BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada bab ini akan dijelaskan analisis data yang telah diperoleh dari hasil penelitian untuk menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan di bab pertama. Data diperoleh dari laporan keuangan Koperasi Karyawan Muria Gemilang tahun 2012, 2013, dan 2014.Data
yang diperoleh kemudian diklasifikasikan kedalam rumus yang relevan untuk selanjutnya diperoleh hasil analisis tingkat kesehatan Koperasi
Karyawan Muria Gemilang. Laporan keuangan yang dipakai dalam penelitian ini ada neraca
dan laporan laba rugi tahun 2012, 2013, dan 2014.
B. Analisis Data
Analisis data dilakukan berdasarkan laporan keuangan yang telah disusun oleh Koperasi Karyawan Muria Gemilang. Analisis data
meliputi 7 aspek yaitu: Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan,
dan Jatidiri Koperasi. Penghitungan analisis data berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Republik Indonesia No.14PerM.KUKMXII2009 tahun 2012, 2013, dan 2014.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Aspek Permodalan
Penghitungan aspek
permodalandalam penelitian
ini menggunakan 2 komponen saja yaitu rasio modal sendiri terhadap
total aset dan rasio kecukupan modal sendiri karena koperasi tidak memiliki pinjaman bermasalah atau pinjaman yang berisiko.
Tujuan rasio permodalan bagi koperasi adalah untuk mengetahui informasi mengenai kecukupan modal koperasi dalam memenuhi
kegiatan operasional. Pembahasan terhadap 2 komponen tersebut akan diuraikan
sebagai berikut: a. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset
Penilaian rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan modal sendiri koperasi dalam pengembangan aset yang ada.
Total aset yang dinilai adalah total kekayaan yang dimiliki oleh koperasi yang bersangkutan dengan menggunakan rumus:
x 100
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset
Setelah melakukan perhitungan rasio pada tabel 5.1, kemudian dilakukan penghitungan nilai pada rasio modal sendiri
terhadap total asset sebagai berikut: a. Tahun 2012
Rasio 6,90 menunjukkan lebih dari 4 dan mendapat nilai 5 karena, setiap kenaikan 4 mendapat nilai 5.
6,90 - 4 = 2,9 maka nilainya 2,9 x 5 4 = 3,625 sehingga total nilainya 3,625 + 5 = 8,6.
b. Tahun 2013 Rasio 6,11 menunjukkan lebih dari 4 sehingga mendapat
nilai 5. 6,11
– 4 = 2,11 maka nilainya 2,11 x 5 4 = 2,6375 sehingga total nilainya 2,6375 + 5 = 7,6.
Tahun Modal Sendiri
Rp 1
Total Aset Rp
2 Rasio
3 = 1 : 2 x 100 2012
10.037.882.978,00 145.351.488.538,00
6,90 2013
9.469.113.281,00 154.801.577.003,00
6,11 2014
10.704.515.725,00 200.758.916.702,85,00
5,33
c. Tahun 2014 Rasio 5,33 menunjukkan lebih dari 4 sehingga mendapat
nilai 5. 5,33 - 4 = 1,33 maka nilainya 1,33 x 5 4 = 1,6625
sehingga total nilainya 1,6625 + 5 = 6,7. Setelah mengetahui nilai yang didapat selanjutnya adalah
melakukan penghitungan skor sebagai berikut: Tabel 5.2 Skor Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset
Hasil perhitungan rasio pada tahun 2012 adalah sebesar 6,90, tahun 2013 sebesar 6,11 dan pada tahun 2014 sebesar
5,33. Menurunnya rasio dari tahun 2012 sampai 2014 diakibatkan jumlah laba usaha, simpanan pokok, cadangan dan
dana-dana, dan SHU tahun berjalan mengalami penurunan setiap tahun, sehingga berpengaruh pada menurunnya modal sendiri.
Namun demikian, terdapat kenaikan total aset sebesar 6,50 pada tahun 2012 hingga 2013 dan sebesar 29,68 pada tahun 2013
hingga 2014. Tahun
Nilai 1
Bobot
2 Skor
3 = 1 x 2 2012
8,6 6
0,5 2013
7,6 6
0,4 2014
6,7 6
0,4
Berdasarkan hasil perhitungan skor, skor yang didapat rasio modal sendiri terhadap total asset pada tahun 2012 adalah 0,5 dan
pada tahun 2013 dan tahun 2014 adalah 0,4.Hasil tersebut menandakan bahwa modal sendiri turut ambil bagian dalam
pengembangan asset yang ada pada koperasi. Namun, hasil skor tersebut belum maksimalkarena berada
diantara 0 sampaidengan 20.Hasil akan maksimal apabila berada pada rasio antara 40 sampai dengan 60.
b. Rasio Kecukupan Modal Sendiri Rasio kecukupan modal sendiri adalah perbandingan antara
modal sendiri tertimbang dengan aktiva tertimbang menurut risiko ATMR dikalikan dengan 100.
Modal tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen modal yang ada di neraca dengan bobot pengakuan
risiko dan ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva yang ada di neraca dengan bobot pengakuan risiko.
Perhitungan modal tertimbang dengan aktiva tertimbang pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.3 Perhitungan Modal Tertimbang Tahun 2012
No. Komponen Modal
Nilai Rp
1 Bobot
Pengakuan Risiko
2 Modal Tertimbang
Rp 3= 1 x 2
I MODAL SENDIRI
1. Modal Anggota a. Simpanan Pokok
56.808.000,00 100
56.808.000,00 b. Simpanan Wajib
5.138.419.872,00 100
5.138.419.872,00 2.Cadangan dan Dana-
Dana 3.872.755.268,00
100 3.872.755.268,00
3. SHU belum dibagi 504.206.491,00
50 252.103.200,00
II KEWAJIBAN
1. Biaya yang
masih harus dibayar
582.791.639,00 50
291.395.800,00
2. Simpanan Anggota 110.614.974.748,00
50 55.307.490.000,00
3. Hutang lain-lain 3.518.102.383,00
50 1.759.051.192,00
4. Simpanan Berjangka 20.553.679.489,00
50 10.276.839.740,00
Modal Tertimbang 76.954.860.000,00
Tabel 5.4 Perhitungan ATMR Tahun 2012
No. Komponen Modal
Nilai Rp
1 Bobot
Pengakuan Risiko
2 Aktiva Tertimbang
Rp 3 = 1 x 2
1. KasBank
12.272.568.687,00 2.
Pinjaman yang diberikan pada
anggota 74.186.571.979,00
100 74.186.571.979,00
3. Pendapatan yang
akan diterima 2.017.411.803,00
50 1.008.705.902,00
4. Aktiva Tetap
723.404.802,00 70
506.383.400,00 ATMR
75.701.661.270,00
Rasio Kecukupan Modal Sendiri =
Tabel 5.5 Perhitungan Modal Tertimbang Tahun 2013
No. Komponen Modal
Nilai Rp
1 Bobot
Pengakuan Risiko
2 Modal Tertimbang
Rp 3= 1 x 2
I MODAL SENDIRI
1. Modal Anggota a.Simpanan Pokok
56.699.000,00 100
56.699.000,00 b. Simpanan Wajib
6.051.357.384,00 100
6.051.357.384,00 2. Cadangan dan Dana-
Dana 3.684.157.746,00
100 3.684.157.746,00
3. SHU belum dibagi 1.293.001.137,00
50 646.500.600,00
II KEWAJIBAN
1. Biaya yang masih harus dibayar
544.455.585,00 50
272.227.800,00
2. Simpanan Anggota 116.399.985.226,00
50 58.199.990.000,00
3. Hutang lain-lain 4.117.129.768,00
50 2.058.564.884,00
4. Simpanan Berjangka 24.205.431.337,00
50 12.102.720.000,00
Modal Tertimbang 83.072.210.000,00
Tabel 5.6 Perhitungan ATMR Tahun 2013 No.
Komponen Modal Nilai
Rp 1
Bobot Pengakuan
Risiko 2
Aktiva Tertimbang
Rp 3 = 1 x 2
1. KasBank
8.093.454.458,00 2.
Pinjaman yang diberikan pada anggota
83.475.851.183,00 100
83.475.851.183,00
3. Pendapatan yang akan
diterima 1.805.103.476,00
50 542.557.738,00
4. Aktiva Tetap
650.287.174,00 70
455.201.000,00 ATMR
85.931.241.830,00
Rasio Kecukupan Modal Sendiri =
Tabel 5.7 Perhitungan Modal Tertimbang Tahun 2014
No Komponen Modal
Nilai Rp 1
Bobot Pengakuan
Risiko 2
Modal Tertimbang Rp
3 = 1 x 2 I
MODAL SENDIRI 1. Modal Anggota
a. Simpanan Pokok 56.068.000,00
100 56.068.000,00
b. Simpanan Wajib 6.934.924.193,00
100 6.934.924.193,00
2.Cadangan dan Dana-Dana 3.537.507.549,00
100 3.537.507.549,00
3. SHU belum dibagi 504.682.686,00
50 252.341.343,00
II KEWAJIBAN
1. Biaya yang masih harus dibayar
762.528.497,00 50
381.264.200,00 2. Simpanan Anggota
157.089.235.160,00 50
78.544.620.000,00 3. Hutang lain-lain
4.315.435.063,00 50
2.157.718.000,00 4. Simpanan Berjangka
27.739.696.773,00 50
13.869.848.390,00
Modal Tertimbang 105.734.430.000,00
Tabel 5.8 Perhitungan ATMR Tahun 2014 No.
Komponen Modal Nilai
Rp 1
Bobot Pengakuan
Risiko 2
Aktiva Tertimbang Rp
3 = 1 x 2
1 KasBank
7.966.709.498,00
2 Pinjaman yang
diberikan pada anggota
102.611.366.390,00 100
102.611.366.390,00 3
Pendapatan yang akan diterima
1.942.521.612,00 50
971.260.806,00
4 Aktiva Tetap
605.627.594,00 70
423.939.300,00 ATMR
104.006.566.400,00
Rasio Kecukupan Modal Sendiri =
Perhitungan rasio kecukupan modal sendiri dihitung dengan menggunakan rumus:
X 100
Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Tahun Modal Sendiri
Tertimbang Rp
1 ATMR
Rp 2
Rasio 3 = 1: 2 x 100
2012 76.954.860.000,00
75.701.661.270,00 101
2013 83.072.210.000,00
85.931.241.830,00 97
2014 105.734.430.000,00
104.006.566.400,00 101
Berdasarkan perhitungan rasio seperti di atas, kemudian dilakukan penghitungan skor sebagai berikut:
Tabel 5.10 Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Dari hasil perhitungan rasio kecukupan modal sendiri pada tahun 2012, 2013, dan 2014 adalah 101, 97, dan 101. Rasio yang
dihasilkan menunjukkan lebih dari 4. Rasio yang rendah diakibatkan karena jumlah modal sendiri tertimbang lebih besar
dibanding aktiva tertimbang menurut risikonya.Hal ini disebabkan karena meningkatnya simpanan wajib, simpanan berjangka, hutang
lain-lain, dan simpanan anggota setiap tahun. Berdasarkan hasil perhitungan skor, skor yang dihasilkan sudah
maksimal karena hasil rasio lebih dari 4 karena skor yang maksimal adalah yang lebih dari 8.
Tahun Nilai
1 Bobot
2 Skor
3 = 1 x 2
2012 100
3 3
2013 100
3 3
2014 100
3 3
2.Aspek Kualitas Aktiva Produktif Penilaian terhadap kualitas aktiva produktifpada penelitian ini
hanya didasarkan pada rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman yang diberikan, karena koperasi tidak memiliki
pinjaman bermasalah dan cadangan risiko. Tujuan penilaian kualitas aktiva produktif adalah untuk mengukur
kekayaan koperasi simpan pinjam yang mendatangkan penghasilan bagi koperasi.
a Rasio Volume Pinjaman pada Anggota Terhadap Volume Pinjaman yang Diberikan.
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan koperasi dalam memenuhi seluruh pinjaman anggota.Volume pinjaman
pada anggota adalah jumlah piutang anggota dan volume pinjaman yang diberikan adalah jumlah pinjaman yang
diberikan kepada anggota oleh koperasi. Pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan
antara volume pinjaman yang diberikan oleh koperasi dengan volume keseluruhan pinjaman yang diberikan oleh koperasi.
Penghitungan rasio menggunakan rumus: X 100
Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Rasio Volume Pinjaman pada Anggota Terhadap Volume Pinjaman yang
Diberikan.
Tahun Volume Pinjaman
Anggota Rp
1 Volume Pinjaman
Diberikan Rp
2 Rasio
3 = 1 : 2 x 100 2012
113.881.075.722,00 74.186.571.979,00 153,50
2013 124.878.686.603,00
83.475.851.183,00 149,59
2014 146.412.299.905,00 102.611.366.390,00
142,68
Berdasarkan hasil perhitungan rasio diatas, kemudian dilakukan penghitungan skor sebagai berikut:
Tabel 5.12 Skor Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota terhadap Volume Pinjaman yang Diberikan
Tahun Nilai
1 Bobot
2 Skor
3 = 1 x 2
2012 100
10 10,00
2013 100
10 10,00
2014 100
10 10,00
Hasil perhitungan rasio pada tahun 2012 sampai tahun 2014 adalah sebesar 153,50, 149,59, dan 142,68.
Angka rasio yang dihasilkan menunjukkan bahwa koperasi telah mampu memberikan pinjaman kepada anggota dengan
seluruh pinjaman yang diberikan.Hal ini ditunjukkan dengan hasil rasio yang lebih besar dari 75 karena semakin tinggi
rasio maka semakin baik. Berdasarkan hasil perhitungan skor,maka skor yang
didapat pada tahun 2012, tahun 2013, dan tahun 2014 adalah 10,00.
Skor yang
didapat menunjukkan
bahwa koperasidianggap telah mampu menyejahterakan anggotanya
yang dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pinjaman yang diberikan dan piutang anggota yang akan menambah
kekayaan koperasi.
3. Aspek Manajemen Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui peranan
manajemen dalam pengelolaan koperasi. Tabel 5.13 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek ManajemenUmum
Tahun 2014 1.
Manajemen Umum 2014
Keterangan 1.1
Apakah KSPUSP Koperasi memiliki visi, misi dan tujuan yangjelas
Ya
1.2 Apakah KSPUSP Koperasi telah
memiliki rencana kerja jangka panjang minimal untuk 3 tahun ke depan dan
dijadikan sebagai acuan KSPUSP Koperasi dalam menjalankan usahanya
Ya
1.3 Apakah KSPUSP Koperasi memiliki
rencana kerja tahunan yang digunakan sebagai dasar acuan kegiatan usaha
selama 1 tahun Ya
Tabel 5.13 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen Umum Tahun 2014 Lanjutan
No Manajemen Umum
2014 Keterangan
1.4 Adakah kesesuaian antara rencana kerja jangka pendek
dengan rencana jangka panjang Ya
1.5 Apakah visi, misi, tujuan dan rencana kerja diketahui dan
dipahami pengurus, pengelola, pengawas dan seluruh
karyawan Ya
1.6 Pengambilan keputusan yang bersifat operasional dilakukan
oleh pengelola secara independen.
Tidak Pengambilan keputusan
dilakukan oleh pengurus bersama
pengelola 1.7
Pengurus dan atau pengelola KSPUSP Koperasi memiliki
komitmen untuk menangani permasalahan yang dihadapi
serta melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan.
