Pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Finance terhadap Profitabilitas Bank Syariah
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN NON
PERFORMING FINANCE TERHADAP PROFITABILITAS
BANK UMUM SYARIAH
(Studi Kasus Di Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012)
INFLUENCE OF CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN NON
PERFORMING FINANCE ON PROFITABILITY OF ISLAMIC
BANK
(Case of Studies in Islamic Banks Periode 2008-2012)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Prasyarat Menempuh Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIKOM
Bandung
Oleh :
FEBY PERYANTO 21110512
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
i
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN NON PERFORMING
FINANCE TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH
(Studi Kasus Di Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012)
INFLUENCE OF CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN NON PERFORMING FINANCE ON PROFITABILITY OF ISLAMIC BANK
(Case of Studies in Islamic Banks Periode 2008-2012)
FEBY PERYANTO 21110512
Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai tugas Skripsi pada tanggal: Bandung, Agustus 2014
Menyetujui, Pembimbing
Inta Budi Setyanusa S.E., M.Ak NIP. 4127.3403.003
Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. Surtikanti, SE., M.Si, Ak. NIP. 4127.34.03.007
(3)
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyetujui:
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di online-kan dengan ketentuan yang belaku untuk kepentingan riset dan pendidikan ”.
Bandung, Agustus 2014
Penulis Perusahaan
Febi Peryanto NIM. 21110512
Sri Herlinawati Direktur Utama
Mengetahui, Pembimbing
Inta Budi Setyanusa., SE., M.Ak NIP. 4127.34.03.031
Catatan:
Bab III, IV, lampiran dan presentasi tidak untuk di online-kan, dengan alasan untuk menghindari plagiarisme dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
(4)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Feby Peryanto Nama Panggilan : Feby
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung , 02 Pebruari 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat Tetap : Kp. Ciputat Rt.04/06 Kel. Andir Kec. Baleendah Kab.Bandung 40258
No Telepon : Rumah : -
Handphone : 089657143389
Email : febyperyanto@yahoo.com
2010 - 2014 : Universitas Komputer Indonesia, Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi. Program Srata-1
2005 - 2008 : SMK Negeri 3 Baleendah 2002 - 2005 : SLTP Pertiwi
1996 - 2002 : SD Negeri III Cibadak DATA PRIBADI
(5)
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penellitian ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 10
1.2.1. Identifikasi Masalah ... 10
1.2.2. Rumusan Masalah... 11
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11
1.4. Kegunaan Penelitian ... 12
1.4.1. Kegunaan Praktis ... 12
1.4.2. Kegunaan Akademis ... 12
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13
1.5.1. Waktu Penelitian... 13
1.5.2. Waktu Penelitian... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 15
2.1. Kajian Pustaka ... 15
2.1.1. Tingkat Kecukupan modal (CAR) ... 15
(6)
vi
2.1.1.2.Langkah langkah perhitungan
penyelenggaraan modal minimum bank ... 16
2.1.1.3.Faktor-faktor tingkat kecukupan modal ... 17
2.1.2. Risiko Pembiayaan (Non performing Finance) ... 18
2.1.2.1.Pengertian Risiko Pembiayaan ... 18
2.1.2.2.Risiko Pembiayaan murabahah ... 20
2.1.2.3.Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko pembiayaan ... 21
2.1.2.4. Upaya Penyelasaian Pembiayaan Bermasalah . 22 2.1.3. Profitabilitas ... 23
2.1.3.1.Pengertian Profitabilitas ... 23
2.1.3.2.Manfaat Rasio profitabilitas ... 24
2.1.3.3.Faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas ... 25
2.2. Kerangka Pemikiran ... 25
2.2.1. Pengaruh CAR terhadap Pembiayaan Terhadap Profitabilitas ... 26
2.2.2. Pengaruh NPF terhadap Pembiayaan Terhadap Profitabilitas ... 27
2.2.3. Paradigma Kerangka Pemikiran ... 27
2.3. Penelitian Terdahulu ... 28
2.4. Hipotesis ... 32
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 34
3.1. Objek Penelitian ... 34
(7)
vii
3.2.1. Desain Penelitian ... 36
3.3. Operasionalisasi Variabel ... 39
3.4. Sumber Data ... 41
3.5. Alat Ukur Penelitian... 41
3.6. Populasi dan Penarikan Sampel ... 42
3.6.1. Populasi ... 42
3.6.2. Penarikan Sampel ... 42
3.7. Metode Pengumpulan Data ... 43
3.8. Metode Pengujian Data ... 44
3.8.1. Metode Penelitian ... 44
3.8.2. Teknik Analisis Data ... 44
3.8.2.1. Analisis Deskriptif ... 44
3.8.2.2. Analisis Verifikatif ... 45
3.8.2.3 Analisis Regresi ... 51
3.8.2.4 Analisis Kolerasi Pearson ... 53
3.8.2.5. Penetapan Tingkat signifikan ... 54
BAB IV OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 55
4.1 Hasil Penelitian ... 55
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 55
4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 55
4.1.2 Analisis Deskriptif ... 65
4.1.2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas (ROA) ... 73
(8)
viii
4.1.3 Pengajuan Hipotesis ... 80
4.2 Pembahasan ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
5.1 kesimpulan ... 86
5.2 Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
(9)
88
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-YOGYAKARTA
Andi Supangat. 2007.Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi Dan Nonparametrik. Edisi Pertama. Jakarta:Kencana Prenada Media Group Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta:
Gema Insani.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2005. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani bekerjasama dengan Tazkia Cendekia.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Ascarya, Diana Yumanita. 2005. Bank syariah: Gambaran Umum. Bank Indonesia, Jakarta.
Brigham Eugene, F. & Houston. 2006. Dasar–Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, Eugene dan Joel F Houston, 2001. Manajemen Keuangan II. Jakarta:Salemba Empat
Budi Purbayu Santosa Dr, MS dan Ashari, SE, Akt. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS, Andi Offset, Yogyakarta.
Dendawijaya, L. 2005. Manajemen Perbankan Edisi 2. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Giulio Botazzi, Angelo Secchi, dan Federico Tamagni, 2008. Productivity, Profitability, and Financial Performance. Journal of Industrial and Corporate Change; Vol 17;Number 4; pp. 711-751. (online).
Harahap, Sofyan S. Wiroso dan Muhammad Yusuf. 2005. Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE- Usakti.
Harahap, Sofyan Syafri, 2001. ”Analitis Kritiss Atas Laporan Keuangan”. Cetakan Ketiga.PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
(10)
89
Harahap, Sofyan Syafri.2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persana
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Heri Sudarsono, (2004), Konsep Ekonomi Islam (Suatu Pengantar), Ekonisia, Yogyakarta,
http: www.brisyariah.com http: www.google.com http: www.kompas.com http: www.republika.com
Husein Umar.2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis.Ed.Baru.7. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ikatan Akuntan Indonesia.2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007. Penerbit : Salemba Empat . Jakarta
Karim, Helmi, 2002. Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Kasmir. 2008.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Edisi Revisi 2008. Jakarta: PT.RAJAGRAFINDO PERSADA
Kuncoro dan Suhardjono, 2002,Manajemen Perbankan (Teori dan Aplikasi),Edisi Pertama, Penerbit BPFE , Yogyakarta
Mahmoedin. 2004. Melacak Kredit Bermasalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Mahmoedin. 2004. Perkreditan Bank Umum. Raja Grafindo Persada; Jakarta. Manahan P. Tampubolon, 2005. Manajemen Keuangan, Ghalia Indonesia, Jakarta Muhammad,2002. Pengantar Akuntansi Syariah, Penerbit: Salemba Empat,
Jakarta.
Muhammad. 2005. Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
(11)
90
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Riyadi, Slamet. 2006. Banking Asets and Liability Management. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Santoso, Singgih. 2012.Analisis SPSS pada Statistik Parametrik . Jakarta: PT. Elex Media Komput indo
Sayyid Sabiq. (1991). Aqidah Islam (Ilmu Tauhid). Alih bahasa oleh Moh. Abdai Rathomy. Bandung: C.V. Diponegoro. Cet. Ke-1
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat. Shapiro, Alan C. 1991. Modern Corporate Finance. Macmillan Publishing
Company, Maxwell Macmilan International, Editor L New York. Sugiyono. (2012). “Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung :ALFABETA. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. ALFABETA, Bandung.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. CV. Alfabeta; Bandung
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono. 2009.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta:Bandung.
Sugyono, 2005. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Sumber Lainnya :
Sutojo, Siswanto. (2008). Menangani Kredit Bermasalah Konsep dan Kasus.PT Damar Mulia Pustaka, Jakarta.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi .Bandung: Agung Media
Umi Narimawati.2007.Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Teori dan Aplikasi .Bandung: UNIKOM
Wangsawidjaja, A.Z.2012.Pembiayaan Bank Syariah.Jakarta:Gramedia
Yusak, Laksamana. 2009. Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
(12)
91
Zikmund, W. G. 1997. Business Research Methods. Fifth Edition. New York: The Dryden Press Harcourt Brace College Publishers.
(13)
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, shalawat serta salam dilimpahkan kepada junjunan Nabi besar Muhammad SAW karena dengan kekuasaan dan pertolongannya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul Analisis Capital Adequacy Ratio dan Non performing Finance terhadap Profitabilitas. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar sarjana ekonomi program studi akuntansi di Universitas Komputer Indonesia.
Begitu banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi penulis selama menyelesaikan Skripsi ini, namun penulis mendapatkan banyak dukungan, bimbingan dan bantuan baik bersifat moril maupun materil dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada :
(14)
iv
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto Msc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan dan penyusunan Usulan Penelitian ini.
5. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dosen Wali kelas AK-BU Syariah.
6. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan.
7. Staff Kesekertariatan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi terimakasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.
8. Yang tercinta Kedua Orangtuaku yang tak henti-hentinya memberikan do’a, dukungan dan semangat bagi penulis dalam penyelesaian Usulan Penelitian ini.
9. Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya bagi Penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan Beasiswa Unggulan pada umumnya Akuntansi Syariah, Akuntansi Pemerintahaan, Manajemen Rumah Sakit, DKV, dan Sistem Informasi pada khususnya.
(15)
iv
11. Sisma Andriani yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam penyelesaian Usulan Penelitian ini.
12. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga Allah membalas segala budi baik dari semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca serta pihak lain pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bandung, Juli 2011
Penulis,
Feby Peryanto NIM : 21110512
(16)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran serta sektor perbankan. Sudah bertahun-tahun ekonomi dunia didominasi oleh perbankan dengan sistem bunga, walaupun masih banyak negara yang mengalami kemakmuran dengan sistem ini, akan tetapi masih banyak yang belum bisa mencapai kemakmuran, bahkan semakin terpuruk dengan sistem bunga (Sriyatun,2009).
Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari system perbankan nasional diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian suatu negara. Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam perekonomian adalah kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum, keadilan social - ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata, stabilitas nilai uang, mobilisasi dan investasi tabungan yang menjamin adanya pengembalian yang adil dan pelayanan yang efektif (Setiawan,2006)
Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana bank konvensional, juga menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan, hanya saja terdapat perbedaan mendasar dalam hal imbalan. Penentuan imbalan yang diinginkan dan yang akan
(17)
2
diberikan oleh bank syariah kepada nasabahnya semata-mata didasarkan pada prinsip bagi hasil (profit sharing). (Rachmadi Usman, 2001:59). Karena Menuut (Reki, 2008) Bank syariah adalah bank umum yang menjelaskan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran.(UU No. 10 tahun 1998)
Adiwarman Karim (2003:161) Menuturkan bahwa penjualan dengan harga pembelian barang berikut untung yang diketahui. Dalam pengertian lain akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Menurut Rivai, Andria Permata Veithzal, CAR adalah sebagai salah satu indikator kemampuan bank dalam menutup penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank. Ferry N Idroes (2007:713)
Tingkat kesehatan bank menjadi salah satu indikator yang digunakan masyarakat dalam menilai kualitas suatu bank. Kesehatan bank sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku”. Risiko Pembiayaan merupakan rasio keuangan yang menunjukkan total pembiayaan bermasalah dalam suatu bank syariah. Tingkat Pembiayaan Bermasalah yang tinggi pada suatu bank syariah
(18)
3
menunjukkan kualitas suatu bank yang tidak sehat. Faktor lain yang perlu mendapat perhatian khusus dalam menilai tingkat kesehatan bank adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan suatu angka yang menunjukkan kemampuan suatu entitas usaha untuk menghasilkan laba. Namun seiring dengan pesatnya perkembangan bank syariah dan jumlah asset dari bank syariah tersebut, terdapat berbagai kendala yang dihadapi dalam tingkat risiko pembiayaan, seperti kendala yang bersifat internal, dimana perbankan syariah memiliki masalah seperti: pemahaman akan esensi perbankan syariah yang masih kurang, adanya orientasi bisnis dan usaha yang lebih diutamakan, kualitas serta kuantitas sumber daya yang belum memadai, sikap aversion to effort serta aversion to risk. Sedangkan kendala eksternal yaitpu bank syariah menilai bahwa pembiayaan dengan sistem bagi hasil (equity financing) memiliki risiko tinggi dalam hal kerugian (Triandaru dan Budisantoso ,(2006:51)
Profitabilitas merupakan indikator penting dalam menilai kesehatan suatu bank. Kegiatan bisnis bank dapat dikatakan berhasil bila mampu mencapai sasaran bisnis yang telah ditetapkan. Walaupun sasaran yang ingin dicapai masing-masing bank berbeda, terdapat kesamaan sasaran yang harus dicapai bank umum manapun yaitu mendapatkan keuntungan yang layak (Pitri dan hazainsyah, 2006). Laporan keuangan perbankan merupakan sarana yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja dan kesehatan dari suatu bank. Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank tersebut diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998. (Fauzan Fahrul, 2012)
(19)
4
Tabel 1.1
Rata-rata Perkembangan Bank Umum Syariah 2008-2012
Bank Tahun CAR NPF ROA
Bukopi syariah
2008 13.5 1.7 1.1
2009 13.06 3.25 0.06
2010 11.51 3.80 0.74
2011 15.29 1.74 0.52
2012 12.78 4.57 0.55
Bank Mega Syariah
2008 13.48 1.5 0.98
2009 10.96 2.08 2.22
2010 13.14 3.51 1.9
2011 12.03 3.03 1.58
2012 13.51 2.67 2.81
BRI Syariah
2008 16.70 1.97 -5.57
