RKPD 2013 RKPD2013

(1)

i

DAFTAR ISI

Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

... i ... ii ... v

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan ... I-5 1.3. Hubungan Antar Dokumen ... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan ... I-7 1.5. Sistematika RKPD ... I-8 1.6. Maksud dan Tujuan ... I-9

BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2011 dan Capaian

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daearah

2.1Gambaran Umum Kondisi Daerah ... II-1 2.1.1 Aspek Geografi ... II-1 2.1.2 Aspek Demografi ... II-3 2.2Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah ... II-5 2.2.1 Evaluasi Agregatif Pembangunan Jateng ... II-5 2.2.2 Evaluasi Kinerja Urusan Kewenangan Provinsi ... II-10 2.3Lingkungan Strategis ... II-84 2.4Permasalahan Pembangunan Daerah ... II-88

BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan

Daerah

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ... III-1 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Tengah ... III-1 3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah ... III-6 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... III-9 3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan . III-9 3.2.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... III-17

BAB IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2013

4.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Jangka

Menengah ... IV-1 4.2 Prioritas Pembangunan Daerah Jawa Tengah Tahun 2013 ... IV-3 4.3 Prioritas Pengembangan Kewilayahan Jawa Tengah ... IV-28

BAB V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2013

5.1 Urusan Wajib ... V-1 5.2 Urusan Pilihan ... V-37 BAB VI Penutup ... VI-1


(2)

ii

Tahun 2008-2010 ... II-2 Tabel 2.2 Kejadian Bencana di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008-2011 ... II-2 Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut

Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tahun 2010 ... II-3 Tabel 2.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) se Pulau Jawa-Bali dan

Nasional Tahun 2009-2010 ... II-5 Tabel 2.5 Pertumbuhan Ekonomi se Pulau Jawa-Bali dan Nasional

Tahun 2010-2011 (%) ... II-6 Tabel 2.6 Angka Inflasi se Pulau Jawa-bali dan Nasional Tahun

2010-2011 (%) ... II-6 Tabel 2.7 Nilai Tukar Petani (NTP) se Pulau Jawa-Bali dan Nasional

Tahun 2010-2011 ... II-7 Tabel 2.8 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ... II-8 Tabel 2.9 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin se

Pulau Jawa-Bali Dan Nasional Tahun 2010-2011 ... II-8 Tabel 2.10 Jumlah dan Persentase TPT se Pulau Jawa-Bali dan

Nasional Tahun 2010-2011 ... II-9 Tabel 2.11 Indeks dan Rangking IPG se Pulau Jawa-Bali dan Nasional

Tahun 2009-2010 ... II-10 Tabel 2.12 Indeks dan Rangking IDG se Pulau Jawa-Bali dan Nasional

Tahun 2009-2010 ... II-10 Tabel 2.13 Capaian Kinerja Urusan Pendidikan ... II-11 Tabel 2.14 Capaian Kinerja Urusan Kesehatan ... II-18 Tabel 2.15 Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum ... II-21 Tabel 2.16 Capaian Kinerja Urusan Perumahan ... II-23 Tabel 2.17 Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang ... II-24 Tabel 2.18 Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan ... II-25 Tabel 2.19 Capaian Kinerja Pelayanan Perhubungan ... II-27 Tabel 2.20 Capaian Kinerja Prasarana Keselamatan Lalu Lintas

Jalan Provinsi ... II-28 Tabel 2.21 Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup ... II-30 Tabel 2.22 Capaian Kinerja Urusan Pertanahan ... II-33 Tabel 2.23 Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan

Sipil ... II-34 Tabel 2.24 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan


(3)

iii

Tabel 2.25 Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ... II-41 Tabel 2.26 Capaian Kinerja Urusan Sosial ... II-43 Tabel 2.27 Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan ... II-44 Tabel 2.28 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM ... II-45 Tabel 2.29 Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal ... II-47 Tabel 2.30 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan ... II-49 Tabel 2.31 Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga ... II-51 Tabel 2.32 Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan

Politik Dalam Negeri ... II-53 Tabel 2.33 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian ... II-56 Tabel 2.34 Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan ... II-59 Tabel 2.35 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa ... II-61 Tabel 2.36 Capaian Kinerja Urusan Statistik ... II-63 Tabel 2.37 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan ... II-64 Tabel 2.38 Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika ... II-66 Tabel 2.39 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan ... II-67 Tabel 2.40 Capaian Kinerja Urusan Pertanian ... II-69 Tabel 2.41 Capaian Kinerja Urusan Kehutanan ... II-72 Tabel 2.42 Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral . II-75 Tabel 2.43 Capaian Kinerja Urusan Pariwisata ... II-77 Tabel 2.44 Capaian Kinerja Urusan Perikanan dan Kelautan ... II-79 Tabel 2.45 Capaian Kinerja Urusan Perdagangan ... II-80 Tabel 2.46 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian ... II-82 Tabel 2.47 Capaian Kinerja Urusan Transmigrasi ... II-83 Tabel 3.1 Struktur dan Laju Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2012 ... III-3 Tabel 3.2 Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah

Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2010-2012 ... III-4 Tabel 3.3 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Jawa Tengah

Tahun 2010 - 2014 ... III-9 Tabel 3.4 Prediksi Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor

Tahun 2013 Berdasarkan Harga Berlaku ... III-9 Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2009-2013 ... III-10 Tabel 3.6 Persentase Sumber-Sumber Pendapatan Daerah Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2009-2012 ... III-11 Tabel 3.7 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah


(4)

iv

Kewenangan APBD Tahun 2010-2012 dan Indikasi

Anggaran Tahun 2013 - 2014 ... III-13 Tabel 3.10 Realisasi Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun

2009-2012 ... III-15 Tabel 3.11 Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 ... III-16 Tabel 4.1 Sinergitas Permasalahan, Isu Strategis, dan Prioritas

Daerah dalam Pencapaian Misi RPJMD Tahun 2008 – 2013 dan Prioritas Nasional ... IV-11 Tabel 4.2 Prioritas Program Pembangunan Daerah Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2013 ... IV-33 Tabel 4.3 Pagu Indikatif Prioritas Pembangunan RKPD

Tahun 2013 ... IV-47 Tabel 5.1 Capaian Kinerja Pembangunan Tahun 2008-2011

dan Target Kinerja Tahun 2012-2013 Provinsi Jawa Tengah Menurut Urusan Kewenangan ... V-49


(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Substansi RKPD Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2013 ... I-2 Gambar 1.2 Alur Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2013 ... I-4 Gambar 2.1 Piramida Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ... II-4 Gambar 2.2 Grafik Perkembangan Tingkat Kemiskinan se Pulau

Jawa-Bali dan Nasional Periode 2010 dan 2011 ... II-8 Gambar 2.3 Grafik Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Di Pulau Jawa-Bali dan Nasional Tahun 2011 ... II-9 Gambar 2.4 Sinkronisasi Isu Strategis dan Isu Strategis Nasional

Tahun 2013 ... II-92 Gambar 3.1 Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah

(2005-2011) ... III-2 Gambar 3.2 Grafik Trend Inflasi Jawa Tengah (2005-2011) ... III-5 Gambar 4.1 Skema Alur dan Keterkaitan antara Prioritas Daerah,


(6)

I - 1

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 merupakan tahun terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013 untuk Perwujudan Masyarakat Jawa Tengah yang Semakin Sejahtera, Mandiri, Berkemam-puan, dan Berdaya Saing Tinggi.

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 berpedoman pada tiga peraturan perundangan, yaitu: (1) Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; (2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; dan (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.

RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 juga mengacu : (1) hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2012 untuk diserasikan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2013; (2) hasil evaluasi paruh waktu RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013; (3) hasil evaluasi RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011; (4) Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millenium Development Goals (RAD MDGs) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015; (5) Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015; (6) implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM); (7) sinergitas dan sin-kronisasi kebijakan Pemerintah melalui 4 (empat) pilar pembangunan yaitu pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment; (8) pelaksanaan

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) dan Masterplan Percepatan dan Perluasan Penanggulangan Kemis-kinan Indonesia (MP3KI), dengan meningkatkan keterkaitan antar sektor dan antar wilayah serta mempertimbangkan rekomendasi Kajian Ling-kungan Hidup Strategis (KLHS) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011.

Dokumen RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 bernilai strategis dan penting, antara lain : 1) Merupakan instrumen pelaksanaan RPJMD; 2) Menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) berupa program/kegiatan SKPD dan/atau lintas SKPD; 3) Mewujudkan konsistensi program dan sinkronisasi pencapaian sasaran


(7)

I - 2

RPJMD; 4) Menjadi landasan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD); 5) Menjadi pedoman dalam mengevaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang APBD; 6) Selain itu menjadi acuan bagi Pemerintah Kabu-paten/Kota di Jawa Tengah dalam menyusun RKPD Tahun 2013.

Kerangka pikir substansial dalam penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah ditunjukkan dalam Gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1

Kerangka Pikir Substansi RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

Mendasarkan pada ketentuan yang berlaku dan memperhatikan kerangka pikir substansial dalam penyusunan RKPD, maka proses penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 dilakukan melalui berbagai tahapan sebagai berikut :

1.Persiapan penyusunan RKPD.

Kegiatan yang dilakukan berupa : a) Penyusunan rancangan keputusan kepala daerah tentang pembentukan tim penyusun RKPD; b) Pe-nyusunan agenda kerja tim penyusun RKPD; serta c) Penyiapan data dan informasi.

2.Penyusunan Rancangan Awal RKPD.