Ya
1.8 KSPUSP koperasi memiliki
tata tertib kerja SDM yang meliputi disiplin kerja serta
didukung sarana kerja yang memadai pelaksanaan
pekerjaan. Ya
Tabel 5.13 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen Umum Tahun 2014 Lanjutan
No Manajemen Umum
2014 Keterangan
1.9 Pengurus KSPUSP koperasi
yang mengangkat pengelola, tidak mencampuri kegiatan
operasional sehari-hari yang cenderung menguntungkan
kepentingan diri sendiri, keluarga, atau kelompoknya
sehingga dapat merugikan KSPUSP koperasi.
Ya
1.10 Anggota KSPUSP koperasi
sebagai pemilik mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan permodalan KSPUSP koperasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Ya
Tabel 5.14 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen Kelembagaan Tahun 2014
2. Kelembagaan
2014 Keterangan
2.1 Bagan organisasi yang ada telah
mencerminkan seluruh
kegiatan KSPUSP koperasi dan tidak terdapat
jabatan kosong atau perangkapan jabatan
Tidak
2.2 KSPUSP koperasi memiliki rincian
tugas yang jelas untuk masing-masing karyawannya.
Ya
2.3 Di
dalam struktur
kelembagaan KSPUSP koperasi terdapat struktur
yang melakukan fungsi sebagai dewan pengawas.
Ya
2.4 KSPUSP koperasi terbukti mempunyai
Standar Operasional dan Manajemen SOM
dan Standar
Operasional Prosedur SOP
Tidak
2.5 KSPUSP koperasi telah menjalankan
kegiatannya sesuai dengan SOM dan SOP KSPUSP koperasi.
Tidak
2.6 KSPUSP koperasi mempunyai sistem
pengamanan yang baik terhadap semua dokumen penting.
Ya
Tabel 5.15
Hasil Wawancara
Berdasarkan Aspek
ManajemenPermodalanTahun2014
Tabel 5.16 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen Aktiva Tahun 2014
4. Aktiva
2014 Keterangan
4.1 Pinjaman dengan kolektibilitas lancar minimal sebesar 90 dari pinjaman yang diberikan
Ya 3.
Permodalan 2014
Keterangan 3.1 Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau
lebih besar dari tingkat pertumbuhan asset. Ya
3.2 Tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal
dari anggota
sekurang-kurangnya sebesar 10 dibandingkan tahun sebelumnya.
Ya
3.3 Penyisihan cadangan dari SHU sama atau lebih besar dari seperempat SHU tahun berjalan
Tidak
3.4 Simpanan atau simpanan berjangka koperasi meningkat minimal 10 dari tahun sebelumnya.
Tidak
3.5 Investasi harta tetap dari inventaris serta pendanaan
ekspansi perkantoran
dibiayai dengan modal sendiri.
Ya
Tabel 5.16 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen Aktiva Tahun 2014 Lanjutan
4. Aktiva
2014 Keterangan
4.2 Setiap pinjaman yang diberikan
didukung dengan agunan yang dinilainya sama atau lebih besar dari
pinjaman yang diberikan kecuali pinjaman bagi anggota sampai dengan 1
juta rupiah Ya
4.3 Dana cadangan penghapusan pinjaman
sama atau lebih besar dari jumlah yang pinjaman macet.
Tidak Koperasi tidak
memiliki pinjaman
macet. 4.4
Pinjaman macet tahun lalu dapat ditagih sekurang-kurangnya sepertiganya.
Tidak Koperasi tidak
memiliki pinjaman
macet. 4.5
KSPUSP koperasi menerapkan prosedur pinjaman dan dilaksanakan
dengan efektif Ya
4.6 KSPUSP koperasi memiliki kebijakan
cadangan penghapusan pinjaman bermasalah.
Tidak Koperasi tidak
memiliki pinjaman
bermasalah
Tabel 5.16 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen Aktiva Tahun 2014 Lanjutan
4. Aktiva
2014 Keterangan
4.7 Dalam
memberikan pinjaman
KSPUSP koperasi
mengambil keputusan
berdasarkan prinsip
kehati-hatian. Ya
4.8 Keputusan pemberian pinjaman dan
atau penempatan dana dilakukan melalui komite.
Ya
4.9 Setelah
pinjaman diberikan
KSPUSP koperasi
melakukan pemantauan terhadap penggunaan
pinjaman serta kemampuan dan kepatuhan anggota atau peminjam
dalam memenuhi kewajibannya. Tidak
Koperasi menerapkan
sistem potong gaji
bagi peminjam
untuk memenuhi
kewajiban.
4.10 KSPUSP
koperasi melakukan
peninjauan, penilaian, dan pengikatan terhadap agunannya
Ya
Tabel 5.17 Hasil Wawancara Berdasarkan Aspek Manajemen Likuiditas Tahun2014
5. Likuiditas
2014 Keterangan
5.1 KSPUSP koperasi memiliki kebijaksanaan
tertulis mengenai pengendalian likuiditas. Tidak
5.2 KSPUSP koperasi memiliki fasilitas
pinjaman yang akan diterima dari lembaga lain untuk menjaga likuiditasnya.
Tidak
5.3 KSPUSP koperasi memiliki pedoman
administrasi yang efektif untuk memantau kewajiban yang jatuh tempo.
Tidak
5.4 KSPUSP koperasi memiliki kebijakan
penghimpunan simpanan dan pemberian pinjaman sesuai dengan kondisi keuangan
KSPUSP koperasi. Ya
5.5 KSPUSP koperasi memiliki sistem informasi
manajemen yang memadai untuk pemantauan likuiditasnya.