2009 17.04 3.2 0.53
2010 20.62 3.19 0.35
2011 14.74 2.77 0.20
2012 11.35 3.00 1.19
Permata Syariah
2008 10.80 3.50 1.70
2009 12.20 4.00 1.40
2010 14.05 2.65 1.98
2011 14.07 2.04 1.66
(20)
5
BSM
2008 12.66 5.66 1.83
2009 24.11 4.84 2.23
2010 10.77 3.52 2.21
2011 13.82 2.42 1.95
2012 14.57 2.82 2.25
BTN Syariah
2008 16.14 3.20 1.80
2009 21.54 3.36 1.47
2010 16.74 3.26 2.05
2011 15.03 2.75 2.03
2012 17.69 4.09 1.94
Sumber: Laporan Keuangan Bank Umum Syariah 2008 - 2012
Berdasarkan informasi tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2010 dan 2012 Capital Adequacy Ratio Pada Bank Bukopin Syariah mengalami Penurunan dari tahun sebelumnya yakni menjadi 11.51% dan 12.78% Namum hal ini diikuti juga dengan Peningkatan Return On Assetsnya sebesar 0.72% dan 0.55%. . Hal yang sama juga terjadi pada Bank BTN Syariah Capital Adequacy Ratio mengalami Penurunan dari tahun sebelumnya yakni menjadi 16.74% Namum hal ini diikuti juga dengan Return On Assets yang mengalami peningkatan sebesar 2.05% beda halnya dengan Bank Permata dan Bank Syariah Mandiri pada tahun 2011 Capital Adequacy Ratio mengalami Peningkatan dari tahun sebelumnya yakni menjadi 14.07% Namum hal ini diikuti juga dengan Penurunan Return On Assets nya sebesar 1.66%. pada tahun yang sama Bank syariah Mandiri mengalami peningkatan pada Capital Adequacy Ratio sebesar
(21)
6
13.82% namun diikuti dengan penurunan pada Return On Assetnya sebesar 1.95 dibanding dengan tahun sebelumnya. Hal ini diindikasikan karena laba sebelum pajak menurun dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2011 Non Performing Financing pada bank Bukopin Syariah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni menjadi 1,74% diikuti oleh penurunan Return On Assetnya sebesar 0.52% dari tahun sebelumnya. Hal yang sama alami juga oleh Bank BRI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Syariah mandiri, BTN Syariah dan Bank Permata Syariah. Pada Bank Mega Syariah tahun 2010 Non Performing Finance mengalami penurunan sebesar 3.03% dan diikuti oleh penurunan Return On Assetnya sebesar 1.58% dari tahun sebelumnya. Pada Bank BRI syariah Tingkat Non Performing Finance pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 3.20% dibanding tahun sebelumnya dan diikuti dengan peningkatan Return On Assetnya sebesar 0.53% . Sebaliknya pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 3.19% dibanding tahun sebelumnya dan diikuti oleh peningkatan Return On Assetnya sebesar 0.35%. kemudian pada Bank Syariah Mandiri tahun 2010 dan 2011 Tingkat Non Performing Finance mengalami penurunan masing-masing sebesar 3.52% dan 2.42% diikuti dengan peurunan Return On Assetnya masing-masing sebesar 2.21% dan 1.95%. kemudian pada Bank BTN Syariah tahun 2011 Non Performing Finance mengalami penurunan sebesar 2.75% dan diikuti dengan penurunan Return On Assetnya sebesar 2.03%. pada tahun 2011 di Bank Permata Syariah Non Performing Finance mengalami penurunan sebesar 2.04% dan diikuti penurunan Return On Asset sebesar 1.66% dari tahun sebelumnya. Hal ini bertentangan
(22)
7
dengan teori yang menyatakan bahwa semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Namun sebaliknya, jika risiko kredit yang ditanggung bank semakin tinggi, profitabilitas akan menurun. (Nusantara, 2009).
Berdasarkan dari permasalah tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh pendapatan penyaluran pembiayaan terhadap profitabilitas, maka dari itu penulis mengangkat judul
“Pengaruh Capital Adequacy Ratio Dan Tingakat Risiko Pembiayaan (Non Performing Finance) Terhadap Profitabilitas Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang ditemui, yaitu
1. Capital Adequcy Ratio pada tahun 2010 dan 2012 di Bank Bukopin Syariah dan pada tahun 2011 di BTN Syariah mengalami Penurunan, namun diikuti dengan peningkatan Return On Assets-nya. Sedangan Capital Adequcy Ratio Pada Tahun 2011 di Bank Syariah Mandiri dan Permata Syariah Mengalami peningkatan namun diikuti dengan penurunan Return On Asset-nya.
2. Rasio non performing financing pada tahun 2011 di Bank Bukopin, Bank Mega Syariah dan Permata dan pada tahun 2010-2011 pada bank
(23)
8
BSM dan BTN Syariah mengalami Penurunan, namun diikuti juga dengan Return On Assets-nya.
3. Rasio non performing financing pada tahun 2010-2011 di Bank Bukopin dan pada tahun 2011 di Bank Permata Syariah mengalami kenaikan, namun diikuti juga dengan Return On Assets-nya.
1.2.2 Rumusan Masalah
1. Seberapa Besar Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Profitabilitas di Bank Umum Syariah?
2. Seberapa Besar Pengaruh Non Performing Finance terhadap Profitabilitas di Bank Umum Syariah?
3. Seberapa Besar Pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Finance terhadap Profitabilitas di Bank Umum Syariah?
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mempelajari, menganalisis dan menyimpulkan apakah terdapat pengaruh signifikan antara tingkat risiko pembiayaan bermasalah Terhadap profitabilitas bank umum syariah. 1.3.2 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap profitabilitas bank umum syariah
2. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Finance terhadap profitabilitas bank umum syariah
(24)
9
3. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Finance terhadap profitabilitas bank umum syariah 1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya konsep/teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang akuntansi Syariah, khususnya terkait pengaruh Capital Adequacy Ratio dan tingkat risiko pembiayaan bermasalah terhadap profotabilitas Bank Umum Syariah (Studi kasus pada PT. Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008–2012).
1.4.1 Kegunaan Praktisi
Bagi perusahaan yang diteliti Bank Umum Syariah khususnya , penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan sumbangan pikiran serta saran-saran yang dapat membantu perusahaan/Bank Umum Syariah dalam menjalankan operasinya yang berprinsipkan syariah dalam rangka meningkatkan profitabilitas.
1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi akademisi
Memberikan tambahan informasi bagi pembaca dan sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan dalam hal perbankan syariah khususnya tentang pengaruh Capital Adequacy Ratio dan tingkat risiko pembiayaan bermasalah terhadap profitabilitas bank syariah ( Studi kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2008-2012)
(25)
10
Sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori teori yang diperoleh dengan praktek dilapangan tentang beberapa pengaruh Capital Adequacy Ratio dan tingkat risiko pembiayaan bermasalah terhadap profitabilitas bank syariah. ( Studi kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2008-2012)
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Bank Umum Syariah. 1.5.2 Waktu Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis membuat rencana jadwal penelitian yang dimulai dengan tahap persiapan sampai tahap akhir yang digambarkan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 1.2
Jadwal Kegiatan Penelitian
N o Kegiatan Feb 2014 Mar 2014 Apr 2014 Mei 2014 Jun 2014 Jul 2014 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pra Survei: a. Persiapan Judul b. Persiapan Teori c. Pengajua n Judul d. Mencari Perusahaa n 2 Usulan Penelitia n : a. Penulisan UP b. Bimbinga n UP
(26)
11
c. Seminar UP d. Revisi UP 3
Pengump ulan Data 4 Pengolah
an Data
5
Penyusu nan Skripsi :
a. Bimbinga n Skripsi b. Sidang Skripsi c. Revisi Skripsi d. Pengump ulan Draf Skripsi
(27)
15 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Kajian Pustaka
2.1.1 Tingkat Kecukupan Modal (CAR) 2.1.1.1 Pengertian Tingkat kecukupan Modal
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:121) Pengertian Capital Adequacy Ratio adalah:
“CAR (Capital Adequacy Ratio ) adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank”.