Dalam tahap ini dilakukan berbagai kegiatan yaitu : a) Pengolahan data dan informasi; b) Analisis gambaran kondisi umum daerah; c) Analisis kondisi perekonomian dan keuangan daerah; d) Evaluasi kinerja pem-bangunan daerah (evaluasi agregatif dan evaluasi kinerja urusan); e) Telaah kebijakan nasional; f) Telaah pokok-pokok pikiran DPRD Provinsi; g) Perumusan masalah pembangunan daerah dan isu strategis daerah; h) Perumusan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah; i) Perumusan kebijakan umum, strategi, dan prioritas pembangunan daerah; j) Perumusan rencana program prioritas dan pagu indikatif; k) Pelaksanaan curah pendapat; l) Penyelarasan prioritas pembangunan


(8)

I - 3

menjadi Rancangan RKPD. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi : a) Sosialisasi Rancangan Awal RKPD; b) Penyusunan Rancangan Renja SKPD; c) Forum SKPD dan Musrenbangwil; d) Verifikasi Renja SKPD berdasarkan hasil Forum SKPD dan Musrenbangwil; dan e) Penyajian Rancangan RKPD.

4.Pelaksanaan Musrenbang RKPD

Musrenbang RKPD dilaksanakan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap Rancangan RKPD, meliputi : a) Program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah provinsi dengan arah kebijakan, prioritas, dan sasaran pembangunan nasional serta usulan program dan kegiatan hasil Musrenbang kabupaten/kota; b) Usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat kepada pemerintah daerah provinsi pada Musrenbang RKPD kabupaten/kota dan/atau sebelum Musrenbang RKPD Provinsi dilak-sanakan; c) Indikator dan target kinerja program dan kegiatan pemba-ngunan provinsi; d) Prioritas pembapemba-ngunan daerah serta rencana kerja dan pendanaan; dan e) Sinergitas dengan RKP.

5.Perumusan Rancangan Akhir RKPD

Hasil kesepakatan Musrenbang RKPD dan Musrenbang Nasional RKP Tahun 2013 menjadi bahan masukan untuk menyusun Rancangan Akhir RKPD. Sebelum Rancangan Akhir RKPD tersebut ditetapkan menjadi Peraturan Gubernur Jawa Tengah, terlebih dahulu dilakukan dialog interaktif antara Pemerintah Daerah (eksekutif) dengan DPRD (legislatif) Provinsi Jawa Tengah.

6.Penetapan RKPD

Memperhatikan ketentuan yang termaktub dalam Permendagri Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi RKPD Tahun 2013, maka RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah.

Alur penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut.


(9)

I - 4 Gambar 1.2

Alur Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

Persiapan Penyusunan RKPD

Penyusunan KUA - PPAS Penyusunan

APBD Th. 2013 Pengolahan

Data & Informasi

Analisis Gambaran Kondisi Umum Daerah

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah

Evaluasi Agregatif Evaluasi Kinerja Urusan

RPJMD Th. 2008-2013

RKPD Tahun 2011

Perumusan Masalah Pembangunan Daerah

Rumusan Isu Strategis Daerah

Kebijakan Nasional

Pokok - Pokok Pikiran DPRD

Rumusan Kerangka Ekonomi Daerah

Rumusan Kebijakan Umum, Strategi dan Prioritas Daerah

Rumusan Renc Program Prioritas Daerah dan Pagu Indikatif

Curah Pendapat dengan Publik

Penyelarasan Prioritas, Rencana Program Prioritas, Pagu Indikatif Evaluasi Kondisi

Perekonomian & Keuangan Daerah

Sosialisasi Rancangan Awal RKPD

Musrenbang RKPD Provinsi Penyusunan Rancangan Renja SKPD

Forum SKPD Musrenbangwil

Dialog Interaktif

Penetapan Pergub ttg RKPD Rancangan

Awal RKPD

Rancangan RKPD

Rancangan Akhir RKPD

RKPD Th. 2013

Musrenbangnas RKP 2013


(10)

I - 5 Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah terakhir kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pemba-ngunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga;

10.Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah; 11.Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan;

12.Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;

13.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

14.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

15.Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;

16.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

17.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

18.Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

19.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

20.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;


(11)

I - 6

21.Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; 22.Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi

Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca;

23.Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventaris Gas Rumah Kaca;

24.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah;

25.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

26.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025;

27.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah;

28.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013;

29.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Provinsi Jawa Tengah;

30.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Provinsi Jawa Tengah; 31.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029; 32.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2010 tentang

Penanaman Modal;

33.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Panas Bumi di Jawa Tengah;

34.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah;

35.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

36.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Taman Hutan Rakyat KGPAA Mangkunegara I;

37.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pertambangan, Mineral, dan Batubara di Jawa Tengah; 38.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Air Tanah di Jawa Tengah;

39.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pengendalian Muatan Angkutan Barang di Jalan;

40.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Koperasi;


(12)

I - 7

43.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 44.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

45.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2013;

46.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2013.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 memiliki keterkaitan erat dan sejalan dengan arah pembangunan yang termuat dalam berbagai dokumen perencanaan pembangunan nasional maupun Provinsi Jawa Tengah. Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 mengacu pada RPJMN Tahun 2010-2014 dan RKP Tahun 2013.

Selain itu penyusunan RKPD juga mendasarkan berbagai dokumen perencanaan multi sektor di tingkat nasional antara lain Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) di Indonesia, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN PG) 2011-2015, Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK), serta Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.

RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 juga disusun dengan memedomani berbagai dokumen perencanaan multi sektor di tingkat provinsi, antara lain Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029, RAD MDGs Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015, Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Provinsi Jawa Tengah, RAD PG Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015, Rencana Aksi Daerah Pengurangan Resiko Bencana (RAD PRB) dan rekomendasi hasil KLHS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011.

1.4. Kaidah Pelaksanaan

1. RKPD Tahun 2013 merupakan rencana kerja pemerintah selama satu tahun dengan mendasarkan potensi yang tersedia, prioritas, target dan capaian yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan lainnya.


(13)

I - 8

2. Mendasarkan Permendagri Nomor 54 tahun 2010 pasal 285 dan Permendagri Nomor 32 tahun 2012 pasal 3 ayat 2 pada Lampiran I, perubahan RKPD dapat dilakukan apabila hasil evaluasi pelaksanaan dalam tahun berjalan menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan meliputi :

a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pem-bangunan, rencana program dan kegiatan prioritas daerah;

b. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan;

c. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;

d. Pergeseran kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan, penam-bahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penampenam-bahan atau pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan.

1.5. Sistematika RKPD

RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dengan berpedoman pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Memuat latar belakang; dasar hukum penyusunan; hubungan antar dokumen; kaidah pelaksanaan; sistematika RKPD; serta maksud dan tujuan.

BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2011 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Memuat gambaran umum kondisi daerah; evaluasi kinerja pembangunan daerah yang terdiri atas evaluasi agregatif pembangunan dan evaluasi kinerja urusan kewenangan provinsi; lingkungan strategis yang terdiri atas internal dan eksternal; serta permasalahan pembangunan daerah yang di dalamnya juga terdapat isu strategis.

BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan

Daerah

Memuat tentang arah kebijakan ekonomi daerah yang terdiri atas kondisi ekonomi daerah serta tantangan dan prospek perekonomian daerah; arah kebijakan keuangan daerah yang terdiri atas proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan serta arah kebijakan keuangan daerah.

BAB IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2013

Memuat visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah; prioritas pembangunan daerah yang terdiri atas kebijakan umum, strategi, prioritas pembangunan daerah tahun 2013, dan prioritas pengembangan kewilayahan.


(14)

I - 9

BAB VI Penutup

Memuat harapan pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013.

1.6. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 adalah untuk menjabarkan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 ke dalam program/kegiatan prioritas pembangunan Jawa Tengah Tahun 2013, dengan memperhatikan pencapaian sasaran dan program RPJMN Tahun 2010-2014 dan mensinkronkan pencapaian sasaran dan program hasil Musrenbangnas Tahun 2012 sebagai bahan masukan dalam penyusunan RKP Tahun 2013.

Tujuan penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 adalah sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, penyusunan Rancangan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 dan penyusunan RKPD Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.


(15)

II - 1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2011

DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DAERAH

2.1. Gambaran Kondisi Umum Daerah

2.1.1. Aspek Geografi

Wilayah Provinsi Jawa Tengah berada pada 5040’ - 8030’ Lintang

Selatan dan 108030’ - 111030’ Bujur Timur. Secara administratif wilayah

Provinsi Jawa Tengah berbatasan dengan Samudera Hindia dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan; Provinsi Jawa Barat di sebelah barat; Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota, dan terdiri dari 573 Kecamatan yang meliputi 7.810 Desa dan 767 Kelurahan dengan luas wilayah sebesar 3.254.412 Ha atau 25,04% dari luas Pulau Jawa.

Topografi wilayah Jawa Tengah memiliki relief yang beraneka ragam, meliputi daerah pegunungan dan dataran tinggi yang membujur sejajar dengan panjang pulau Jawa di bagian tengah; dataran rendah yang hampir tersebar di seluruh Jawa Tengah; dan pantai yaitu Pantai Utara dan Selatan. Kemiringan lahan di Jawa Tengah bervariasi, meliputi lahan dengan kemiringan 0-2% sebesar 38%; lahan dengan kemiringan 2-15% sebesar 31%; lahan dengan kemiringan 15-40% sebesar 19%; dan lahan dengan kemiringan lebih dari 40% sebesar 12%.

Selain itu, keadaan iklim di Jawa Tengah termasuk dalam kategori iklim tropis basah. Pada tahun 2010, suhu udara di Jawa Tengah berkisar

antara 24,70C - 280C, dan kelembaban udara berada pada kisaran antara

79% - 87%. Curah hujan tertinggi sebesar 5.555 mm (tercatat di Stasiun Meteorologi Wonosobo) dan hari hujan terbanyak 302 hari (tercatat di Stasiun Meteorologi Cilacap).