Tidak
Berdasarkan hasil wawancara pada aspek manajemen di Koperasi Karyawan Muria Gemilang pada tahun 2014 maka penilaiannya adalah
dengan mengalikan jumlah jawaban “ya” dengan nilai yang telah ditentukan sebagai berikut:
a. Manajemen umum: Manajemen umum memiliki 12 pertanyaan dengan bobot 3
dengan nilai 0,25 untuk setiap jawaban pertanyaan “ ya “. b. Kelembagaan:
Kelembagaan memiliki 6 pertanyaan dengan bobot 3 dengan nilai 0,5
untuk setiap jawaban pertanyaan “ ya “. c. Manajemen permodalan:
Manajemen permodalan memiliki 5 pertanyaan dengan bobot 3 dengan nilai 0,6 untuk setiap jawaban “ ya “.
d. Manajemen aktiva: Manajemen aktiva memiliki 10 pertanyaan dengan bobot 3
dengan nilai 0,3 untuk setiap jawaban pertanyaan “ ya “. e. Manajemen likuiditas:
Manajemen likuditas memiliki 5 pertanyaan dengan bobot 3 dengan nilai 0,6 untuk setiap jawaban pertanyaan “ ya “.
Tabel 5.18 Penilaian Aspek Manajemen Pada Tahun 2014
Dari hasil wawancara terhadap aspek manajemen pada tahun 2014 menunjukkan bahwa tidak semua ketentuan dilaksanakan oleh koperasi.
Koperasi yang tidak menjalankan kegiatannya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur SOP dan Standar Operasional Manajemen SOM
karena adanya suatu kondisi tertentu seperti tidak adanya program pelatihan untuk calon anggota karena anggota koperasi adalah hanya untuk
karyawan perusahaan PT Djarum atau karyawan dari salah satu anak perusahaan PT Djarum saja.
4. Aspek Efisiensi Penilaian pada aspek efisiensi bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan koperasi dalam memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotannya dari penggunaan aset yang
dimiliki koperasi. No
Komponen Jumlah
Jawaban Ya Nilai Skor
1 Manajemen Umum
11 0,25
2,75 2
Manajemen Kelembagaan 3
0,5 1,50
3 Manajemen Permodalan
3 0,6
1,80 4
Manajemen Aktiva 6
0,3 1,80
5 Manajemen Likuiditas
1 0,6
0,60
a Rasio Beban Operasi Anggota Terhadap Partisipasi Bruto Tujuan dari penilaian rasio ini adalah untuk mengetahui
besarnya beban operasi anggota dibandingkan dengan partisipasi bruto.Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota
kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa kepada anggota.Beban operasi anggota adalah beban operasional.
Perhitungan rasio menggunakan rumus:
x 100
Tabel 5.19 Hasil Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto.
Tahun Beban Operasi Anggota Rp
1 Partisipasi Bruto
Rp 2
Rasio 3 = 1: 2 x 100
2012 1.878.619.721,00
13.577.673.463,00 13,83
2013 1.909.773.740,00
14.428.417.000,00 13,23
2014 2.777.912.354,00
18.020.699.939,00 15,41
Berdasarkan perhitungan rasio diatas, kemudian dilakukan perhitungan skor penilaian sebagai berikut:
Tabel 5.20 Skor Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto
Dari hasil perhitungan rasio di atas pada tahun 2012 menunjukkan rasio sebesar 13,83, tahun 2013 sebesar
13,23, dan tahun 2014 sebesar 15,41. Berdasarkan hasil perhitungan skor, beban operasi dan
partisipasi bruto mengalami kenaikan setiap tahun.Partisipasi bruto berasal dari pendapatan bunga yang berasal dari pinjaman
yang diberikan pada anggota.Hasil rasio yang dihasilkan sudah maksimal karena berada pada rentang 0 sampai dengan 90.
Tahun Nilai
1 Bobot
2 Skor
3 = 1 x 2
2012 100
4 4
2013 100
4 4
2014 100
4 4
b Rasio Beban Usaha Terhadap SHU Kotor Tujuan penghitungan rasio beban usaha terhadap SHU
kotor adalah untuk mengetahui besarnya beban usaha bila dibandingkan dengan SHU kotor.Beban usaha yang
dimaksud adalah beban umum dan administrasi di Koperasi Karyawan
Muria Gemilang.Penghitungan
rasio menggunakan rumus:
x 100
Tabel 5.21 Hasil Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor.
Tahun Beban Usaha
Rp 1
SHU Kotor Rp
2 Rasio
3 = 1: 2 x 100 2012
1.878.619.721,00 815.466.623,00
230,37 2013
1.909.773.740,00 599.699.206,00
318,45 2014
2.777.912.354,00 609.527.124,00
455,74
Berdasarkan perhitungan rasio di atas kemudia dilakukan perhitungan skor sebagai berikut:
Tabel 5.22 Skor Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor
Dari hasil perhitungan rasio dari tahun 2012 sampai 2014 telah terjadi kenaikan rasio dari tahun ke
tahun.Persentase rasio yang meningkat disebabkan beban usaha yang terlalu besardan terus meningkat setiap tahun.
Berdasarkan hasil perhitungan skor, rasio yang didapat belum mencapai maksimal karena rasio yang dihasilkan
lebih dari 80. Hal ini menunjukkan bahwabeban usaha yang terlalu besar menyebabkan SHU kotor tidak mampu
menutupi beban usaha yang tinggi. Rasio akan mencapai maksimal apabila berada di
antara 0 sampai 40, karena semakin kecil rasio maka semakin baik.
Tahun Nilai
1 Bobot
2 Skor
3 = 1 x 2 2012
25 4
1 2013
25 4
1 2014
25 4
1
c Rasio Efisiensi Pelayanan Tujuan penghitungan rasio beban usaha terhadap SHU
kotor adalah untuk mengetahui besarnya biaya karyawan bila dibandingkan dengan volume pinjaman.Volume
pinjaman adalah jumlah pinjaman yang diberikan dan biaya karyawan adalah gaji karyawan. Penghitungan rasio
menggunakan rumus sebagai berikut:
x 100
Tabel 5.23 Hasil Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan Tahun Biaya Karyawan
Rp 1
Volume Pinjaman Rp
2 Rasio
3 = 1: 2 x 100 2012
69.880.000,00 74.186.571.979,00
0,09 2013
74.100.000,00 83.475.851.183,00
0,08 2014
83.850.000,00 102.611.366.390,00
0,08
Berdasarkan penghitungan rasio diatas, kemudian dilakukan penghitungan skor sebagai berikut:
Tabel 5.24 Skor Rasio Efisiensi Pelayanan
Dari hasil perhitungan rasio efisiensi pelayanan menunjukkan hasil 0,09 di tahun 2012, dan 0,08 di
tahun 2013 dan 0,08 2014. Hasil rasio tersebut menunjukkan bahwa koperasi dianggap telah mampu
memberikan pelayanan yang efisien karena rasio yang dihasilkan kurang dari 5, karenasemakin kecil rasionya
maka semakin baik. Berdasarkan perhitungan skor, rasio efisiensi
pelayanan mendapatkan skor 2,00 selama tahun 2012 sampai dengan 2014. Hasil ini menunjukkan bahwa
koperasi telah memberikan pelayanan yang maksimal. Tahun
Nilai 1
Bobot
2 Skor
3 = 1 x 2
2012 100
2 2,0
2013 100
2 2,0
2014 100
2 2,0
5. Aspek Likuiditas Penilaian pada aspek likuiditas bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan dana yang
dimiliki koperasi. a Rasio Kas dan Bank Terhadap Kewajiban Lancar
Tujuan dari penilaian rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam membayar hutang yang harus
segera dipenuhi dengan menggunakan kas yang tersedia yang dijumlahkan dengan kas di bank dan dibandingkan
dengan kewajiban lancar. Perhitungan rasio menggunakan rumus:
x
100
Tabel 5.25 Hasil Perhitungan Rasio Kas dan Bank Terhadap Kewajiban Lancar
Tahun Kas+Bank
Rp 1
Kewajiban Lancar Rp
2 Rasio
3 = 1: 2 x 100 2012
12.272.568.690,00 114.759.926.071,00
10,69 2013
8.093.454.458,00 121.127.032.385,00
6,68 2014
7.966.709.498,00 162.314.704.205,00
4,90
Berdasarkan perhitungan rasio di atas kemudian dilakukan perhitungan skor sebagai berikut:
Tabel 5.26 Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar
Dari hasil perhitungan rasio terlihat bahwa koperasi belum mampu memenuhi kewajiban lancarnya karena jumlah kas dan
bank yang terus menurun setiap tahun sehingga tidak mampu memenuhi kewajiban lancarnya.Hal ini ditunjukkan dengan
persentase yang terus menurun setiap tahun yaitu 10,69 pada tahun 2012, 6,68 pada tahun 2013, dan 4,90 pada tahun 2014.
Penurunan ini karena jumlah kewajiban lancar yang terus meningkat yang disebabkan oleh hutang pajak dan hutang lain-lain
dan adanya hutang developer ditahun 2014. Rasio akan maksimal apabila berada diantara 10 sampai dengan 15.
Berdasarkan hasil perhitungan skor, rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar mendapat skor 10 pada tahun 2012 dan
2,5 pada tahun 2013 dan tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi masih belum mampu memenuhi kewajiban lancarnya
Tahun Nilai
1 Bobot
2 Skor
3 = 1 x 2
2012 100
10 10
2013 25
10 2,5
2014 25
10 2,5
karena jumlah kas dan bank yang lebih kecil dibanding kewajiban lancarnya sehingga tidak mendapat skor yang maksimal.
b Rasio Pinjaman Diberikan Terhadap Dana yang Diterima Tujuan dari penilaian rasio ini adalah untuk mengetahui
kemampuan koperasi dalam memberikan pinjaman kepada anggota dengan menggunakan dana yang diterima. Dana
yang diterima adalah total pasiva selainhutang biaya dan SHU. Perhitungan rasio menggunakan rumus:
x 100
Tabel 5.27 Hasil Perhitungan Rasio Pinjaman Diberikan Terhadap Dana yang Diterima
Tahun Pinjaman yang
Diberikan Rp
1 Dana yang Diterima
Rp 2
Rasio 3 = 1 : 2 x 100
2012 74.186.571.979,00
141.285.122.300,00 52,50
2013 83.475.851.183,00
149.325.984.300,00 55,90
2014 102.611.366.390,00
195.791.294.300,00 52,40
Berdasarkan hasil perhitungan rasio di atas, kemudian dilakukan perhitungan skor sebagai berikut:
Tabel 5.28 Skor Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima
Dari hasil perhitungan rasio menunjukkan ketidakstabilan karena terjadi kenaikan di tahun 2013 yaitu 55,90 dan
mengalami penurunan yaitu 52,40 di tahun 2014. Berdasarkan perhitungan skor, rasio pinjaman yang
diberikan terhadap dana yang diterima mendapat skor 1,25selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Hal ini
disebabkan pinjaman yang diberikan lebih kecil dari dana yang diterima. Seharusnya koperasi mampu memberikan
pinjaman yang lebih sehingga mampu menaikkan rasio dan mendapat skor yang maksimal, karena semakin besar
rasionya maka semakin baik. Tahun
Nilai 1
Bobot
2 Skor
3 = 1 x 2
2012 25
5 1,25
2013 25
5 1,25
2014 25
5 1,25
Berdasarkan hasil analisis data, terjadi kenaikan pada dana yang diterima karena jumlah simpanan sukarela dan
simpanan anggota yang terus meningkat setiap tahun. Walaupun hasil rasio tersebut kurang maksimal karena
kurang dari 60, namun koperasi telah mampu memberikan pinjaman kepada anggota dengan menggunakan dana yang
diterima karena jumlah dana yang diterima lebih besar dari pinjaman yang diberikan.
6. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Penilaian pada aspek kemandirian dan pertumbuhan bertujuan
untuk mengetahui kemampuan koperasi untuk memperoleh sisa hasil usaha.
a Rasio Rentabilitas Aset Tujuan dari penilaian rasio ini adalah untuk mengetahui
kemampuan koperasi dalam memperoleh SHU dari total aset yang
digunakan. Penghitungan
rasio menggunakan
rumus: x 100
Tabel 5.29 Hasil Perhitungan Rasio Rentabilitas Aset Tahun
SHU Sebelum Pajak
Rp 1
Total Aset Rp
2 Rasio
3 = 1: 2 x 100
2012 815.466.623,00
145.351.488.538,00 5,61
2013 599.699.206,00
154.801.577.003,00 3,87
2014 609.527.124,00
200.758.916.702,85,00 3,03
Berdasarkan perhitungan rasio di atas kemudian dilakukan penghitungan skor sebagai berikut:
Tabel 5.30 Skor Rasio Rentabilitas Aset
Dari hasil
perhitungan rasio
rentabilitas aset
menunjukkan rasio yang terus menurun setiap tahun. Penurunan ini disebabkan jumlah total aset yang lebih besar
dibanding SHU sebelum pajak. Kenaikan total aset disebabkan oleh piutang anggota dan persediaanproyek yang terus
Tahun Nilai
1 Bobot
2 Skor
3 = 1 x 2
2012 25
3 0,75
2013 25
3 0,75
2014 25
3 0,75
meningkat setiap tahun. Hal ini menyebabkan koperasi masih belum mampu memperoleh SHU dari total aset yang
digunakan. Berdasarkan perhitungan skor, rasio rentabilitas asset
mendapat skor 0,75 pada tahun 2012 sampai dengan 2014. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi belum mampu memperoleh
sisa hasil usaha dari total asset karena jumlah total asset lebih besar dari SHU sebelum pajak.
Skor yang didapat akan maksimal apabila lebih dari 10 karena semakin besar rasionya makan semakin baik.
b Rasio Rentabilitas Modal Sendiri Tujuan dari penilaian rasio ini adalah untuk mengetahui
kemampuan koperasi dalam memberikan balas jasa kepada anggota yang telah menanamkan dananya berupa simpanan.
Perhitungan rasio menggunakan rumus:
x 100
Tabel 5.31 Hasil Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal Sendiri.
Tahun SHU Bagian
Anggota Rp
1 Total Modal
Sendiri Rp
2 Rasio
3 = 1: 2 x 100
2012 6.801.306.680,00
10.037.882.976,00 67,75
2013 8.015.831.129,00
9.469.113.281,00 84,65
2014 9.193.577.479,00
10.074.515.725,00 85,88
Berdasarkan perhitungan rasio di atas, kemudian dilakukan penghitungan rasio sebagai berikut:
Tabel 5.32 Skor Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Dari hasil perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri dapat terlihat kenaikan rasio setiap tahunnya yang menunjukkan
persentase yang cukup tinggi sebesar 67,75 pada tahun 2012, tahun 2013 sebesar 84,65 dan tahun 2014 yaitu sebesar 85,88.
Dari hasil tersebut dapat menjelaskan bahwa koperasi sudah Tahun
Nilai 1
Bobot
2 Skor
3 = 1 x 2 2012
100 3
3,00 2013
100 3
3,00 2014
100 3
3,00
mampu memberikan balas jasa kepada anggota koperasi yang sudah menanamkan dana di koperasi berupa simpanan.