Menurut Rivai, Andria Permata Veithzal, Ferry N Idroes (2007:713) Pengertian Capital Adequacy Ratio adalah:
"CAR adalah sebagai salah satu indikator kemampuan bank dalam menutup penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank."
Menurut Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono ( 2011:519 ) Pengertian Capital Adequacy Ratio adalah:
“CAR adalah kecukupan modal yang menunjukan kemampuan bank
dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.”
Maka dari ke tiga definisi di atas dapat di artikan Capital Adequacy Ratio (car) adalah Rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan
(28)
16
antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko. Secara matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:
���
=
� ���
����
����
× 100
Modal Sendiri : Modal inti + Modal Pelengkap
ATMR : Neraca Aktiva + Neraca Administrasi (Masyhud Ali, 2004)
2.1.1.2 Langkah-langkah perhitungan penyediaan modal minimum bank adalah sebagai berikut
ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal masing-masing aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko dari masing-masing-masing-masing pos aktiva neraca tersebut.
1) ATMR aktiva administratif dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan bobot risiko dari masing-masing pos rekening tersebut.
2) Total ATMR = ATMR aktiva neraca + ATMR aktiva administratif.
3) Rasio modal bank dioihitung dengan cara membandingkan antara modal bank
(modal inti + modal pelengkap) dan total ATMR(29)
17
2.1.1.3 Faktor – Faktor Tingkat Kecukupan Modal
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:111) Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung risiko kerugiannya. Modal juga berfungsi untuk membiayai operasi, sebagai instrument untuk mengantisipasi rasio, dan sebagai alat untuk ekspansi usaha. Penelitian aspek permodalan suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau apakah modal bank tersebut telah memadai untuk menunjang kebutuhan. Artinya, permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.
Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
1. Kecukupan, Komposisi dan proyeksi (trend kedepan) permodalan bank dalam mengcover asset bermasalah.
2. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan Bank untuk mendukung permodalan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.
Disamping itu, ketentuan BI juga mengatur cara perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko, yang terdiri atas jumlah antara ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada neraca bank dikalikan dengan
(30)
18
bobot risikonya masing-masing dan ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada rekening administratif bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau memperbaiki posisi Modal Minimum Bank (CAR) adalah dengan:
1) Memperkecil komitmen pinjaman yang tidak dipergunakan.
2) Pinjaman yang diberikan lebih dibatasi dan diseleksi sehingga resiko semakin berkurang.
3) Fasilitas Bank guarantee yang hanya memperoleh hasil pendapatan berupa posisi yang relatif kecil namun dengan resiko yang sama besarnya dengan pinjaman yang ada baiknya dibatasi.
4) Komitmen Letter of credit (L/C) bagi bank Devisa yang belum benar-benar memperoleh kepastian dan penaggungannya atau tidak dapat dimanfaatkan secara efisien sebaiknya juga dibatasi.
5) Penyertaan yang mempunyai risiko 100% perlu ditinjau kembali apakah bermanfaat atau tidak.
6) Posisi aktiva-aktiva dan inventaris diusahakan agar tidak berlebihan dan jangan hanya sekedar memenuhi kelayakan.
7) Menambah dan memperbaiki posisi modal dengan cara setoran tunai, go public, dan pinjaman subordinasi jangka panjang dari pemegang saham. 2.1.2 Risiko Pembiayaan (Non Performing Finane)
(31)
19
Risiko adalah kemungkinan penyimpangan antara pendapatan yang sesungguhnya dengan pendapatan yang diharapkan, dengan kata lain risiko adalah merupakan variabilitas dari tingkat pendapatan. Ini berarti tinggi rendahnya risiko akan mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan. (Agnes Sawir, 03:2004)
Menurut (Friyanto, 2013) mendefinisikan pengertian Risiko adalah sebagai berikut
Risiko yaitu suatu kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak di- inginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola semestinya
Menurut (Rosliana, 2011) mendefinisikan pengertian Pengertian Non Performing Finane dalah sebagai berikut:
“Non Performing Finane adalah suatu kredit yang pembayarannya dilakukan tersendat-sendat dan tidak mencukupi kewajiban minimum yang ditetapkan sampai dengan kredit yang sulit untuk memperoleh pelunasan atau bahkan tidak dapat ditagih lagi”
Menurut Teguh Pudjo Mulyono, (2000:56), “Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan yang bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank”.
Pembiayaan Bermasalah : Pembiayaan kurang lancar + Diragukan + Macet Total Pembiayaan : Keseluruhan Pembiayaan yang disalurkan
(32)
20
Maka dari definisi mengenai risiko tersebut dapat diartikan bahwa risiko merupakan penyebaran atau penyimpangan hasil actual dari hasil yagn diharapkan
2.1.2.2 Risiko Pembiayaan Murabahah
Menurut (Edward w, 1989) Menuturkan Bahwa:
Risiko pembiayaan adalah risiko dimana nasabah atau debitur tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya sesuai kontrak atau kesepakatan yang telah disepakati
Menurut (Reky, 2008) Berdasarkan Peraturan BI No.5/7/BPI/2003 tanggal 19 Mei 2003 Pengertian Non Performing Finane murabahah adalah sebagai berikut:
“Merupakan pembiayaan yang terjadi ketika pihak debitur (mudharib) karena berbagai sebab tidak dapat memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana pembiayaan (pinjaman)”.
Menurutt Muhammad Syari’i Antonio (2001:178) Risiko kredit adalah: “Risiko kredit muncul jika bank tidak bias memperoleh kembali cicilan dan atau bunga atau pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya”.
Resiko yang harus diantisipasi dalam pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut:
1. Default atau kelalaian nasabah; nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
(33)
21
2. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi jika harga di pasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual tersebut.
3. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab.
4. Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan utang maka ketika kontrak ditandatangani, barang tersebut menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset miliknya tersebut termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian resiko default akan besar. (Muhammad Syafi’i Antonio, 2001)
2.1.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Risiko Pembiayaan
Menurut Mahmoedin (2004:52) , Risiko Pembiayaan Bermasalah atau Non Performing Finane pada dasarnya disebabkan oleh faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebut tidak dapat dihindari mengingat adanya kepentingan yang saling berkaitan sehingga mempengaruhi kegiatan usaha bank.
1) Faktor Intern Faktor intern yang disebabkan oleh kelalaian dalam bank syariah tersebut yang terdiri dari:
1. Kebijakan pemberian kredit yang terlalu ekspansif 2. Penyimpangan pemberian kredit
3. Itikad kurang baik pemilik atau pengurus dan pegawai bank 4. Lemahnya system administrasi dan pengawasan kredit 5. Lemahnya system informasi kredit
(34)
22
2) Faktor Ektern Selain faktor intern. Non Performing Finane juga dapat disebabkan oleh faktor ekstern yaitu:
1. Kegagalan usaha debitur
2. Menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga
3. Pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur 4. Musibah yang terjadi pada usaha debitur atau kegiatan usahanya
(Reki Fiswara,2008)
2.1.3.4. Upaya Penyelesain Pembiayaan Bermasalah (NPF)
Bank harus melaksanakan analisis yang mendalam sebelum memutuskan untuk menyetujui ataupun menolak permohonan pembiayaan dari calon debitur. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi permasalahan atas pembiayaan yang telah disalurkan. Akan tetapi, meskipun bank telah melakukan analisis yang cermat, risiko pembiayaan bermasalah juga mungkin terjadi. Tidak ada satu pun bank di dunia ini yang tidak memiliki pembiayaan bermasalah, karena tidak mungkin dari semua pembiayaan yang disalurkan, semuanya lancar.
Menurut Ismail (2011:126), upaya yang disalurkan bank untuk penyelamatan terhadap kredit bermasalah yang analog dengan pembiayaan bermasalah/(NPF) antara lain:
“1. Rescheduling (Penjadwalan Kembali)
Rescheduling merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani pembiayaan bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali.
2. Reconditioning (Pembaharuan Syarat-syarat Pembiayaan)
Reconditioning merupakan upaya bank dalam menyelamatkan pembiayaan dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan oleh bank dengan nasabah.
(35)
23
Restructuring merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam menyelamatkan pembiayaan bermasalah dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian pembiayaan.
4. Kombinasi
Upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh bank dengan cara kombinasi antrara lain:
1) Rescheduling dan Restructuring 2) Rescheduling dan Reconditioning 3) Restructuring dan Reconditioning
4) Rescheduling, Restructuring, dan Reconditioning 5. Aksekusi
Eksekusi merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan oleh bank untuk menyelamatkan pembiayaan bermasalah”.
2.1.3 Profitabilitas
2.1.3.1Pengertian Profitabilitas
Menurut Agus Sartono (2001 : 122) mengungkapkan bahwa Profitbilitas Adalah:
”Profitabilitas adalah Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”.
Sedangkan menurut Mahmoed Mengungkapkan bahwa Profitabilitas yaitu: (2004 : 20):
”Profitabilitas adalah Kemampuan suatu bank untuk mendapatkan keuntungan”.
Profitabilitas Menurut (Hendri Ma’ruf, 168:2005), Mengungkapkan bahwa Profitabilitas yaitu:
“Tolak ukur laba. Laba di peroleh dengan menambahkan keuntungan pada harga pokok penjualan ( yaitu biaya - biaya yang berkaitan dengan harga barang, biaya pengiriman, biaya gedung, dan lain lain) dan biaya overhead (yaitu biaya biaya operasional tetap bulanan yang terpisah dari belanja merchandise).
(36)
24
” Laba (income) merupakan suatu pos dasar dan penting dalam L/K yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, penentuan kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, pengambilan keputusan dan unsur prediksi kinerja perusahaan”.
Maka dari ke Empat definisi diatas dapat diartikan bahwa profitabilitas adalah tolak ukur laba. Laba yang diperoleh pada harga pokok penjualan (yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan barang, biaya pengiriman, biaya gedng dan lain-lain) dan biaya overhead ( yaitu biaya-biaya operasional tetap bulanan yang terpisah dari belanja merchandise)
Net Profit Before Tax = Laba Sebelum Lajak
Total Asset = Total Aset
(Muhammad, 2005)
Dari rumus di atas, maka dapat dijelaskan bahwa laba sebelum pajak adalah ukuran dari profitabilitas suatu perusahaan yang tidak termasuk beban pajak penghasilan. Sedangkan total seluruh aktiva adalah rata-rata volume usaha atau aktiva. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
2.1.3.2 Manfaat Rasio Profitabilitas
Dalam analisa profitabilitas akan dicari hubungan timbal balik antara pos-pos yang ada dalam income statement itu sendiri maupun hubungan timbal balik dengan pos-pos yang ada dalam neraca bank untuk mendapatkan berbagai indikasi
(37)
25
yang berguna dalam mengukur efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Manfaat dari rasio profitabilitas :
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang dihasilkan perusahaan dalam satu periode.
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
2.1.3.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Profitabilitas
Mahmoed ( 2004 : 20 ), menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank adalah :
1. Kualitas kredit atau pembiayaan yang diberikan dan pengembaliannya. 2. Jumlah modal.
3. Mobilisasi dana masyarakat dalam memperoleh sumber dana yang murah.
4. Perpencaran bunga bank
5. Manajemen pengalokasian dana dalam aktiva likuid. 6. Efisiensi dalam menekan biaya operasi.
(38)
26
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio Terhadap Profitabilitas
Modal Bank harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian sebagai akibat pergerakan aktiva bank sebagai financial intermediary, sedangkan pergerakan pasiva ke arah aktiva akan menimbulkan berbagai resiko, dan peningkatan peranan aktiva bank sebagai penghasil keuntungan harus dijaga. Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank (Sinungan, 2000). CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko dengan kecukupan modal yang dimilikinya (Dendawijaya, 2003). Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Atau dengan kata lain, maka semakin tinggi kecukupan modalnya untuk menanggung risiko kredit macetnya, sehingga kinerja bank semakin baik, dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan yang berujung pada meningkatnya laba (ROA). Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.
Hasil penelitian mengenai pengaruh perubahan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian Werdaningtyas (2002); Mawardi (2005); Suyono (2005) dan Merkusiwati (2007) menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini
(39)
27
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarifudin (2005) dan Merkusiwati (2007) yang menunjukkan hasil bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA). 2.2.1 Pengaruh Non Performing Ratio Terhadap Profitabilitas
NPF yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank (Kasmir, 2004). Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari Mawardi (2005) yang menyatakan bahwa rasio NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Irfan Syauqi Beik (2007 : 24) dalam bukunya Bank syariah dan sektor riil), menyatakan bahwa Semakin besar risiko pembiayaan akan semakin besar pula tingkat keuntungan (kerugian) yang akan didapat. Fauzan Fahrul dan Darwanis (2009 serta Mira Santika (2004:81) menunjukan bahwa tingkat risiko pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap profitabilitas.
(40)
28
2.2.2 Paradigma Kerangka Pemikiran
Berdasarkan Kerangka pemikiran dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan atau menggambarkan paradigma dari penelitian ini
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
2.3Penelitian Terdahulu
No Penelitian Judul Hasil Persamaan Perbedaaan 1. MUHAM
MAD RAHMAT PENGARUH CAR, FDR, DAN NPF TERHADAP PROFITABILIT AS PADA BANK SYARIAH MANDIRI Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil uji statistik variabel CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas Variable CAR dan NPF sebagai variable yang mempengaruhi dan variable ROA sebgai yang di pengaruhi Tidak adanya variable FDR Profitablititas Triyuwono dan Moh
As’udi (2001 : 1)
Sartono (2001 : 122) Mahmoed (2004 : 20) Iwan Triyuwono dan
Moh As’udi (2001 : 1) NPF
(Edward w, 1989)
(Friyanto, 2013) (A. Abas Salim
Capital Adpequacy Ratio
Lukman Dendawijaya (2009:121)
Rivai, Andria Permata Veithzal, Ferry N Idroes (2007:713)
Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono ( 2011:519 )
(Imam Wahyudi,2012) (Wangsawidjaja, 2013) Irfan Syauqi Beik (2007 : 24)
Gary C. Zimmerman, 2000) (Wedaningtyas, 2002).
(41)
29
(ROE), variabel FDR
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas dan variabel NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas.. 2. Riski
Agustiningr um ANALISIS PENGARUH CAR, NPL, DAN LDR TERHADAP PROFITABILIT AS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN Berdasarkan hasil analisis maka diketahui bahwa CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA). NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sebaliknya LDR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Variable CAR dan NPF sebagai variable yang mempengaruhi dan variable ROA sebgai yang di pengaruhi Tidak adanya variable LDR
3. Jurnal Akuntansi Percikan : Vol. 14 September 2009 Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Bank Mandiri Syariah dalam penelitian yang dilakukan oleh Mira Santika (2004 :81) Dalam Penelitian yang berjudul Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Bahwa "Tingkat Risiko Persamaan judul variabel independen yang digunakan penulis sama yaitu Tingkat Risiko pembiayaan dan variabel dependen yang digunakan penulis sama yaitu Dalam judul ini tidak terdapat variable pembiayaan murabahah
(42)
30 Pembiayaan murabahah Berpengaruh negatif terhadap tingkat Profitabilitas. Profitabilitas.
4. Jurnal Ekonomi Balance Fekon Unismuh Makassar 2007 Pengaruh Penyaluran Kredit terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank XYZ cabang pangkep
Tingkat keuntungan penyaluran kredit PT. Bank XYZ Cabang Pangkep mengalami peningkatan dari tahun 2003 hingga 2007. Rasio-rasio profitabilitas PT. Bank XYZ Cabang Pangkep cukup baik. Penyaluran kredit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Persamaan judul variabel dependen yang digunakan penulis sama yaitu Profitabilitas. Dalam judul ini tidak terdapat variable pembiayaan murabahah dan Tingkat risiko pembiayaan bermasalah
5. YANSEN KRISNA
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGAR UHI CAPITAL ADEQUACY RATIO
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa data ROI, LDR, dan NPL secara parsial signifikan terhadap CAR pada tingkat signifikansi kurang dari 5% (sebesar 3,6%; 0,01%; dan 0,01%). ROE, BOPO, dan NIM tidak signifikan mempengaruhi CAR dengan nilai signifikan sebesar 79,6%; Adanya variable CAR Tahundan Objek Penelitian
(43)
31
22,4%; dan 23,6%. 6. Eksa
Buanita Rosliana
Analisis pengaruh Non Performing Finane pembiayaan murabahah dan mudharabah terhadap profitabilitas dengan menggunakan pendekatan Return On Asset (roa) pada pt. Bank syariah mandiri Non Performing Finane pembiayaan murabahah dan mudharabah secara parsial memiliki hubungan yang negatif dengan profitabilitas dan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan profitabilitas. Sehingga Non Performing Finane pembiayaan murabahah dan mudharabah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Persamaan judul variabel independen yang digunakan penulis sama yaitu Tingkat Risiko pembiayaan dan variabel dependen yang digunakan penulis sama yaitu Profitabilitas Dalam judul ini terdapat variable NPF Mudharabah sedangan dalam judul penulis tidak
7. Dwi Fani Wicaksana Pengaruh pembiayaan mudharabah, musyarakan dan murabahah terhadap profitabilitas bank syariah mandiri Hasil analisis menunjukan bahwa secara parsial variable pembiayaan murabahah berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Secara simutaltan variable prmbiayaan murabahah berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas Persamaan judul variabel independen yang digunakan penulis sama yaitu Pembiayaan murabahah dan variabel dependen yang digunakan penulis sama yaitu Profitabilitas. Dalam judul ini tidak terdapat variable Tingkat risiko pembiayaan bermasalh (NPF)
8. Drs. R. Djoko Sampurno. Analisis Faktor faktor yang mempengaruhi Berdasarkan hasil secara hipotesis NPF Pembiayaan sebagai Tahun penelitian yang
(44)
32
MM PRofitabilitas Simultan Dapat ditarik
kesimpulan bahwa CAR, BOPO dan FDR secara bersama sama
Berpengaruh terhadap profitabilitas bank
variable yang mempengaruhi x1 dan x2 dan profitabilitas sebagai variable yang dipengaruhi
berbeda
2.4 Hipotesis
Berdasarkan uraian pembahasan permasalahan, teori, konsep, serta kerangka pemikiran yang sebelumnya disajikan, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :
Menurut Sekaran (2014:135) mengemukkan pengertian hipotesis adalah sebagai berikut :
“Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji”.
Menurut Sugiono (2014:96) mengemukakan pengertian hipotesis adalah sebagai beikut :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
(45)
33
Sedangkan menurut Umi Narimawati (2007:73) menjelaskan hipotetsis adalah sebagai beikut :
“Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan antara variabel yang akan diuji kebenarannya. Karena sifatnya dan dugaaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian yang dinyatakan”.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:
“Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Finane terhadap Profitabilitas”.
H1 = Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap Profitabilitas H2 = Non Performing Finane berpengaruh terhadap Profitabilitas.
(46)
86 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Capital Adequecy Ratio dan Non Performing Finance terhadap profitabilitas pada Bank umum syariah, maka pada bagian akhir dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sekaligus saran sebagai berikut.
1.1 Kesimpulan
1. Capital Adequecy Ratio memiliki hubungan yang signifikan terhadap profitabilitas lancar.
2. Non Performing Finance secara parsial memiliki hubungan yang negatif dengan profitabilitas dan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan profitabilitas. Sehingga Capital Adequecy Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
3. Capital Adequecy Ratio dan Non Performing Finance secara simultan memiliki hubungan yang sangat kuat dan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
1.2 Saran
Pada bagian akhir skirpsi ini, penulis bermaksud untuk mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya. Saran-saran yang diajukan sebagai berikut:
(47)
87
a) Pihak bank lebih selektif lagi dalam menilai calon debitur yang menerima Capital Adequecy Ratio
b) Meningkatkan SDM yang kompeten dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah sehingga kredit bermasalah (Non Performing Finance) dapat diminimalisasi. Monitoring secara rutin dilakukan terhadap para nasabah, agar dapat mempersempit celah terjadinya penyimpangan penggunaan pembiayaan.
(48)
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN NON PERFORMING
FINANCE TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH
(Survey Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012)
Feby Peryanto
Universitas Komputer Indonesia
ABSTRAK
Capital Adequacy Ratio mengalami penurunan namun Return on Assets naik. Sedangkan Non Performing Financing mengalami peningkatan namun Return on Assets naik juga hal ini dikarenakan adanya pembiayaan yang terhambat atau pembiayaan macet yang meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Financing terhadap Return on Assets.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan laporan keuangan tahunan berupa neraca dan laba rugi pada PT Bank Umum Syariah periode 2008-2012.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap Return on Assets. Non Performing Financing berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan negatif terhadap Return on Assets. Sedangkan, secara bersama-sama Financing to Deposits Ratio dan Non Performing Financing berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap Return on Assets.
Kata Kunci : Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Return on Assets
Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran serta sektor perbankan. Sudah bertahun-tahun ekonomi dunia didominasi oleh perbankan dengan sistem bunga, walaupun masih banyak negara yang mengalami
(49)
kemakmuran dengan sistem ini, akan tetapi masih banyak yang belum bisa mencapai kemakmuran, bahkan semakin terpuruk dengan sistem bunga (Sriyatun,2009).
Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari system perbankan nasional diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian suatu negara. Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam perekonomian adalah kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum, keadilan social - ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata, stabilitas nilai uang, mobilisasi dan investasi tabungan yang menjamin adanya pengembalian yang adil dan pelayanan yang efektif (Setiawan,2006)
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio rentabilitas/profitabilitas yang memberikan informasi seberapa efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah asetnya. Semakin besar Return on Asset menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar. (Siamat, 2005:23)
CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Menurut Rivai, Andria Permata Veithzal, CAR adalah sebagai salah satu indikator kemampuan bank dalam menutup penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank. Ferry N Idroes (2007:713)
Non Performing Financing (NPF) merupakan indikator pembiayaan bermasalah yang perlu diperhatikan karena sifatnya yang fluktuatif dan tidak pasti sehingga penting untuk diamati dengan perhatian khusus. NPF merupakan salah satu instrument penilaian kinerja sebuah bank syariah yang menjadi intrepretasi penilaian pada aktiva produktif khususnya dalam penilaian pembiayaan bermasalah. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah. (Mares Suci Ana Popita, 2013)
(50)
1.2Rumusan Masalah
1. Seberapa Besar Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Profitabilitas di Bank Umum Syariah?
2. Seberapa Besar Pengaruh Non Performing Finance terhadap Profitabilitas di Bank Umum Syariah?
3. Seberapa Besar Pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Finance terhadap Profitabilitas di Bank Umum Syariah?
1.3Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap profitabilitas bank umum syariah
2. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Finance terhadap profitabilitas bank umum syariah
3. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Finance terhadap profitabilitas bank umum syariah 1.4 Kegunaan Praktisi
Bagi perusahaan yang diteliti Bank Umum Syariah khususnya , penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan sumbangan pikiran serta saran-saran yang dapat membantu perusahaan/Bank Umum Syariah dalam menjalankan operasinya yang berprinsipkan syariah dalam rangka meningkatkan profitabilitas.
2. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Bank
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:121) Pengertian Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank
(51)
Menurut Rivai, Andria Permata Veithzal, Ferry N Idroes (2007:713) Pengertian Capital Adequacy Ratio salah satu indikator kemampuan bank dalam menutup penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank.
Menurut Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono ( 2011:519 ) Pengertian Capital Adequacy Ratio kecukupan modal yang menunjukan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.
Maka dari ke tiga definisi di atas dapat di artikan Capital Adequacy Ratio (car) adalah Rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko. Secara matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:
2.1.2 Pengertian Non Performing Finance
Risiko adalah kemungkinan penyimpangan antara pendapatan yang sesungguhnya dengan pendapatan yang diharapkan, dengan kata lain risiko adalah merupakan variabilitas dari tingkat pendapatan. Ini berarti tinggi rendahnya risiko akan mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan. (Agnes Sawir, 03:2004)
Menurut (Friyanto, 2013) mendefinisikan pengertian Risiko adalah suatu kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak di- inginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola semestinya Menurut (Rosliana, 2011) mendefinisikan pengertian Pengertian Non Performing Finane adalah suatu kredit yang pembayarannya dilakukan tersendat-sendat dan tidak mencukupi kewajiban minimum yang ditetapkan sampai dengan kredit yang sulit untuk memperoleh pelunasan atau bahkan tidak dapat ditagih lagi
Menurut Teguh Pudjo Mulyono, (2000:56), “Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan yang bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank.
(52)
2.1.3 Pengertian Profitabilitas
Menurut Agus Sartono (2001 : 122) mengungkapkan bahwa Profitbilitas Adalah Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri
Profitabilitas Menurut (Hendri Ma’ruf, 168:2005), Mengungkapkan bahwa Profitabilitas yaitu Tolak ukur laba. Laba di peroleh dengan menambahkan keuntungan pada harga pokok penjualan ( yaitu biaya - biaya yang berkaitan dengan harga barang, biaya pengiriman, biaya gedung, dan lain lain) dan biaya overhead (yaitu biaya biaya operasional tetap bulanan yang terpisah dari belanja merchandise).
Menurut Iwan Triyuwono dan Moh As’udi (2001 : 1) mengungkapkan Laba (income) merupakan suatu pos dasar dan penting dalam L/K yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, penentuan kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, pengambilan keputusan dan unsur prediksi kinerja perusahaan”.
Maka dari ke Empat definisi diatas dapat diartikan bahwa profitabilitas adalah tolak ukur laba. Laba yang diperoleh pada harga pokok penjualan (yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan barang, biaya pengiriman, biaya gedng dan lain-lain) dan biaya overhead ( yaitu biaya-biaya operasional tetap bulanan yang terpisah dari belanja merchandise)
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio Terhadap Profitabilitas
Modal Bank harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian sebagai akibat pergerakan aktiva bank sebagai financial intermediary, sedangkan pergerakan pasiva ke arah aktiva akan menimbulkan berbagai resiko, dan peningkatan peranan aktiva bank sebagai penghasil keuntungan harus dijaga. Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank
(53)
(Sinungan, 2000). CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko dengan kecukupan modal yang dimilikinya (Dendawijaya, 2003). Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Atau dengan kata lain, maka semakin tinggi kecukupan modalnya untuk menanggung risiko kredit macetnya, sehingga kinerja bank semakin baik, dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan yang berujung pada meningkatnya laba (ROA). Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.
Hasil penelitian mengenai pengaruh perubahan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian Werdaningtyas (2002); Mawardi (2005); Suyono (2005) dan Merkusiwati (2007) menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarifudin (2005) dan Merkusiwati (2007) yang menunjukkan hasil bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
2.2.2 Pengaruh Non Performing Ratio Terhadap Profitabilitas
NPF yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank (Kasmir, 2004). Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari Mawardi (2005) yang menyatakan bahwa rasio NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Irfan Syauqi Beik (2007 : 24) dalam bukunya Bank syariah dan sektor riil), menyatakan bahwa Semakin besar
(54)
risiko pembiayaan akan semakin besar pula tingkat keuntungan (kerugian) yang akan didapat. Fauzan Fahrul dan Darwanis (2009 serta Mira Santika (2004:81) menunjukan bahwa tingkat risiko pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap profitabilitas.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan uraian pembahasan permasalahan, teori, konsep, serta kerangka pemikiran yang sebelumnya disajikan, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :
Menurut Sekaran (2014:135) mengemukkan pengertian hipotesis adalah sebagai berikut :
“Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji”.
Menurut Sugiono (2014:96) mengemukakan pengertian hipotesis adalah sebagai beikut :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Sedangkan menurut Umi Narimawati (2007:73) menjelaskan hipotetsis adalah sebagai beikut :
“Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan antara variabel yang akan diuji kebenarannya. Karena sifatnya dan dugaaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian yang dinyatakan”.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.
(55)
3. Metodologi Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiono (2:2010) dalam buku metode penelitian dan bisnis menyatakan bahwa cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tetentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis. dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana menurut sugiono (2010:147) mengenai metode deskriptif ini diungkapkan bahwa statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
Sedangkan metode verifikatif menurut Wiratha (2006:132) Adalah Penelitian verifikatif (verifikasi) bertujuan menguji kebenaran (mengecek) suatu pengetahuan Selanjutnya mengenai pendekatan kuantitatif, Sugiyono (2010:8) juga mengemukakan bahwa metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Table 3.1
Operasional Variable Penelitian
Variable Konsep
Variable
Indikator Ukuran Skala
X1= Capital Adequacy Ratio
Menurut Lukman Dendawijaya
9: CAR
- modal bank - total
ATMR
CAR=� ��� �
� ��� ���� �100
(Masyud Ali, 2004)
(56)
(Capital Adequacy Ratio) adalah
rasio yang
memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva
bank yang
mengandung
unsur risiko
(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain)
yang ikut
dibiayai dari modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank .
X2 = Non
Performing Finance
Risiko pembiayaan adalah risiko dimana nasabah
atau debitur
tidak mampu
memenuhi kewajiban
- Kredit macet - Kerugi
an piutang tak tertagih
Muhammad, 2005
(57)
keuangannya sesuai kontrak atau
kesepakatan
yang telah
disepakati.
(Edward w,
1989)
Y =
Profitabilita s
Profitabilitas adalah Kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam
hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. (Agus Sartono (2001 : 122)
- Return On Asset
Muhammad,2005
Rasio
3.2 Sumber Data & Alat Ukur Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:137) menjelaskan data sekunder sebagai berikut:
`“Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
(58)
Sumber data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah berupa laporan annual report Bank Mandiri Syariah. Data ini merupakan data realisasi tahun anggaran 1999-2013 yang telah di olah dari pihak lain.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda, dengan bantuan program komputer Statistical Package for Social Science (SPSS) 15 for windows.