Penggunaan lahan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 meliputi lahan sawah seluas 991.524 Ha (30,47%) dan bukan lahan sawah seluas 2.262.888 Ha (69,53%). Jika dibandingkan dengan tahun 2009, maka kondisi ini menunjukkan adanya penurunan luas lahan sawah yang beralih menjadi bukan lahan sawah sebesar 128 Ha (0,013%). Penggunaan lahan di Provinsi Jawa Tengah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :


(16)

II - 2

Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) %

1 Lahan Sawah 990.652 30,44 991.652 30,47 991.524 30,47

a Pengairan Teknis 382.643 38,63 383.262 38,65 386.953 39,03 b Pengairan 1/2 Teknis 129.630 13,09 133.769 13,49 131.687 13,28 c Pengairan Sederhana 136.796 13,81 136.635 13,78 140.423 14,16 d Pengairan Desa/Non PU 57.032 5,76 52.596 5,30 57.731 5,82 e Tadah Hujan 281.919 28,46 282.521 28,49 272.364 27,47

f Pasang Surut 1.561 0,16 1.613 0,16 1.661 0,17

g Lebak, Polder, Lainnya 1.071 0,11 1.256 0,13 705 0,07

2 Bukan Lahan Sawah 2.263.760 69,56 2.262.760 69,53 2.262.888 69,53

a Bangunan/ Pekarangan 524.465 16,12 503.923 15,48 537.288 16,51 b Tegal/Kebun 732.853 22,52 730.370 22,44 723.056 22,22

c Ladang/Huma 13.346 0,41 13.413 0,41 11.664 0,36

d Padang Rumput 1.231 0,04 1.184 0,04 1.745 0,05

e Hutan Rakyat 95.550 2,94 103.402 3,18 103.004 3,17

f Hutan Negara 568.572 17,47 578.107 17,76 567.449 17,44 g Perkebunan Negara 71.868 2,21 69.345 2,13 71.337 2,19

h Rawa 9.027 0,28 9.035 0,28 9.021 0,28

i Tambak 34.972 1,07 39.810 1,22 37.574 1,15

j Kolam/Empang 3.719 0,11 8.259 0,25 3.046 0,09

k Sementara tidak

diusahakan 1.772 0,05 1.628 0,05 1.429 0,04

l Lain-lain 206.385 6,34 204.284 6,28 196.275 6,03

Jumlah (Ha) 3.254.412 100,00 3.254.412 100,00 3.254.412 100,00

Tahun 2010

No. Penggunaan Lahan Tahun 2008 Tahun 2009

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2011

Adanya indikasi perubahan fungsi lahan di Provinsi Jawa Tengah, dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana banjir dan tanah longsor. Hal ini ditunjukkan dengan frekuensi kejadian bencana di Jawa Tengah dari tahun ke tahun yang cenderung mengalami peningkatan. Kondisi kebencanaan di Jawa Tengah dilihat dari frekuensi kejadiannya dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini :

Tabel 2.2

Kejadian Bencana di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008 – 2011

No Jenis Bencana 2008 2009 2010 2011

1 2 3 4 5 6

1 Banjir 42 81 161 105

2 Tanah Longsor 31 131 152 105

3 Puting Beliung 24 111 138 85

4 Kekeringan 53 0 0 19

6 Kebakaran 14 133 67 102

7 Lainnya 5 4 8 3

Sumber : Data Induk Bencana Indonesia, 2012

Tingginya frekuensi kejadian banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah mengindikasikan telah terjadi degradasi daerah aliran sungai terutama di daerah hulu yang mengakibatkan tingginya sedimentasi pada sungai-sungai yang berada dalam daerah aliran sungai tersebut. Akibatnya ketika intensitas curah hujan yang cukup tinggi, maka air sungai meluap dan terjadi longsor.


(17)

II - 3

2.1.2. Aspek Demografi

Jumlah penduduk Jawa Tengah berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 sebanyak 32.382.657 jiwa (14% dari jumlah penduduk Indonesia), yang terdiri dari laki-laki 16.091.112 jiwa (49,69%) dan perempuan 16.291.545 jiwa (50,31%). Jumlah ini menempatkan Provinsi Jawa Tengah sebagai provinsi ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Penduduk yang bertempat tinggal di perkotaan sebanyak 14.805.038 jiwa (45,72%) dan di perdesaan 17.577.619 jiwa (54,28%).

Perbandingan jumlah penduduk antara laki-laki dan perempuan di Jawa Tengah menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki, yang dapat dilihat dari rasio jenis kelamin (rasio jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan) yaitu sebesar 98,77.

Kepadatan penduduk di Provinsi Jawa Tengah sebesar 995

jiwa/km2. Jumlah penduduk paling banyak terdapat di Kabupaten Brebes

sejumlah 1.733.869 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Kota Magelang sebanyak 118.227 jiwa. Secara rinci jumlah penduduk pada masing-masing kabupaten dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tahun 2010

No. Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis

Kelamin

01. Kab. Cilacap 824.279 817.828 1.642.107 100,79

02. Kab. Banyumas 778.197 776.330 1.554.527 100,24

03. Kab. Purbalingga 420.258 428.694 848.852 98,03

04. Kab. Banjarnegara 436.152 432.761 868.913 100,78

05. Kab. Kebumen 578.724 581.202 1.159.926 99,57

06. Kab. Purworejo 343.644 351.783 695.427 97,69

07. Kab. Wonosobo 383.401 371.482 754.883 103,21

08. Kab. Magelang 594.117 587.606 1.181.723 101,11

09. Kab. Boyolali 459.044 471.487 930.531 97,36

10. Kab. Klaten 555.700 574.347 1.130.047 96,75

11. Kab. Sukoharjo 409.174 415.064 824.238 98,58

12. Kab. Wonogiri 452.386 476.518 928.904 94,94

13. Kab. Karanganyar 402.964 410.232 813.196 98,23

14. Kab. Sragen 421.363 436.903 858.266 96,44

15. Kab. Grobogan 648.598 660.098 1.308.696 98,26

16. Kab. Blora 409.170 420.558 829.728 97,29

17. Kab. Rembang 295.266 296.093 591.359 99,72

18. Kab. Pati 578.127 612.866 1.190.993 94,33

19. Kab. Kudus 383.508 393.929 777.437 97,35

20. Kab. Jepara 548.140 549.140 1.097.280 99,82


(18)

II - 4

24. Kab. Kendal 457.263 443.050 900.313 103,21

25. Kab. Batang 353.603 353.161 706.764 100,13

26. Kab. Pekalongan 417.406 421.215 838.621 99,10

27. Kab. Pemalang 625.565 635.788 1.261.353 98,39

28. Kab. Tegal 694.695 700.144 1.394.839 99,22

29. Kab. Brebes 872.934 860.935 1.733.869 101,39

30. Kota Magelang 58.311 59.916 118.227 97,32

31. Kota Surakarta 243.296 256.041 499.337 95,02

32. Kota Salatiga 83.479 86.853 170.332 96,12

33. Kota Semarang 764.487 791.497 1.555.984 96,59

34. Kota Pekalongan 140.983 140.451 281.434 100,38

35. Kota Tegal 118.872 120.727 239.599 98,46

Jumlah 2010 16.091.112 16.291.545 32.382.657 98,77

2009*) 16.123.190 16.741.373 32.864.563 96,31

2008*) 16.192.295 16.434.095 32.626.390 98,53

Sumber : Sensus Penduduk 2010 (SP 2010), BPS Provinsi Jawa Tengah, 2011 Keterangan : *) Proyeksi Supas 2005

Secara proporsi kelompok umur, struktur penduduk Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 21.543.429 jiwa lebih banyak dibandingkan penduduk usia non produktif (0-14 tahun dan 64 tahun ke atas) sebanyak 10.839.228 jiwa.

Angka ini dapat menunjukkan angka ketergantungan atau dependency

ratio di Jawa Tengah sebesar 50,31, lebih baik dibandingkan tahun

sebelumnya sebesar 52,16. Namun angka ini menggambarkan masih cukup besarnya beban tanggungan penduduk usia produktif terhadap usia non produktif yaitu setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung beban hidup penduduk usia non produktif sebanyak 50 orang. Struktur penduduk Jawa Tengah dapat digambarkan dengan piramida penduduk seperti terlihat pada Gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1

Piramida Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010


(19)

II - 5

2.2. Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah

2.2.1. Evaluasi Agregatif Pembangunan Jawa Tengah

Evaluasi terhadap capaian kinerja pembangunan secara makro

ditunjukkan dengan capaian indikator agregat meliputi :

a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator kinerja pembangunan untuk mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar penduduk, yaitu angka Usia Harapan Hidup (UHH) yang mengukur peluang hidup, capaian tingkat pendidikan (rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf), serta pengeluaran rill per kapita guna mengukur akses terhadap sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak.

Perkembangan IPM Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu tahun 2008-2010 menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2010 IPM Jawa Tengah sebesar 72,49 lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 sebesar 72,1, bahkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan IPM Nasional sebesar 72,27 (2010). Tetapi jika dibandingkan dengan selu-ruh provinsi di Indonesia, IPM Jawa Tengah menempati rangking 14 (2010).

Apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya se Pulau Jawa - Bali, maka IPM Jawa Tengah tahun 2010 menempati peringkat ketiga setelah Provinsi DKI Jakarta dan DIY. Hal ini terlihat pada Tabel 2.4 berikut :

Tabel 2.4

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) se Pulau Jawa – Bali dan

Nasional Tahun 2009 – 2010

No Provinsi /

Nasional

Tahun 2009 Tahun 2010

Nilai Rangking Nilai Rangking

1 Jawa Tengah 72,10 14 72,49 14

2 Jawa Barat 71,64 15 72,29 15

3 Jawa Timur 71,06 18 71,62 18

4 Banten 70,06 23 70,48 23

5 DKI 77,36 1 77,60 1

6 DIY 75,23 4 75,77 4

7 Bali 71,52 16 72,28 16

Nasional 71,76 - 72,27 -

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2011

b. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar

6,0% (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2010,

yaitu sebesar 5,8%. Meskipun pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah meningkat, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,5%.

Sedangkan sektor dalam PDRB Jawa Tengah yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah


(20)

II - 6

Apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya se Pulau Jawa - Bali, angka pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2011 berada di peringkat keenam. Hal ini terlihat pada Tabel 2.5 berikut :

Tabel 2.5

Pertumbuhan Ekonomi se Pulau Jawa – Bali dan Nasional

Tahun 2010 – 2011 (%)

No Provinsi / Nasional Tahun 2010 Tahun 2011

1 Jawa Tengah 5,8 6,0

2 Jawa Barat 6,09 6,48

3 Jawa Timur 6,67 7,22

4 Banten 5,94 6,43

5 DKI 6,51 6,70

6 DIY 4,87 5,16

7 Bali 5,83 6,49

Nasional 6,1 6,5

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2011

c. Inflasi

Angka inflasi (yoy) di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar

2,68%, menurun dari angka inflasi tahun 2010 sebesar 6,68%, serta lebih baik dari angka inflasi nasional sebesar 3,79%. Beberapa hal yang mempengaruhi turunnya angka inflasi tahun 2011 antara lain adalah relatif terjaganya pasokan komoditas bahan pangan utama pada akhir tahun 2011.

Apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya se Pulau Jawa –

Bali, angka inflasi Jawa Tengah tahun 2011 menempati peringkat pertama. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut :

Tabel 2.6

Angka Inflasi se Pulau Jawa – Bali dan Nasional

Tahun 2010 – 2011 (%)

No Provinsi / Nasional Tahun 2010 Tahun 2011

1 Jawa Tengah 6,88 2,68

2 Jawa Barat 6,62 3,10

3 Jawa Timur 7,1 4,09

4 Banten 6,10 3,79

5 DKI 6,96 3,97

6 DIY 6,8 3,88

7 Bali 8,10 3,75

Nasional 6,96 3,79

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2011

d. Indeks Gini dan Indeks Williamson

Kesenjangan antar kelompok pendapatan masyarakat di Jawa Tengah menunjukkan kondisi yang relatif baik, meskipun ada kenaikan Indeks Gini dari sebesar 0,25 pada tahun 2009 menjadi sebesar 0,29 pada tahun 2010, atau terdapat kenaikan sebesar 0,04 poin. Kenaikan


(21)

II - 7

Indeks Gini menunjukkan meningkatnya kesenjangan pendapatan masyarakat Jawa Tengah di tahun 2010.

Kesenjangan ekonomi di Jawa Tengah antar Kabupaten/Kota semakin menurun, yang ditunjukkan dengan membaiknya Indeks Williamson. Pada tahun 2008 Indeks Williamson tercatat 0,7177 dan pada tahun 2009 menjadi 0,7102, sedangkan pada tahun 2010 menjadi 0,7070. Hal ini menggambarkan bahwa pembangunan antar wilayah semakin merata, namun ke depan pembangunan di Jawa Tengah harus tetap mensinergikan antara pembangunan wilayah dengan pembangu-nan sektoral.

e. Nilai Tukar Petani (NTP)

Kemampuan tukar barang-barang produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang/jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam memproduksi produk pertanian ditunjukkan dengan NTP. Pada akhir tahun 2011, NTP Jawa Tengah sebesar 106,62 meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 103,12, dan lebih baik dibandingkan NTP Nasional tahun 2011 sebesar 105,75.

Apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya se Pulau Jawa –

Bali, NTP Jawa Tengah tahun 2011 berada di peringkat keempat. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut :

Tabel 2.7

Nilai Tukar Petani (NTP) se Pulau Jawa – Bali dan Nasional

Tahun 2010 – 2011

No Provinsi / Nasional Tahun 2010 Tahun 2011

1 Jawa Tengah 103,12 106,62

2 Jawa Barat 101,46 108,17

3 Jawa Timur 98,87 102,62

4 Banten 103,71 106,54

5 DIY 113,70 116,61

6 Bali 104,20 108,00

Nasional 102,75 105,75

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2011

f. Penduduk Miskin dan Pengangguran

Persentase penduduk miskin di Jawa Tengah selama kurun waktu tahun 2008 hingga tahun 2011 cenderung menurun. Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebanyak 5.255,99 ribu jiwa (16,21%), menurun dibandingkan tahun 2010 sebanyak 5.369,16 ribu jiwa (16,56%), namun masih di atas angka nasional yaitu sebesar 12,49%. Penduduk miskin di Jawa Tengah sebagian besar berada di wilayah perdesaan, yaitu sebesar 17,50%, sementara yang berada di wilayah perkotaan sebesar 14,67%. Walaupun penduduk miskin telah mengalami penurunan, jumlah tersebut masih cukup tinggi sehingga masih perlu upaya lebih keras untuk menurunkannya.


(22)

II - 8

Tabel 2.8

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011

Tahun

Jumlah Penduduk Miskin

(ribu orang) % Penduduk Miskin

Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa

2008 2.556,5 3.633,1 6.189,6 16,34 21,96 19,23

2009 2.420,9 3.304,8 5.725,7 15,41 19,89 17,72

2010 2.258,94 3.110,22 5.369,16 14,33 18,66 16,56

2011 2.175,82 3.080,17 5.255,99 14,67 17,50 16,21

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2011

Apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya se Pulau Jawa –

Bali, persentase penduduk miskin Jawa Tengah tahun 2011 lebih tinggi, dapat dilihat dari Tabel 2.9 dan Gambar 2.2 berikut :

Tabel 2.9

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

se Pulau Jawa – Bali dan Nasional Tahun 2010 – 2011

No Provinsi/

Nasional

Tahun 2010 Tahun 2011

Jumlah (ribu) % Jumlah (ribu) %

1 Jawa Tengah 5.369,2 16,56 5.255,99 16,21

2 Jawa Barat 4.773 11,27 4.650,81 10,57

3 Jawa Timur 5.529 15,26 5.227,31 13,85

4 Banten 758,16 7,16 690,87 6,26

5 DKI 312,18 3,48 355,20 3,64

6 DIY 577,30 16,83 564,23 16,14

7 Bali 174,93 4,88 183,13 4,59

Nasional 31.023,40 13,33 29.890,14 12,36

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2011

Gambar 2.2

Grafik Perkembangan Tingkat Kemiskinan

se Pulau Jawa – Bali dan Nasional Periode 2010 dan 2011

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2011 (diolah)

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah menun-jukkan kecenderungan menurun. TPT pada tahun 2011 sebesar 5,93%, menurun dari tahun 2010 sebesar 6,21%, bahkan di bawah angka nasional sebesar 6,56%. Kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang terserap di pasar kerja mengalami peningkatan. Capaian TPT


(23)

II - 9

pada tahun 2009-2011 telah melampaui target RPJMD, namun demikian masih diperlukan upaya dalam rangka mendukung capaian target MDG’s sebesar 5,60%.

Apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya se Pulau Jawa –

Bali, persentase TPT Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 cukup baik yaitu berada pada peringkat ketiga setelah Provinsi Bali dan Jawa Timur. Hal tersebut terlihat dari Tabel 2.10 dan Gambar 2.3 berikut :

Tabel 2.10

Jumlah dan Persentase TPT se Pulau Jawa – Bali dan Nasional

Tahun 2010 – 2011

No Provinsi/

Nasional

Tahun 2010 Tahun 2011

Jumlah (ribu) % Jumlah (ribu) %

1 Jawa Tengah 1.046,9 6,21 1.002,7 5,93

2 Jawa Barat 1.951,4 10,33 1.901,8 9,83

3 Jawa Timur 828,9 4,26 821,5 4,16

4 Banten 726,4 13,68 680,6 13,6

5 DKI 582,8 11,05 555,4 10,80

6 DIY 107,1 5,69 74,3 5,97

7 Bali 68,8 3,06 52,4 2,32

Nasional 8.319,8 7,14 7.700,1 6,56

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2011

Gambar 2.3

Grafik Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Pulau Jawa - Bali dan Nasional Tahun 2011

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2011 (diolah)

g. Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan

Gender (IDG)

Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jawa Tengah pada tahun 2010 sebesar 65,79, meningkat dari tahun 2009 sebesar 65,03, tetapi lebih rendah dibandingkan IPG nasional sebesar 67,20, dan menempati rangking 11 secara nasional. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas sumberdaya manusia perempuan di Jawa Tengah semakin membaik, khususnya pada bidang pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan.

Apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya se Pulau Jawa –

Bali, IPG Jawa Tengah tahun 2010 berada di peringkat keempat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.11 berikut :


(24)

II - 10

No Provinsi/

Nasional

Tahun 2009 Tahun 2010

Indeks Rangking Indeks Rangking

1 Jawa Tengah 65,03 11 65,79 11

2 Jawa Barat 61,84 27 62,38 28

3 Jawa Timur 63,48 17 65,11 15

4 Banten 61,89 25 62,88 24

5 DKI 73,00 1 73,35 1

6 DIY 72,24 2 72,51 2

7 Bali 67,18 8 67,81 7

Nasional 66,77 67,20

Sumber : Kementerian PP & PA; Badan Pusat Statistik (BPS), 2011

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Jawa Tengah pada tahun 2010 mencapai 67,96 meningkat dari tahun 2009 sebesar 59,96, tetapi masih lebih rendah dibandingkan angka nasional sebesar 68,15 dan menempati rangking 7 secara nasional. Peningkatan IDG menunjukkan bahwa tingkat keberdayaan perempuan di Jawa Tengah semakin baik.

Apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya se Pulau Jawa –

Bali, IDG Jawa Tengah tahun 2010 menempati peringkat ketiga. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.12 berikut :

Tabel 2.12

Indeks dan Rangking IDG se Pulau Jawa – Bali dan Nasional

Tahun 2009 – 2010

No Provinsi/

Nasional

Tahun 2009 Tahun 2010

Indeks Rangking Indeks Rangking

1 Jawa Tengah 59,96 16 67,96 7

2 Jawa Barat 55,77 24 67,01 11

3 Jawa Timur 60,26 15 67,91 8

4 Banten 54,87 26 65,66 12

5 DKI 63,94 4 73,23 3

6 DIY 63,32 6 77,70 1

7 Bali 59,66 26 58,53 26

Nasional 63,52 68,15

Sumber : Kementerian PP & PA; Badan Pusat Statistik (BPS), 2011

2.2.2. Evaluasi Kinerja Urusan Kewenangan Provinsi

a.Urusan Wajib

Evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan untuk urusan wajib

adalah sebagai berikut :

1) Pendidikan

Upaya pemenuhan 3 pilar pembangunan pendidikan dilakukan melalui Program Pendidikan Anak Usia Dini; Pendidikan Dasar; Pen-didikan Menengah; PenPen-didikan Non Formal dan Informal; PenPen-didikan Khusus; Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;


(25)

II - 11

Manajemen Pelayanan Pendidikan; Fasilitasi Pendidikan Tinggi; dan Pendidikan Berkelanjutan.

Kinerja pembangunan urusan pendidikan ditunjukkan dengan 86 indikator yang mencakup 86 target seperti tertuang dalam Tabel 2.13 berikut:

Tabel 2.13

Capaian Kinerja Urusan Pendidikan

No Indikator Kinerja

Target RPJMD

Tahun

2008-2013

Capaian Kinerja RKPD Tahun2011

Target Kinerja

RKPD Tahun 2012

Perkiraan Realisasi

Target RPJMD s/d Tahun 2012

Ket Target

RKPD 2011

Realisasi Tahun

2011

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pendidikan Anak Usia Dini

- Angka Partisipasi Kasar

(APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (%)

65 63 68,59 70,42 70,42

- Persentase Sarana

Prasarana PAUD layak (%)

70 50 50 60 60

- Rasio jumlah pendidik

dengan peserta didik PAUD

1:20 1:35 1:35 1:30 1:30

- Dokumen tentang

pedoman pengelolaan PAUD

ada ada ada ada

2 Pendidikan Dasar

- Angka Partisipasi Murni

(APM) SD/MI *) (%) 98 97 96,04 98,25 98,25

- Angka Partisipasi Kasar

(APK) Wajar Dikdas (%) 98 97,57 99,72 100,49 100,49

- Nilai rata-rata Ujian

Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) SD/MI

7 6,85 7,31 7,49 7,49

- Nilai rata-rata Ujian

Nasional (UN) SMP/MTs 6,78 6,64 6,75 6,77 6,77

- Angka naik kelas SD/MI

(%) 98 96,71 98,45 99 99

- Angka putus sekolah

SD/MI (%) 0,12 0,20 0,16 0,12 0,12

- Angka putus sekolah

SMP/MTs (%) 0,22 0,53 0,5 0,38 0,38

- Angka lulus SD/MI (%) 98 96,87 98,4 99,5 99,5

- Angka lulus SMP/MTs

(%) 93 94,18 99,05 99,5 99,5

- Persentase Ruang kelas

SD sesuai standar nasional pendidikan (%)

90 76 85,38 90 90

- Persentase Ruang kelas

SMP sesuai standar nasional pendidikan (%)

90 78 82,86 85 85

- Persentase SD yang

memiliki laboratorium IPA dan komputer sesuai standar nasional

pendidikan (%)

2,42

953 SD/MI

1,20 4,75 4,82 4,82

- Persentase SMP yang

memiliki laboratorium IPA dan komputer sesuai standar nasional

pendidikan (%)

30 24 42,32 43 43

- Persentase SD yang

memiliki perpustakaan (%)

35 30,20 33,56 35 35

- Persentase SMP yg


(26)

II - 12

1 2 3 4 5 6 7 8

- Persentase SD/MI terakreditasi (%) 100 71,80 71,80 80 80

- Persentase SMP/MTs

terakreditasi (%) 100 76,84 76,84 80 80

- Persentase SD/MI yang

melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (%)

100 100 100 100 100

- Persentase SMP/MTs

yang melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (%)

100 100 100 100 100

- Persentase SD/MI dan

SMP/MTs melaksanakan pembinaan kesiswaan (%)

100 100 100 100 100

- Setiap Kabupaten/Kota

di Jawa Tengah memiliki minimal 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) jenjang SD (%)

100 65,00 42,85 88 88

-

Setiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah memiliki minimal 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) jenjang SMP (%)

100 100 100 100 100

3 Pendidikan Menengah

- Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA (%) 70 63,87 64,93 67 67

- Rasio siswa SMK : SMA 70:30 63 : 37 63:37 66:34 66:34

- Persentase Ruang kelas

SMA/SMK sesuai standar nasional pendidikan (%)

40 32 76,53 80 80

- Angka Putus Sekolah SMA/SMK (%) 0,07 0,09 0,09 0,08 0,08

- Persentase SMA/SMK

memiliki perpustakaan sesuai standar nasional pendidikan (%)

90 84 86 87 87

- Satuan pendidikan

SMA/SMK memiliki laboratorium sesuai standar nasional pendidikan (%)

75 71 73 80 80

- Setiap Kabupaten/Kota

di Jawa Tengah terdapat 1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMA (%)

100 85 100 100 100

-

Setiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah terdapat

1 (satu) Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMK (%)


(27)

II - 13

No Indikator Kinerja

Target RPJMD

Tahun

2008-2013

Capaian Kinerja RKPD Tahun2011

Target Kinerja

RKPD Tahun 2012

Perkiraan Realisasi

Target RPJMD s/d Tahun 2012

Ket Target

RKPD 2011

Realisasi Tahun

2011

1 2 3 4 5 6 7 8

- Satuan pendidikan SMA

menerapkan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) Based

Learning (%)

50 42 44 50 50

- Nilai rata-rata Ujian

Nasional SMA/MA/SMK sebesar 7,1

7,10 6,97 7,72 7,75 7,75

- Satuan pendidikan SMK

yang memiliki bengkel 50 42 45 75 75

- Mata pelajaran SMK yang

memiliki buku sesuai Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebanyak 30 mapel (%)

100 62 100 100 100

- Satuan pendidikan SMA

yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (%)

100 100 100 100 100

- Satuan pendidikan SMK

yang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (%)

100 100 100 100 100

- Satuan pendidikan

SMA/SMK /MA yang terakreditasi (%)

100 100 100 100 100

- Jumlah Satuan

pendidikan SMA menerapkan

Internasional Standar Operational (ISO) Manajemen versi 9001-2000 (%)

6,82 3,12 6,1 7 7

- Persentase SMA/SMK

melaksanakan MBS dengan baik (%)

50 44 45 50 50

-

Jumlah Satuan pendidikan SMK

menerapkan International

Standar Operational (ISO) Manajemen versi 9001-2000 (%)

11,93 9,98 13,42 13,42 13,42

- Persentase SMA/SMK melaksanakan

pembinaan kesiswaan (%)

100 75 80 80 80

4 Pendidikan Non Formal

Pendidikan Kesetaraan

- Persentase Pendidikan

kesetaraan mendukung capaian Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Dasar (%)

7 5 5 6 6

- Angka lulus pendidikan

kesetaraan paket A (%) 97 97 96,8 98 98

- Angka lulus pendidikan kesetaraan paket B (%) 95 92,5 92,34 94,34 94,34

- Angka lulus pendidikan kesetaraan paket C (%) 90 86 89,92 91 91

Pendidikan Masyarakat


(28)

II - 14

1 2 3 4 5 6 7 8

- Persentase desa di Jawa Tengah memiliki Taman Bacaan Masyarakat

(TBM) (%) 15 11 12 13 13

Kursus dan Kelembagaan

- Persentase Pengangguran

usia 15-44 th memperoleh layanan pendidikan kecakapan hidup (%)

5 4 4 5 5

- Persentase Lembaga

Pendidikan Non Formal yang terakreditasi (%)

10 6 7 8 8

- Setiap Kabupaten/Kota

memiliki 1 (satu) model layanan Pendidikan Non Formal Unggulan (%)

100 68 100 100 100

5 Pendidikan Khusus

- Angka Partisipasi Kasar

Pendidikan Khusus (%) 40 37,6 39 40 40

- Angka Naik Kelas Pendidikan Khusus (%) 98 96,8 98 99 99

- Angka Lulus pendidikan

khusus (%) 100 100 100 100 100

- Ruang kelas pendidikan

khusus yang sesuai standar nasional pendidikan (%)

70 62 62 70 70

- Sarana dan prasarana

pendidikan khusus sesuai standar nasional (%)

40 36 66,94 66,94 66,94

- Satuan pendidikan

khusus yang terakreditasi (%)

100 92 100 100 100

6 Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik Jawa Tengah berkualifikasi S1/D4 mencapai :

- Persentase Pendidik

PAUD berkualifikasi S1/D4 (%)

30 22,5 20,99 26,50 26,50

- Persentase Pendidik

SD/SDLB berkualifikasi S1/D4 (%)

40 36,5 45,4 50 50

- Persentase Pendidik

SMP/SMPLB

berkualifikasi S1/D4 (%)

85 79,5 78,01 82 82

- Persentase Pendidik

SMA/SMALB dan SMK berkualifikasi S1/D4 (%)

93 90,5 88,48 91,75 91,75

- Persentase Pendidik

Pendidikan Kesetaraan A, B dan C berkualifikasi S1/D4 (%)

35,00 30 30 33 33

Pendidik Jawa Tengah bersertifikat pendidik mencapai :

- Persentase Pendidik

PAUDbersertifikat

pendidik (%)

16 11 10,01 14 14

- Persentase Pendidik

SD/SDLB bersertifikat pendidik (%)


(29)

II - 15

No Indikator Kinerja

Target RPJMD

Tahun

2008-2013

Capaian Kinerja RKPD Tahun2011

Target Kinerja

RKPD Tahun 2012

Perkiraan Realisasi

Target RPJMD s/d Tahun 2012

Ket Target

RKPD 2011

Realisasi Tahun

2011

1 2 3 4 5 6 7 8

- Persentase Pendidik

SMP/SMPLB bersertifikat pendidik (%)

94 57 42,82 76 76

- Persentase Pendidik

SMA/SMALB dan SMK (%)

95 61 45,01 79 79

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jawa Tengah bersertifikat sesuai bidang keahlian:

- Persentase Pengawas

TK/SD/SDLB

bersertifikat pengawas (%)

35 15 11,69 15 15

- Persentase Pengawas

SMP bersertifikat pengawas (%)

40 17 12,12 30 30

- Persentase Pengawas

SMA/SMK bersertifikat pengawas (%)

50 24 14,21 32 32

- Persentase Laboran pada

satuan pendidikan SMP bersertifikat laboran (%)

45 25 26,52 35 35

- Persentase Laboran pada

satuan pendidikan SMA/SMK bersertifikat laboran (%)

30 20 21,52 25 25

- Persentase Instruktur

kejuruan bersertifikat kompetensi keahlian (%)

10 6 6,75 8 8

- Persentase Pustakawan

pada SMP bersertifikat pustakawan (%)

40 20 32 35 35

- Persentase Pustakawan

pada SMA/SMK

bersertifikat pustakawan (%)

35 15 37 37 37

- Persentase Pendidik/

instruktur kursus kejuruan bersertifikat bidang keahlian(%)

40 29 31 35 35

7 Manajemen Pelayanan Pendidikan

- Persentase lembaga

PAUD yang memiliki tatakelola dan citra yang baik (%)

40 30 30 34 34

- Persentase SD/MI yang

menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) (%)

15 12 15 20 20

- Persentase SMP/MTs

yang menerapkan Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) (%) 30 20 26 30 30

- Satuan pendidikan

SMA/SMK/MA yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan Baik (%)

50 44 45 50 50

- Penerapan Sistem

Manajemen Mutu versi 9001-2000 pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah (%)


(30)

II - 16

1 2 3 4 5 6 7 8

8 Fasilitasi Perguruan Tinggi

- Persentase Perguruan

Tinggi di Jawa Tengah yang bermitra dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam pembangunan pendidikan (%)

25 18 21 22 22

9 Pendidikan Berkelanjutan

- Persentase Satuan

pendidikan di Provinsi Jawa Tengah yang mengembangkan pembinaan wawasan kebangsaan (%)

75 65 65 70 70

- Persentase Satuan

pendidikan

SD/SMP/SMA/SMK di Jawa Tengah yang mengembangkan kurikulum Bahasa Jawa (%)

100 100 100 100 100

Keterangan :

: Tercapai/melampaui (realisasi s/d tahun 2011 dan target tahun 2012 ≥ 100% target RPJMD)

: Akan tercapai (realisasi s/d tahun 2011 dan target tahun 2012 > 80% target RPJMD)

: Perlu upaya keras (realisasi s/d tahun 2011 dan target tahun 2012 ≤ 80% target RPJMD)

*) : Target MDG’s

Mendasarkan kondisi capaian kinerja sebagaimana tersebut di

atas, capaian 47 indikator telah tercapai sesuai target RPJMD, yaitu:

APK PAUD; dokumen tentang pedoman pengelolaan PAUD; APM SD/MI; APK Wajar Dikdas; Nilai rata-rata UASBN SD/MI; angka naik kelas SD/MI; angka putus sekolah SD/MI; angka lulus SD/MI; angka lulus SM/MTs; persentase ruang kelas SD sesuai SNP; persentase SD, SMP yang memiliki laboratorium IPA dan komputer sesuai SNP; persentase SD yang memiliki perpustakaan; persentase SD/MI dan SMP/MTs yang melaksanakan KTSP; persentase SD/MI dan SMP/MTs melaksanakan pembinaan kesiswaan; setiap Kabupaten/Kota di Jateng memiliki minimal 1 (satu) RSBI jenjang SMP; persentase ruang kelas SMA/SMK sesuai SNP; satuan pendidikan SMA/SMK memiliki laboratorium sesuai SNP; setiap Kabupaten/Kota di Jateng terdapat 1 RSBI jenjang SMA; Satuan pendidikan SMA menerapkan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) Based Learning; Nilai rata-rata Ujian

Nasional SMA/MA/SMK sebesar 7,1; Satuan pendidikan SMK yang memiliki bengkel; Mata pelajaran SMK yang memiliki buku sesuai Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebanyak 30 mapel; Satuan pendidikan SMA yang menerapkan KTSP; Satuan pendidikan


(31)

II - 17

SMK yang menerapkan KTSP; satuan pendidikan SMA/SMK/MA yang terakreditasi; jumlah satuan pendidikan menerapkan ISO manajemen versi 9001-2000; persentase SMA/SMK melaksanakan MBS dengan baik; jumlah satuan pendidikan SMK menerapkan ISO manajemen versi 9001-2000; angka lulus pendidikan kesetaraan paket A; angka lulus pendidikan kesetaraan paket C; persentase angka buta aksara >45 tahun; Persentase pengangguran usia 15-44 tahun memperoleh layanan pendidikan kecakapan hidup; Setiap Kabupaten/Kota memiliki 1 (satu) model layanan Pendidikan Non Formal Unggulan; APK Diksus; angka naik kelas diksus; angka lulus diksus; ruang kelas yang sesuai SNP; sarana prasarana Diksus sesuai standar nasional; satuan Diksus yang terakreditasi; persentase pendidik SD/SDLB berkualifikasi S1/ D4; persentase pustakawan pada SMA/SMK bersertifikat pustakawan; persentase SD/MI menerapkan MBS; persentase SMP/MTs menerap-kan MBS; satuan pendidimenerap-kan SMA/SMK/MA menerapmenerap-kan MBS dengan baik; dan persentase satuan pendidikan SD/SMP/SMA/SMK di Jateng yang mengembangkan kurikulum Bahasa Jawa.

Sedangkan 39 indikator diperhitungkan akan tercapai, yakni:

Persentase sarana prasarana PAUD layak; Rasio jumlah pendidik dengan peserta didik PAUD; Angka putus sekolah SMP/MTs; persentase ruang kelas SD sesuai SNP; Persentase SMP yang memiliki perpustakaan; Persentase SD/MI terakreditasi; Persentase SMP/MTs terakreditasi; Setiap Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah memiliki minimal 1 (satu) RSBI jenjang SD; Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA; Rasio siswa SMK : SMA; angka putus sekolah SMA/SMK; Persentase SMA/SMK memiliki perpustakaan sesuai SNP; Setiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah terdapat 1 (satu) RSBI SMK; Persentase SMA/SMK melaksanakan pembinaan kesiswaan; Persentase Pendidikan kesetaraan mendukung capaian Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Dasar; Angka lulus pendidikan kesetaraan paket B; Persentase desa di Jawa Tengah memiliki Taman Bacaan Masyarakat; Persentase Lembaga Pendidikan Non Formal yang terakreditasi; Persentase pendidik PAUD, SMP/SMPLB, SMA/SMALB berkualifikasi S1/D4; Persentase pendidik pendidikan kesetaraan A, B, dan C

berkualifikasi S1/D4; persentase pendidik PAUD, SD/SDLB,

SMP/SMPLB, SMA/SMALB dan SMK bersertifikat pendidik; Persentase Pengawas TK/SD/SDLB, SMP, SMA/SMK bersertifikat pengawas; Persentase Laboran pada satuan pendidikan SMP, SMA/SMK bersertifikat laboran; Persentase Instruktur kejuruan bersertifikat kompetensi keahlian; Persentase Pustakawan pada SMP bersertifikat pustakawan; Persentase Pendidik/instruktur kursus kejuruan berser-tifikat bidang keahlian; Persentase lembaga PAUD yang memiliki tatakelola dan citra yang baik; Penerapan Sistem Manajemen Mutu versi 9001-2000 pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah; Persentase Perguruan Tinggi di Jawa Tengah yang bermitra dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam pembangunan pendidikan;


(32)

II - 18

atas sebagian besar telah tercapai dan akan tercapai, tetap diperlukan upaya untuk mempertahankan bahkan meningkatkan capaian kinerja, utamanya dalam upaya pemenuhan Standar Nasional Pendidikan. Beberapa hal yang perlu diupayakan adalah mengoptimalkan sumber pembiayaan dari pemerintah (APBN dan APBD) serta partisipasi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan masih banyaknya Standar Nasional Pendidikan yang belum dapat terpenuhi sebagaimana ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada tahun 2013, yaitu: a) Peningkatan APM SD/MI guna mencapai target MDGs sebesar 100% pada tahun 2015; b) Peningkatan APK SMA/SMK/MA, dalam rangka kesinambungan program provinsi vokasi; c) Peningkatan kualifikasi S1/D4, sertifikasi dan kompetensi Pendidik; d) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan utamanya rehabilitasi ruang kelas rusak; e) Peningkatan akreditasi sekolah/ madrasah dan kualitas pembelajarannya; dan f) Pengelolaan RSBI dilaksanakan oleh Provinsi.

2) Kesehatan

Indikator pencapaian derajat kesehatan antara lain diukur dengan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKABA), presentase balita gizi buruk, angka kesakitan, kesembuhan dan kematian akibat penyakit menular.

Kinerja pembangunan urusan kesehatan antara lain ditunjukkan dengan 19 indikator yang mencakup 19 target seperti tertuang dalam Tabel 2.14 berikut:

Tabel 2.14

Capaian Kinerja Urusan Kesehatan

No Indikator Kinerja

Target Kinerja RPJMD Tahun 2008-2013

Capaian Kinerja RKPD

Tahun 2011 Kinerja Target

RKPD Tahun 2012

Perkiraan Realisasi

Target RPJMD s/d Tahun 2012

Ket Target

RKPD 2011

Realisasi Tahun

2011

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Angka Kematian Ibu

(AKI) (per 100.000 kh) 102 106 116,01 102/116 102/116

2

Proporsi Kelahiran ditolong Nakes Terlatih (%)

95 91 96,79 95 95

3 Angka Kematian Bayi

(AKB) (per 1.000 kh) 9,8 10,2 10,34 9,8 9,8

4 Angka Kematian Balita

(AKABA) (per 1.000 kh) 12 12,01 11,5 12 12

5 Balita Gizi Buruk (%) 0,82 0,82 0,13 0,82 0,82

6

Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A (%)


(33)

II - 19

No Indikator Kinerja

Target Kinerja RPJMD Tahun 2008-2013

Capaian Kinerja RKPD

Tahun 2011 Kinerja Target

RKPD Tahun 2012

Perkiraan Realisasi

Target RPJMD s/d Tahun 2012

Ket Target

RKPD 2011

Realisasi Tahun

2011

1 2 3 4 5 6 7 8

7

Bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif (%)

65% 65 47,18 55 55

8 Angka Kesakitan (IR)

DBD (per 10.000 pddk) 2 <3 1,37 1,5 1,5

9 Angka Kematian DBD

(%) <1 <1 0,96 <1 <1

10 Penemuan Kasus TB

Paru (%) 70 60 55,18 65 65

11 Kesembuhan TB Paru

(%) ≥85 85 85,02 85 85

12 Penemuan Kasus HIV/

AIDS Meningkat Meningkat 1.276 Meningkat Meningkat

13 Angka Kesakitan Malaria

(per 1.000 pddk) 1 <1 0,1 <1 <1

14

Kab/ Kota telah menye-lenggarakan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (%)

50

(16 Kab/ Kota)

100 100 100 100

15

Kab/Kota dengan Keluarga yg telah menggunakan Jamban (%)

80 80 85,71 80 80

16

Kab/Kota dengan Keluarga yg telah menggunakan air bersih (%)

85 85 85,71 85 85

17

Pengembangan dan pemanfaatan obat tradisional dalam pelayanan formal (%)

80 80 100 100 100

18

Kab/Kota mengembangkan desa/Kelurahan siaga (%)

100 85 84,41 100 100

19

Kab/Kota mencapai rumah tangga sehat (PHBS) (%)

50 50 74 50 50

Keterangan :

: Tercapai/melampaui (realisasi s/d tahun 2011 dan target tahun 2012 ≥ 100% target RPJMD)

: Akan tercapai (realisasi s/d tahun 2011 dan target tahun 2012 > 80% target RPJMD)

: Perlu upaya keras (realisasi s/d tahun 2011 dan target tahun 2012 ≤ 80% target RPJMD)

Mendasarkan kondisi capaian kinerja sebagaimana tersebut di

atas, capaian 16 target indikator telah tercapai yaitu Proporsi

Kelahiran ditolong Nakes Terlatih; Angka Kematian Bayi (AKB); Angka Kematian Balita (AKABA); Persentase Balita Gizi Buruk; Persentase Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; Angka Kesakitan (IR) DBD; Angka Kematian DBD; persentase kesembuhan TB Paru; Penemuan Kasus HIV/AIDS; Angka Kesakitan Malaria; Kabupaten/ Kota telah menyelenggarakan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat; Kabupaten/Kota dengan keluarga yang telah menggu-nakan Jamban; Kabupaten/Kota dengan keluarga yang telah


(34)

II - 20

kelurahan siaga.

Adapun capaian 2 indikator akan tercapai yaitu Persentase Bayi

usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif dan Penemuan kasus TB Paru.

Sedangkan capaian 1 indikator masih perlu upaya keras yaitu untuk

penurunan AKI.

Besarnya angka kematian ibu antara lain diakibatkan karena masih kurangnya aspek perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan dan hal-hal yang belum dapat diantisipasi oleh sistem pelayanan kesehatan saat ini. Upaya yang telah dilakukan antara lain dengan peningkatan partisipasi/peran serta masyarakat melalui Forum Kesehatan Desa dan Desa Siaga, termasuk pemberian jaminan persa-linan. Besarnya angka kematian bayi antara lain disebabkan oleh kelainan konginetal dan berat badan bayi lahir rendah (BBLR). Upaya yang telah dilakukan antara lain pemeriksaan dan pelayanan kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi serta pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan pelayanan yang bermutu di Puskesmas

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) dan Rumah

Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).

Meskipun indikator di bidang kesehatan sebagian besar telah tercapai dan akan tercapai, masih tetap diperlukan upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memperhatikan perkembangan dan dinamika pembangunan serta pencapaian tujuan pembangunan millenium sebagaimana diamanatkan dalam dokumen RAD MDGs dan RAD Pangan dan Gizi.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian di tahun 2013 yaitu: a) Peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat utama-nya bagi ibu dan anak untuk menurunkan AKI, AKB dan balita gizi buruk serta peningkatan cakupan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu; b) Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana dan sumber daya kesehatan utamanya pada unit pelayanan kesehatan dasar penunjang PONED dan unit pelayanan kesehatan rujukan penunjang PONEK; c) Pencegahan dan penang-gulangan penyakit menular dan tidak menular melalui peningkatan

surveillance, kerjasama lintas sektor, optimalisasi partisipasi peran

masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat serta dukungan sarana layanan kesehatan dan obat-obatan.

3) Pekerjaan Umum

Urusan pekerjaan umum meliputi penanganan sarana prasarana jalan jembatan, pengelolaan sumber daya air serta pelayanan air bersih dan sanitasi.

Kinerja pembangunan urusan pekerjaan umum antara lain ditunjukkan dengan 10 indikator yang mencakup 10 target seperti tertuang dalam Tabel 2.15 berikut :


(1)

V - 43 b. Pengembangan Destinasi Pariwisata

Fokus kegiatan pada : pengembangan Daya Tarik Wisata Unggulan dan pengembangan Potensi Keunikan Lokal Masyarakat dan Alam menjadi atraksi wisata melalui Fasilitasi Pengembangan DTW Pariwisata berbasis desa wisata di 39 Desa Wisata, Pengembangan Potensi keunikan lokal masyarakat dan alam menjadi atraksi wisata untuk mendukung Visit Jateng 2013 (dukungan event/atraksi wisata) di 10 Kabupaten/Kota, Pemberian Penghargaan Kepariwisataan di 100 DTW, Fasilitasi Forum Pengembangan Destinasi Pariwisata di Kabupaten/ Kota di 4 kawasan, Penayangan Reportase daya tarik wisata Jawa Tengah di media massa sebanyak 12 kali, Festival Desa wisata di 79 desa wisata dan Trade Tourism and Invesment Exhibition sebanyak 200 stand. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD yaitu meningkatnya kualitas produk dan jasa pariwisata, kualitas dan kuantitas objek dan daya tarik wisata, serta kualitas sumberdaya manusia pengelola obyek, pramuwisata dan para pelaku wisata lainnya.

c. Pengembangan Kemitraan

Fokus kegiatan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan melalui Apresiasi dan konvensi kelompok sadar wisata terhadap 35 kelompok, Peningkatan peran serta

masyarakat pariwisata dalam pencegahan HIV/AIDS dan

penyalahgunaan narkoba sebanyak 100 orang, Penerapan sapta pesona melalui media cetak dan lomba penerapan sapta pesona di DTW Jawa Tengah, Penyiapan dan pembekalan substansi pariwisata kepada polisi pariwisata, TKI, PKL dan jasa transportasi pariwisata sebanyak 120 orang, Bintek kewirausahaan kelompok sadar wisata sebagai klaster pariwisata sebanyak 70 orang, Pemberdayaan lansia dalam pengembangan pariwisata, Pertemuan/Lomba Kelompok Sadar Wisata Tingkat Nasional. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD yaitu meningkatnya sinergi pengembangan pariwisata antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

5. Perikanan dan Kelautan

Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

Fokus kegiatan pada pemberdayaan petambak garam 100 orang, 400 wanita pesisir, dan 60 taruna pesisir. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD yaitu meningkatnya usaha petambak garam 250 orang, wanita pesisir 800 orang dan taruna pesisir 275 orang.

b. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Fokus kegiatan pada pembinaan dan peningkatan aktivitas Kelompok Masyarakat Pengawas di 5 (lima) kabupaten, yang diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD yaitu beraktifitasnya 21 kelompok kelembagaan; dan operasi pengawasan sumberdaya kelautan dan


(2)

V - 44

perikanan yang diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD yaitu 50 kali operasi pengawasan.

c. Pengembangan Perikanan Tangkap

Fokus kegiatan pada : pengembangan sistem kerja pelabuhan perikanan pantai Jawa Tengah; pengelolaan dan pengembangan sarana prasarana PPP di Jawa Tengah; pengembangan sarana prasarana produksi perikanan tangkap melalui pengadaan kapal INKA MINA. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD yaitu meningkatnya produksi perikanan tangkap sebesar 1%, pendapatan nelayan sebesar 0,93% dan sarana prasarana di 9 PPP.

d. Pengembangan Perikanan Budidaya

Fokus kegiatan pada : pengembangan sarana dan prasarana perbenihan dan budidaya ikan air tawar di 3 PBIAT Ambarawa, Magelang dan Klaten; pengembangan sarana prasarana perbenihan dan budidaya ikan air payau dan laut di 4 PBIAPL Maribaya, Sluke, Karimunjawa dan Tugu; peningkatan dan pengembangan teknologi budidaya ikan; revitalisasi perikanan budidaya ikan payau melalui pengembangan komoditas unggulan yaitu udang vaname, udang windu, kepiting dan bandeng. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD yaitu meningkatnya produksi perikanan budidaya sebesar 6,62%, pendapatan pembudidaya ikan sebesar 6,59% dan sarana prasarana di 3 UPT perikanan budidaya.

e. Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan

Fokus kegiatan pada : pengembangan dan pembinaan teknologi pengolahan dan pemasaran produk hasil perikanan di Jawa Tengah dengan pembinaan UPI ekspor dan supplier, pembinaan pasar ikan tradisonal dan Gemar Ikan; peningkatan dan pengembangan LPPMHP di 3 LPPMHP yaitu Kabupaten Pekalongan, Semarang dan Cilacap; peningkatan pelayanan mutu usaha perikanan se-Jawa Tengah. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD yaitu meningkatnya konsumsi makan ikan sebesar 2,4% per tahun dan ekspor produk perikanan sebesar 5,10% per tahun.

f. Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Fokus kegiatan pada : rehabilitasi dan konservasi sumberdaya kelautan dan perikanan melalui penanaman mangrove 50.000 batang, yang diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD yaitu penanaman mangrove 1.017.500 batang; bantuan bibit ikan 15.000 ekor, yang diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD yaitu penebaran benih ikan di kawasan/calon kawasan konservasi; dan transplantasi karang 50 unit, yang diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD yaitu penanaman transplantasi karang 265 unit.


