kecil menjadi pasar yang potensial dan diminati oleh perbankan. Meski dalam perkembangannya kredit UMKM di Wilayah Eks Karesidenan Madiun terus meningkat, namun dalam prakteknya ekspansi penyaluran kredit UMKM masih saja terkendala beberapa persoalan mendasar, antara lain seperti pemenuhan aspek administratif berupa kelengkapan perijinan usaha dan aspek legalitas jaminan collateral yang belum memenuhi persyaratan perbankan. Mengingat pentingnya peranan UMKM bagi perekonomian, terutama di Wilayah Eks Karesidenan Madiun, maka UMKM yang bersifat feasible namun kesulitan untuk memperoleh akses kredit perbankan yang disebabkan belum terpenuhinya persyaratan baku perbankan perlu mendapat perhatian bersama.

3.2. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah