Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V sekolah dasar.

(1)

ABSTRAK

Andriyastuti, Ana. (2016). Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia, salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperbaiki sistem penilaian. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa secara tepat sesuai dengan prosedur penyusunan tes.Penelitian ini bertujuan (1) mengembangkan tes hasil belajar, (2 mengetahui kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V sekolah dasar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Langkah-langkah penelitian dan pengembangan, meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk. Subjek penelitian ini adalah 30 siswa kelas V A dan 30 siswa kelas V B SD N Denggung.

Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukkan bahwa (1) langkah-langkah penelitian dan pengembangan, meliputi: (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) ujicoba produk, (g) revisi produk, (2) hasil uji empiris, meliputi: (a)soal yang valid sebanyak 46%, (b) reliabilitas tes termasuk dalam kategori tinggi, (c) daya pembeda dengan kategori baik dan sangat baik sebanyak 23 butir soal, (d) tingkat kesukaran dengan kategori mudah sebanyak 22%, kategori sedang 74% dan kategori sukar 4%, (e) pengecoh yang tidak berfungsi sebanyak 9 option.

Kata kunci: pengembangan tes hasil belajar, kualitas tes hasil belajar, validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh.


(2)

ABSTRACT

Andriyastuti, Ana. (2016). The Development OfMathematic Learning Result Test Of Basic Competence Of Conducting Time Unit Calculating Operation Of The Fifth Grade Of Elementary School.Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

Education is an effort to improve human resources, one of the ways to improve the quality of education is by improving the scoring system. Assessment of learning outcomes is conducted to measure how well students perform appropriately in accordance with the procedure of the test preparation. This research aims (1) to develop the learning results test, (2) to know the product quality of learning result test of basic competence of conducting time unit calculating operation for the fifth grade students of the elementary school.

The method used in this research is the Research and Development (R&D). The steps of research and development are: (1) potency and problem, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, (5) design improvement, (6) product test, (8) product revision. The subjects of the research are 30 students of class V A and 30 students of class V B of Denggung state elementary school.

The results of this research and development are showing (1) the steps of the research and development, include: (a) potencyand problem, (b) data collection, (c) product design, (d) design validation, (e) design improvement, (f) product test, (g) product revision, (2) the empirical test result, include: (a) the valid items are 46%, (b) the reliability test is in the high category, (c) the discrimination index with the good and the excellent categories are as many as 23 items, (d) the difficulty index with easy category is as much 22%, the medium category is 74%, and the difficult category is 4%, (e) the distractors which do not function are as many as 9 options.

Keywords: development of learning result test, the quality of learning outcomes, validity, reliability, discrimination index, difficulty index, and distractor.


(3)

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN OPERASI HITUNG SATUAN

WAKTU UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Ana Andriyastuti NIM: 121134133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(4)

i

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN OPERASI HITUNG SATUAN

WAKTU UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Ana Andriyastuti NIM: 121134133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan karuniaNYA Almamater Universitas Sanata Dharma

Kedua orang tuaku, Sukamto dan Lestari Nurani yang sudah memberikan doa dan dukungan.

Mbak Rina, Mas Heri dan Mbak Septi yang sudah memberi doa dan semangat. Keponakanku Salwa dan Aish yang selalu memberikan keceriaan disetiap waktu.


(8)

v MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah ada kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah: 5)

Jalani prosesnya dengan tawakal dan nikmati hasilnya dengan rasa syukur. (Peneliti)

Baik pada waktu datang dari tangan sang Pencipta, tetapi semua menjadi buruk di tangan manusia. (JJ. Rousseau)

Pendidik dapat berbuat sekehendak hatinya seperti pemahat kayu atau patung batu menurut kesukaan pemahat itu. (John Locke)


(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Februari 2016 Peneliti,


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Ana Andriyastuti Nomor Mahasiswa : 121134133

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN OPERASI HITUNG SATUAN WAKTU UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal:11 Februari 2016 Yang menyatakan,


(11)

ABSTRAK

Andriyastuti, Ana. (2016). Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia, salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperbaiki sistem penilaian. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa secara tepat sesuai dengan prosedur penyusunan tes.Penelitian ini bertujuan (1) mengembangkan tes hasil belajar, (2 mengetahui kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V sekolah dasar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Langkah-langkah penelitian dan pengembangan, meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk. Subjek penelitian ini adalah 30 siswa kelas V A dan 30 siswa kelas V B SD N Denggung.

Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukkan bahwa (1) langkah-langkah penelitian dan pengembangan, meliputi: (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) ujicoba produk, (g) revisi produk, (2) hasil uji empiris, meliputi: (a)soal yang valid sebanyak 46%, (b) reliabilitas tes termasuk dalam kategori tinggi, (c) daya pembeda dengan kategori baik dan sangat baik sebanyak 23 butir soal, (d) tingkat kesukaran dengan kategori mudah sebanyak 22%, kategori sedang 74% dan kategori sukar 4%, (e) pengecoh yang tidak berfungsi sebanyak 9 option.

Kata kunci: pengembangan tes hasil belajar, kualitas tes hasil belajar, validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh.


(12)

ix ABSTRACT

Andriyastuti, Ana. (2016). The Development OfMathematic Learning Result Test Of Basic Competence Of Conducting Time Unit Calculating Operation Of The Fifth Grade Of Elementary School.Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

Education is an effort to improve human resources, one of the ways to improve the quality of education is by improving the scoring system. Assessment of learning outcomes is conducted to measure how well students perform appropriately in accordance with the procedure of the test preparation. This research aims (1) to develop the learning results test, (2) to know the product quality of learning result test of basic competence of conducting time unit calculating operation for the fifth grade students of the elementary school.

The method used in this research is the Research and Development (R&D). The steps of research and development are: (1) potency and problem, (2) data collection, (3) product design, (4) design validation, (5) design improvement, (6) product test, (8) product revision. The subjects of the research are 30 students of class V A and 30 students of class V B of Denggung state elementary school.

The results of this research and development are showing (1) the steps of the research and development, include: (a) potencyand problem, (b) data collection, (c) product design, (d) design validation, (e) design improvement, (f) product test, (g) product revision, (2) the empirical test result, include: (a) the valid items are 46%, (b) the reliability test is in the high category, (c) the discrimination index with the good and the excellent categories are as many as 23 items, (d) the difficulty index with easy category is as much 22%, the medium category is 74%, and the difficult category is 4%, (e) the distractors which do not function are as many as 9 options. Keywords: development of learning result test, the quality of learning outcomes,


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penelitian skripsi ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan mendorong peneliti dari awal penelitian sampai akhir penelitian.

5. Maria Agustina Amelia, S.Si.,M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan mendorong peneliti dari awal penelitian sampai akhir penelitian.

6. Dra. Sri Susilowati, M.Pd. selaku kepala sekolah SD N Denggung, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

7. Ari Trisnawati, S.Pd.selaku guru kelas V A SD N Denggung yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

8. Radiman selaku selaku guru kelas V B SD N Denggung yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

9. Siswa kelas V A dan V B SD N Denggung tahun ajaran 2014/2015 yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.

10.Kedua orang tuaku, Sukamto dan Lestari Nurani, mbakku Rina dan Septi, masku Heri dan keponakanku Salwa dan Aish yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi dan semangat.

11.Teman-teman kuartet Echy, Desi, Siska dan Nanda yang selalu memberi semangat.


(14)

xi

12.Penghuni Pondok Dzalila (Tiwi, Lia, Mbak Isti, dan Tya) yang selalu memberikan keceriaan, tawa dan canda.

13.Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dan penulisan skripsi ini dan tidak dapat peniliti sebutkan satu persatu.

Semoga semua proses yang dialami peneliti sampai selesainya skripsi ini dapat menjadi bekal penelitiuntuk meraih mimpi-mimpi yang dimiliki peneliti.