(3)

V - 45

6. Perdagangan

Program yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Pengembangan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri.

Fokus kegiatan pada : efisiensi dan efektivitas sistem distribusi barang dan jasa untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pokok dan penting masyarakat di Jawa Tengah dan 6 Price Center melalui pengembangan sarana dan prasarana perdagangan, perkuatan kelembagaan usaha perdagangan, pengintegrasian pasar lokal dan regional, peningkatan penggunaan produksi dalam negeri, pemantauan dan pengendalian harga kebutuhan pokok masyarakat, pengembangan kemitraan antara usaha skala kecil menengah dengan besar; serta peningkatan koordinasi dan sinergitas program bidang perdagangan dalam negeri. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD dalam rangka terwujudnya efisiensi dan efektivitas sistem distribusi barang dan jasa untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan masyarakat yaitu : pembinaan terhadap jumlah pelaku usaha sebanyak 5.000 unit usaha dan pembangunan sarana pasar 25 unit.

b. Peningkatan dan Pengembangan Ekspor.

Fokus kegiatan pada : peningkatan ekspor non migas Jawa Tengah sebesar 8% melalui peningkatan dan perluasan akses pasar luar negeri di 2 negara, pengembangan komoditi ekspor Jawa Tengah di sentra Mebel/Furniture dan Tekstil Produk Tekstil, penerapan sistem manajemen mutu produk ekspor, pengujian dan sertifikasi mutu komoditi ekspor. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD yaitu peningkatan ekspor non migas sebesar 8%-8,5% per tahun; pengembangan 15 jenis komoditas ekspor; serta sertifikasi mutu barang sebanyak 350 jenis.

c. Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan. Fokus kegiatan pada peningkatan tertib niaga, ukur dan kepastian berusaha dalam rangka perlindungan konsumen sebanyak 25.000 UTTP dan pengawasan barang beredar sebanyak 2.500 unit usaha melalui pelayanan kemeteorologian di 6 Balai, yang diarahkan untuk mendukung capaian target RPJMD yaitu : meningkatnya jumlah pengujian tera dan tera ulang alat UTTP sebanyak 50.000 buah; serta meningkatnya pengawasan Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) sebanyak 2.500 unit usaha.

d. Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional.

Fokus kegiatan pada : meningkatkan kerjasama jaringan usaha dan pangsa pasar luar negeri sebanyak 2 negara melalui pengembangan jaringan kelembagaan ekspor, partisipasi dalam kerjasama multilateral, regional, bilateral, market intelligence, peningkatan kerjasama dengan Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC). Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD dalam rangka meningkatkan kerjasama, jaringan usaha dan pangsa pasar


(4)

V - 46

luar negeri yaitu: pengembangan kerjasama, misi dagang, kontrak dagang dan promosi di 10 negara tujuan ekspor utama.

e. Pemberdayaan Usaha Dagang Kecil dan Menengah (UDKM).

Fokus kegiatan pada perwujudan kelembagaan usaha perdagangan yang produktif dan mampu beradaptasi terhadap perubahan global melalui peningkatan kemampuan kelembagaan dan pemetaan potensi UDKM, yang diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD yaitu pembinaan dan bimbingan teknis terhadap pelaku usaha perdagangan sebanyak 5.000 unit usaha.

7. Perindustrian

Program yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang Berbasis pada Sumber Daya Lokal.

Fokus kegiatan pada : pengembangan IKM dengan kinerja yang efisien dan kompetitif serta memiliki ketergantungan rendah terhadap bahan baku impor sebesar 40% melalui peningkatan diversifikasi produk, peningkatan mutu dan standarisasi produk, perkuatan kelembagaan usaha IKM, peningkatan penggunaan kandungan lokal produk industri, pengembangan industri substitusi impor dan pengembangan industri padat karya di pedesaan. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD dalam rangka pengembangan kinerja IKM yang efisien dan kompetitif serta memiliki ketergantungan rendah pada bahan baku impor, yaitu : pengembangan produk unggulan daerah sebanyak 35 jenis produk; dan penurunan kandungan bahan baku impor pada IKM sebesar 20%-40%.

b. Penataan Struktur Industri.

Fokus kegiatan pada : terciptanya struktur industri yang kuat antara industri hulu dan hilir melalui fasilitasi peningkatan jaringan produksi, pengembangan informasi produk industri hulu dan hilir, peningkatan kualitas sarana dan prasarana penunjang industri, pengembangan kemitraan usaha antara industri skala kecil dan menengah dengan industri skala besar, fasilitasi pengembangan akses bahan baku industri dan pelayanan teknis di bidang industri; mewujudkan efisiensi industri unggulan di Jawa Tengah melalui pengembangan klaster industri penghela dan klaster pendukung lainnya, perkuatan kelembagaan klaster IKM dan fasilitasi kerjasama pengembangan klaster industri; Meningkatkan kemampuan IKM dalam penerapan teknologi dan pengembangan rekayasa teknologi melalui fasilitasi bimbingan dan penerapan teknologi, penerapan, pengembangan SDM industri di bidang teknologi; mengembangkan SDM industri yang berkualitas, profesional dan mempunyai kemampuan teknis tinggi guna mendukung peningkatan produktivitas industri melalui penyelenggaraan pendidikan dan latihan, bimbingan teknis, magang kerja dan bantuan peralatan produksi tepat guna. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD dalam rangka


(5)

V - 47

memperkuat keterkaitan antara industri hulu dan hilir melalui pembinaan terhadap IKM sebanyak 1.500 unit usaha.

c. Pengembangan Sentra/Klaster Industri Potensial.

Fokus kegiatan pada efisiensi industri unggulan melalui pengembangan klaster industri potensial otomotif sebanyak 128 IKM dan pengembangan sentra IKM makanan sebanyak 30 orang dengan pengendalian penggunaan bahan baku impor sebesar 40%, yang diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD yaitu terbentuknya kelembagaan klaster IKM yang kuat melalui pengembangan klaster industri penghela sebanyak 6 klaster dan pendukung klaster lainnya. d. Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri.

Fokus kegiatan pada : peningkatan kemampuan IKM dalam penerapan teknologi dan pengembangan rekayasa teknologi melalui fasilitasi bimbingan teknis dan pengembangan SDM industri dibidang teknologi, pengembangan kerjasama, revitalisasi 6 Unit Pelayanan Teknis dan penerapan teknologi informasi serta peningkatan koordinasi dan sinergitas program dibidang pengembangan teknologi industri. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD yaitu meningkatnya kemampuan penguasaan teknologi oleh IKM dan jenis produk bersertifikasi sesuai standar mutu internasional melalui pembinaan dan bimbingan teknis terhadap 1.000 unit usaha IKM. e. Peningkatan SDM, Pelatihan dan Bantuan Peralatan Industri.

Fokus kegiatan pada : pengembangan SDM industri yang berkualitas, profesional dan mempunyai kemampuan teknis tinggi guna

mendukung peningkatan produktivitas industri melalui

penyelenggaraan pendidikan dan latihan terhadap 5.000 orang; bimbingan teknis, magang kerja, akses pasar sebanyak 1.030 IKM; dan bantuan peralatan produksi tepat guna sebanyak 6 paket serta peningkatan koordinasi dan sinergitas program pengembangan industri. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mendukung capaian RPJMD yaitu meningkatnya kemampuan dan keahlian SDM industri melalui pendidikan dan latihan terhadap 3.000 unit usaha IKM dan penyaluran bantuan peralatan.

8. Transmigrasi

Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi, dengan fokus kegiatan pada fasilitasi penyiapan, penempatan dan pemantapan transmigrasi di 8 provinsi tujuan; pelatihan bagi calon transmigran sebanyak 650 kk; dan pemantauan transmigran serta koordinasi bidang ketransmigrasian. Kegiatan tersebut untuk mendukung capaian target RPJMD 2008 - 2013, yaitu tercapainya pengiriman transmigran sebanyak 7.000 KK, serta tercapainya calon transmigran mendapatkan Pelatihan Dasar Umum (PDU).


(6)

V - 48

Pelaksanaan berbagai program dan kegiatan prioritas daerah tahun 2013 pada dasarnya sebagai upaya untuk mewujudkan pencapaian target akhir RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013 yang secara rinci tertuang pada tabel 5.1 berikut. Sedangkan Rencana Program dan Fokus Kegiatan dimaksud dijabarkan lebih rinci dalam Matriks Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013, yang memuat target, pagu indikatif, dan perkiraan maju anggaran.