Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta

masyarakat dipaksa untuk memilih para calon kepala daerah yang diajukan parpol, meskipun para calon itu merupakan orang-orang yang memiliki track record kurang baik.

2. Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta

Pilkada DKI Jakarta merupakan salah satu faktor pendorong lahirnya calon indepeden. Pada Pilkada DKI Jakarta, muncul tuntutan agar calon independen diperbolehkan untuk mengikuti pilkada. Adapun alasan mengapa pilkada DKI Jakarta merupakan salah satu faktor pendorong lahirnya independen adalah sebagai berikut: 74 Dinamika politik yang terus bergulir sejak tahun 2007 lalu akhirnya mengkerucut pada pencalonan Adang-Dani yang diusung oleh PKS dan Fauzi- Prijanto yang diusung oleh koalisi partai politik diantaranya Partai Golkar, PDIP, dll. Pada awalnya beberapa nama mencuat kepermukaan dalam momentum pemilihan kepala daerah DKI Jakarta GubernurWakil gubernur. Dapat disebut antara lain, Sarwono Kusuma Atmadja, Faisal Basri, Rano Karno, BibitWaluyo, Ade Supriatna, Nur Faizi, Syafrie Syamsudin, Slamet Kirbiantoro, Prijanto, Dani Anwar, Adang Darodjatun dan Fauzi Bowo. 75 Upaya mengusung calon independen semakin ramai diperdebatkan disaat proses pendaftaran calon telah dibuka. KPU DKI Jakarta dengan tegas 74 Gabarel Sinaga, Calon Independen dan Eksistensi Partai Politik, www.google.com. Diakses pada tanggal 08 Juni 2008. 75 Ibid. Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa proses pencalonan hanya dapat mengacu pada UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan peraturan pemerintah No 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan pengangkatan, dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah. Dalam UU dan PP ini mensyaratkan bahwa pencalonan hanya dimungkinkan lewat partai politik atau gabungan partai politik. 76 Dalam melihat peluang para calon diluar Adang-Dani dan Fauzi-Prijanto, dapat dilakukan dengan merujuk pada survey yang dilakukan Lembaga Survey Indonesia. Survey yang dilakukan Agustus 2006, dengan metode penarikan sample multistage random sampling, jumlah responden 200 yang diwawancarai secara tatap muka kuisoner. Dukungan tertinggi diperoleh oleh Fauzi Bowo 24.5 , menyusul kemudian Rano karno dan Agum Gumelar 18.5 , Hidayat Nur Wahid 14.5 . Yang menyatakan tidak tahurahasiabelum memutuskan 13 , Bibit Waluyo 3.5 , Sarwono Kusuma Atmaja 2.0 , Faisal Basri dan Syafri Syamsudin masing-masing 1.5 . Perolehan terendah pada angka 1.0 masing-masing oleh Rai Sita Supit dan Adang Darojatun. Ketika responden ditanyakan, apakah calon Gubernur pilihan IbuBapak akan sama sampai pemilihan kepala daerah DKI Jakarta atau ada kemungkinan berubah. Responden menjawab dengan mengatakan sama 55.2 , ada kemungkinan berubah 36.8 dan tidak tahu 8.0 . 77 Survey LSI berikutnya 20 – 25 September 2006, dengan 300 responden. Dari daftar nama yang ditanyakan kepada responden, Rano Karno dan Agum 76 Ibid. 77 Ibid. Universitas Sumatera Utara Gumelar merupakan tokoh yang sangat populer di DKI. Rano Karno 99 , Agum 91 , Hidayat Nur Wahid 77.9 , Sarwono 69.9 , Fauzi Bowo 66.4 , Prabowo Subianto 65.7 dan Faisal Basri 63.3 . 78 Jika pemilihan langsung dilaksanakan hari ini saat survey dilakukan, maka Agum Gumelar 24.9 memiliki peluang paling besar untuk terpilih menjadi Gubernur DKI, diikuti Rano Karno 19.4 , Fauzi Bowo 15.2 , Hidayat Nur Wahid 13.1 , dan Sarwono Kusuma Atmaja 4.2 , Faisal Basri 2.8 dan Adang Darijatun 2.1 . Jika nama kandidat dikerucutkan menjadi hanya empat nama, perolehan suara sebagai berikut, Agum Gumelar 41.5 , Fauzi Bowo 25.3 , Sarwono Kusuma Atmadja 14.2 , Adang Darodjatun 4.8 dengan tidak tahujawab 14.2 . 79 Pada survey November 2006 dengan 700 responden, perolehan suara Fauzi Bowo lebih tinggi 19.7 . Sementara Agum Gumelar 18.5 , Rano Karno 17.3 , Hidayat Nur Wahid 12.1 , Sarwono Kusuma Atmadja 5.5 , Adang Darodjatun 3.7 , Faisal Basri 2.4 dengan tidak tahurahasiabelum memutuskan 18.1 . Jika nama dikerucutkan menjadi 2 nama yakni Agum dan Fauzi, perolehan suara tertinggi diperoleh oleh Fauzi Bowo 36.9 , sementara Agum Gumelar 33.8 dengan tidak tahurahasiabelum memutuskan 29.3 . 80 Dari data-data survey tersebut, tampak masyarakat menginginkan adanya beberapa pasangan calon, yang tentunya keinginan masyarakat tersebut tidak 78 Ibid. 79 Ibid. 80 Ibid. Universitas Sumatera Utara mampu ditampung oleh partai politik maupun gabungan partai politik yang ada, sehingga masyarakat menginginkan adanya jalur independen untuk dapat mengajukan calon yang mereka inginkan. 81

3. Undang-undang Pemerintahan Aceh

Dokumen yang terkait

Pengawasan Keuangan Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

3 97 90

Model Pemrograman Kuadratik Dalam Pembagian Daerah Pemilihan Umum .

2 32 59

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Pengaruh Isu Politik yang Berkembang Saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Terhadap Preferensi Politik Pemilih (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nomennsen)

0 40 170

ANALISIS KEIKUTSERTAAN CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2008

0 4 154

PENGATURAN DAN PELAKSANAAN CALON PERSEORANGAN PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH (STUDI PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH KOTA P

0 0 15

PENYELESAIAN KEBERATAN HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2OO4 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI PENGADILAN TINGGI PADANG.

0 0 9

PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH BERDASARKAN UNDANG.UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2OO4 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 11

PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2OO4 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 6

TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DAERAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH -

0 0 67