Yogyakarta, 11 Februari 2016 Penulis


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Istilah ... 6

G. Spesifikasi Produk ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Tes ... 8


(16)

xiii

4. Kompetensi Dasar ... 27

5. Taksonomi Tes Hasil Belajar ... 27

B. Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Pikir ... 32

D. Pertanyaan Penelitian ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Setting Penelitian ... 36

1. Objek Penelitian ... 36

2. Subjek Penelitian ... 36

3. Lokasi Penelitian ... 36

4. Waktu Penelitian ... 37

C. Rancangan Penelitian ... 37

D. Prosedur Pengembangan ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 41

G. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil Penelitian ... 52

1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 52

2. Kualitas Tes ... 56

B. Pembahasan ... 65

1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 65

2. Kualitas Tes ... 69

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Keterbatasan Pengembangan ... 76

C. Saran ... 77


(17)

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan ... 32 Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Borg andGall ... 36 Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Tes Hasil Belajar ... ... 37


(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Ahli ... 42

Tabel 3.2 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 44

Tabel 3.3 Konversi Kategori Skor ... 46

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ... 48

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ... 49

Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 50

Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Penilaian Ahli ... 55

Tabel 4.2 Saran Ahli ... 55

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Butir Soal Tipe A ... 56

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Butir Soal Tipe B ... 57

Tabel 4.5 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 58

Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 59

Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 60

Tabel 4.9 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe A ... 61

Tabel 4.10 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe B ... 63

Tabel 4.11 Analisis Penilaian Validator... 67

Tabel 4.12 Revisi Perangkat Tes Hasil Belajar ... 68

Tabel 4.13 Daftar Perbaikan Soal Tipe A dan Soal Tipe B ... 69

Tabel 4.14 Analisis Uji Validitas Soal Tipe A ... 70

Tabel 4.15 Analisis Uji Validitas Soal Tipe B ... 70

Tabel 4.16 Analisis Daya Pembeda Soal Tipe A ... 71

Tabel 4.17 Analisis Daya Pembeda Soal Tipe B ... 71

Tabel 4.18 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 72

Tabel 4.19 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 72

Tabel 4.20 Analisis Pengecoh Soal Tipe A ... 73


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Melakukan Penelitian... 82

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ... 83

Lampiran 3. Spesifikasi Tes ... 86

Lampiran 4. Hasil Validasi Ahli Matematika ... 114

Lampiran 5. Hasil Validasi Ahli Bahasa ... 118

Lampiran 6. Hasil Validasi Ahli Evaluasi Pembelajaran ... 122

Lampiran 7. Hasil Validasi Guru Kelas V A SD N Denggung ... 126

Lampiran 8. Hasil Validasi Guru Kelas V B SD N Denggung ... 130

Lampiran 9. Soal Tipe A ... 134

Lampiran 10. Soal Tipe B ... 141

Lampiran 11. Data Jawaban Soal Tipe A... 148

Lampiran 12. Data Jawaban Soal Tipe B ... 150

Lampiran 13. Hasil Analisis Butir Soal Tipe A ... 152

Lampiran 14. Hasil Analisis Butir Soal Tipe B ... 164

Lampiran 15. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 176

Lampiran 16. Foto-foto Kegiatan ... 177


(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia agar mampu bersaing di era globalisasi. Berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan telah dilakukan mulai dari pergeseran paradigma yaitu pengajaran kepembelajaran, penerapan model pembelajaran, metode untuk mengajar dan penggantian kurikulum. Anies Baswedan menyampaikan bahwa pendidikan Indonesia masuk dalam peringkat 64 dari 65 negara yang dikeluarkan oleh lembaga Programme for International Study Assessment (PISA) pada tahun 2012 (Kompas: 1 Desember 2014). Peringkat tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Mardapi (2008: 5) menjelaskan salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan perbaikan sistem penilaian. Penilaian hasil belajar akan membantu guru dalam mengukur kemampuan siswa pada aspek atau materi pelajaran.

Kunandar (2014: 61) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar harus dilakukan dengan baik mulai dari penentuan instrumen, penyusunan instrumen, pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian dan program tindak lanjut hasil penilaian. Kusaeri (2012: 13) menjelaskan bahwa guru perlu memiliki kemampuan merencanakan, mengembangkan, dan menggunakan tes. Hal tersebut dilakukan agar hasil dari penilaian dapat mengukur aspek yang menjadi tujuan pembelajaran. Alat ukur atau instrumen dalam melakukan penilaian dapat


(22)

2

Arifin (2009: 120) menjelaskan bahwa tes yang baku adalah tes yang sudah memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kualitas sebuah tes. Azwar (2012: 40) menjelaskan bahwa validitas mengacu pada aspek ketepatan dan kecermatan hasil pengukuran. Soal yang valid akan membantu guru untuk mengetahui kemampuan siswa dalam suatu aspek atau materi pembelajaran.

Arikunto (2012: 101) menjelaskan bahwa persyaratan bagi tes selain validitas juga diperlukan reliabilitas. Suwarto (2013: 101) menyimpulkan bahwa reliabilitas adalah tingkat ketetapan, keajekan atau kemantapan. Alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas tinggi, apabila diujikan berulang-ulang dalam waktu yang berbeda akan tetap menunjukkan hasil yang sama.

Pengembangan sebuah tes membutuhkan analisis kualitas butir soal untuk mengetahui daya pembeda, tingkat kesukaran butir soal, dan analisis pengecoh. Arikunto (2012: 226) menjelaskan bahwa daya pembeda digunakan untuk membedakan kelompok yang berkemampuan tinggi dengan kelompok yang berkemampuan rendah. Soal yang tidak dapat dijawab oleh siswa berkemampuan tinggi akan tetapi soal tersebut mampu dijawab oleh siswa berkemampuan rendah maka soal tersebut tidak mempunyai daya pembeda yang baik.

Selain itu, dalam pengembangan tes dibutuhkan analisis tingkat kesukaran butir tes. Sudijono (2006: 370) menyatakan tingkat kesukaran butir item yang baik apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain tingkat kesukaran adalah sedang atau cukup. Analisis pengecoh juga diperlukan dalam pengembangan sebuah tes. Arifin (2009: 279)


(23)

menjelaskan butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah.

Berdasarkan Kunandar (2014: 64) mutu instrumen atau soal yang dihasilkan guru masih tidak valid dan tidak reliabel, karena penulisannya dilakukan dengan tergesa-gesa dan biasanya soal diujikan langsung tanpa mengetahui mutu soal secara empiris. Suwandi (2010: 2) menyatakan bahwa kemampuan guru dalam menyiapkan dan melakukan penilaian masih kurang dan bahkan masih banyak guru yang belum memiliki pemahaman tentang penilaian yang sesuai dengan prosedur. Menurut Sudarma (2013: 25) persoalan utama profesi pendidik salah satunya adalah guru memberikan tingkat kesulitan soal yang terbilang rendah atau lower package order.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah satu guru kelas V SD N Denggung, beliau mengatakan bahwa dalam pengembangan tes hasil belajar beliau hanya mengambil soal dari buku atau LKS. Beliau juga tidak melakukan uji coba empiris seperti analisis kualitas tes, analisis kualitas butir soal ataupun analisis pengecoh dalam melakukan pengembangan tes hasil belajar. Menurut Suwandi (2010: 42) apabila kegiatan analisis butir dan revisi butir-butir soal jarang dilakukan akan menyebabkan taraf keterpercayaan rendah. Guru kelas V SD Denggung tersebut juga mengatakan bahwa beliau membutuhkan contoh bahan pengembangan tes hasil belajar dengan kualitas yang baik.


(24)

4

Berdasarkan hasil ulasan di atas, untuk mempersempit pokok bahasan dalam penelitian ini, peneliti mengkhususkan pada pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Alasan memilih materi melakukan operasi hitung satuan waktu karena pada materi tersebut terdapat keterampilan menghitung untuk memecahkan masalah satuan waktu. Berdasarkan ulasan di atas peneliti akan mengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan masalah yaitu alat ukur yang dikembangkan hanya mengukur ranah kognitif dan untuk mata pelajaran matematika kelas V Sekolah Dasar (SD). Kompetensi Dasar (KD) yang diambil peneliti adalah KD 2.2 mengenal operasi hitung satuan waktu. Tes yang dikembangkan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V Sekolah Dasar ? 2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V Sekolah Dasar ?


(25)

D. Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dalam mengembangkan sebuah produk tes hasil belajar matematika untuk kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

2. Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu: a. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai contoh bahan pertimbangan guru dalam mengembangkan sebuah produk tes hasil belajar.

b. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam mengerjakan tes hasil belajar yang mencakup 6 dimensi proses kognitif.


(26)

6

c. Bagi peneliti

Penelitian ini memberikan pengalaman dalam mengembangkan sebuah produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

F. Batasan Istilah

Penelitian dan pengembangan tes hasil belajar ini, terdapat beberapa batasan istilah yaitu:

1. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban dari peserta tes dan jawaban tersebut dianggap sebagai informasi yang mencerminkan kemampuan peserta tes.

