25 ini seringkali menyalahkan orang lain atau memilih mengabaikan daripada
bertanggungjawab terhadap konflik Beebe, Steven A, dkk, 1996. Jika strategi ini tidak berjalan, para pengontrol ini akan mencari cela
untuk kekuasaan koersif. Mereka mungkin mencoba melakukan serangan pribadi, ancaman dan peringa
tan. Contoh : pacar yang mengatakan “ jika kamu tidak berhenti memanggil namaku, aku akan pergi meninggalkanmu”
dia menggunakan ancaman dengan kekuatannya untuk dapat pergi Beebe, Steven A, dkk, 1996.
c. Gaya Cooperative
Cooperative style, pendekatan cooperative dalam memanajemen konflik mereka menggunakan pada other-orientation strategies dan
menggunakan win-win solution sebagai teknik selanjutnya. Gaya ini juga diartikan sebagai gaya yang digunakan apabila
seseorang ingin menyelesaikan konflik dengan memuaskan semua pihak dan mencari hasil yang saling menguntungkan Chandra, Robby I, 1992.
Individu dengan gaya cooperative fokus pada kepentingan bersama dan mendorong orang lain untuk menghasilkan opsi untuk memecahkan
masalah Beebe, Steven A, dkk, 1996.. Individu dengan gaya ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26 mendeskripikan masalah tanpa membuat penilaian atau evaluasi tentang
kepribadian, fokus pada kepentingan bersama yang menekankan pada kepentingan umum, nilai, dan tujuan. Selain itu, mereka mencoba melihat
berbagai pilihan untuk memecahkan masalah dan mencari solusi yang dapat memuaskan kedua pelah pihak.
Dalam penelitian ini, peneliti mengelompokan ketiga gaya tersebut menjadi manajemen konflik yang konstruktif dan manajemen konflik yang
destruktif. Gaya cooperative masuk kedalam menajemen konflik konstruktif. Sedangkan, gaya controlling dan gaya nonconfrontation masuk kedalam
manajemen konflik destruktif. Mardianto, Adi., Koentjoro., Esti hayu purnamaningsih, 2000.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Konflik
Gaya manajemen konflik dipilih berdasarkan beberapa faktor, seperti kepribadian kita, siapa lawan kita dalam berkonflik, waktu dan tempat
terjadinya konfrontasi, dan faktor situasi lainnya Beebe, Steven A, dkk, 1996.
Menurut Wirawan 2010, faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen konflik, antara lain :
27 a.
Asumsi mengenai konflik : Asumsi orang mengenai konflik akan berpengaruh pada pola
prilakunya dalam
menghadapi konflik.
Seseorang yang
menganggap konflik sebagai suatu hal yang buruk akan menekan lawan konfliknya dengan menggunakan gaya manajemen konflik
kompetisi. Sebaliknya, seseorang yang menganggap bahwa konflik merupakan hal yang baik dan toleran terhadap konflik maka ia
akan menggunakan gaya manajemen konflik konflik kompromi dan kolaborasi.
b. Persepsi mengenai penyebab konflik :
Persepsi seseorang
yang menganggap
penyebab konflik
menentukan kehidupan dan harga dirinya akan berupaya untuk memenangkan konflik. Sebaliknya ketika orang menganggap
penyebab konflik tidak penting kehidupan dan harga dirinya maka ia akan menggunakan pola perilaku menghindar dalam
memanajemen konfliknya. c.
Ekspektasi atas reaksi lawan konflik : Seseorang yang menyadari bahwa ia menghadapi konflik akan
menyusun strategi konflik untuk menghadapi lawan konfliknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI