Beberapa spesies ragi genus Candida penyebab kandidiasis oral Patogenesis

disini tidak dapat dikerok. Harus dibedakan dengan leukoplakia oral oleh sebab lain yang sering dihubungkan dengan rokok dan keganasan. Terbanyak pada pria, umumnya diatas 30 tahun dan perokok Gayford, 1993; Midgley, 1999; Unandar et al, 2004.

2.3.2.5. Glositis rhomboid median

Merupakan bentuk lanjutan atau varian kandidiasis hiperplastik kronis. Pada bagian tengah permukaan dorsal lidah terjadi atrofi papilla Akpan, 2008; Midgley, 1999; Unandar et al, 2004.

2.3.2.6. Kheilosis kandida

Sinonim perleche, angular cheilitis, angular stomatitis. Khas ditandai eritema, fisura, maserasi dan pedih pada sudut mulut. Biasanya pada mereka yang mempunyai kebiasaan menjilat bibir atau pada pasien usia lanjut dengan kulit yang kendur pada komisura mulut. Juga karena hilangnya dimensi vertical pada 13 bawah muka karena hilangnya susunan gigi atau pemasangan gigi palsu yang jelek dan oklusi yang salah. Biasanya dihubungkan dengan kandidiasis atrofi kronis karena pemakaian protese Akpan, 2008; Midgley, 1999; Ross, 1989; Suhonen,1999; Unandar et al, 2004.

2.3.2.7. Black Hairy tongue

Ditandai dengan hipertrofi papilla lidah khas, mungkin invasi sekunder Candida albicans dari papilla filiformis hipertrofi pada sisi dorsum lidah Unandar et al, 2004; Rippon, 1988; Rossie, 2005.

2.3.3. Beberapa spesies ragi genus Candida penyebab kandidiasis oral

1. Candida albicans 2. Candida tropicalis 3. Candida glabrata 4. Candida krusei Universitas Sumatera Utara 5. Candida guilliermondii 6. Candida parapsilosis 7. Candida dubliniensis 8. Candida stellatoidea 9. Candida lusitaniae. Dari sembilan spesies Candida diatas 80 penyebab tersering untuk kandidiasis oral adalah: Candida albicans, Candida glabrata, dan Candida tropicalis, dari hasil isolasi Akpan, 2008; Suhonen, 1999; Dismukus et al, 2003.

2.3.4. Patogenesis

Secara alamiah Candida ditemukan di permukaan tubuh manusia mukokutan, bila terjadi suatu perubahan pada inang, jamur penyebab atau keduanya maka terjadi infeksi. Beberapa faktor virulensi Candida albicans antara lain: kemampuan adhesi, kemampuan mengubah diri secara cepat dari ragi kehifa, memproduksi enzim hidrolitik proteinase asam dan fosfolipase perubahan fenotip dan ketidakstabilan kromosom, variasi antigenik, mimikri, dan produksi toksin. Faktor inang yang menyebabkan infeksi baik lokal maupun invasive oleh Candida. Pemakaian antibiotika menyebabkan proporsi jamur meningkat, kapasitas imun inang menurun akibat lekopenia dan pemberian kortikosteroid, pada AIDS fungsi sel T yang terganggu karena intervensi virus HIV melalui kulit dan mukosa yang dimungkinkan karena peran lektin yang spesifik pada sel dendrite, DC-SIGN sehingga mampu berikatan dengan virus HIV meskipun tidak mampu mengantarkan masuk kedalam sel, tetapi memudahkan transport HIV oleh dendrite ke organ limfoid dan menambah jumlah limfosit T yang terinfeksi. Munculnya lesi pada mukosa akibat intervensi HIV yang diperantarai peran lektin dan DC-SIGN yang mengakibatkan infeksi jamur pada mukosa mulut dan mukosa lain ditubuh, mengawali munculnya infeksi sekunder pada mulut penderita. Hifa Candida albicans memiliki kemampuan untuk menempel erat pada epitel manusia dengan perantara protein dinding hifa, hal ini dimungkinkan karena protein ini memiliki susunan asam amino mirip dengan substrat transaminase keratinosit mamalia sehingga Universitas Sumatera Utara diikat dan menempel pada sel epithelial. Selain itu pada jamur ini terdapat mannoprotein yang mirip integrin vertebrata sehingga jamur ini mampu menempel ke matriks ekstraseluler seperti fibronektin kolagen, dan laminin. Selain itu hifa juga mengeluarkan proteinase dan fosfolipase yang mencerna sel epitel inang sehingga invasi lebih mudah terjadi Kenneth et al, 2008; Nasronudin, 2007; Sudjana, 2008. 2.3.5. Diagnosis Kandidiasis Oral 2.3.5.1. Gambaran Klinis