2. Tes hasil belajar adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban dan jawaban tersebut dianggap sebagai informasi yang mencerminkan kemampuan peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran.

3. Matematika adalah sebuah pengetahuan yang memiliki komponen penting seperti keterampilan berhitung, memecahkan masalah, dan berpikir kritis yang akan membantu manusia untuk memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.

4. Kompetensi dasar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang ditunjukkan dalam kebiasaan.

5. Operasi hitung satuan waktu adalah keterampilan melakukan pemecahan masalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam


(27)

pembelajaran tentang persepsi waktu yang meliputi detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, windu, dasawarsa, dan abad.

G. Spesifikasi Produk

Pengembangan produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V Sekolah Dasar disusun secara lengkap. Produk tes hasil belajar yang dihasilkan meliputi:

1. Instrumen tes hasil belajar berbentuk tes objektif yaitu pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.

2. Instrumen pilihan ganda yang telah dilakukan uji validitas isi melalui uji expert judgments dan telah layak untuk digunakan.

3. Instrumen pilihan ganda yang dinyatakan valid dengan rbis ≥ rtabel. Nilai rtabel yaitu 0,361.

4. Instrumen pilihan ganda dengan soal yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi.

5. Instrumen pilihan ganda dengan soal yang memiliki daya pembeda kategori baik dan sangat baik.

6. Instrumen pilihan ganda dengan soal yang proporsi tingkat kesukaran mudah 25%, sedang 50%, dan sukar 25%.

7. Instrumen pilihan ganda dengan pengecoh yang berfungsi jika dipilih oleh 5% peserta tes..


(28)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Tes

a. Definisi Tes

Mardapi (2008: 67) menjelaskan tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar dan salah. Pertanyaan tersebut harus diberikan tanggapan untuk mengetahui kemampuan seseorang tentang sebuah pengetahuan. Arikunto (2012: 67) menjelaskan tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ada.

Tes menurut Kusaeri (2012: 5) dipandang sebagai salah satu alat pengukuran yang menggambarkan kemampuan seseorang. Suwandi (2009: 39) menjelaskan bahwa tes merupakan suatu bentuk pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa yang sedang dites. Jawaban dari siswa tersebut dianggap sebagai informasi yang mencerminkan kemampuannya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa tes adalah sebuah alat ukur yang berupa sejumlah pertanyaan dengan jawaban benar dan salah. Hasil dari jawaban tersebut akan memberikan informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes juga memiliki aturan-aturan yang sudah ditentukan seperti aturan-aturan dalam mengerjakan sebuah tes.


(29)

b. Tes Hasil Belajar

Menurut Purwanto (2008: 66) tes hasil belajar merupakan tes penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Berdasarkan pendapat Trianto (2010: 114) tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Purwanto (2009: 33) menjelaskan tes hasil belajar merupakan tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada muridnya atau oleh dosen kepada mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar merupakan alat ukur yang digunakan untuk menilai suatu materi yang telah diajarkan guru kepada murid. Tes hasil belajar dilakukan dalam waktu tertentu. Tes hasil belajar tersebut digunakan guru untuk mengetahui hasil belajar siswa.

c. Bentuk Tes

Bentuk tes mengacu pada pengertian bentuk-bentuk pertanyaan, tugas atau latihan yang harus dikerjakan oleh siswa. Menurut Suwandi (2010: 47) bentuk tes dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1) Tes Esai

Tes bentuk esai menuntut siswa untuk berpikir dan mempergunakan apa yang diketahui yang berkenaan dengan pertanyaan yang harus dijawab. Kelebihan dari bentuk tes ini adalah dapat menilai berbagai jenis kompetensi seperti mengemukakan


(30)

10

pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan bentuk tes esai antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.

2) Tes Objektif

Tes objektif merupakan tes jawaban singkat yang hanya ada satu kemungkinan jawaban. Jawaban terhadap tes objektif bersifat pasti dan dapat diteliti oleh siapa saja. Pilihan ganda mempunyai kelemahan yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya dan kurang mampu memberikan informasi yang luas. Menurut Mardapi (2008:70) bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:

1) Tes Objektif

Tes objektif apabila dilihat dari sistem penskorannya, siapa saja yang memeriksa jawaban tes menghasilkan skor yang sama. Bentuk tes objektif yaitu pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, dan uraian objektif.

2) Tes Non Objektif

Tes non objektif apabila dilihat dari sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Bentuk tes non objektif yaitu bentuk tes uraian non objektif.

Arikunto (2012: 177) menjelaskan bahwa tes dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Tes Subjektif

Tes subjektif pada umumnya berbentuk esai (uraian) yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian


(31)

kata-kata. Kebaikan tes subjektif adalah mudah dalam penyusunan, memberi kesempatan berspekulasi, mendorong siswa berani mengemukakan pendapat, dan mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi. Keburukan dari tes subjektif adalah kadar validitas dan reliabilitas yang rendah karena sukar diketahui, kurang representatif, dan penskoran dipengaruhi unsur subjektif.

2) Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Kebaikan dari tes objektif adalah lebih representatif dan penskoran tidak dipengaruhi unsur subjektif. Kelemahan tes objektif yaitu penyusunan tes sulit, soal hanya mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja, kesempatan untuk main untung-untungan, dan kecenderungan untuk mencontek.

Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk tes ada 2 yaitu:

1) Tes Subjektif

Tes subjektif pada umumnya berbentuk esai (uraian) yang menuntut siswa untuk berpikir karena memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata.

2) Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang hanya ada kemungkinan satu jawaban dan dalam memeriksa jawaban dapat dilakukan oleh siapa saja atau bersifat objektif.


(32)

12

d. Tes Obyektif Bentuk Pilihan Ganda

Arifin (2009: 138) menjelaskan bahwa tes pilihan ganda meliputi pembawa pokok persoalan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna dan pilihan jawaban berbentuk perkataan, bilangan atau kalimat yang biasa disebut option. Menurut Arikunto (2013: 183) tes pilihan ganda atau multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari kemungkinan jawaban. Jawaban terdiri atas jawaban benar atau kunci jawaban dan beberapa pengecoh.

Kunandar (2014: 183) menyatakan bahwa soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa soal tes berbentuk pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) yang berbentuk pernyataan atau pertanyaan yang belum sempurna dan pilihan jawaban (option) untuk menjawab pernyataan atau pertanyaan. Pilihan jawaban (option) terdiri atas jawaban benar dan beberapa pengecoh.

e. Kelebihan Pilihan Ganda

Tes pilihan ganda memiliki kelebihan daripada bentuk tes yang lainnya. Menurut Arifin (2009: 143) kelebihan pilihan ganda yaitu:

1) Cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan obyektif. 2) Kemungkinan menjawab dengan terkaan dapat dikurangi.

3) Digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam berbagai jenjang kemampuan kognitif.


(33)

Kelebihan tes pilihan ganda menurut Kusaeri (2014: 70) sebagai berikut:

1) Mampu mengukur berbagai tingkatan kognitif (mulai mengingat sampai mengkreasi)

2) Penskorannya mudah, cepat, dan mencakup ruang lingkup materi yang luas.

3) Tepat untuk ujian dengan peserta yang banyak dan hasilnya harus segera diumumkan.

Menurut Sukardi (2014: 110) kelebihan dari tes pilihan ganda diantaranya:

1) Lebih fleksibel dalam pemakaian baik sebagian ataupun semua item yang telah dikonstruksikan.

2) Lebih efektif dalam memberikan kemudahan pada responden dalam menjawab pertanyaan evaluasi.

3) Mencakup hampir seluruh informasi program atau proyek. 4) Memudahkan dalam melakukan koreksi.

5) Memberikan jawaban yang lebih obyektif.

6) Memungkinkannya dipakai item-item dalam tes secara berulang. Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari tes pilihan ganda antara lain:

1) Digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam berbagai jenjang kemampuan kognitif

2) Penskorannya mudah, cepat, dan mencakup ruang lingkup materi yang luas.


(34)

14

3) Tepat untuk ujian dengan peserta yang banyak.

4) Lebih efektif dalam responden menjawab soal dan memberikan jawaban yang lebih obyektif.

5) Item dapat digunakan berulang-ulang. f. Kelemahan Tes Pilihan Ganda

Tes pilihan ganda memiliki kelemahan daripada bentuk tes yang lainnya. Menurut Arifin (2009: 143) kelemahan pilihan ganda yaitu:

1) Tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal dan pemecahan masalah.

2) Penyusunan soal membutuhkan waktu yang lama.

3) Sukar dalam menentukan alternatif jawaban yang homogen, logis, dan berfungsi.

Kelemahan dari soal pilihan ganda adalah peserta didik tidak mengembangakan sendiri jawabannya (Majid, 2014: 68). Selain itu ada kecenderungan untuk memilih jawaban yang benar atau jika tidak tahu jawabannya mereka hanya menerka. Menurut Widoyoko (2009: 70) tes pilihan ganda memiliki kelemahan yaitu relatif lebih sulit dalam penyusunan butir soal, ada kecenderungan bahwa guru hanya menguji aspek ingatan atau aspek yang paling rendah dalam ranah kognitif, dan adanya pengaruh kebiasaaan peserta tes bentuk pilihan ganda terhadap hasil tes peserta.


(35)

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kelemahan dari tes pilihan ganda sebagai berikut:

1) Tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal, pemecahan masalah dan kecenderungan guru untuk menguji aspek ingatan atau aspek yang paling rendah dalam ranah kognitif.

2) Penyusunan soal membutuhkan waktu yang lama dan relatif lebih sulit dalam menentukan alternatif jawaban yang homogen, logis, dan berfungsi.

3) Adanya pengaruh kebiasaaan peserta tes bentuk pilihan ganda terhadap hasil tes peserta.

g. Langkah-langkah Penyusunan Tes

Terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan suatu tes hasil belajar. Menurut Suwarto (2013: 126) dan Yamin (2003: 152) terdapat sembilan langkah dalam pengembangan tes yaitu:

1) Menyusun spesifikasi tes yang berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi tes meliputi menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi tes, dan menentukan panjang tes.

2) Menulis soal tes

Penulisan soal merupakan langkah dalam menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian standar kompetensi dan kompetensi dasar pada kisi-kisi yang telah dibuat.


(36)

16

3) Menelaah soal tes

Langkah ini dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembuatan masih ditemukan kekurangan atau kesalahan.

4) Melakukan uji coba tes

Uji coba tes ini digunakan untuk mengetahui apakah tes sudah sesuai dengan yang diharapkan.

5) Menganalisis butir soal

Analisis butir soal dilakukan untuk masing-masing butir sehingga diketahui tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda butir soal, reliabilitas, dan validitas tes yang tersusun.

6) Memperbaiki tes

Langkah ini biasanya dilakukan atas butir soal yaitu memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih belum baik.

7) Merakit tes

Setelah semua butir-butir soal dilakukan analisis dan diperbaiki langkah selanjutnya adalah merakit butir-butir soal menjadi satu kesatuan.

8) Melaksanakan tes

Tes yang telah disusun diberikan kepada testee untuk diuraikan. Pelaksanaan tes dilaksanakan sesuai dengan waktu yang tepat. 9) Menafsirkan hasil tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor kemudian ditafsirkan sehingga dapat memberikan keputusan pada peserta tes.


(37)

Berdasarkan pendapat dari Arikunto (2012: 167) penyusunan tes terdapat beberapa langkah yaitu sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan mengadakan tes.

2) Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan dijadikan tes. 3) Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan. 4) Menderetkan semua indikator dalam tabel persiapan yang memuat

pula aspek tingkah laku dalam indikator tersebut.

5) Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi dan aspek berpikir yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut. 6) Menuliskan butir-butir soal.

Kusaeri (2012: 53) menjelaskan beberapa langkah dalam mengembangkan sebuah tes yaitu sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan pembelajaran

Terdapat tiga karakteristik utama tujuan pembelajaran yaitu cakupan, taksonomi, dan bentuk pembelajaran.

2) Menyusun tabel spesifikasi

Spesifikasi tes atau kisi-kisi tes merupakan deskripsi mengenai kompetensi atau ruang lingkup dan isi materi yang akan disajikan. 3) Menentukan bentuk soal yang akan digunakan dalam penilaian.

Berdasarkan pendapat para ahli peneliti menggunakan langkah-langkah penyusunan tes hasil belajar yaitu (1) mengembangkan spesifikasi tes, (2) menulis butir-butir soal, (3) menelaah soal tes, (4) melakukan uji coba tes, (5) menganalisis butir soal, (6) memperbaiki tes, (7) merakit tes.


(38)

18

h. Penyusunan Tes Pilihan Ganda

Penyusunan pilihan ganda perlu memperhatikan beberapa hal. Kunandar (2014: 189) menjelaskan kaidah penulisan soal pilihan ganda yang meliputi tiga aspek sebagai berikut:

1) Aspek materi terdiri dari tiga hal yaitu soal harus sesuai dengan indikator, pengecoh berfungsi, dan mempunyai jawaban yang benar atau paling benar.

2) Aspek konstruksi terdiri dari sepuluh hal yaitu pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas, rumusan soal dan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja, pokok soal tidak memberi petunjuk kearah jawaban yang benar, pokok soal tidak mengandung pernyataan bersifat negatif ganda, pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi, panjang rumusan jawaban relatif sama, pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan “semua pilihan jawaban di atas salah” atau “semua pilihan jawaban di atas benar”, pilihan angka yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya, gambar, grafik, tabel, diagram jelas dan berfungsi, dan butir soal tidak tergantung pada soal sebelumya. 3) Aspek bahasa terdiri dari beberapa hal yaitu soal menggunakan

kaidah Bahasa Indonesia, tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat, dan pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.


(39)

Berdasarkan pendapat Arifin (2009: 143) petunjuk praktis dalam penyusunan pilihan ganda yaitu (1) harus mengacu pada KD dan indikator soal, (2) petunjuk mengerjakan jelas, (3) materi soal sesuai dengan yang dipelajari siswa, (4) pernyataan pada soal merumuskan persoalan yang jelas dan berarti, (5) pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang tidak terputus, (6) alternatif jawaban homogen dan logis, (7) panjang pilihan pada suatu soal lebih pendek dari itemnya, (8) pernyataan dan pilihan tidak mudah diasosiasikan, (9) alternatif jawaban yang betul hendaknya jangan sistematis, (10) hanya ada satu jawaban benar.

Menurut penjelasan Uno dan Koni (2012: 114) penyusunan tes pilihan ganda sebagai berikut:

1) Menulis petunjuk pengerjaan dengan jelas. 2) Menetapkan waktu untuk mengerjakannya. 3) Menuliskan soal dan jawabannya.

4) Memberikan satu contoh soal untuk pengerjaannya. 5) Kalimat soal, singkat, jelas, dan padat.

6) Menghindari penggunaan kata negatif dalam kalimat pokok. 7) Setiap soal hanya memiliki satu ide.

8) Jumlah alternatif jawaban setiap item sama banyak. 9) Menghindari kalimat yang sama dengan buku teks.


(40)

20

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa penyusunan tes pilihan ganda memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut:

1) Aspek materi 2) Aspek konstruksi 3) Aspek bahasa

2. Konstruksi Tes hasil Belajar

Pengembangan sebuah tes hasil belajar membutuhan analisis butir soal untuk mengetahui kualitas sebuah soal yang meliputi analisis:

a. Validitas

Mardapi (2008: 15) menjelaskan bahwa validitas merupakan fundamen paling dasar dalam mengembangkan dan mengevaluasi sebuah tes. Sebuah tes diharapkan memiliki ketepatan dalam mengukur kemampuan seseorang sesuai dengan tujuan tes. Menurut Azwar (2012: 40) validitas mengacu pada aspek ketepatan dan kecermatan hasil pengukuran. Sugiyono (2009: 121) berpendapat bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang harus diukur.

Menurut Surapranata (2009: 50) validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Uno dan Koni (2012: 151) menjelaskan bahwa validitas tes berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh tes dan seberapa cermat tes melakukan pengukurannya. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa validitas


(41)

merupakan salah satu dasar dalam mengembangkan sebuah tes untuk mencapai ketepatan dan kecermatan dalam mengukur apa yang harus diukur.

