15
7 Seorang Muslim diwajibkan membayar zakat apabila hartanya sudah mencapai batas ukuran tertentu nisab. Zakat merupakan alat distribusi
kekayaan yang ditujukan untuk orang miskin dan mereka yang membutuhkan.
8 Islam melarang setiap penerapan riba atas berbagai bentuk pinjaman, maupun berbagai aspek kegiatan ekonomi lainnya dalam kehidupan sehari
hari.
Islam bukanlah satu-satunya agama yang melarang penerapan bunga. Banyak pemikir zaman dahulu yang berpendapat bahwa pembayaran bunga riba
adalah tidak adil. Bahkan meminjamkan uang dengan bunga dilarang pada zaman Yunani kuno. Aris toteles adalah orang yang amat menentang dan melarang
bunga, sedang Plato juga mengutuk praktek bunga.
2.3. Ciri-Ciri Ekonomi Syariah
Ekonomi syariah mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakannya dari system ekonomi lainnya. Ciri-ciri yang dimaksud dalam buku Al-Assal dan
Abdul Karim, 1999 : 24 adalah sebagai berikut:
A. Ekonomi Syariah merupakan bagian dari system Islam yang universal.
Ekonomi syariah mempunyai hubungan yang sempurna dengan agama Islam, baik sebagai akidah maupun syariat. Oleh karena itu kalau kita mempelajari
ekonomi syariah tidak boleh lepas dari akidah dan syariat Islam, karena sistem ekonomi syariah merupakan bagian dari syariat dan erat hubungannya dengan
16
akidah sebagai dasar. Hubungan ekonomi syariah dengan akidah ini akan tampak misalnya dalam pandangan Islam kepada seluruh alam yang
diperintahkan untuk patuh dan mengabdi kepada Tuhan, dan tampak pula dalam masalah halal dan haram yang menjiwai orang Islam tatkala ia
melangkah pada satu diantara sekian banyak cara bermuamalat, dan akhirnya akan tampak pada kepercayaan adanya unsur pengawasan yang dirasakan orang
Islam dari alam Gaib.
Dalam keyakinan, kita memandang ekonomi syariah merupakan satu bagian saja dari sistem Islam yang menyeluruh dan merupakan hal yang paling nyata
dari hal-hal yang membedakan ekonomi syariah dengan ekonomi lainnya. Hubungan ekonomi syariah dengan akidah itulah yang menyebabkan kegiatan
ekonomi dalam Islam berbeda dengan kegiatan ekonomi menurut sistem-sistem hasil penemuan manusia, menyebabkan memiliki sifat pengabdian dan cita-cita
yang luhur, dan menyebabkannya memiliki pengawasan atas pelaksanaan kegiatan ini dengan pengawasan sebenarnya. Uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan ekonomi dalam Islam bersifat pengabdian. Dalam Islam dikenal kaidah umum, yang menyatakan bahwa pekerjaan
apapun yang dilakukan oleh orang Islam, baik pekerjaan ekonomi atau bukan, bisa berubah dari pekerjaan material biasa menjadi ibadah yang
berpahala apabila orang Islam tadi dalam pekerjaannya bermaksud mengubah niatnya untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. Peranan niat
sangatlah penting dalam mengubah pekerjaan biasa menjadi ibadah yang berpahala. Al-Assal dan Abdul Karim, 1999 : 24.
17
2. Kegiatan ekonomi dalam Islam bercita-cita luhur. Kegiatan ekonomi syariah bertujuan tidak hanya mengejar materi semata,
tetapi yang menjadi tujuan luhur ekonomi syariah adalah bagaimana memakmurkan bumi untuk mendapatkan kehidupan yang insani sebagai
tanda pengabdian kepada Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi. 3. Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan ekonomi dalam Islam adalah
pengawasan yang sebenarnya yang mendapat kedudukan utama. Sistem ekonomi hasil penemuan manusia terpisah dari agama dan
mengesampingkan pengaruhnya dari perekonomian, bahkan sebagian dari sistem ini ada yang mengingkari agama secara keseluruhan seperti sistem
ekonomi sosialis yang di cetus oleh Karl Marx. Sistem pengawasan sistem ini diserahkan sepenuhnya kepada penguasa untuk melaksanakan
pengawasan tersebut sesuai dengan peraturan yang tidak menjamin terealisasikannya cita-cita, hal ini berbeda dengan Pengawasan kegiatan
ekonomi pada lingkungan ekonomi syariah, disamping adanya pengawasan syariat yang dilaksanakan oleh kekuasaan umum, ada pula pengawasan
yang lebih ketat dan aktif, yaitu pengawasan atas kepercayaan masyarakat terhadap adanya Allah dan adanya hari kiamat.
B. Ekonomi syariah merealisasikan keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
Tujuan kegiatan ekonomi syariah tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan semata, keuntungan material hanya sebagai perantara untuk
tujuan yang lebih besar dan cita-cita yang lebih luhur yaitu memakmurkan
18
bumi dan mempersiapkannya untuk kehidupan insani, sebagai kepatuhan terhadap perintah Allah dan khalifah di muka bumi. Kita percaya bahwa
manusia pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatannya kepada Allah SWT suatu hari kemudian. Perbedaan mendasar terlihat jelas antara cita-cita
ekonomi konvensional dengan ekonomi syariah dimana dalam konvensional dapat menciptakan persaingan, monopoli, ataupun sikap mementingkan diri
sendiri dengan usaha mengumpulkan harta kekayaan sebanyak banyaknya dan mencegahnya dari orang lain sehingga dapat menyebabkan peperangan
dan kehancuran, hal ini berbeda dengan sistem ekonomi syariah yang cita- citanya adalah meralisasikan kekayaan, kesejahteraan hidup, dan keuntungan
umum bagi seluruh masyarakat disertai niat melaksanakan dan mematuhi perintah Allah SWT. Al-Assal dan Abdul Karim, 1999 : 21
Dalam Islam mengakui kepentingan individu dan kepentingan orang banyak selama tidak ada pertentangan antara keduanya atau selama masih
mungkin menyatukan keduanya. Buktinya dalam soal hak milik, Islam masih mengakui hak milik individu, dan pada saat yang sama masih mengakui hak milik
orang banyak. Akan tetapi dalam ajaran agama Islam masyarakat lebih dianjurkan untuk mendahulukan kepentingan masyarakat banyak dari pada kepentingan
pribadi.
19
2.4. Tujuan Ekonomi Syariah.