49 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development
RD. Menurut Sugiyono 2015: 407 metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut. Jenis penelitian ini dipilih karena peneliti akan mengembangkan tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar
satuan panjang dan antar satuan berat siswa kelas III SDN Bhayangkara Yogyakarta.
Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall dalam Sugiyono, 2015: 409, yaitu:
Gambar 3. 1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi masalah. Potensi masalah adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.
2. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah. Informasi digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat
mengatasi masalah. 3.
Desain Produk Pengumpulan data berguna untuk merancang atau mendesain produk
sesuai dengan potensi masalah. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk
dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang telah dirancang.
5. Perbaikan Desain
Melalui validasi dengan para ahli, maka akan diketahui kelemahan dan kekurangan dari produk tersebut. Kelemahan dan kekurangan produk tersebut
kemudian dikurangi dengan cara memperbaiki desain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
6. Uji Coba Produk
Produk yang telah diperbaiki kemudian diujicoba. Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui kualitas produk.
7. Revisi Produk
Setelah dilakukan uji coba produk dan diketahui kekurangannya, kekurangan produk diperbaiki untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah mendapat produk yang lebih baik, dilakukan uji coba pemakaian pada subjek yang lebih luas dan banyak.
9. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan dengan memperbaiki kekurangan dan kelemahan dari hasil uji coba pemakaian. Dalam uji pemakaian sebaiknya
selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk. 10.
Pembuatan Produk Masal Jika produk telah direvisi dan mendapatkan hasil efektif setelah
dilakukan beberapa kali pengujian maka produk tersebut dapat diproduksi masal.
52 B.
Setting Penelitian
Setting penelitian akan membahas mengenai tempat penelitian, waktu penelitian, subyek penelitian dan objek penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Bhayangkara Yogyakarta yang beralamat di Jalan Kemakmuran 5, Klitren Lor, Gondokusuman, Yogyakarta.
SD Negeri Bhayangkara dipilih untuk melakukan penelitian karena SD ini memiliki kelas paralel sehingga cocok digunakan dalam penelitian ini.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung selama tujuh bulan yang dimulai dari bulan Juli 2016 hingga bulan Januari 2017.
3. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Bhayangkara dengan jumlah 70 siswa yang terdiri dari 27 siswa kelas IIIA, 22
siswa kelas III B dan 21 siswa kelas III C. 4.
Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pengembangan tes hasil belajar
matematika materi mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III Sekolah Dasar.
53 C.
Prosedur Pengembangan
Dalam pengembangan tes hasil belajar matematika khususnya materi mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat dengan
memodifikasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg dan Gall. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall yang
sebelumnya terdapat sepuluh langkah dimodifikasi menjadi tujuh langkah. Tujuh langkah tersebut yaitu 1 potensi masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain
produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain, 6 uji coba produk dan 7 revisi produk.
54 Gambar 3. 2 Langkah-langkah Pengembangan Tes Hasil Belajar
55
Berikut ini adalah langkah-langkah penelitian dan pengembangan tes hasil belajar matematika yang telah dimodifikasi menjadi tujuh langkah.
1. Potensi dan Masalah
Dalam tahap ini, untuk mengetahui potensi dan masalah peneliti melakukan wawancara dengan dua guru yaitu guru kelas III SD Karitas Nandan
dan guru kelas III SDN Bhayangkara. Peneliti mengajukan delapan belas pertanyaan yang mengarah kepada tes hasil belajar siswa. Wawancara
dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara guru menyusun tes hasil belajar dan kebutuhan guru mengenai contoh tes hasil belajar yang telah di uji dan
diketahui kualitasnya. 2.
Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara,
validasi desain produk oleh ahli matematika dan guru, serta pengujian tes hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri Bhayangkara. Wawancara menggunakan
pedoman wawancara dengan delapan belas pertanyaan. Dari data hasil wawancara dengan dua guru diketahui bahwa guru membutuhkan contoh tes
hasil belajar yang telah dianalisis dan diketahui kualitasnya. Tahap pengumpulan data dengan memberikan lembar kuesioner kepada dua ahli
matematika dan tiga guru kelas III SD untuk mengetahui kualitas produk tes hasil belajar yang telah didesain. Selain itu, data diperoleh dari hasil uji coba
produk yang diberikan kepada siswa kelas III A, IIIB dan III C SD Negeri Bhayangkara. Soal tes yang diberikan dibagi menjadi dua tipe soal yaitu tipe
soal A dan tipe soal B yang masing-masing terdiri dari 40 butir soal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3. Desain Produk
Peneliti mendesain produk tes hasil belajar matematika materi mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan
berat untuk siswa kelas III SD. Tahap pertama dimulai dengan menentukan Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD pada mata pelajaran
matematika semester satu. Tahap selanjutnya dengan menyusun indikator yang merupakan hasil penjabaran kompetensi dasar yang mencakup ranah kognitif
siswa mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta, membuat kisi-kisi soal yang sesuai dengan indikator. Selanjutnya,
mengkategorikan tingkat kesukaran soal yang dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu mudah, sedang dan sukar. Tahap terakhir adalah menentukan kunci
jawaban soal. Soal tes hasil belajar didesain sebanyak 60 butir soal yang berbentuk
pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Menurut Widoyoko 2014: 165 tingkat kesukaran dapat dibuat dengan perbandingan 25-50-25 yang artinya
25 soal dengan kategori mudah, 50 soal dengan kategori sedang dan 25 soal dengan kategori sukar. Pembagian tingkat kesukaran soal dibuat dengan
perbandingan 25 soal dengan kategori mudah, 50 soal dengan kategori sedang dan 25 soal dengan kategori sukar.
4. Validasi Desain
Validasi desain dalam penelitian ini adalah validasi ahli dan validasi guru. Desain divalidasi oleh dua ahli matematika dan tiga guru kelas III.
Validasi dilakukan dengan memberikan desain produk dan lembar kuesioner PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
penilaian pada ahli matematika dan guru. Validasi desain dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kritik dan masukan mengenai produk yang telah
didesain. Selain itu, peneliti bisa melihat kesalahan atau kelemahan dari produk yang didesain. Kritik dan masukan dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki
produk agar lebih baik. 5.
Revisi Desain Revisi desain tes hasil belajar mengacu pada kritik dan masukan yang
diberikan oleh dua ahli matematika dan tiga guru kelas III SD. Revisi desain dilakukan untuk memperbaiki kesalahan dan kelemahan dari produk yang
dibuat. Salah satu guru memberikan masukan untuk menambahkan soal dengan kategori mudah dan sukar. Total jumlah soal yang sebelumnya hanya 60 butir
ditambahkan menjadi 80 butir soal. Setiap masing-masing tipe soal terdiri dari 40 butir soal.
Tingkat kesukaran soal sebelumnya menggunakan perbandingan menurut Widoyoko 2014: 165 yaitu 25 mudah, 50 sedang 25 sukar.
Tingkat kesukaran tersebut diganti menggunakan perbandingan menurut Sudjana 1995: 135 yaitu 3-4-3 yang artinya 30 kategori mudah, 40
kategori sedang dan 30 kategori sukar. 6.
Uji Coba Produk Produk yang telah direvisi kemudian dibagi menjadi dua tipe soal yaitu
tipe A dan tipe B dimana masing-masing tipe soal terdiri dari 40 butir soal. Produk diujicobakan kepada siswa kelas III SD Negeri Bhayangkara. Jumlah
siswa yang mengikuti tes uji coba produk sebanyak 70 siswa yang terdiri dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
tiga kelas yaitu kelas III A, kelas III B dan kelas III C. Tipe soal A dan tipe soal B dibagi secara merata disetiap kelas. Pada saat ujicoba produk siswa dibagikan
lembar soal dan lembar jawaban sesuai dengan tipe soal yang didapat. Uji coba dilakukan untuk mengetahui kualitas dari tes hasil belajar.
7. Revisi Produk
Sebelum melakukan revisi, produk dianalisis terlebih dahulu menggunakan TAP Test Analysis Program untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh dari soal yang telah diujicobakan. Analisis soal bertujuan untuk mengetahui kualitas
setiap masing-masing butir soal. Revisi produk dilakukan pada soal yang telah valid, reliabel dan mempunyai daya pembeda “baik” dan “baik sekali” namun
memiliki pengecoh yang tidak berfungsi. Revisi produk merupakan langkah terakhir dalam penelitian ini, sehingga produk yang telah melalui langkah ini
dianggap layak untuk digunakan sebagai contoh dalam pembuatan soal tes hasil belajar.
D. Teknik Pengumpulan Data