Ada empat jenis validitas berdasarkan Arikunto (2013: 82) dan Surapranata (2009: 51) yaitu:

1) Validitas Isi (Content Validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan atau sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur.

2) Validitas Konstruk (Construct Validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila soal mengukur aspek berpikir seperti yang telah diuraikan dalam tujuan instruksional khusus seperti standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang terdapat pada kurikulum.

3) Validitas Prediksi (Predictive Validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mampu memprediksikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. 4) Validitas Konkruen (Concurrent Validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konkruen apabila hasilnya sesuai dengan pengalaman.

b. Reliabilitas

Menurut Azwar (2012: 7) reliabilitas merupakan hasil dari proses pengukuran yang dapat dipercaya, apabila dilakukan tes berulang kali


(42)

22

akan diperoleh hasil yang relatif sama. Arikunto (2012: 100) menjelaskan bahwa reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Berdasarkan penjelasan Suwarto (2013: 100) reliabilitas adalah tingkat ketepatan, keajegan, atau kemantapan.

Menurut Endrayanto (2014: 271) reliabilitas adalah konsistensi (keajekan) skor yang dihasilkan apabila suatu tes digunakan secara berulang pada individu atau sekelompok individu. Surapranata (2009: 86) menjelaskan bahwa reliabilitas suatu skor adalah hal yang sangat penting dalam menentukan apakah tes telah menyajikan pengukuran yang baik. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah hasil proses pengukuran yang memiliki tingkat ketetapan atau konsistensi. Ketetapan berarti apabila tes yang sama, diberikan pada waktu yang berbeda dengan orang yang sama akan menunjukkan hasil yang sama. Misalnya pada tes pertama siswa A mendapat nilai lebih rendah daripada siswa B maka pada tes yang kedua siswa A tetap mendapat nilai lebih rendah daripada siswa B. Hal tersebut menunjukkan bahwa tes telah menyajikan pengukuran yang konsisten.

Berdasarkan pendapat Surapranata (2009: 93), Arikunto (2013: 100) dan Endrayanto dan Harumurti (2014: 273) ada empat cara untuk mencari reliabilitas yaitu:

1) Metode Tes Ulang (Test-Reset)

Metode ini merupakan metode analisis reliabilitas dimana tes yang sama disajikan sebanyak dua kali pada peserta tes yang sama


(43)

dengan waktu yang berbeda dan menentukan korelasi. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka soal dinyatakan reliabel.

2) Metode Paralel (Equivalent)

Metode ini menyajikan dua tes yang sama dengan peserta tes yang sama dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama dan mengkorelasikan kedua skor untuk mencari reliabilitas. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka soal dinyatakan reliabel.

3) Metode Belah Dua (Split-half)

Metode belah dua menyajikan satu kali tes lalu dibelah dua, kemudian menggunakan persamaan untuk mengkorelasikan kedua belahan. Mengetahui reliabilitas seluruh tes dengan menggunakan rumus Spearman-Brown yang memiliki dua cara yaitu membelah atas item genap-ganjil dan pembelahan awal-akhir.

4) Internal Consistency

Pengujian reliabilitas internal consistency dilakukan dengan memberikan sekali tes saja. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan koefisien alpha, Kuder-Richardson (KR-20) dan Kuder-Richardson (KR-21)

c. Karakteristik Butir Soal 1) Daya Pembeda

Arikunto (2012: 226) menjelaskan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara


(44)

24

siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh. Berdasarkan penjelasan Suwarto (2013: 108), daya pembeda berfungsi untuk menentukan perbedaan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada pada kelompok itu. Kusaeri (2012: 175) menyatakan bahwa daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal yang dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang belum menguasai materi yang diujikan.

Berdasarkan pendapat Sudijono (2006: 385), daya pembeda adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara testee yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan testee yang kemampuannya rendah (bodoh). Endrayanto dan Harumurti (2014: 264) menjelaskan bahwa tingkat daya beda yaitu kemampuan butir soal untuk membedakan siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi atau kelompok atas (upper group) dan siswa yang prestasi belajarnya rendah atau kelompok bawah (lower group). Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa daya pembeda adalah kemampuan butir soal tes hasil belajar dalam membedakan siswa kelompok atas (pandai) dengan kelompok bawah (bodoh) dalam suatu kelas.

2) Tingkat kesukaran

Aiken (dalam Kusaeri, 2012: 174) menyatakan bahwa tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal


(45)

pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar dari 0 sampai 1. Menurut Arikunto (2012: 222) taraf kesukaran soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Berdasarkan pendapat Sudjana (2010: 135) tingkat kesulitan adalah adanya keseimbangan soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.

Menurut Suwarto (2013: 108) tingkat kesukaran butir tes adalah peluang untuk menjawab benar pada butir tes dan pada kemampuan tertentu. Berdasarkan pendapat Sudijono (2006: 370) tingkat kesukaran butir item yang baik apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain tingkat kesukarannya sedang atau cukup. Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran soal yang baik adalah adanya keseimbangan antara soal mudah, sedang. dan sukar.

3) Analisis pengecoh

Menurut Purwanto (2008: 108) pengecoh (distractor) adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban, pengecoh berfungsi efektif apabila ada siswa yang terkecoh memilih. Arifin (2009: 278) menjelaskan bahwa butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Arikunto (2012: 234) menjelaskan bahwa


(46)

26

sebuah distraktor dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes.

Kusaeri (2014: 108) menjelaskan bawah pengecoh dapat dikatakan berfungsi apabila pengecoh dipilih paling tidak 5% siswa dan pengecoh lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang kurang pandai. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pengecoh merupakan pilihan jawaban yang bukan kunci jawabannya. Pengecoh akan berfungsi ketika dipilih secara merata oleh peserta didik atau paling sedikit dipilih 5% pengikut tes dan banyak dipilih oleh siswa yang kurang pandai. 3. Matematika

Muschla (2009: 3) menjelaskan bahwa matematika memiliki komponen penting seperti keterampilan menghitung, memecahkan masalah, dan berpikir kritis. Jamaris (2013: 177) menjelaskan bahwa matematika memiliki tujuan untuk mendorong siswa menjadi pemecah masalah berdasarkan proses berpikir yang kritis, logis, dan rasional. Berdasarkan pendapat Mulyadi (2008: 174), matematika merupakan bidang studi yang harus dipelajari semua orang sebagai sarana untuk memecahkan masalah. Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu bidang studi yang memiliki komponen penting seperti keterampilan menghitung, memecahkan masalah, dan berpikir kritis sebagai sarana pemecah masalah.

Peneliti mengambil mata pelajaran matematika kelas V Sekolah Dasar materi operasi hitung satuan waktu. Operasi hitung satuan waktu adalah keterampilan dalam melakukan pemecahan masalah seperti penjumlahan,


(47)

pengurangan, perkalian, dan pembagian dalam persepsi waktu yang meliputi detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, windu, dasawarsa, dan abad.

4. Kompetensi Dasar

Menurut Susilo (2007: 98) kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Kusaeri (2014: 30) menjelaskan bahwa kompetensi dasar merupakan tujuan pembelajaran yang memiliki cakupan luas. Suwandi (2010: 22) menyatakan bahwa kompetensi dasar merupakan pertanyaan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan suatu aspek mata pelajaran tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar merupakan tujuan pembelajaran yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah mempelajari suatu aspek mata pelajaran.

5. Taksonomi Tes Hasil Belajar

Anderson dan Krathwol (2010: 6) menjelaskan taksonomi adalah sebuah kerangka pikir khusus dan dalam sebuah taksonomi kategori-kategorinya merupakan satu kontinum. Taksonomi pendidikan terdapat klasifikasi tujuan-tujuan dengan berisikan satu kata kerja yang mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan dan satu kata benda yang mendeskripsikan pengetahuan yang diharapkan dikuasai oleh siswa.


(48)

28

Anderson dan Krathwol (2010: 103) menjelaskan dalam taksonomi Bloom yang direvisi, terdapat kategori-kategori dimensi proses kognitif yaitu:

1. Mengingat

Mengingat berarti mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang. Proses-proses kognitif dalam kategori mengingat adalah mengenali, mengingat kembali, mengidentifikasi, dan mengambil.

2. Memahami

Memahami berarti mengkonstruksikan makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Proses-proses kognitif dalam kategori memahami adalah menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

3. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Proses-proses kognitif dalam kategori mengaplikasikan adalah mengeksekusi dan mengimplementasikan. 4. Menganalisis

Menganalisis berarti memecah-memecah materi jadi satu bagian-bagian penyusunannya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Proses-proses kognitif dalam kategori menganalisis adalah membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.


(49)

5. Mengevaluasi

Mengevaluasi berarti mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau standar. Proses-proses kognitif dalam kategori mengevaluasi adalah memeriksa dan mengkritik.

6. Mencipta

Mencipta berarti memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan kohern atau untuk membuat suatu produk yang orisinil. Proses-proses kognitif dalam kategori mencipta adalah merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian relevan yang pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Pusporini (2009) dengan judul “ Pengembangan Tes Kompetensi Calistung Siswa kelas 3 Sekolah Dasar Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat tes kompetensi Calistung (Membaca, Menulis dan Berhitung) siswa kelas 3 Sekolah Dasar dan mengetahui karakteristik tes kompetensi Calistung siswa kelas 3 Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa validitas isi baik yang diperoleh melalui telaah butir oleh praktisi dan ahli. Reliabilitas tes kompetensi Calistung siswa kelas 3 SD secara keseluruhan adalah baik (handal). Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan Iteman, perangkat tes kompetensi membaca, menulis, dan berhitung memiliki koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,907 dan SEM 3,773. Hasil analisis menggunakan program Bigsteps menunjukkan indeks keandalan sebesar 0,99 pada level kemampuan 0 (nol) logit dengan SEM 0,05 yang berarti tes ini handal. Hasil analisis menggunakan Iteman menunjukkan perangkat tes ini


(50)

30

memiliki tingkat kesukaran yang cukup baik, daya beda yang baik, dan efektivitas distraktor baik. Hasil analisis menggunakan Bogsteps menunjukkan perangkat tes ini memiliki tingkat kesukaran baik dan kecocokan butir dengan model termasuk dalam kategori baik.

Penelitian relevan yang kedua merupakan penelitian dari Fatimah Setiani tahun 2010 dengan judul “Pengembangan Asesmen Alternatif dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik di Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menemukan asesmen alternatif yang valid, praktis, dan efektif berlandaskan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik di Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seperangkat penilaian dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik, memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Kevalidan asesmen alternatif beserta perangkat asesmen yang digunakan termasuk dalam kategori sangat baik. Kepraktisan dan keefektifan asesmen alternatif beserta perangkat asesmen yang digunakan dalam pelaksanaan asesmen di dalam kelas termasuk kategori sangat praktis dan efektif. Ketercapaian pembelajaran cenderung meningkat dengan kategori baik. Demikian juga respon siswa dan guru terhadap penerapan asesmen alternatif yang cenderung positif.

Penelitian relevan yang ketiga merupakan penelitan dari Duskri, Kumaidi dan Suryanto pada tahun 2014 dengan judul “Pengembangan Tes Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD”. Tujuan penelitian ini untuk: (1) menemukan prosedur pengembangan tes diagnostik kesulitan belajar matematika SD/MI, (2) mengetahui kualitas butir tes diagnostik yang dikembangkan dan (3) mengetahui informasi yang dapat dimunculkan dari hasil analisis tes diagnostik.


(51)

Subjek uji sebanyak 542 orang siswa kelas VI SD/MI di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Hasil penelitian menunjukkan: (1) pengembangan tes diagnostik kesulitan belajar matematika di SD ini meliputi: studi pendahuluan, studi literatur dan hasil-hasil penelitian, analisis masalah, merumuskan learning continuum, merumuskan peta konsep, menyusun tes essay, polarisasi jawaban siswa, menyusun tes bentuk pilihan ganda, validasi pakar melalui focus group discussion, uji coba terbatas, dan uji yang diperluas, (2) indeks daya beda butir tes antara 0,391 sampai dengan 2,317, indeks kesukaran butir tes antara -2,158 sampai dengan 2,528, kecocokan uji tes dengan kemampuan peserta (θ) antara -2,00 sampai dengan 2,60, dan fungsi informasi tes antara 0,111 sampai dengan 3,879, dan (3) informasi yang dapat dimunculkan dari tes meliputi: hasil tes secara klasikal dan individual, grafik ketuntasan belajar, profil individual, analisis salah konsepsi, dan saran remedial.

Berdasarkan ketiga penelitian yang relevan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti akan melakukan penelitian berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.


(52)

32

Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan C. Kerangka Pikir

Tes hasil belajar merupakan alat ukur yang digunakan untuk menilai suatu materi yang telah diajarkan guru kepada murid. Tes hasil belajar digunakan guru untuk mengetahui hasil belajar siswa. Salah satu bentuk tes yang dapat digunakan adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda. Tes pilihan ganda adalah soal yang terdiri atas pokok soal (stem) yang berbentuk pernyataan atau pertanyaan yang belum sempurna dan pilihan jawaban (option) untuk menjawab pernyataan atau pertanyaan. Pilihan jawaban (option) terdiri atas jawaban benar dan beberapa pengecoh.

Setiani (2010) Pengembangan

Asesmen Alternatif dalam

Pembelajaran Matematika

Duskri, Kumaidi, dan Suryanto

(2014) Pengembangan Tes

Diagnostik Kesulitan Belajar Pusporini (2009)

Pengembangan Tes Kompetensi Calistung Siswa

kelas 3 Sekolah Dasar Provinsi

Yang akan diteliti:

Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Satuan


(53)

Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam berbagai jenjang kemampuan proses kognitif seperti mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Salah satu kelemahan penyusunan soal pilihan ganda yaitu membutuhkan waktu yang lama. Waktu yang lama dalam mengembangkan soal membuat guru tidak melakukan analisis kualitas tes seperti melakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda, uji tingkat kesukaran, dan uji pengecoh.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan soal dalam mengukur kemampuan siswa. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi atau ketetapan soal. Uji daya pembeda digunakan untuk membedakan kemampuan siswa kelompok atas (pandai) dengan kelompok bawah (bodoh). Uji tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui keseimbangan antar soal mudah, sedang, dan sukar. Uji pengecoh digunakan untuk mengetahui berfungsinya suatu pengecoh. Berdasarkan ulasan di atas perlu dilakukan pengembangan tes hasil belajar yang sesuai dengan prosedur dan melakukan analisis kualitas tes. Hal tersebut dilakukan agar tes hasil belajar mampu mengukur kemampuan siswa secara tepat dan tes memiliki kualitas yang baik.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar matematika KD melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V SD?

2. Bagaimana validitas isi terhadap tes hasil belajar matematika KD melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V SD berdasar hasil penilaian ahli?


(54)

34

3. Bagaimana validitas tes hasil belajar matematika KD melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris? 4. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar matematika KD melakukan operasi

hitung satuan waktu untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris? 5. Bagaimana tingkat kesulitan tes hasil belajar matematika KD melakukan

operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?

6. Bagaimana daya pembeda tes hasil belajar matematika KD melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?

7. Bagaimana hasil analisis pengecoh tes hasil belajar matematika KD melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V SD berdasar hasil uji coba empiris?


(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sugiyono (2009: 297) menjelaskan bahwa metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini menggunakan metode R&D yang mengembangkan suatu produk tes hasil belajar yang dibutuhkan oleh guru. Penelitian ini mengembangkan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V SD.

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah milik Borg and Gall. Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2009: 298) menjelaskan bahwa langkah-langkah penelitian R&D meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal. Berikut ini bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall.


(56)

36

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Borg and Gall

B. Setting Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perangkat tes hasil belajar matematika kelas V SD yang meliputi kisi-kisi tes, tes objektif, dan kunci jawaban.

2. Subjek Penelitian

Subjek yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V A dan V B SD N Denggung. Jumlah siswa masing-masing kelas V A yaitu 30 orang dan jumlah siswa kelas V B yaitu 30 orang.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N Dengung yang beralamatkan di Jalan Merbabu Nomor 4, Bangunrejo, Tridadi, Sleman, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih sekolah ini karena sekolah ini

Potensi dan

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain Uji coba

Pemakaian

Revisi Produk

Uji coba Produk

Revisi Produk


(57)

memiliki akreditasi A dan siswa dari sekolah ini memiliki kemampuan akademik yang berbeda satu dengan yang lain atau merata tingkat prestasinya.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Agustus sampai bulan Oktober 2015.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai penelitian dan pengembangan tes hasil belajar untuk siswa kelas V SD pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu. Peneliti menggunakan langkah-langkah R&D milik Borg and Gall yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Peneliti menggunakan 7 langkah penelitian dan pengembangan dikarenakan keterbatasan waktu. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan dapat dijelaskan melalui bagan di bawah ini:

Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Tes Hasil Belajar

Revisi Desain Uji coba

Produk Potensi

dan

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Produk


(58)

38

D. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan tes hasil belajar yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Potensi dan masalah

Sugiyono (2009: 298) menjelaskan bahwa potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Potensi dalam penelitian ini adalah kemampuan guru dalam mengembangkan tes hasil belajar. Cara yang digunakan peneliti untuk mengetahui masalah dalam penelitian ini dengan melakukan analisis kebutuhan kepada guru. Peneliti melakukan wawancara dengan satu guru kelas V SD N Denggung. Wawancara tersebut digunakan untuk mengetahui cara pembuatan tes hasil belajar yang dilakukan oleh guru. Hasil wawancara dapat digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh guru dalam pembuatan tes hasil belajar.

2. Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data untuk mengetahui kualitas tes hasil belajar dengan menggunakan teknik wawancara dan kuesioner. Teknik wawancara digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan. Kuesioner digunakan untuk menguji kelayakan tes hasil belajar sebelum diujicobakan di sekolah. Penyusunan kuesioner dilakukan dengan melihat langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar. Data juga diperoleh melalui teknik tes yang diberikan kepada siswa kelas V A dan V B SD N Denggung.


(59)

3. Desain Produk

Desain produk dilakukan untuk membuat perangkat tes yang akan digunakan sebagai ujicoba. Desain produk yang disusun peneliti meliputi penyusunan spesifikasi kisi-kisi tes seperti menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Hasil pengembangan kisi-kisi tes ini digunakan untuk menyusun butir soal. Peneliti membuat 50 butir soal yang akan dibagi rata menjadi dua tipe soal yaitu soal tipe A dan soal tipe B.

4. Validasi Desain

Validasi desain dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan produk tes hasil belajar yang telah dirancang layak untuk digunakan. Jenis validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi digunakan untuk mengetahui kesesuaian indikator dengan butir soal. Validitas isi diuji dengan menggunakan expert judgment atau penilaian ahli sesuai dengan bidangnya. Penilaian ahli dalam penelitian ini melibatkan ahli matematika yaitu dosen matematika, ahli bahasa yaitu dosen bahasa, ahli evaluasi pembelajaran yaitu dosen evaluasi pembelajaran dan 2 guru kelas V SD N Denggung. Pengujian tersebut digunakan untuk mengetahui produk yang dihasilkan layak atau tidak untuk digunakan.

5. Revisi Desain

Setelah melakukan validasi desain kepada para ahli, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan perbaikan desain sesuai dengan saran atau masukan para ahli.


(60)

40

6. Uji coba Produk

Desain produk yang telah diperbaiki akan dibuat dalam 2 bentuk soal yaitu soal tipe A dan soal tipe B. Soal tipe A dan soal tipe B memiliki jumlah butir yang sama yaitu 25 butir soal dengan indikator yang sama akan tetapi kalimat soalnya berbeda. Ujicoba dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi kualitas tes hasil belajar. Data uji coba yang diperoleh digunakan untuk menguji validitas secara empiris terhadap kualitas butir soal tes, uji reliabilitas, uji daya pembeda, uji tingkat kesukaran, dan menguji berfungsinya pengecoh.

7. Revisi Produk

Revisi produk yang dilakukan setelah melakukan uji empiris sehingga dapat diketahui soal yang valid dan daya pembeda dengan kategori baik dan sangat baik. Apabila soal yang valid dengan kategori daya pembeda baik dan sangat baik namun masih terdapat pengecoh yang tidak berfungsi maka pengecoh tersebut direvisi atau diperbaiki. E. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan wawancara, pemberian kuesioner, dan pemberian tes. Penggunaan ketiga teknik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menemukan permasalahan yang diteliti (Sugiyono, 2009: 137). Wawancara dilakukan dengan guru kelas V SD N Denggung dengan menggunakan teknik wawancara terstruktur.


(61)

2. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk menilai kualitas produk yang akan dikembangkan. Peneliti memberikan perangkat tes hasil belajar kepada dosen ahli dan guru untuk dilakukan validasi dengan mengisi kuesioner yang telah terlampir. Hasil yang didapat dari validasi dosen ahli dan guru digunakan sebagai acuan untuk mengetahui kelayakan tes dan untuk melakukan perbaikan perangkat tes hasil belajar.

3. Tes

Trianto (2010: 264) menjelaskan bahwa tes digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian. Tes diberikan kepada siswa kelas V A dan V B SD N Denggung untuk uji coba soal. Hasil tes yang telah diperoleh akan dilakukan analisis kualitas tes (validitas dan relibilitas) dan kualitas butir soal (tingkat kesukaran soal, daya pembeda dan pengecoh).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan informasi terkait analisis kebutuhan guru tentang pengembangan tes hasil belajar yang berkualitas. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 83.


(62)

42

2. Lembar kuesioner

Lembar kuesioner yang digunakan peneliti adalah kuesioner skala bertingkat. Trianto (2010: 265) menjelaskan bahwa kuesioner skala bertingkat adalah jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan bertingkat yang menunjukkan skala sikap yang mencakup rentang dari sangat sangat setuju sampai sangat tidak setuju terhadap pernyataannya. Kuesioner berisi pernyataan yang disusun peneliti berdasarkan beberapa aspek dan pernyataan dalam kuesioner berjumlah 15 butir disusun berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Ahli

Aspek Indikator Nomor soal

Matematika Kesesuaian SK dan KD 1

Kesesuaian indikator 2

Keseuaian materi 3

Kejelasan petunjuk soal 4

Bahasa Kalimat pokok menghindari penggunaan negative

5

Penyusunan kalimat 6

Kefektifan kalimat 7

Evaluasi Pembelajaran

Ketepatan penulisan soal pilihan ganda 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15

Kuesioner digunakan untuk melakukan validasi ahli yaitu dosen ahli matematika, dosen ahli bahasa, dosen ahli evaluasi pembelajaran, dan 2 guru kelas V SD. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada lampiran 4-8 pada halaman 114-133.

3. Tes

Instrumen yang digunakan dalam uji coba berupa tes. Tes diberikan kepada siswa kelas V A dan kelas V B SD N Denggung. Soal tes yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 9-10 pada halaman 134-147.


(63)

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa wawancara guru kelas V yang dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Analisis data penelitian kualitatif dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting, dan yang akan dikaji sehingga dapat dibuat untuk kesimpulan.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut: a. Kuesioner

Kuesioner untuk validasi produk menggunakan kuesioner skala bertingkat dengan rentang skor yang mengadopsi skala Likert. Data kuantitatif yang telah diperoleh kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala lima. Pengonversian nilai skala lima bertujuan untuk memperoleh nilai kualitas produk yang dikembangkan. Berikut ini adaptasi konversi nilai dari skor yang diperoleh berdasar kategorinya (Widoyoko, 2009: 238).


