KESIMPULAN DAN SARAN Calon Independen dalam Pemilihan Kepala Daerah Ditinjau dari Undang-undang Pemerintahan Daerah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dalam tulisan ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Pengaturan tentang pemilihan kepala daerah dalam peraturan perundang- undangan di Indonesia sebelum reformasi diatur melalui Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan Daerah. Di dalam Undang- undang ini diatur bahwa Kepala Daerah dipilih oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Presiden setelah diajukan sedikitnya dua calon oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Setelah reformasi, melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang menggantikan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974, Kepala Daerah dipilih dengan sistem perwakilan secara tidak langsung, yakni dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selanjutnya setelah berlakunya Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum yang berlangsung dengan jujur, bebas, adil, dan rahasia, dan terakhir diatur dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 yang merupakan perubahan atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, yang di mengatur tentang calon independen dalam Pilkada. Universitas Sumatera Utara 2. Faktor-faktor penyebab lahirnya calon independen dalam pemilihan kepala daerah adalah: faktor keinginan masyarakat yang kecewa terhadap kinerja partai politik, faktor Pilkada DKI Jakarta yang menyuarakan diberlakukannya calon independen dan faktor Undang-undang tentang Pemerintahan Aceh yang di dalamnya memperbolehkan calon independen dalam Pilkada di Provinsi NAD. 3. Pelaksanaan calon perseorangan independen dalam Pemilihan Kepala Daerah di beberapa daerah telah terlaksana sesuai dengan apa yang digariskan oleh peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang calon independen. Kabupaten Deli Serdang salah satunya, telah melaksanakan pemilihan kepala daerah dengan mengikutsertakan empat calon kepala daerah dan wakil kepala daerah independen. Dengan demikian, adanya pengaturan tentang calon independen ini disambut baik oleh masyarakat dengan ikut sertanya calon independen dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Namun jika dirujuk pada hasil yang dicapai oleh calon independen, berbeda daerah satu dengan yang lainnya. Di Kabupaten Deli Serdang misalnya, calon independen tidak berhasil menjadi pemenang pada pilkada, yang menjadi pemenangnya merupakan calon yang diusulkan oleh partai politik. Berbeda dengan pilkada di Kabupaten Batubara, dimana calon independen berhasil memenangkan pilkada di Kabupaten Batubara Universitas Sumatera Utara

B. Saran

1. Sebaiknya pengaturan tentang pemilihan kepala daerah 2. Pemilihan gubernur oleh DPRD patut dipertimbangkan untuk menjadi pilihan dalam rangka menghemat proses demokrasi ke depan dengan pertimbangan bahwa posisi gubernur dalam kerangka implementasi konsep administrasi pemerintahan adalah kepanjangan tangan pemerintah pusat di daerah berupa kewenangan yang bersifat koordinatif antara daerah otonomi di tingkat kabupaten dan kota, serta kewenangan yang bersifat lintas kabupaten dan kota. Apalagi anggota-anggota DPRD itu seluruhnya terpilih melalui pemilu dari berbagai daerah yang ada di provinsi yang bersangkutan. Pemikiran ini tidak berarti mereduksi daerah provinsi sebagai suatu daerah otonomi, karena daerah provinsi juga tetap diberi kewenangan otonomi disamping kepanjangan tangan dari pemerintah pusat. Mekanisme pemilihan yang demikian dapat menghemat anggaran negara yang cukup besar dan masih berada dalam ruang lingkup dan koridor konstitusi serta masih sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi. 3. Perlu ditata kembali mekanisme pemilihan umum secara keseluruhan dengan melakukan konsolidasi dan pemisahan antara dua jenis pemilihan yaitu pemilihan pejabat di tingkat nasional dalam satu waktu secara bersamaan dan pemilihan bupati dan walikota serta DPRD provinsi dan kabupatenkota secara bersamaan dalam waktu yang lain. Sehingga selama lima tahun hanya ada dua pemilihan yaitu pemilihan pejabat di tingkat pusat, yaitu DPR, DPD dan Presiden-Wakil Presiden, dan Universitas Sumatera Utara pemilihan tingkat lokal yaitu pemilihan DPRD KabupatenKota, DPRD Provinsi serta pemilihan Bupati dan Walikota. Pemilu untuk memilih pejabat tingkat nasional dapat dikurangi hanya menjadi dua putaran saja, yaitu putaran pertama untuk pemilu legislatif yang dilangsungkan secara bersamaan dengan pemilihan presiden putaran pertama, sedangkan putaran kedua untuk memilih dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua jika dalam putaran pertama tidak ada pasangan yang mencapai mayoritas mutlak. Demikian juga Pilkada Bupati Walikota, untuk efisiensi harus dihindari adanya pilkada 2 putaran dengan mempergunakan mekanisme yang sama dengan Pilpres. Mekanisme inipun masih tetap dalam koridor demokrasi dan ketentuan konstitusi. Universitas Sumatera Utara

BAB II PENGATURAN TENTANG PEMILIHAN

Dokumen yang terkait

Pengawasan Keuangan Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

3 97 90

Model Pemrograman Kuadratik Dalam Pembagian Daerah Pemilihan Umum .

2 32 59

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Pengaruh Isu Politik yang Berkembang Saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Terhadap Preferensi Politik Pemilih (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nomennsen)

0 40 170

ANALISIS KEIKUTSERTAAN CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2008

0 4 154

PENGATURAN DAN PELAKSANAAN CALON PERSEORANGAN PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH (STUDI PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH KOTA P

0 0 15

PENYELESAIAN KEBERATAN HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2OO4 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI PENGADILAN TINGGI PADANG.

0 0 9

PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH BERDASARKAN UNDANG.UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2OO4 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 11

PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2OO4 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

0 0 6

TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DAERAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH -

0 0 67