Arah Pengelolaan Belanja Daerah

Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab III_ H alaman 78 . Tabel 3.1. Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2013 Pendapatan Daerah NO URAIAN Tahun 2012 Tahun 2013 1. Pendapatan Asli Daerah 77.381.702.550,00 81.387.000.000,00 1.1  Pajak Daerah 12.847.200.000,00 13.223.000.000,00 1.2  Retribusi Daerah 14.688.576.950,00 15.791.000.000,00 1.3  Hasil Pengelolaan Daerah yang dipisahkan 1.496.481.000,00 1.607.000.000,00 1.4  Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah 48.349.444.600,00 50.766.000.000,00

2. Dana Perimbangan

907.372.284.310,69 957.962.972.966,69 2.1  Dana bagi hasil pajak bukan pajak 65.907.865.310,69 65.907.865.310,69 2.2  Dana Alokasi Umum 779.077.679.000,00 829.668.367.655,00 2.3  Dana Alokasi Khusus 62.386.740.000,00 62.386.740.000,00 3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 196.536.865.681,49 189.536.411.159,00 3.1  Hibah - - 3.2  Dana Darurat - - 3.3  Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemda lainnya 48.292.454.522,49 50.292.000.000,00 3.4  Dana Penyesuaian otonomi khusus 108.490.939.320,00 99.490.939.320,00 3.5  Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemda Lainnya 39.753.471.839,00 39.753.471.839,00 Jumlah Pendapatan APBD 1.181.290.852.542,18 1.228.886.384.124,69 Sumber: DPPKAD Tahun 2012

3.3.2. Arah Pengelolaan Belanja Daerah

Arah pengelolaan belanja daerah Kabupaten Ponorogo pada tahun 2012 ditekankan pada peningkatan proporsi belanja untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat Ponorogo dengan tetap memperhatikan proporsi dan eksistensi penyelenggaraan Pemerintahan, sehingga perlu penekanan pada efisiensi belanja tidak langsung pada pelaksanaannya. Disamping itu perlunya efektifitas anggaran dan Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab III_ H alaman 79 . prioritisasi program dalam mendukung pembangunan daerah.Belanja daerah, atau yang dikenal dengan pengeluaran pemerintah daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu, belanja daerah dikenal sebagai salah satu instrumen kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah pemerintah daerah, di samping pos pendapatan pemerintah daerah. Semakin besar belanja daerah diharapkan akan makin meningkatkan kegiatan perekonomian daerah terjadi ekspansi perekonomian. Di sisi lain, semakin besar pendapatan yang dihasilkan dari pajak-pajak dan retribusi atau penerimaan-penerimaan yang bersumber dari masyarakat, maka akan dapat mengakibatkan menurunnya kegiatan perekonomian terjadi kontraksi perekonomian. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 menegaskan, belanja daerah merupakan semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi ataupun kabupatenkota yang meliputi urusan wajib dan urusan pilihan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 juga telah menentukan, struktur belanja terdiri dari belanja tidak langsung, dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi: belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi: belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Selain itu belanja penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Proyeksi belanja daerah Kabupaten Ponorogo tahun 2012 adalah sebagai berikut: Lampiran RKPD kabupaten Ponorogo Tahun 2013. Bab III_ H alaman 80 . Tabel 3.2. Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2013 Belanja Daerah No Uraian Tahun 2012 Tahun 2013 2.1 Belanja Tidak Langsung 845.267.216.124,50 874.085.485.027,00 2.1.1 Belanja Pegawai 770.362.177.110,00 808.063.186.127,00 2.1.2 Belanja Bunga 37.000.000,00 - 2.1.3 Belanja Subsidi - - 2.1.4 Belanja Hibah 1.627.500.000,00 1.627.500.000,00 2.1.5 Belanja Bantuan sosial 10.423.070.000,00 10.423.070.000,00 2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi Kabupaten Kota dan Pemerintah Desa 2.320.075.000,00 2.320.075.000,00 2.1.7 Belnja Bantuan Keuangan Propinsi KabupatenKota dan Pemerintah Desa 48.651.653.900,00 48.651.653.900,00 2.1.8 Belanja Tidak Terduga 11.845.740.114,50 3.000.000.000,00 2.2 Belanja Langsung 394.995.836.751,38 364.600.899.097,69 2.2.1 Belanja Pegawai 34.368.603.500,00 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 159.376.999.521,00 2.2.3 Belanja Modal 201.250.233.730,38 Jumlah Belanja 1.240.263.052.875,88 1.238.686.384.124,69 Surplus Defisit 58.972.200.333,70 9.800.000.000,00 Sumber: DPPKAD Tahun 2012

3.3.3. Arah Pembiayaan Daerah