(64)

44

Tabel 3.2 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > Xi+ 1,80 SBi Sangat Baik Xi+ 0,60 SBi< X Xt + 1,80 SBi Baik

Xi - 0,60 SBi < X Xi + 0,60 SBi Cukup Xi – 1,80 SBi < X ≤ Xi – 0,60 SBi Kurang Baik

X Xi - 1,80 SBi Sangat Kurang Baik Keterangan:

Xt : rerata ideal = (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

SBi : simpangan baku ideal = 6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

Setelah didapat data-data kuantitatif untuk merubah menjadi data kualitatif dilakukan perhitungan sebagai berikut: Diketahui:

Skor maksimal ideal = 4 Skor minimal ideal = 1

Rerata ideal (Xt) = (4 + 1) = 2,5

Simpangan baku ideal =

6 (4 – 1) = 0,5 Kategori Skor:

Kategori sangat baik = X > Xt + 1,80 SBi

= X > 2,5 + 1,80 x 0,5

= X > 2,5 + 0,9


(65)

Kategori baik = Xi + 0,60 SBi < X ≤ Xt + 1,80 SBi

= 2,5 + 0,60 x 0,5 < X ≤ 2,5 + 1,80 x 0,5

= 2,5 + 0,3 < X ≤ 2,5 + 0,9

= 2,8 < X ≤ 3,4

Kategori cukup baik = Xi - 0,60 SBi < X ≤ Xi + 0,60 SBi = 2,5 – 0,60 x 0,5 < X ≤ 2,5 + 0,60 x

0,5

= 2,5 – 0,3 < X ≤ 2,5 + 0,3

= 2,2 < X ≤ 2,8

Kategori kurang baik = Xi – 1,80 SBi < X ≤ Xi – 0,60 SBi = 2,5 – 1,80 x 0,5 < X ≤ 2,5 – 0,60 x

0,5

= 2,5 – 0,9 < X ≤ 2,5 – 0,3

= 1,6 < X ≤ 2,2

Kategori sangat kurang baik = X Xi - 1,80 SBi = X ≤ 2,5 – 1,80 x 0,5 = X ≤ 2,5 – 0,9 = X ≤ 1,6


(66)

46

Skor yang diperoleh dikategorikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3 Konversi Kategori Skor

Interval Skor Kategori

3,5 – 4,00 Sangat Baik 2,9 – 3,4 Baik 2,3 – 2,8 Cukup Baik 1,7 – 2,2 Kurang Baik

1 – 1,6 Sangat Kurang Baik

Konversi kategori skor menjadi acuan dalam pengkategorian skor yang diperoleh dari penilaian yang dilakukan para ahli dalam penilaian kualitas produk perangkat tes hasil belajar.

b. Tes

1) Validitas

Tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik point biserial. Korelasi point biserial adalah korelasi product moment yang diterapkan pada data dimana variabel-variabel yang dikorelasikan sifatnya berbeda satu sama lain (Surapranata, 2009: 61). Berikut rumus korelasi biserial dengan menggunakan persamaan:

rbis = − � �� x √ Keterangan:

rbis = Koefisien korelasi biserial


(67)

jawaban benar Mt = rerata skor total

St = standar deviasi skor total

p = proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkat kesukaran)

q = 1- p

Penentuan rtabel dapat dilihat dari jumlah responden, jumlah responden yaitu 30 siswa dengan taraf signifikansi 5% maka ditemukan rtabel 0,361. Soal dikatakan valid apabila rbis ≥ rtabel.

2) Reliabilitas

Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketepatan hasil tes (Arikunto, 2013: 100). Apabila dilakukan beberapa kali pengujian menunjukan hasil yang sama. Uji reliabilitas yang digunakan peneliti adalah metode belah dua atau Split-half Method dengan cara membelah atas item genap dan item ganjil atau belahan ganjil genap. Langkah pertama menggunakan rumus product moment dengan angka kasar:

rxy = . ∑ − ∑ ∑

√[ .∑ 2− ∑ ²] [ .∑ ²− ∑ ²] Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan


(68)

48

Langkah kedua menggunakan formula Spearman-Brown sebagai berikut

2r

1 + r

Keterangan:

r

= Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

r11 = Korelasi reliabiltas yang sudah disesuaikan

Berdasarkan Masidjo (1995: 209) interpretasi reliabilitas dibagi menjadi 5 yaitu:

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kategori

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21- 0,40 Rendah

negatif – 0,20 Sangat Rendah

3) Daya Pembeda

Arikunto (2012: 226) menjelaskan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh. Untuk menghitung daya pembeda soal digunakan rumus sebagai berikut:

BA _ BB JA JB

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

D = = PA - PB


(69)

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Uji daya pembeda juga dilakukan dengan menggunakan software TAP. Arikunto (2012: 232) menjelaskan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda

No. Rentang Nilai Kategori

1 0,00 – 0,20 Jelek

2 0,21 – 0,40 Cukup

3 0,41 – 0,70 Baik

4 0,71 – 1,00 Baik Sekali

Berdasarkan kriteria daya pembeda di atas, peneliti memilih soal yang daya pembedanya memiliki rentang nilai 0,41- 0,70 dengan kategori baik dan soal yang daya pembedanya memiliki rentang nilai 0,71-1,00 dengan kategori baik sekali untuk menyatakan soal tersebut dapat dikatakan membedakan kelompok atas dengan kelompok bawah.

4) Tingkat Kesukaran

Arikunto (2012: 222) menjelaskan bahwa taraf kesukaran soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah


(1)

19 TOTAL 1*(0.033) 3 (0.100) 21 (0.700) 5 (0.167) High 0 (0.000) 1 (0.125) 6 (0.750) 1 (0.125) Low 1 (0.125) 1 (0.125) 4 (0.500) 2 (0.250) Diff -1(-0.125) 0#(0.000) 2#(0.250) -1(-0.125)

20 TOTAL 11 (0.367) 4 (0.133) 14*(0.467) 1 (0.033) High 1 (0.125) 0 (0.000) 7 (0.875) 0 (0.000) Low 2 (0.250) 3 (0.375) 2 (0.250) 1 (0.125) Diff -1(-0.125) -3(-0.375) 5 (0.625) -1(-0.125)

---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 21 TOTAL 11 (0.367) 5 (0.167) 14*(0.467) 0 (0.000) High 2 (0.250) 0 (0.000) 6 (0.750) 0 (0.000) Low 3 (0.375) 4 (0.500) 1 (0.125) 0 (0.000) Diff -1(-0.125) -4(-0.500) 5 (0.625) 0 (0.000)


(2)

22 TOTAL 14*(0.467) 5 (0.167) 3 (0.100) 8 (0.267) High 6 (0.750) 0 (0.000) 0 (0.000) 2 (0.250) Low 1 (0.125) 2 (0.250) 2 (0.250) 3 (0.375) Diff 5 (0.625) -2(-0.250) -2(-0.250) -1(-0.125)

23 TOTAL 2 (0.067) 16*(0.533) 4 (0.133) 8 (0.267) High 0 (0.000) 6 (0.750) 0 (0.000) 2 (0.250) Low 1 (0.125) 1 (0.125) 3 (0.375) 3 (0.375) Diff -1(-0.125) 5 (0.625) -3(-0.375) -1(-0.125)

24 TOTAL 5 (0.167) 2 (0.067) 6 (0.200) 17*(0.567) High 0 (0.000) 0 (0.000) 0 (0.000) 8 (1.000) Low 4 (0.500) 1 (0.125) 2 (0.250) 1 (0.125) Diff -4(-0.500) -1(-0.125) -2(-0.250) 7 (0.875)

25 TOTAL 7 (0.233) 5 (0.167) 9 (0.300) 9*(0.300) High 3 (0.375) 1 (0.125) 1 (0.125) 3 (0.375) Low 1 (0.125) 3 (0.375) 4 (0.500) 0 (0.000) Diff 2 (0.250) -2(-0.250) -3(-0.375) 3 (0.375)


(3)

(4)

(5)

Lampiran 16. Foto-foto Kegiatan

FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN


(6)

Lampiran 17.Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Ana Andriyastuti lahir di Kulon Progo, 08 Agustus 1994. Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Lengkong II pada tahun 2000-2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 2 Sentolo terhitung dari tahun 2006 hingga 2009. Kemudian melanjutkan studi di tingkat menengah atas di SMA Negeri 1 Pengasih pada tahun 2009 dan dinyatakan lulus pada tahun 2012. Peneliti mulai tercatat sebagai mahasiswa aktif Universitas Sanata Dharma sejak tahun 2012, khususnya pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti beberapa macam kegiatan sebagai pengembangan keterampilan di luar perkuliahan wajib. Beberapa kegiatan yang diikuti seperti Kursus Mahir Dasar Pramuka, Seminar for Stadium General Entitled “Learning from the past for a better future: we and the

1965 tragedy”, kuliah umum Mental Health in Children: Theory and Research,

kuliah umum UNA Seminar and workshop on anti bias curriculum and teaching, kepanitian Inisiasi Program Studi PGSD dan tes TKBI. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “ Pengembangan Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Satuan Waktu Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.


Dokumen yang terkait

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 1 221

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 4 245

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan pengukuran sudut untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 1 283

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi perkalian dan pembagian untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

0 0 248

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 1 209

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 2

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar 1.4 melakukan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar tahun pelajaran 2016/2017.

0 0 261

Pengembangan buku Prototype Tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 1 224

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

0 1 243

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan pengukuran sudut untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

0 1 281