3.3 Metode Pengujian Data 3.3.1 Metode Penelitian
Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (2010:2).
3.3.2 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2012:206) menjelaskan analisis data kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab masalah
4. Pembahasan
4.1 Pengaruh CAR terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian menunjukan bahwa CAR memiliki hubungan dengan Profitabilitas sebesar 0.744 dengan arah positif. Dengan kata lain, semakin besar CAR maka semakin besar pula Profitabilitas . hasil penelitian ini member bukti empiris bahwa Bank Umum Syariah dengan CAR yang besar ada kecendrungan profitabilitasnyapun lebih besar,.CAR berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
Pada variable CAR ini di peroleh nilai thitung sebesar -0,902 dengan signifikan sebesar 0.417. maka dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas
(59)
Hasil penelitian menunjukan bahwa NPF memiliki hubungan dengan Profitabilitas sebesar -1.197 Dengan kata lain, semakin besar NPF maka semakin kecil p8ula Profitabilitas . hasil penelitian ini member bukti empiris bahwa Bank Umum Syariah dengan NPF yang besar ada kecendrungan profitabilitasnya pun lebih besar, NPF berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
NPF memberikan pengaruh sebesar 9%. Hal ini sesuai dengan Fenomena. Sedangkan sisanya 82% dipengaruhi oleh faktor lainnya
Pada variable CAR ini diperoleh nilai thitung sebesar, -1,197 dengan nilai ignifikan sebeasar 0.242, maka dapat disimpulkan bahwa NPF tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariahsehingga dapat disimpulkan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Pada variable CAR ini di peroleh nilai thitung sebesar -1,197 dengan signifikan sebesar 0.242. maka dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Capital Adequecy Ratio dan Non Performing Finance terhadap profitabilitas pada Bank umum syariah, maka pada bagian akhir dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sekaligus saran sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
1. Capital Adequecy Ratio memiliki hubungan yang signifikan terhadap profitabilitas lancar.
2. Non Performing Finance secara parsial memiliki hubungan yang negatif dengan profitabilitas dan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan profitabilitas. Sehingga Capital Adequecy Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
(60)
3. Capital Adequecy Ratio dan Non Performing Finance secara simultan memiliki hubungan yang sangat kuat dan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
5.2 Saran
Pada bagian akhir skirpsi ini, penulis bermaksud untuk mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya. Saran-saran yang diajukan sebagai berikut:
a) Pihak bank lebih selektif lagi dalam menilai calon debitur yang menerima Capital Adequecy Ratio
b) Meningkatkan SDM yang kompeten dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah sehingga kredit bermasalah (Non Performing Finance) dapat diminimalisasi. Monitoring secara rutin dilakukan terhadap para nasabah, agar dapat mempersempit celah terjadinya penyimpangan penggunaan pembiayaan.
(1)
3. Metodologi Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiono (2:2010) dalam buku metode penelitian dan bisnis menyatakan bahwa cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tetentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis. dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana menurut sugiono (2010:147) mengenai metode deskriptif ini diungkapkan bahwa statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
Sedangkan metode verifikatif menurut Wiratha (2006:132) Adalah Penelitian verifikatif (verifikasi) bertujuan menguji kebenaran (mengecek) suatu pengetahuan Selanjutnya mengenai pendekatan kuantitatif, Sugiyono (2010:8) juga mengemukakan bahwa metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Table 3.1
Operasional Variable Penelitian Variable Konsep
Variable
Indikator Ukuran Skala
X1= Capital Adequacy Ratio
Menurut Lukman Dendawijaya
9: CAR
-modal bank -total
ATMR
CAR=� ��� �
� ��� ���� �100
(Masyud Ali, 2004)
(2)
(Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva
bank yang mengandung unsur risiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank . X2 = Non
Performing Finance
Risiko pembiayaan adalah risiko dimana nasabah atau debitur tidak mampu memenuhi kewajiban
- Kredit macet - Kerugi
an piutang tak tertagih
Muhammad, 2005
(3)
keuangannya sesuai kontrak atau
kesepakatan yang telah disepakati.
(Edward w, 1989)
Y =
Profitabilita s
Profitabilitas adalah Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. (Agus Sartono (2001 : 122)
- Return
On Asset
Muhammad,2005
Rasio
3.2 Sumber Data & Alat Ukur Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:137) menjelaskan data sekunder sebagai berikut:
`“Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
(4)
Sumber data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah berupa laporan annual report Bank Mandiri Syariah. Data ini merupakan data realisasi tahun anggaran 1999-2013 yang telah di olah dari pihak lain.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda, dengan bantuan program komputer Statistical
Package for Social Science (SPSS) 15 for windows.
3.3 Metode Pengujian Data 3.3.1 Metode Penelitian
Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (2010:2).
3.3.2 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2012:206) menjelaskan analisis data kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab masalah
4. Pembahasan
4.1 Pengaruh CAR terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian menunjukan bahwa CAR memiliki hubungan dengan Profitabilitas sebesar 0.744 dengan arah positif. Dengan kata lain, semakin besar CAR maka semakin besar pula Profitabilitas . hasil penelitian ini member bukti empiris bahwa Bank Umum Syariah dengan CAR yang besar ada kecendrungan profitabilitasnyapun lebih besar,.CAR berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
Pada variable CAR ini di peroleh nilai thitung sebesar -0,902 dengan signifikan sebesar 0.417. maka dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas
(5)
Hasil penelitian menunjukan bahwa NPF memiliki hubungan dengan Profitabilitas sebesar -1.197 Dengan kata lain, semakin besar NPF maka semakin kecil p8ula Profitabilitas . hasil penelitian ini member bukti empiris bahwa Bank Umum Syariah dengan NPF yang besar ada kecendrungan profitabilitasnya pun lebih besar, NPF berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
NPF memberikan pengaruh sebesar 9%. Hal ini sesuai dengan Fenomena. Sedangkan sisanya 82% dipengaruhi oleh faktor lainnya
Pada variable CAR ini diperoleh nilai thitung sebesar, -1,197 dengan nilai ignifikan sebeasar 0.242, maka dapat disimpulkan bahwa NPF tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariahsehingga dapat disimpulkan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Pada variable CAR ini di peroleh nilai thitung sebesar -1,197 dengan signifikan sebesar 0.242. maka dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Capital Adequecy
Ratio dan Non Performing Finance terhadap profitabilitas pada Bank umum
syariah, maka pada bagian akhir dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sekaligus saran sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
1. Capital Adequecy Ratio memiliki hubungan yang signifikan terhadap
profitabilitas lancar.
2. Non Performing Finance secara parsial memiliki hubungan yang
negatif dengan profitabilitas dan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan profitabilitas. Sehingga Capital Adequecy Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
(6)
3. Capital Adequecy Ratio dan Non Performing Finance secara simultan memiliki hubungan yang sangat kuat dan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
5.2 Saran
Pada bagian akhir skirpsi ini, penulis bermaksud untuk mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya. Saran-saran yang diajukan sebagai berikut:
a) Pihak bank lebih selektif lagi dalam menilai calon debitur yang menerima Capital Adequecy Ratio
b) Meningkatkan SDM yang kompeten dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah sehingga kredit bermasalah (Non Performing Finance) dapat diminimalisasi. Monitoring secara rutin dilakukan terhadap para nasabah, agar dapat mempersempit celah terjadinya penyimpangan penggunaan pembiayaan.