Dalam Contoh 2.1 di atas, nampak bahwa ∑
, ∑
= dan
∑ =
, ∑
= . Hal ini menunjukkan
bahwa pembagian dengan metode Adjusted Winner memenuhi kriteria bebas iri.
3. Kriteria Pemerataan Equitable
Berikut ini akan diberikan definisi secara formal dan matematis dari kriteria keadilan yang pertama yaitu pemerataan,
Definisi 3. Parcuit, 2006 Sebuah pembagian dikatakan memenuhi kriteria
pemerataan jika masing-masing pihak yang berbagi, menurut penilaiannya masing-masing menerima persentase yang sama dari total nilai barang yang
dibagi, ∑
= ∑
.
Suatu pembagian yang adil dan merata didefinisikan jika dan hanya jika setiap peserta percaya dia telah menerima bagian yang sama dengan peserta lain
dari total nilai objek atau benda yang dibagi. Kriteria pemerataan Equitability adalah independen dari kriteria sebelumnya yaitu alokasi yang bebas-iri dan
proporsional. Artinya, dalam suatu proses pembagian pasti ada alokasi yang bebas-iri tapi tidak adil merata dan ada juga alokasi yang adil merata, tapi tidak
bebas-iri. Sebagai contoh misalnya dalam satu ruang makan terdapat sebakul nasi yang akan dibagi antara Ayah ,Ibu dan Anak. Jika porsi nasi ketiganya disama
rata kan agar memenuhi kriteria pemerataan maka mungkin saja si Anak akan merasa tidak akan bisa menghabiskan porsinya. Kondisi lain mungkin saja Si
Ayah akan merasa masih lapar karena porsinya sama dengan si Anak. Kejadian ini memnunjukan kriteria pemerataan independen dari kriteria proporsional dan
bebas-iri. Bagaimana kriteria pemerataan ini bisa tercapai adalah tergantung dari perasaan rendah hati masing-masing pihak untuk menerima apa yang menjadi
bagiannya dalam bahasa jawa sering kita sebut dengan “legowo”.
Dalam Contoh 2.1 di atas, nampak bahwa ∑
∑ . Hal ini menunjukkan bahwa pembagian dengan Metode Adjusted
Winner memenuhi kriteria pemerataan. Kriteria terakhir keadilan yang kita akan pertimbangkan di sini adalah
efisiensi, kadang-kadang disebut dalam literatur sebagai Pareto-optimal.
4. Kriteria Efisien Pareto Optimal
Kriteria terakhir keadilan yang akan dipertimbangkan di sini adalah efisiensi, kadang-kadang disebut dalam literatur sebagai Pareto-optimal.
Definisi 4. Parcuit, 2006 Suatu pembagian dikatakan memenuhi kriteria efisien
Pareto Optimal jika tidak ada kemungkinan cara pembagian yang setidaknya sama baik untuk semua pihak dan setidaknya lebih baik untuk satu pihak. Untuk
setiap alokasi σ’= jika
∑ ∑
maka ∑
∑ .
Kriteria Pareto-optimal terdefinisi jika dan hanya jika tidak ada cara pembagian yang mungkin yang akan menguntungkan setidaknya satu peserta dan
tidak juga membuat setidaknya satu peserta lain dirugikan. Artinya tidak ada cara lain yang akan menghasilkan pembagian yang lebih adil.
Penting untuk dicatat bahwa efisiensi itu sendiri bukan merupakan ukuran keadilan yang baik. Misalnya, jika salah satu pihak menerima semua barang yang
akan dibagi atau setidaknya lebih banyak dari pihak lain, kemudian pembagian ini akan efisien karena pihak lain yang menerima barang lebih sedikit tidak bisa
berbuat lebih baik tanpa pihak yang menerima lebih banyak barang mendapatkan semua dari total barang. Secara intuitif, efisiensi memastikan bahwa tidak ada
alokasi lain yang akan membuat semua orang akan lebih senang dan merasa adil. Untuk melihat efisiensi dalam Contoh 2.1 yang artinya apakah terdapat
sebuah cara pembagian lain yang menghasilkan alokasi yang lebih baik untuk kedua belah pihak maka perlu diperbandingkan dengan metode lain. Karena di
dalam tulisan ini tidak dibahas tentang metode pembagian yang lain maka untuk membandingkan cara penyelesaian soal 2.1 tidak akan dibahas dalam bab ini.
Dalam bab selanjutnya akan dibuktikan efisiensi dari metoide Adjusted Winner dengan menggunakan tinjauan matematis.
Setelah kita membahas berbagai kriteria keadilan di atas, dalam bab selanjutnya akan dipelajari bagaimana kriteria tersebut dapat menguji kewajaran
sebuah metode pembagian adil. Pada akhirnya penggunaan metode ini akan kita gunakan untuk mengatasi masalah atau sengketa yang berhubungan dengan
pembagian adil.
24
BAB III METODE ADJUSTED WINNER DAN KRITERIA