Berdasarkan perhitungan skor, rasio rentabilitas modal sendiri pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mendapat skor
3,00. Skor maksimal ini didapat karena hasil rasio yang lebih besar dari 5 karena semakin besar rasio maka akan semakin baik.
c Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan Tujuan dari penilaian rasio ini adalah untuk mengetahui
kemampuan koperasi dalam membiayai beban usaha dan beban perkoperasian. Perhitungan rasio menggunakan rumus:
x 100
Tabel 5.33 Hasil Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Tahun Partisipasi Neto
Rp 1
Beban Usaha+Beban
Perkoperasian Rp
2 Rasio
3 = 1:2 x 100
2012 11.699.053.740,00
1.878.619.721,00 622,74
2013 12.518.643.340,00
1.909.773.740,00 655,50
2014 15.242.787.580,00
2.777.912.354,00 548,71
Berdasarkan perhitungan rasio di atas, kemudian dilakukan perhitungan skor sebagai berikut:
Tabel 5.34 Skor Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Dari hasil perhitungan rasio menunjukkan bahwa koperasi telah mampu membiayai beban usaha yang
dibuktikan dengan rasio yang menunjukkan lebih besar dari 100 yaitu 622,74 di tahun 2012, 655,50 di tahun
2013, dan 548,71 di tahun 2014. Berdasarkan perhitungan skor, didapat skor 4 pada
tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.Skor yang didapat sudah maksimal karena koperasi dianggap telah mampu
membiayai beban usaha dan beban perkoperasian.Skor yang didapat sudah maksimal karena lebih dari 100.
Semakin besar rasionya maka semakin baik. Tahun
Nilai 1
Bobot
2 Skor
3 = 1 X 2 2012
100 4
4 2013
100 4
4 2014
100 4
4
7. Aspek Jatidiri Koperasi Penilaian pada aspek jatidiri koperasi ini dimaksudkan untuk
mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan anggotanya.Aspek penilaian jatidiri koperasi
didasarkan pada 2 komponen yaitu rasio partisipasi bruto dan rasio promosi ekonomi anggota.
a Rasio Partisipasi Bruto Tujuan dari penilaian rasio ini adalah untuk mengetahui
kemampuan koperasi dalam melayani anggotanya, semakin tinggi prosentasenya maka akan semakin baik. Partisipasi bruto
adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasapada anggota. Perhitungan rasio menggunakan
rumus: x 100
Tabel 5.35 Hasil Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto
Tahun Partisipasi Bruto
Rp 1
Partisipasi Bruto+Pendapatan
Rp 2
Rasio
3 = 1: 2 x 100 2012
13.577.673.463,00 14.223.745.220,00
95,45 2013
14.428.417.089,00 15.202.026.280,00
94,91 2014
18.020.699.939,00 18.351.160.070,00
98,19
Berdasarkan perhitungan rasio di atas, kemudian dilakukan penghitungan skor sebagai berikut:
Tabel 5.36 Skor Rasio Partisipasi Bruto
Dari hasil perhitungan rasio yaitu 95,45 di tahun 2012, 94,91 di tahun 2013, dan 98,19 di tahun 2014
menunjukkan bahwa koperasi telah mampu melayani anggotanya dengan baik.
Berdasarkan penghitungan skor, pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 telah mendapat skor yang
maksimal yaitu 7 karena hasil rasio yang lebih besar dari 75. Semakin besar rasionya maka semakin baik.
Berdasarkan hasil analisis data, jumlah partisipasi bruto ditambah pendapatan lebih besar dibanding jumlah
partisipasi bruto sehingga menghasilkan rasio yang tinggi dan apabila rasionya semakin besar maka akan semakin
baik.Hal ini juga menunjukkan bahwa koperasi telah Tahun
Nilai 1
Bobot
2 Skor
3 = 1 x 2 2012
100 7
7 2013
100 7
7 2014
100 7
7
mampu melayani
anggotanya dengan
baik yang
ditunjukkan dengan meningkatnya rasio setiap tahun. b Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Tujuan dari penilaian rasio ini adalah untuk mengukur kemampuan koperasi dalam memberikan manfaat efisiensi
partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi
persentasenya maka semakin baik. Perhitungan rasio menggunakan rumus:
x 100
Tabel 5.37 Hasil Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Tahun PEA
Rp 1
Simpanan Pokok+Simpanan
Wajib Rp
2 Rasio
3 = 1: 2 x 100 2012
6.801.308.680,00 5.195.227.872,00
130,91 2013
8.015.831.129,00 6.108.056.834,00
131,23 2014
9.193.577.479,00 6.990.992.193,00
131,50
Berdasarkan perhitungan rasio di atas, kemudian dilakukan perhitungan skor sebagai berikut:
Tabel 5.38 Skor Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Promosi Ekonomi Anggota adalah peningkatan pelayanan koperasi kepada anggota dalam bentuk manfaat
ekonomi yang diperoleh sebagai anggota koperasi SHU Bagian Anggota.
Dari hasil perhitungan rasio, dapat disimpulkan bahwa koperasi sudah mampu memberikan manfaat
efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib yang
dibuktikan dengan rasio yang tinggi yaitu 130,91 di tahun 2012, 131,23 di tahun 2013, dan 131,50 di tahun 2014.
Tahun Nilai
1 Bobot
2 Skor
3 = 1 x 2 2012
100 3
3 2013
100 3
3 2014
100 3
3
Berdasarkan hasil perhitungan skor, maka didapat skor 3 karena hasil rasio yang didapat lebih dari 10.
Semakin besar rasio maka semakin baik. Berdasarkan analisis data, peningkatan yang terjadi
setiap tahun disebabkan jumlah Promosi Ekonomi Anggota yang terus meningkat setiap tahun.
Rasio ini sangat penting bagi koperasi untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota yang telah
menanamkan dana berupa simpanan pokok dan simpanan di Koperasi Karyawan Muria Gemilang.
C. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Karyawan Muria Gemilang